Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehGlenna Salim Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
curiculum vitae Nama : dr. Widhi Usansi, Sp. P
Tempat/tgl Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1961 Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Menikah Pendidikan Terakhir : Spesialis Paru FK Universitas Brawijaya Malang Alamat : Jl. Bekasi Timur IV/E.23 Rt : 006 / 08. Cipinang Besar Utara – Jatinegara Jakarta Timur No Telepon :
2
TERAPI KOMBINASI PADA ASMA SAAT INI
Dr Widhi Usansi, Sp.P
3
Definisi Asma Asma adalah penyakit heterogen, biasanya disertai
dengan inflamasi kronis pada saluran pernapasan. Asma ditandai dengan adanya gejala seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang bervariasi sepanjang hari dan intensitas disertai adanya keterbatasan aliran udara yang bersifat reversibel
4
Diagnosis Asma Riwayat dan Pola gejala Pengukuran fungsi paru
- Spirometri - Peak expiratory flow / Arus Puncak Ekspirasi Pengukuran respons saluran napas Pengukuran status alergi untuk mengindentifikasi faktor risiko Langkah tambahan mungkin diperlukan untuk mendiagnosis asma pada anak usia 5 tahun ke bawah dan orang tua
5
Faktor yang menyebabkan eksaserbasi pada Asma
Alergen Infeksi saluran pernapasan Aktivitas dan hiperventilasi Perubahan cuaca Sulfur dioksida Makanan, zat aditif, obat-obatan
6
Obat Pengontrol / Controller
Pilihan pengobatan Obat Pengontrol / Controller Inhaled glucocorticosteroids (ICS) Leukotriene modifiers Long-acting inhaled β2-agonists (LABA) yang dikombinasikan dengan inhaled glucocorticosteroids (ICS) → LABA + ICS = LABACs Systemic glucocorticosteroids Theophylline Cromones Anti-IgE 6
7
Mengapa penggunaan obat -obatan bronkodilator tidak cukup untuk mengobati asma?
Dengan Bronkodilator Bronkodilatasi Lumen melebar X Inflamasi tetap X Edema tetap X Kerusakan sel epitel tetap X Hipertrofi kelenjar & hipersekresi mukus tetap X Penebalan membran dasar tetap “… Penggunaan obat ß2-agonis saja tidak cukup mengontrol asma dan bahkan dapat membuat asma lebih buruk “ P. J. Barnes at. al. Clin. And Experimental Allergy. 1995, Vol 25,
8
Pemberian anti inflamasi akan memperbaiki kondisi asma pasien
Saluran Nafas Penderita Asma Bronkospasme Lumen menyempit Inflamasi Edema Kerusakan sel epitel Hipertrofi kelenjar & hipersekresi mukus Penebalan membran dasar Dengan Anti Inflamasi (Terapi Pencegahan) Lumen lebih melebar Inflamasi berkurang Edema berkurang Sel epitel membaik Hipertrofi kelenjar & hipersekresi berkurang Membran dasar membaik
9
Pilihan pengobatan Obat Pelega / Reliever
1. Inhalasi β2-agonis kerja singkat Short-acting (SABA) dan Long-acting (LABA) dg onset yang cepat 2. Systemic glucocorticosteroids 3. Antikolinergik 4. Teofilin 5. Short-acting oral β2-agonists
10
Jenis Obat Golongan Nama Generik Kemasan Obat Pelega Bronkodilator Agonis beta-2 kerja singkat Salbutamol Terbutalin Prokaterol Fenoterol Oral, IDT, rotacap, rotadisk, Solutio Oral, IDT, Turbuhaler, solutio, Ampul (injeksi) IDT IDT, Solutio Antikolinergik Ipratropium bromide Metilsantin Teofilin Aminofilin Teofilin lepas lambat Oral Oral, Injeksi Agonis beta-2 kerja lama FORMOTEROL Turbuhaler Kortikosteroid sistemik Metilprednisolon Prednison
11
As-needed reliever medication
Inhalasi β2-agonist kerja cepat adalah PELEGA atau RELIEVER yang di REKOMENDASIKAN untuk mengobati gejala serta eksaserbasi pada asma 11
12
Dosis Terapi Budesonide/Formoterol untuk PELEGA
Maksimal 6 hisapan per 1 kali kejadian sesak napas Dosis Terapi Budesonide/Formoterol untuk PENGONTROL 1 Hisapan dua kali sehari Atau 2 Hisapan dua kali sehari Maksimal dosis penggunaan Budesonide/Formoterol dalam 1 hari sebagai pelega dan pengontrol adalah 8 – 12 hisapan 12
13
Rekomendasi “Penggunaan kombinasi long-acting β2-agonis kerja cepat (formoterol) dan inhalasi glucocorticosteroid (budesonide) dalam satu inhaler sebagai PENGONTROL dan PELEGA efektif dalam mempertahankan tingkat kontrol asma yang tinggi dan mengurangi eksaserbasi
