Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FENOMENA KEBAKARAN Api kebakaran.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FENOMENA KEBAKARAN Api kebakaran."— Transcript presentasi:

1 FENOMENA KEBAKARAN Api kebakaran

2 NYALA API CAHAYA, PANAS, ASAP, GAS

3 BESARAN ANGKA-ANGKA TSB. HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN
Triangle of Fire HEAT OUT PUT SEGITIGA API (FUEL-OXYGEN-HEAT) DIHUBUNGKAN OLEH BESARAN ANGKA -ANGKA FIRE VAPOR OXYGEN HEAT ? FLAMMABLE RANGE ? ? FEEDBACK FUEL ? FLASH POINT FIRE POINT AUTO IGNITION TEMPERATURE SOURCE ENERGY BESARAN ANGKA-ANGKA TSB. HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN

4 Properties of Flammable Liquids
Flash points Density Flammable Range Lower Explosive Limit Upper Explosive Limit

5 PANAS Cx Hx CO2 H2 O Rantai reaksi O2 O2 4. Reaksi berantai
Dalam siklus nyala api adalah reaksi kimia oksidasi eksotermal secara berantai PANAS CO2 H2 O 3. Fire Point Reaksi nyala akan kontinyu apabila ada siklus panas yang sanggup menghasilkan uap terus menerus. Rantai reaksi VAPORIZATION 2. Flammable range. Kadar uap bahan bakar di udara harus dalam campuran yang seimbang. O2 O2 1. Vaporization. Diperlukan energi awal untuk merubah bahan bakar kedalam bentuk uap. Suhu yang dibutuhkan disebut flash point FUEL Cx Hx SOURCE ENERGY

6 CURVE VAPOR EXPLOSIVE LIMITS
IN AIR % BY VOLUME VAPOR % UPPER EXPLOSIVE LIMIT ( % ) LOWER EXPLOSIVE EXPLOSIVE LIMIT ( % ) RANGE O 100 % 21% 0 % 2 78 % 100 % N 2

7 Petrol 0% Percentage by volume Too Rich 7.6% UEL Flammable Range 1.4%
LEL Too Lean Petrol

8 LEL (%) UEL (%)

9 Rantai reaksi pembakaran Ethane ( C2 H6)
2 || + H2 O + HO* CH2 + | CH3 | + Heat CH3 | CH2* + H* CH3 | CH2 OO* CH3 | HO* CHO + O2 + O2 + H2 +O2 C H HO* + O* H2O + H* HO* + O* +O2 + H2 HO* + H* HO* + O* +O2 HO* + O* *) Free Radicals

10 Nyala api yang tampak adalah zat yang sedang berpijar dalam proses
- reaksi kimia - oksidasi - eksothermal

11 Tetra hedron of Fire OXYGEN FUEL Free radicals reaction HEAT
OH* + OH* --> H2O + O* + Panas (Exothermal)

12 Fully development fires
Phenomena kebakaran Flashover INTENSITAS menit STEDY Fully development fires ( o C) GROWTH Initiation DECAY Source Energy TIME

13 KONDUKSI KONVEKSI RADIASI KONDUKSI KONDUKSI

14 Flashover FLAS OVER - SAAT TERJADI PENYALAAN SERENTAK
YANG MELIBATKAN SELURUH BENDA YANG ADA DI DALAM RUANGAN, DITANDAI DENGAN PECAHNYA KACA-KACA

15 BACK DRAFT Udara KEBAKARAN DALAM RUANG TERTUTUP KEHABISAN OKSIGEN
BILA ADA KESEMPATAN UDARA MASUK AKAN TERJADI LEDAKAN Udara

16 DOMINO KEBAKARAN

17 FIRE SAFETY MANAGEMENT
FIRE PREVENTION PRE FIRE CONTROL IN CASE FIRE CONTROL POST FIRE CONTROL FIRE SAFETY MANAGEMENT

18 PRE FIRE CONTROL Identifikasi potensi bahaya kebakaran
Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran (Fire risk Assesment) Identifikasi skenario (Fire model) Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif) Perencanaan tanggap darurat (Fire Emergency Plan) Pembentukan organisasi Pelatihan/Sertifikasi

19 Fire Emergency Response
IN CASE FIRE CONTROL Fire Emergency Response Deteksi Alarm Padamkan-Lokalisir Evakuasi Rescue & P3K Amankan

20 POST FIRE CONTROL INVESTIGASI ANALISIS  REKOMENDASI  REHABILITASI

21 KASUS KEBAKARAN Puslabfor Mabes Polri 1990-2001
80% kasus ditempat kerja 20% kasus bukan tempat kerja : 1121 kasus 76,1 % terjadi di tempat kerja 23,9 % bukan tempat kerja 20% kasus habis total

22 DATA PENYEBAB KEBAKARAN
Data Mabes Polri Api terbuka : 415 (37,19 %) Listrik : (26,6 %) Pembakaran : 80 (7,17 %) Peralatan panas : 35 (3,14 %) Mekanik : 24 (2,15 %) Kimia : 15 (1,34 %) Proses biologi : 5 (0,45 % ) Alam : 2 (0,18 %) Tidak dpt ditentukan : 50 (4.48 %) TKP rusak : 168 (15.05 %) Lain lain : 25 (0,24 %)

23 The Potential Effect of Fire on People and Property
Fire Hazard The Potential Effect of Fire on People and Property Smoke Temperature Carbon Monoxide Carbon Dioxide Perilaku Panik Oxygen

24 Fire Risk Outcome Effect of Fire on People, Property and Environment
Rate of heat release Flame spread Smoke obscuration Toxicity Ignitibility by heat transfer Effect of Fire on People, Property and Environment Fire Hazartd volume Flammability & Quantity Materials Frequency

25          Ringan Sedang Berat KLASIFIKASI HUNIAN
(TINGKAT ANCAMAN BAHAYA KEBAKARAN) Level of risk Ringan Sedang Berat          Peruntukan/kegiatan Konstruksi & material Tinggi bangunan . Penghuni

26 Problema K3 Gedung Tinggi
- Padat teknologi (ME) - Banyak penghuni Gempa bumi Kebakaran

27 TIDAK MAMPU MENJANGKAU KETINGGIAN
PROBLEMA K3 PADA GEDUNG TINGGI Karakteristik penghuni (jumlah orang, kesadaran, kondisi fisik, kedisiplinan, dll) Kompleksitas peralatan yang ada pada umumnya tersentral (listrik, air, tata udara, tranportasi /lift, komunikasi, gas, dll) Kondisi darurat (bencana gempa bumi, kebakaran) Kemungkinan terjangkit penyakit menular (virus) . TIDAK MAMPU MENJANGKAU KETINGGIAN

28 Masalah / kendala - sarana proteksi kebakaran
- personel (intern perusahaan) - Access bantuan darurat - sistem tanggap darurat ?

