Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. Jakarta, 9 Mei 2016

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. Jakarta, 9 Mei 2016"— Transcript presentasi:

1 Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. Jakarta, 9 Mei 2016
Model Bisnis Over The Top (OTT) dan Kebutuhan Kebijakan untuk Penguatan OTT Lokal ----- Meeting Notes (5/4/16 21:18) ----- Outline Definisi OTT Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. Jakarta, 9 Mei 2016

2 Outline Layanan Over The Top OTT
Model Bisnis OTT dan dampak bagi Operator Benchmark Strategi Operator terhadap OTT Usulan Strategi Indonesia terhadap OTT

3 Definisi OTT “Layanan online yang dapat men-substitusi bisnis layanan dasar telekomunikasi maupun TIK” Contoh: OTT whatsapp, Line, Kakao Talk yang mensubstitusi layanan dasar telekomunikasi SMS dan teleponi OTT Netflix, Youtube yang mensubstitusi layanan dasar penyiaran televisi maupun radio Bagaimana layanan lain seperti games yang tidak menggantikan layanan tradisional? - Layanan online digital Sumber : European Parliament, 2015 Sumber : Gartner, 2013

4 Tren Perkembangan OTT OTT berkembang pesat dengan berbagai jenis segmentasi layanan dan pengguna, OTT yang paling ”mengganggu” bisnis TIK secara global adalah OTT yang menawarkan layanan yang sama dengan layanan tradisional, contohnya adalah OTT messaging, dan OTT Penyiaran (Audio Visual) 1 2 3 Sumber: ottsource.com/ott-blog Analysys mason, 2014 IHS, 2014

5 Penetrasi OTT messaging di Berbagai Negara
OTT hampir menggantikan layanan dasar, terutama OTT messaging yang dipergunakan oleh mayoritas pengguna di setiap negara di dunia Contohnya : di spanyol, 97% dari pengguna telekomunikasi aktif menggunakan Whatsapp, dan 13% menggunakan facebook messenger Sumber : Onavo Insights

6 Model Bisnis OTT Kunci keberhasilan OTT dalam memenangkan pasar layanan tradisional adalah pada jalur distribusi OTT yang memanfaatkan platform distribusi diatas jaringan operator (any network), serta dapat dipergunakan pada berbagai perangkat (any device) Layanan telepon (orange) didistribusikan melalui infrastruktur inti operator orange (sentral, platform server) dan melalui jaringan akses operator orange  model tradisional Layanan skype didistribusikan melalui infrastruktur inti operator orange dan didistribusikan melalui website skype.com, Appstore, dan aplikasinya dapat dipergunakan baik di laptop, TV, maupun smartphone Layanan whatsapp didistribusikan melalui website whatsapp, Appstore, dan aplikasinya dapat dipergunakan baik di laptop dan smartphone Layanan imessage dan facetime apple didistribusikan melalui infrastruktur inti operator orange dan didistribusikan melalui Apple store bahkan menjadi embedded app untuk perangkat apple, dan aplikasinya dapat dipergunakan baik di smartphone Sumber : TNO, 2015

7 Dampak OTT bagi Bisnis Telekomunikasi (Market Disruption)
Memakan kapasitas infrastruktur Perubahan loyalitas pengguna Menggantikan layanan dasar telekomunikasi Kapasitas jaringan (seluler maupun fixed) mayoritas dipergunakan untuk konsumsi layanan OTT Penyelenggara telekomunikasi menjadi “Dump Pipe” Pelanggan melakukan “churn” ke operator lain untuk mendapatkan promo layanan (mis. Internet lebih murah), namun tetap menggunakan OTT yang sama (youtube, whatsapp, facebook) Kompetisi yang terjadi antar operator untuk menurunkan harga tidak berdampak kepada industri OTT yang semakin meningkat Layanan telepon, SMS, Televisi konvensional sudah mulai ditinggalkan, pengguna cenderung beralih ke OTT dengan fitur yang sama bahkan lebih interaktif Terjadi tren penurunan porsi pendapatan dari layanan dasar, dan peningkatan porsi pendapatan dari layanan data

