Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
2
DM merupakan penyakit multisistem kronik yang berhubungan dengan abnormalitas produksi insulin, gangguan pemanfaatan insulin atau keduanya. Kontrol glikemik dapat menurunkan komplikasi DM. Pengobatan hipertensi dan hiperlipidemia penting untuk mencegah komplikasi diabetes
3
Klasifikasi DM DM tipe 1 Kerusakan sel beta pankreas menyebabkan defisiensi insulin DM tipe 2 Resistensi insulin dengan defisiensi insulin atau penurunan sekresi insulin disertai resistensi insulin DM gestasional Intoleransi karbohidrat yang dialami selama kehamilan Bayi dari ibu GDM berisiko mengalami kematian, cacat kongenital atau makrosomia Anak dari ibu GDM berisiko obesitas dan gangguan toleransi glukosa pada remaja Diagnosis Glukosa plasma : puasa 92 mg/dL (5.1 mmol/L) ; 1 jam: 180 mg/dL (10.0 mmol/L) ; 2 jam: 153 mg/dL (8.5 mmol/L)
4
DM tipe lain Kelainan genetik fungsi sel beta Kelainan genetik dalam pemanfaatan insulin Penyakit eksokrin pankreas : pankreatitis, trauma, neoplasia Endokrinopati : akromegali, hipertiroid Pengaruh obat-obatan Infeksi; dll
5
Etiologi dan faktor risiko
DM tipe 1 : gangguan autoimmun akibat kerusakan sel beta pankreas Etiologi : infeksi virus Umur umumnya dibawah 30 tahun
6
DM tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin di hepar dan otot skeletal, peningkatan produksi glukosa di hepar, produksi asam lemak bebas berlebihan oleh sel lemak dan defisiensi insulin relatif. Sekresi insulin berkurang dengan kegagalan bertahap dari sel beta Penurunan kadar glukosa darah dapat dicapai dengan perubahan intake makanan dan pola aktivitas fisik. Obat oral/injeksi insulin pada akhirnya diperlukan.
8
Patogenesis DM tipe 2
9
Patofisiologi DM.pdf
10
Komplikasi Akut Diabetic ketoacidosis.
Hiperglycemia-hyperosmolar-nonketotic syndrome (HHNS) Hipoglikemia
11
Komplikasi Kronik Makrovascular : Mikrovascular :
Cardiovascular disease Serebrovascular disease Mikrovascular : Nefropathy Neuropathy Retinopathy
12
Komplikasi vaskular terjadi akibat :
Hiperglikemik kronik menyebabkan perubahan struktural irreversibel penipisan membran dan kerusakan organ Toksisitas glukosa secara langsung mempengaruhi fungsi sel Iskemik kronik pada cabang mikrosirkulasi menyebabkan hipoksia jaringan dan mikroiskemia
13
Treatment Terapi penurun glukosa (OHO)
Cara terbaik untuk mengobati DM tipe 2 yaitu mencegah komplikasi jangka panjang hiperglikemia, hipertensi dan dislipidemia. Treatment berfokus pada menemukan metode paling efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah termasuk modifikasi gaya hidup, terapi oral/insulin atau kombinasi.
15
lifestyle changes Terapi nutrisi bertujuan untuk Aktivitas fisik
mempertahankan BB, mengontrol glukosa, TD dan lipid Mencegah atau menghambat komplikasi Aktivitas fisik ≥150 menit/minggu aktivitas aerobik sedang , dengan pengaturan ≥3 hari/minggu dan tidak lebih 2 hari tanpa aktivitas.
16
Pengkajian Riwayat Kesehatan Tanyakan tentang factor risiko dan gejala yang berhubungan dengan diabetes : Usia Pada perempuan tanyakan apakah ada riwayat DM gestasional atau intoleransi glukosa selama hamil. Pengkajian BB dan perubahan berat badan fatigue, polyuria dan polidipsi. Tanyakan pada pasien tentang riwayat infeksi mayor atau minor, trauma kecil pada kulit yang mengalami infeksi atau lambat sembuh. Tanyakan apakah ada riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang mengalami diabetes dan pastikan apakah menggunakan insulin atau kontrol penyakit dengan diet, exercise atau obat hipoglikemik oral.
17
Pengkajian Laboratorium
Pemeriksaan darah, glukosa darah puasa, test toleransi glukosa oral dan glycosylated hemoglobin assay, glycosylated serum protein dan albumin.
18
Glukosa puasa ≥126 mg/dl (7.0 mmol/L).
Kriteria Diagnosis Diabetes Glukosa puasa ≥126 mg/dl (7.0 mmol/L). Puasa : tidak ada intake kalori minimal 8 jam ATAU Glukosa darah 2 jam setelah makan ≥200 mg/dl (11.1 mmol/L) test toleransi glukosa oral A1C ≥6.5% (48 mmol/mol). Pemeriksaan harus dilakukan dengan metode yang terstandar Pasien dengan gejala hiperglikemia atau krisis hiperglikemia, dengan pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl (11.1 mmol/L)
19
Pemeriksaan glukosa urine.
Pemeriksaan Urine Pemeriksaan Ketonuria. Keton merupakan sampah metabolic lemak. Adanya keton dalam urine mengindikasikan ketoasidosis. Pemeriksaan ketonuria dilakukan selama fase akut atau stress ketika glukosa darah >300 mg/dl, selama kehamilan atau ketika ada gejala ketoasidosis. Pemeriksaan Fungsi Renal. Adanya protein tanpa gejala renal mengindikasikan perubahan mikrovaskular di ginjal. Ekskresi albumin urine 30 – 300 mg/jam mengindikasikan mikroalbuminuria. Jika terdapat gejala proteinuria perlu pemeriksaan GFR dan creatinine clearance test. Pasien yang mengalami nefropati mengalami peningkatan serum kreatinin berhubungan dengan kontrol glukosa darah yang jelek dan hipertensi. Pemeriksaan glukosa urine.
20
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien : Risiko cedera Risiko pelambatan pemulihan pasca bedah Nyeri kronik Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Risiko kekurangan volume cairan Faktor risiko : kehilangan cairan melalui rute normal Risiko gangguan fungsi kardiovaskular Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan jantung Ketidakefektifan [risiko] perfusi jaringan perifer
21
Planning dan Implementasi
NOC NIC Keseimbangan cairan Manajemen cairan/elektrolit Kadar glukosa darah Diabetes-self management Manajemen hyperglikemia Endurance Manajemen energi Pengetahuan : manajemen diabetes Pengajaran : proses penyakit Pengajaran : diet Pengajaran : aktivitas ?? Tugas :Masing-masing mahasiswa membuat 1 diagnosis keperawatan pada kasus DM (lihat NANDA), tentukan tujuan (NOC beserta indikator) dan Intervensi (NIC dan aktivitas).
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.