29 KELEMAHAN SISTEM PROTEKSI
KERUGIAN ASAP GAS PANAS ZAT/ ENERGI API MULA KEBAKARAN TIDAK TERKEBDALI KORBAN DETEKSI ALARM APAR SPRINKLER HYDRANT MOE PETUGAS KELEMAHAN MANAJEMEN

30 ? Serentetan Kegagalan Kegagalan Kebakaran tidak terkendali Kerusakan
Korban jiwa Kerugian Sistem proteksi pasif Sistem proteksi aktif Management/SDM Kegagalan

31 Kerugian & korban PENGAWASAN K3 SANRANA PEMADAM PEMBINAAN/
TIDAK TERKEBDALI KEBAKARAN GAGAL DALAM PEMADAMAN TIDAK TERDETEKSI SUMBER API KELEMAHAN MANAJEMEN K3 PENGAWASAN K3 PEMBINAAN/ SANRANA PEMADAM KURANG MEMADAI RESPONS LAMBAT Kerugian & korban KURANG PENGETAHUAN & TANGGUNG JAWAB PENYIMPANGAN THD STANDAR K3 TERPERANGKAP DALAM RUANGAN MOE TIDAK MEMADAI TERKUNCI/ TERHALANG TERPAPAR ASAP/GAS/PANAS

32 Manajemen Kegagalan SARANA PROTEKSI KEBAKARAN Proteksi pasif
Proteksi aktif Manajemen SDM Prosedur darurat 1 2 3 FIRE STOPING SMOKE CONTROL COMPARTMENT ESCAPE ROUTE

33 Kegagalan proteksi aktif
2 DETEKSI ALARM APAR HYDRANT SPRINKLER 2c 2a 2b 2d 2e

34 KEGAGALAN APAR 2 WATER HALON POWDER FOAM Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan - bocor Macet/tidak berfungsi Menggumpal - tunda refill Salah penempatan belum ditunjuk tidak trampil Petugas

35 Sumber sumber pemicu api-kebakaran Penangasan Listrik Sambaran petir
Listrik Statis Rokok Api terbuka Pemotongan/pengelasan Permukaan panas Bunga api pembakaran Bunga api Mekanik Reaksi kimia Penangasan Non teknis

36 AKTIF PASSIF FIRE PROTECTION DETEKSI ALARM APAR SPRINKLER HYDRAN
MEANS OF ESCAPE KOMPARTEMEN SMOKE CONTROL FIRE DAMPER FIRE RETARDANT/TREATMENT PASSIF

37 Fire safety management MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kebijakan (Fire Safety Policy) Identifikasi & Pengendalian (Pre-fire planning) Permit to work system (Hot Work Permit) Pengorganisasian (Fire Teams) Pembinaan dan latihan Tanggap darurat (F E P) Gladi terpadu (Fire drill) Riksa-Uji (Inspection & Testing) Pemeliharaan (Preventive maintenance) Audit (Fire safety Audit) System informasi & komunikasi POSKO Pengendalian darurat Fire safety management MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

38 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 3 ayat (1). Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk: DASAR HUKUM K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, mencegah, mengurangi peledakan memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu ggggggggggg Pasal 9 ayat (3). Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran UU NO 1 TH 1970

39 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1. PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI ???? SOURCE ENERGY ???? Data Penyebab Kebakaran Listrik Sambaran petir Listrik Statis Rokok Api terbuka Pemotongan/pengelasan Permukaan panas Bunga api pembakaran Bunga api Mekanik Reaksi kimia Penangasan PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,

40 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
2. PENGENDALIAN RESIKO KERUGIAN ???????? Data KERUGIAN Kebakaran 20% HABIS TOTAL Kendala : ? Sistem proteksi; ? Kesiapan personel; ? Manajemen ? Akses bantuan PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, FIRE PROTECTION PASSIVE ACTIVE

41 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
3. KESELAMATAN PENGHUNI ???????? Ancaman bahaya - asap, gas beracun, ledakan, reruntuhan, Syarat K3 : ? Pintu/tangga darurat; ? Smoke control system; ? Rambu ? Penerangan darurat PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 Sarana jalan menyelamatkan diri pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu

42 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DASAR HUKUM K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN UU NO 1 TH 1970 ggggggggggg PERATURAN PERSYARATAN & PROSEDUR STANDAR TEKNIS FIRE SAFETY ENGINEERING PEDOMAN MANUAL

43 PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
ggggggggggg KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK PERMENAKER 02/89 Prot. Petir KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3) PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR) PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK) PENGENDALIAN ENERGI PERMENAKER 04/80 APAR PERMENAKER 02/83 ALARM INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 SARANA PROTEKSI KEBAKARAN PERMENAKER 04/87 P2K3 PERMENAKER 05/96 SMK3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA MANAJEMEN K3

44 Fire safety management MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kebijakan (Fire Safety Policy) Identifikasi & Pengendalian (Pre-fire planning) Permit to work system Pengorganisasian (Fire Teams) Pembinaan dan latihan Tanggap darurat (F E P) Gladi terpadu (Fire drill) Riksa-Uji (Inspection & Testing) Pemeliharaan (Preventive maintenance) Audit (Fire safety Audit) System informasi & komunikasi POSKO Pengendalian darurat Fire safety management MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