8 Berbagai Strategi Operator dalam Menghadapi OTT (1)
Blocking OTT Blocking advertising pada web Aggressive (Orange UK dan Prancis, M1 Singapore, AT&T & Verizon USA) Membuat OTT sendiri Dorongan untuk menumbuhkan OTT lokal Competitive (Telefonica, Orange, T-mobile, operator di spanyol, jerman) Optimasi kapasitas jaringan (pembatasan kuota) Pembatasan bandwidth kepada OTT tertentu Reactive (KT, SK Telecom, LG U+ Korea Selatan) Menawarkan tariff khusus untuk OTT tertentu (misal skype premium) Memunculkan iklan pada saat memasuki tampilan OTT  Pernah dilakukan oleh operator telekomunikasi di Indonesia, namun mendapatkan tentangan dari OTT Opportunistic (Nordic Telia sonera, EE di UK) Bundling konten dengan tarif tertentu Revenue share Operator sedang mengupayakan PKS dengan OTT, namun jumlah OTT sangat besar sehingga kurang efisien untuk kebijakan nasional Collaborative (Verizon, Telenor, Vodafone, NTT Docomo, AT&T, T-mobile jerman, KPN Belanda) Competitive  perlu dilakukan dengan cara mendorong tumbuhnya konten lokal Opportunistik  pernah dilakukan operator dengan menampilkan laman iklan sebelum memasuki website tertentu Kolaborative  sedang dilakukan oleh operator dengan membuat PKS antar operator dengan OTT, namun tidak dapat dilakukan secara efisien karena jumlah OTT yang sangat besar Sumber : Gartner, 2013

9 Berbagai Strategi Operator dalam Menghadapi OTT (2)
Langkah kolaboratif dengan partnership telah dilakukan oleh beberapa operator kepada OTT di EMEA (Europe, Middle East, and Afrika), Asia Pacific, serta Amerika Sumber : Onlinemediatrends.com

10 Tantangan Kebijakan Nasional untuk Bisnis OTT di Indonesia
Menumbuhkan konten lokal Pemberdayaan masyarakat kreatif Indonesia melalui inkubasi pengembangan OTT lokal (capacity building) Menyediakan jalur distribusi antara produsen OTT kepada pengguna akhir Meningkatkan daya saing OTT lokal terhadap OTT asing Kolaborasi operator-OTT yang efektif dan efisien Kerjasama bilateral operator-OTT perlu dirubah menjadi kerjasama yang tersentralisasi (Hubbed-partnership) Revenue flow 2 arah dan transparan Tanggung jawab Pengawasan konten Peran BUMN sebagai Centre of Excellence dengan dukungan dari Pemerintah

11 Langkah Strategis Kebijakan OTT di Indonesia
Keberhasilan pengembangan OTT di Indonesia sangat bergantung kepada langkah kolaboratif stakeholder di Indonesia, yakni Academy, Business, Government, Community dan Media. Pentahelix Business Academy Government Community Media BUMN sebagai Centre of excellence Menyediakan inkubator pengembangan OTT bagi komunitas Kolaborasi dengan universitas Penyelenggaraan Infrastruktur hub Menjadi jalur distribusi OTT nasional Sosialisasi (Penyebaran Informasi) Sarana edukasi berbasis media (cetak, audio visual, online) Universitas dan lembaga penelitian sebagai pusat riset (hulu OTT) Menjaring komunitas untuk pengembangan SDM untuk OTT Asosiasi masyarakat kreatif melakukan sosialisasi OTT ke masyarakat luas Menggunakan OTT lokal untuk program kerja OTT pariwisata OTT perdagangan Pemerintah sebagai koordinator OTT untuk pemerintahan pusat dan daerah Dukungan kebijakan dan regulasi

12 Terima kasih…


Download ppt "Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. Jakarta, 9 Mei 2016"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google