14
Kunci keberhasilan kontrol asma adalah mengobati inflamasi sesegera mungkin ketika gejala muncul
Eksaserbasi Kontrol Asma Gejala Asma Inflamasi Otot polos Kunci mengontrol gejala adalah dengan meningkatkan terapi anti-inflamasi untuk menghindari eksaserbasi Bronkokonstriksi 14
15
Tingkat Kontrol Asma (Menilai tingkat kontrol asma)
16
Stepwise management - pharmacotherapy
Refer for add-on treatment e.g. anti-lgE PREFERRED CONTROLLER CHOICE STEP 2 Med/high ICS/LABA Med/high ICS/LABA Low dose ICS/LABA* Low dose ICS Low dose ICS/LABA* Low dose ICS Other controller options Consider low dose ICS Leukotrine receptor antagonists (LTRA) Low dose theophylline* Med/high dose ICS Low dose ICS+LTRA (or + theoph*) High dose ICS+LTRA (or + theoph*) Add low dose OCS Leukotrine receptor antagonists (LTRA) Low dose theophylline* Med/high dose ICS Low dose ICS+LTRA (or + theoph*) High dose ICS+LTRA (or + theoph*) Consider low dose ICS As-needed SABA or low dose ICS/formoterol** RELIEVER As-needed short-acting beta2-agonist (SABA) As-needed SABA or low dose ICS/formoterol** As-needed short-acting beta2-agonist (SABA) ICS : inhaled corticosteroid LABA : long acting beta 2 agonist * Untuk anak-anak 6-11 tahun, teofilin tidak dianjurkan, dan pilihan pada Step 3 adalah ICS dosis sedang ** Untuk pasien yang diresepkan Beclometasone Dipropionate / formoterol atau Budesonide / formoterol untuk digunakan sebagai terapi pengontrol dan pelega PREFERRED CONTROLLER CHOICE Other controller options ICS : inhaled corticosteroid LABA : long acting beta 2 agonist RELIEVER
17
Budesonide/Formoterol
Kenapa Budesonide/Formoterol dapat digunakan sebagai PELEGA ?
18
Budesonide & Formoterol bekerja secepat dan seefektif SABA dalam menimbulkan efek bronkodilatasi
Baseline FEV1 43% predicted SABA : short acting beta 2 agonist NS : non significant
19
Pentingnya menggunakan pelega yang mengandung kortikosteroid
20
Budesonide/Formoterol meningkatkan kontrol asma pada waktu yang tepat, segera saat gejala muncul
21
As needed Budesonide/Formoterol memperpanjang waktu hingga terjadinya eksaserbasi berat pertama dibandingkan dengan as needed SABA
22
dosis Budesonide/Formoterol
Rekomendasi dosis Budesonide/Formoterol sebagai PELEGA
23
Dosis Budesonide/Formoterol 160/4.5 mcg/inhalasi untuk PELEGA
Dosis Dewasa (≥12 tahun) Gunakan 1 hisapan ketika gejala muncul. Jika gejala menetap setelah beberapa menit tambahkan jumlah hisapan. Dosismaksimal 6 hisapan per 1 kali kejadian sesak napas Maksimal dosis Budesonide/Formoterol dalam 1 hari sebagai PELEGA dan PENGONTROL adalah 8 – 12 hisapan
24
Dosis Budesonide/Formoterol 80/4.5 mcg/inhalasi untuk PELEGA
Dosis Anak (≥6 tahun) Gunakan 1 hisapan ketika gejala muncul. Jika gejala menetap setelah beberapa menit tambahkan jumlah hisapan. Dosis maksimal 4 hisapan per 1 kali kejadian sesak napas Maksimal dosis Budesonide/Formoterol dalam 1 hari sebagai PELEGA dan PENGONTROL adalah 4 – 8 hisapan
25
Budesonide/Formoterol secara signifikan mengurangi kejadian eksaserbasi berat dibandingkan HIGH DOSE ICS + SABA
26
Kesimpulan Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran napas
Formoterol didalam kombinasi Budesonide/Formoterol merupakan LABA rapid acting yang dapat digunakan sebagai PELEGA seperti halnya Salbutamol Penggunaan Budesonide/Formoterol sebagai PELEGA saat munculnya gejala akan mencegah dan mengurangi tingkat keparahan eksaserbasi 26
27
Kesimpulan Kunci mengontrol asma adalah : pemberian ICS sedini mungkin ketika gejala muncul. Budesonide/Formoterol sebagai PENGONTROL & PELEGA Mengontrol gejala asma dan mengobati inflamasi dalam setiap inhalasinya Mengurangi eksaserbasi & mengurangi dosis kortikosteroid Sederhana cukup menggunakan SATU inhaler saja untuk terapi PENGONTROL & PELEGA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.