45 Fire Emergency Response
POSKO Lapis III Bantuan dari lingkungan Lapis I Pet. Peran Kebakaran Api dapat terjadi sewaktu-waktu dan dapat berasal dari berbagai kemungkinan Bila api/kebakaran telah terjadi maka akan berkembang secara bertahap pereode mula sumber pencetusnya Lapis II Fire Men Lapis IV Dinas Pemadam

46 Standar Kompetensi A B C D Tk. Ahli Madya Tk. Ahli Pratama
Tk. Dasar II Tk. Dasar I PET. PERAN KEBAKARAN REGU PENANGG. KEBAKARAN KOORD. UNIT PENANGG. KEBAKARAN PEN. JAWAB TEKNIK K3 PENANGG. KEBAKARAN

47 URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KLAS D. : PET. PERAN KEBAKARAN (Lini I) Tanggung jawab di unit kerjanya sendiri. Tugas : (Pada waktu jam kerja) Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan memandu evakuasi

48 URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II) ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C) TUGAS POKOK : Tanggung jawab di seluruh tempat kerja (Diatur sistem shift) Tugas : 1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek pencegahan kebakaran. 2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai. 3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan

49 URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KLAS B : (KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di unit kerja tertentu Tugas : Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan) Memimpin operasi penanggulangan kebakaran KLAS A : PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di seluruh tempat kerja Tugas : Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja pengendalian kebakaran Melakukan audit internal dan pengawasan langsung Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3

50 ALAT PEMADAM API RINGAN Portable Fire Extinguisher

51 ALAT PEMADAM API RINGAN
DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN SEBATAS VOLUME API KECIL

52 Efektif Aman Tidak Merusak Penempatan tepat Perencanaan
Petugas kompeten Pengadaan Sertifikat Kebijakan Fire risk Assessment Efektif Aman Tidak Merusak Jenis dan ukuran tepat Pemeliharaan teratur

53 Alat pemadam api ringan
Designing Listing Selecting Purchasing Installing Approving Inspecting Recharging Maintaining Testing Operating

54 ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA JENIS DAN UKURANNYA SESUAI MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

55 JENIS MEDIA PEMADAM JENIS KERING JENIS BASAH - DRY PORDER - AIR - CO2
- BUSA JENIS KERING - DRY PORDER - CO2 - CLEANT AGENT WATER FOAM POWDER HALON

56 Tipe konstruksi STORED PRESSURE ( N2 ) CO2 CARTRIDGE

57 Bahan padat kecuali logam
Fire Class B Cair Gas = Listrik bertegangan C D = Logam

58 API Prinsip PEMADAMAN Dilution Udara Smothering Starving Cooling
Bahan bakar Heat

59 KEGAGALAN APAR 2 WATER HALON POWDER FOAM Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan - bocor Macet/tidak berfungsi Menggumpal - tunda refill Salah penempatan belum ditunjuk tidak trampil Petugas

60 A C B D C B A Multi Purpose Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80 A Combustible Material C Flammable Liquid/gas B Electrical Equipment D Metals A C ABC B Multi Purpose

61 Jenis media tidak sesuai Klasifikasi api/kebakaran
WATER HALON POWDER FOAM KEGAGALAN APAR Jenis media tidak sesuai Klasifikasi api/kebakaran Setiap jenis media pemadam masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, bahkan dapat membahayakan bagi petugas atau justru memperbesar api

62 Jenis kebakaran Jenis media pemadam Klasifikasi
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA Jenis media pemadam Klasifikasi Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering Clean Agent Air Busa Powder Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*) Klas A Bahan berharga XX XX VV**) VVV Bahan cair XXX VVV VV V*) Klas B Bahan gas X X VV V *) Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX Keterangan : VVV : Sangat efektif X Tidak tepat VV Dapat digunakan XX Merusak V Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX Berbahaya *) efisien **) Kotor / korosif

63 NOMOR HALON ( HALOGENETED HYDRO CARBON) C F Cl Br
HALOGEN (Fluoro, Cloro,Broomo,Iodine) Atom H dari Hydro Carbon disubtitusi dengan halogen F,Cl,Br,I H F H H F H Cl H C H Cl H C H F Br C Cl H Br C H H Cl H H F H F H H Cl NOMOR C F Cl Br HALON C F2 Cl Br HALON C F3 Br HALON C Cl4

64 MEDIA PEMADAM CLEAN AGENT
(Dikutip dari NFPA 2001) FC Perfluorobutane C4F10 HBFC-22B-1 Bromodifluoromethane CHF2Br HCFC Blend A Dichlorotrifluoroethane HCFC-123 (4. 75 %) CHCl2CF2 Chlorodifluoromethane HCFC-22 (82%) CHClF2 Chlorotetrafluoroethane HCFC-124 ( 9. 5%) CHClFCF3 Isopropenyl-1-methylcyclohexene %) HCFC-124 Chlorotetrafluoroethane CHClFCF3 HFC-125 Pentafluoroethane CHF2CF3 HFC-227 ea Heptafluoropropane CF3CHFCF3 HFC-23 Triflouromethane CHF3 IG-541 Nitrogen (52%) N2 Argon (40%) Ar Carbondioxide (8%) CO2

65 TABEL 4 Toxicity Information (Dikutip dari NFPA 2001)
Clean agent LC 50 NOAEL LOAEL FC > 80.0 % 40.0 % > 40.0 % HBFC-22B % 2.0 % 3.9 % HCFC Blend A % % > 10.0 % HCFC % 1.0 % 2.5 % HFC >70.0 % 7.5 % % HFC-227 ea >80.0 % 9.0 % % HFC-23 > 65.0 % 50 0 % > 50 0 % IG N/A % 7.5 % Halon >80.0 % 5.0 % 5.0 % LC 50 : Concentration lethal 50 % tikus percobaan mati dalam 4 jam NOAEL : No Observable Adverse Effect Level LOAEL : Lowest Observable Adverse Effect Level

66 DATA HASIL UJI COBA TERHADAP HEPTANE FLAME
Tabel 5 DATA HASIL UJI COBA TERHADAP HEPTANE FLAME TOTAL FLOODING QUANTITY (W/V: lb/cu ft) (Dikutip dari NFPA 2001) INVESTIGATOR Media NRL 3M NMER Iferval GLCC Ansul FC HFC HFC 227ea HBFC 22B HFC HFC IG Halon Keterangan NRL:Naval Research laboratory NMERI:New mexico engineering research institute GLCC: great lakes chemical coMpany

67 INERTING CONCENTRATION (V/V: %)
Tabel 6 DATA HASIL UJI COBA INERTING CONCENTRATION (V/V: %) (Dikutp dari NFPA 2001) Media VOLUME % INERTING i- BUTANE METHANE PROPANE FC HFC HFC 227ea HBFC 22B HFC HFC IG Halon

68 KEGAGALAN APAR Fire Ratting
Daya pemadamannya (fire ratting) lebih rendah dari volume api/kebakaran (Fire load) STANDAR KLASIFIKASI DAYA PEMADAMAN Notasi : Nilai & Klas D Fire Ratting A C B Notasi Fire ratting didasarkan dari hasil pengujian laboratories

69 A B C D Fire Ratting Rating : Nilai angka 1A 2A 3A 4A 6A 10A 20A 40A
KLASIFIKASI A B C D Rating : Nilai angka 1A 2A 3A 4A 6A 10A 20A 40A 1B 2B 5B 10B 20B 30B 40B 80B

70 Fire Ratting STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume tertentu dibakar 10 menit B. : Premium dengan jumlah dan luas tertentu dibakar 3 menit C. : Sasaran bertegangan Volt D. : Tidak dilakukan pengujian

71 STANDAR UJI Rating A STANDAR UJI Rating B

72 Penempatan APAR Ref : NFPA Klasifikasi hunian Ringan Sedang Berat
Rating 1A 2A 3A 4A 6A 10A 20A 40A Jarak ft 75 Luas sq ft 3000 6000 11250 Luas sq.ft X 3000 4500 6000 9000 11250 Luas sq.ft X 3000 4500 6000 9000 11250

73 Perkiraan Rating (APAR)

74 Perkiraan Rating (APAR)

75 Perkiraan Rating (APAR)

76 Perkiraan Rating (APAR)

77 Perkiraan Rating (APAR)

78 Sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi Bahaya
STANDAR APAR APAR Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2 dapat mendorong seluruh medianya (sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik Syarat : - Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC) - Test pressure 1,5 x WP(65 oC) - Pengujian ulang tiap 5 tahun APAR Sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi Bahaya

79 Langkah pengujian hydrostatik
Sediakan hand press pump Siapkan gelas ukur Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan gelas ukur Tabung diisi air penuh Pindahkan ke tempat lain Diisi air lagi penuh Pasang slang Pompa perlahan dan dihitung Amati pedoman tekanan Stop pada tekanan uji Catat jumlah air yang masuk Lepas slang air dibuang Masukan kembali air awal Bila tabung tidak kembali penuh artinya ada pengembangan menetap Hitung berapa persen pengembangan yang terjadi

80 HYDROSTATIC TEST Pressure > 4.13 WP > 20 kg/cm2 1.5 WP Expansion

81 TANDA PEMASANGAN APAR APAR

82 + FIRE TUJUAN Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran
INSTALASI ALARM TANDA BAHAYA KEBAKARAN FIRE TUJUAN PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN. + Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran harus sudah berhasil diatasi. sebelum 10 menit sejak penyalaan

83 Dasar hukum Tujuan Menjamin akurasi pengideraan
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. PER-02/MEN/1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK Ruang lingkup - Perencanaan - Pemasangan, - Pemeriksaan - Pengujian - Pemeliharaan Tujuan Menjamin akurasi pengideraan

84 + + Detektor Panel Indikator Signal alarm FIRE FOULT NORMAL
FAULT + NORMAL

85 + AUDIBLE ALARM DETEKTOR INPUT Nyala Panas Asap HYDRANT VISIBLE ALARM
MCFA OUTPUT ANN

86 MCFA 3. Anounciator Panel 2. Mimic Panel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 MCFA 2. Mimic Panel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Merk : Model : Instalatir : Pengesahan No : Tgl : 3. Anounciator Panel

87 JENIS DAN TIPE DETEKTOR
ULTRA VIOLET INFRA RED Panas Asap Nyala FIXED TEMPERATURE RATE OF RISE IONIZATION OPTIC Manual Push bottom Full down break glass

88 ZONA DETECTION Nyala 20 titik EOL Panas 40 titik EOL Asap 20 titik EOL
Luas tiap zone deteksi - ruang tanpa sekat mak m2 - terdapat sekat mak m2 ZONE 3 ZONE 2 ZONE 1

89 FIRE ALARM SYSTEM DETEKTOR KEBAKARAN AC Off SPRINKLER LIFT (FS) Off
INTERCONECTION FIRE ALARM SYSTEM DETEKTOR KEBAKARAN AC Off SPRINKLER (FS) LIFT Off MCFA PRESS FAN On POMPA HYDRANT supply daya

90 Mengandung potensi bahaya keracunan HARUS MEMILIKI IJIN K3
SMOKE HEAT Media pemadam Halon (F, Cl, Br) CONTROL FIRE INDIKATOR !!!!!!!!!!!! Mengandung potensi bahaya keracunan HARUS MEMILIKI IJIN K3 BUZER ALARM DISCHART CONTROL PANEL VALVE INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM

91 PEMELIHARAAN SISTEM HYDRAN DAN SPRINGLER
Bagian ke III PEMELIHARAAN SISTEM HYDRAN DAN SPRINGLER RESERVOAR 2 1/2 Inc 1 1/2 Inc Out door

92 RESERVOAR Seamiest Connection Out door
FIRE HYDRANT RESERVOAR Seamiest Connection 2 1/2 Inc 1 1/2 Inc Out door Jaringan instalasi pipa air untuk pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen Komponen sistem Hidrant - Sistem persediaan air (45 menit) - Sistem Pompa (Jockey, Utama & Cadangan) - Jaringan pipa - Kopling outlet / Pilar / Landing valve - Slang dan nozle - Sistem kontrol tekanan & aliran

93 KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran Resiko Ringan Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2 Resiko Berat Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 600M2

94 KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT
Standar tekanan pada nozle teringgi & terjauh : mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2 min. (H3) = 4.5 kg/cm 2 Diuji dengan membuka 3 titik nozle : 1. Nozle terjauh 2. Nozle pertengahan 3. Nozleterdekat Q = US GPM 1 2 3 H = m

95

96 Konsep desain Spinkler Data input : Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III, Berat Khusus Variabel : Peruntukan bangunan Jumlah dan sifat penghuni Konstruksi bangunan Flammability dan Quantity Material (Fire loads) Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler Kepadatan pancaran

97 High zone Medium Zone Low zone RESERVOAR

98 53o C 141o C 68o C 182o C 79o C 201o C 260o C 93o C

99 Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian : Ringan : 10 mm - 3/8 in Sedang : 15 mm - ½ in Berat : 20 mm - 17/32 in Kapasitas aliran Q , gpm Tekanan Psi 10 15 20 25 35 50 75 100 3/8 in 9 11 13 14,5 17 28,5 1/2 in 18 22 25,5 34 40 49,5 57 17/32 in 32 36 47 56,5 69 80 Kepala Springkler

100 Jumlah kepala springkler
Ukuran pipa 1 1 ¼ 1 ½ 2 2 ½ 3 3 ½ 4 5 6 8 Ringan 10 20* 40* 65* 100 160 275 400 Sedang 15 27 40 55 120 200* Berat 30 60 Jumlah kepala springkler

101 Konsep desain Spinkler
Q = A x V (l/men) Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api) yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler

102 R Q (liter/men) A (m2) L = mm/men 1/2 L S 1/2 S

103 R

104 PERENCANAAN SPRINGKLER
Kepadatan pancaran Resiko Ringan 2,25 mm/men Luas mak. 84 m2 Resiko Sedang 5 mm/men I 72 m2 II 144 m2 III 360 m2 Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men Luas mak. 260 m2

105 1 HYDRANT 2 SPRINGKLER 3 LIFT 4 PRESSURIZED FAN 5 EMERGENCY 6 MDB MDB 1 2 3 4 5 6. Spare

106 KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN JENIS KABEL FRC
DARI SISI IN COMING SEBELUM SAKELAR UTAMA BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU DETIK KENDALI TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH

107 SARANA EVAKUASI EXIT EMERGENCY EXIT

108 Pengertian EVAKUASI USAHA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DARI TEMPAT
BERBAHAYA MENUJU TEMPAT YANG AMAN AMAN MUTLAK TEMPAT BERBAHAYA AMAN SEMENTARA

109 Pengertian SARANA EVAKUASI SARANA PADA BANGUNAN YANG DIRANCANG
DENGAN KONSTRUKSI YANG AMAN UNTUK DIGUNAKAN SEBAGAI JALUR/JALAN (Horizontal/vertical) UNTUK DILALUI PADA SAAT TERJADI KEADAAN BAHAYA

110 KLASIFIKASI HUNIAN FIRE HAZARD
Hunian bahaya kebakaran ringan; Hunian bahaya kebakaran sedang; Hunian bahaya kebakaran berat; PARAMETER Jenis hunian (Pabrik, Perkantoran, Hotel, Rumah sakit, Mall dll.; Tinggi bangunan; Bahan konstruksi (primer-skunder) Sifat dan Jumlah penghuni;

111 FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE
KLASIFIKASI RESIKO BAHAYA KEBAKARAN WAKTU EVAKUASI PANJANG JARAK TEMPUH RESIKO RINGAN RESIKO SEDANG RESIKO BERAT 3 Menit 2,5 Menit 2 Menit X 12 meter BUNTU 18M PJT : 12 M X WAKTU

112 4. LEBAR UNIT EXIT FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE
- RATE OF FLOW 40 orang/menit - UNIT OF EXIT WIDTH 21”

113 4. LEBAR UNIT EXIT FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE JUMLAH PENGHUNI
40 X WAKTU 1 UNIT OF EXIT WIDTH = 21” 2 UNIT OF EXIT WIDTH = 21” + 21”

114 FIRE EMERGENCY PLAN

115 Mengapa harus dibuat Manajemen Darurat Tuntutan Peraturan Tuntutan
publik Tuntutan K3 Manajemen Darurat Tuntutan Pihak ke III Tuntutan Media masa Tuntutan Asuransi

116 PERENCANAAN KEADAAN DARURAT Tidak direncanakan losses Direncanakan

117 KEADAAN DARURAT Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal - Terjadi tiba-tiba - Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas - Perlu segera ditanggulangi Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan

118 Natural hazard (Bencana Alamiah)
JENIS KEADAAN DARURAT Natural hazard (Bencana Alamiah) - Banjir - Kekeringan - Angin topan - Gempa - Petir Technological Hazard (KegagalanTeknis) - Pemadaman listrik - Bendungan bobol - Kebocoran nuklir - Peristiwa Kebakaran/ledakan - Kecelakaan kerja/lalulintas Huru hara - Perang - Kerusuhan

119 MANAGEMENT FIRE EMERGENCY PLAN FIRE EMERGENCY PLAN Pencegahan
Pemulihan Persiapan Penanganan

120 TAHAPAN PERENCANAAN FIRE EMERGENCY PLAN
1. Identifikasi bahaya dan Penaksiran resiko 2. Penakaran sumber daya yang dimiliki 3. Tinjau ulang rencana yang telah ada 4. Tentukan tujuan dan lingkup 5. Pilih tipe perencanaan yang akan dibuat 6. Tentukan tugas-tugas dan tanggung jawab 7. Tentukan konsep operasi 8. Tulis dan perbaiki

121 PERENCANAAN FIRE EMERGENCY PLAN Tim penyusun
Harus melibatkan semua unsur manajemen, tetapi tidak terlalu banyak orang Muatan FEP Memuat uraian lengkap terintegrasi dalam manajemen secara menyeluruh

122 KERANGKA FEP 1. Rencana dasar Pendahuluan
Tujuan, kebijakan dan dasar hukum Ruang lingkup Konsep operasi darurat Organisasi dan uraian tugas Distribusi 2. Pencegahan Kebijakan K3 umum Kebijakan pencegahan kebakaran Tinjauan K3 umum Inspeksi/kontrol P2K3

123 KERANGKA FEP 3. Persiapan darurat Program pelatihan
Pelaksanaan pelatihan Fasilitas, Pasokan dan Peralatan Kerja sama Sistem informasi 4. Tanggap darurat Komunikasi darurat untuk tim inti Komunikasi darurat untuk umum Evakuasi Koordinasi dengan instansi terkait

124 KERANGKA FEP 5. Pemulihan Penjelasan umum Tim pemulihan Investigasi
Analisis Perhitungan Kerugian Rehabilitasi

125 FIRE EMERGENCY PROCEDURE
Alarm FIRE EMERGENCY PROCEDURE Audible Visible SIAPA 1 2 3 4 5 6 BERBUAT APA MCFA

126 FIRE EMERGENCY PLAN ALARM PERAN KEBAKARAN POSKO SIAGA DARURAT MCFA

127 INSTRUKSI SIAGA DARURAT
FIRE EMERGENCY PROCEDURE SIGNAL ALARM KEPALA PIKET STANDBY DITEMPAT INSTRUKSI SIAGA DARURAT PERAN KEBAKARAN FIRE MENS SESUAI PORMASI CHECK LOKASI 1 2

128 FIRE EMERGENCY PROCEDURE
PERAN KEBAKARAN 1 STATUS FAlSE ALARM FIRE PADAMKAN LOKALISIR LAPORKAN KE PIKET TIDAK PADAM EVAKUASI BERKUMPUL ABSENSI YA SELESAI SELESAI LENGKAP TIDAK YA SELESAI CARI

129 FIRE EMERGENCY PROCEDURE
FIRE MENS FORMASI 5 ORANG 4 5 1 2 3 1. KA REGU 2. NOZLEMEN 3. HELPER PENGHUBUNG R. POMPA

130 FIRE EMERGENCY PROCEDURE
5 FIRE MENS 2 1 4 2 3 STATUS FALSE ALARM FIRE PADAMKAN LOKALISIR LAPORKAN PIKET TIDAK PADAM EVAKUASI BERKUMPUL ABSENSI YA SELESAI TIDAK SELESAI LENGKAP YA CARI/RESCUE/P3K SELESAI

131 Standard Operating Procedure
No. Description Pihak Ke III (DPK, POLRI, MEDIS) DIREKSI Pj Lantai Koordinator unit/tim Balakar Ketua Penanggulangan Situasi Darurat Pegawai menemukan asap/api kecil di ruangan terindikasi oleh alarm lapor ke Security menindak lanjuti dan melaporkan ke TBK, selanjutnya minta persetujuan ketua dan pembina. Mulai Tindaklanjut Minta Keputusan Alarm I KPSD/GH Minta persetujuan Evakuasi Ke Direksi Team Balakar menghubungi ke DPK, POLRES Jaksel dan jajarannya, serta RS terdekat. Padam Ya Tidak Security dan petugas lainnya menanggulangi kebakaran sampai DPK tiba. Setuju Alarm II &Paging KPSD menginstruksikan jajarannya untuk bergerak sesuai tugas masing-masing dan beritahukan pada seluruh penghuni bahwa gedung dalam keadaan darurat dan Alarm II dibunyikan. Evakuasi Setelah alarm II berbunyi sesuai persetujuan seluruh unit melaksana-kan evakuasi dan berkumpul tempat yang aman untuk absen. Berkumpul Absensi Laporan Bila pada saat absen tidak lengkap, maka security segera mencari, apabila lengkap selesai. Ya Tidak Cari Selesai LENGKAP

132 STRUKTUR ORGANISASI PENANGGULANGAN SITUASI DARURAT
PEMBINA KETUA WAKIL KETUA KL KTB WKL WKTB PKL KPD KE KP3K UPK UPD UE UP3K UME UPL UU Keterangan : KL : Peran Kebakaran Lantai WKL : Wakil Koordinator Peran Kebakaran Lantai Kpk : Kelompok Pemadam Kebakaran KPD : Kelompok Pengamanan Dokumen KE : Kelompok Evakuasi KP3K : Kelompok P3K Keterangan : KTB : Koordinator Tim Balakat WKTB : Wakil Koordinator Tim Balakat UPK : Unit Pemadam Kebakaran UPD : Unit Pengamana Dokumen UE : Unit Evakuasi UP3K : Unit P3K UME : Unit Mecanical, Electrical & Plumbing UPL : Unit Pengamanan Lokasi UU : Unit Urusan Umum

133 Explosion MAJOR HAZARD DAPAT MENGHANCURKAN BANGUNAN,
INSTALASI PABRIK DAN MENGANCAM KESELAMATAN PENDUDUK DISEKITARNYA

134 Handbook Industrial Loss Prevention (1200 kasus dalam 5 Th di Amerika)
DATA PELEDAKAN Handbook Industrial Loss Prevention (1200 kasus dalam 5 Th di Amerika) Fuels : 50 % (Ruang bakar boiler, oven) Vapors : 12 % (Oven pengering) Trappet steam : 7 % (Uap flammable terjebak) Gas : 6 % (Kebocoran gas) Pressurized tank : 6 % (BLEVE) Reaksi kimia : 5 % Debu : 5 % Lain-lain : 5 %

135 DIFINISI LEDAKAN PELEDAKAN FISIKA (Physical Explosion --> Expanse)
Pelepasan tekanan uap/gas seperti : Ketel uap, bejana tekanan, kompresor dll. PELEDAKAN KIMIA (Chemical Explosion --> Explosive) Pelepasan energi potensial dari reaksi bahan kimia yang disertai pelepasan energi panas yang tinggi dalam waktu yang cepat

136 EXPLOSION PHISICAL CHEMICAL EXPLOSION UNIFORM PROPAGATING REACTION
DEFLAGRATION DETONATION THERMAL EXPLOSION

137 melalui proses oksidasi
CHEMICAL EXPLOSION Ledakan bahan kimia yang karena sifatnya dalam keadaan berdiri sendiripun dapat meledak UNIFORM PROPAGATING Ledakan bahan kimia melalui proses oksidasi

138 Terbakar Meledak Fuel + Oksigen + Panas ---->
Pukulan/ ----> Gesekan Meledak

139 Terbakar/ Meledak (Bahan Oksidator) + Panas/ Pukulan/ ---->
Gesekan Pelepasan Oksigen Terbakar/ Meledak (Bahan Oksidator) + Fuel ---->

140 Combustible + Oxidizing
Fuel Oil + Ammonium nitrate = ANFO Bubuk arang + Sendawa = Petasan Glycerin + KClO3 = Dynamid RAMUAN BAHAN PELEDAK

141

142 B L E V E (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) peledakan tangki gas cair yang mendidih akibat paparan panas TANKI BAHAN BAKAR GAS CAIR PAPARAN PANAS

143 Properties of Commercial Propane and Butane (LPG)
Propane (C3 H8) Butane (C4 H10) Specific gravity of liquid *) 0,509 0,582 Initial boiling point Flash point (F) Below Latent heat of vaporization, (Btu/gal) Latent heat of vaporization, (Btu/lb) Vapor pressure at 70 F, psi Vapor pressure at 100 F, psi Specific gravity of gas (air = 1) 1,52 2,01 Specific volume of gas, cu ft/lb of 8,53 6,5 Specific volume of gas, cu ft/gal of 36,28 31,46 Weight lb/gal of liq*) 4,24 4,84 Heat of combustion, Btu/cu ft of gas Heat of combustion, Btu/lb of gasliq 21, ,180 Heat of combustion, Btu/gal of gasliq *) 91, ,600 Flammable range % by volume with air 2,4 - 9,6 1,9 - 8,6 Auto ignition temperature in air ,F Air needed of complte combustion of cu ft of gas, cu ft 23,4 30,0 Oxygen needed of complte combustion of cu ft of gas,cu ft 2,4 6,3 Volume , cu ft// lb mol 3,123 4,13 *) at 60 F @) at atmosphereric

144 Abaveground containers
Maximum Permitted Filling Dencity Specific grafity At 60 F/60F Abaveground containers Underground containers all capacities (%) <1,200 gal (%) Over 1,200 gal

145 Abaveground containers
Maximum Permitted Filling Dencity Specific grafity At 60 F/60F Abaveground containers Underground containers all capacities (%) <1,200 gal (%) Over 1,200 gal Catatan: Spesific grafity Propan (LPG) 60 F adalah and Vapor Pressure 100 F adalah 180 Psi

146 Abaveground containers
Maximum Permitted Filling Density Specific grafity At 60 F/60F Abaveground containers Underground containers all capacities (%) <1,200 gal (%) Over 1,200 gal (38 o C) P = 192 psi Bila temp. naik, tekanan akan naik 385 Psi 192 Psi Mak % 124 Psi o C

147 WATER SPRAY SYSTEM

148 TANGKI, PIPA ATAU DALAM PROSES
AWAN API UAP FLAMMABLE FLARE AKIBAT KEBOCORAN GAS TANGKI, PIPA ATAU DALAM PROSES BAHAN MUDAH TERBAKAR

149 PUIL 2000 PERSYARATAN KHUSUS UNTUK RUANGAN YANG MENGANDUNG POTENSI BAHAYA LEDAKAN
KLASIFIKASI Ruang blg 1 Adanya uap/gas secara normal tidak dapat dihindarkan a. kontinyu, berkala b. kebocoran instalasi c. kegagalan peralatan Ruang blg 2 Adanya uap/gas karena keadaan tidak normal : a. kecelakaan b. kegagalan alat pengaman GAS UAP DEBU

150 LEDAKAN DEBU/SERAT PUIL 2000 Kapas, Batu bara Tepung terigu, susu dll

151 LEDAKAN UAP /GAS FLAMMABLE RUANG PENGECATAN; PROSES PRINTING;
PUIL 2000 RUANG PENGECATAN; PROSES PRINTING; GUDANG SOLVENT, DSB. LEDAKAN UAP /GAS FLAMMABLE

152 KLASIFIKASI PUIL - 2000 Ruang blg 2 Ruang blg 1
Adanya uap/gas secara normal tidak dapat dihindarkan a. kontinyu, berkala b. kebocoran instalasi c. kegagalan peralatan Ruang blg 1 Ruang blg 2 Adanya uap/gas karena keadaan tidak normal : a. kecelakaan b. kegagalan alat pengaman

153 SIFAT LEDAKAN DEBU Nama bahan Konsentrasi Titik bakar g/m3 oC
Magnesium bubuk Aluminium bubuk Seng bubuk Titanium bubuk Silikon logam Feri silikon Arang batu bubuk Ptalik bubuk

154 SIFAT LEDAKAN DEBU Nama bahan Konsentrasi Titik bakar g/m3 oC
Belerang bubuk Tepung singkong Tepung Polietilen bubuk Bakelit bubuk Sabun bubuk Nafalin

155 Flammability Klasifikasi 4 sangat mudah menyala
mudah terbakar tanpa pemanasan dapat terbakar setelah sedikit dipanaskan dapat terbakar setelah dipanaskan tidak dapat terbakar 3 Flammability 2 1

156 Flammability Klasifikasi Hydro karbon A Flash point < 22,8 o C
LPG 37 o C tek 1 atm B Flammability C V

157 yang berkaitan dengan masalah kebakaran dan peledakan
PERATURAN K3 yang berkaitan dengan masalah kebakaran dan peledakan Kep. Menteri Tenaga Kerja No. Kep 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1981 Tentang bejana tekan Kep. Menteri Tenaga Kerja & Trans. No Kep 75/Men/2002 Tentang Pemberlakuan PUIL 2000 PERATURAN KHUSUS “EE” SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR * Ketentuan umum * Bahan cair dan gas * Bahan kapuk

158 PERATURAN K3 yang berkaitan dengan masalah kebakaran dan peledakan
PERATURAN KHUSUS “K” SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH MELEDAK * KETENTUAN UMUM * DYNAMID (TRINITROTOLUENE) * PETASAN (BUBUK ARANG + BELERANG + SENDAWA) * ANFO (AMMONIUM NITRATE + FUEL OIL)

159 PERATURAN K3 Undang-Undang No 1 th 1970
KEPMEN 187/MEN/1999 PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA PERATURAN KHUSUS “EE” SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR * Ketentuan umum * Bahan cair dan gas * Bahan kapuk PERATURAN KHUSUS “K” SYARAT-SYARAT K3 BAHAN YANG MUDAH MELEDAK * KETENTUAN UMUM * DYNAMID (TRINITROTOLUENE) * PETASAN (BUBUK ARANG + BELERANG + SENDAWA) * ANFO (AMMONIUM NITRATE + FUEL OIL)

160 KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA (KEPMEN 187/MEN/1999)
Bahan beracun Bahan sangat beracun Cairan mudah terbakar (Flash point >21oC - >55oC) Cairan sangat mudah terbahar (Flash point < 21o C) Gas mudah terbakar (Boiling point < 20o C) Bahan mudah meledak Bahan reaktif -----> + air -----> + asam Bahan oksidator

161 MAJOR HAZARD NILAI AMBANG KUANTITAS Bahan beracun 10 ton
KEPMEN 187/MEN/1999 PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA Bahan beracun ton Bahan sangat beracun ton Cairan mudah terbakar ton Cairan sangat mudah terbahar 100 ton Gas mudah terbakar 50 ton Bahan mudah meledak ton Bahan reaktif ton Bahan oksidator ton MAJOR HAZARD

162 Bahan mudah meledak Nitroglicol Nitroglicerin Nitrocelulose
Ethil Nitrat Trinitro benzen Trinitro toluen Asam pikrat Tetril Asam peracetat Benzoil Perosida Acetil Peroksida Lauroil Peroksida Methil Ethil Keton Peroksida

163 Bahan Oksidator Kalium Perchlorat Natrium Perchlorat
Amonium Perchlorat Kalsium Chlorat Barium Chlorat Kalium Chlorat Natrium Chlorat Amonium Chlorat Kalsium Chlorat Barium Chlorat Kalium Peroksida Natrium Peroksida Hydrogen Peroksida Magnesium Peroksida Barium Peroksida Kalium Nitrat Natrium Nitrat Amonium Nitrat Kalsium HypoChlorit Natrium Chlorit

164 Tanki Penyimpanan bahan bakar cair
NFPA Tanki Penyimpanan bahan bakar cair Tangki harus diletakkan paling tidak : a. 15m dari gedung/bangunan . b. 15 m dari penampung bahan bakar lainnya. c. 15m dari sisi jalan umum. d. 30m dari komplek pemukiman. Mak gallon Jarak tsb dapat dikurangi hingga 50% apabila dibatasi dengan tembok yang memadai

165 Tanki Cairan mudah terbakar
PERATURAN KHUSUS “EE” Tanki Cairan mudah terbakar Kapasitas 1 tangki = 80 % 2 tangki = 60 % 3 tangki = 40 %

166 Di bawah tanah (bunker)
NFPA Tanki bahan bakar cair Di bawah tanah (bunker) Tidak diijikan diberikan tekanan Peralatan tidak boleh berada didalam bunker Disediakan lubang inspeksi

167 Bahan bakar cair kelas I atau gas tidak boleh disimpan atau ditangani dalam gedung yang memiliki pit atau lantai dibawahnya, dimana dapat terjadi akumulasi gas flammable, Bahan bakar cair klas I, harus dalam konteiner tertutup dengan kapasitas tidak lebih 120 gal (454,2 L). kecuali dilengkapi ventilasi yang dapat mencegah akumulasi gas flamable tersebut.

168 Dilution Ventilation Supply and exhaust large volumes of air Used for
Temperature, humidity control, or to dilute concentration of contaminants May be natural or mechanical ventilation

169 Inspection &Assessment potensi & resiko bahaya
Ijin kerja panas supervisor Mengajukan ijin kerja Inspection &Assessment Safety assessor Peninjauan lapangan Kepala Safety Menganalisis potensi & resiko bahaya Menerbitkan ijin + Syarat Supervisor Bertanggung jawab pelaksanaan syarat

170 CUTTING & WELDING IS HAZARDOUS! CAN IT BE AVOIDED ? IS THERE A SAFER WAY? PERMIT Applies Only to Area Specified Below Date : ………………………….. Building : ………………………………………….. Floor …………………………………………...…. Nature of the job ……………………………. The above location has been examined. The precautions checked reverse of card have been taken to prevent fire. Permission is granted for this work. Permit expires : ………………………………. Signed Fire Safety Supervisor Time started …………………. Time finished ……………………….. FINAL CHECK-UP Work area and all adjacent areas to which sparks and heat might have spread (such as floors above and below and on apposite side of walls) were inspected for at least 30 minutes after the work was completed and were found fire safe Signed ………………………….. After signing return permit to person who issued it.


Download ppt "FENOMENA KEBAKARAN Api kebakaran."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google