Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP"— Transcript presentasi:

1 PERubahan budaya organisasi PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Manajemen Perubahan
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’

2 MATERI : 1. Memahami Budaya Organisasi. 2. Mengubah Budaya Organisasi. 3. Budaya Berprestasi. 4. Menciptakan Budaya Perubahan. 5. Mengolah Pola Pikir. 6. Memelihara Kepercayaan.

3 1. Memahami Budaya Organisasi
Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Budaya adalah apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya adalah gagasan, kepentingan, nilai-nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya terdiri dari TIGA komponen yaitu: -> Keyakinan. -> Perilaku. -> Asumsi. Bagi organisasi, budaya sebagai pedoman pada apa yang dipertimbangkan sebagai tindakan tepat atau tidak tepat untuk terikat pada individu dan kelompok.

4 Sambungan ….. Memahami Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Budaya Organisasi adalah cara orang melakukan sesuatu dalam organisasi. Budaya Organisasi merupakan satuan norma yang terdiri dari keyakinan, sikap, nilai kepedulian (core values), dan pola perilaku yang dilakukan orang dalam organisasi. Manfaat Budaya Organisasi: a). Membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. b). Meningkatkan ke-kompakan tim antarberbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi, sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama. c). Membentuk perilaku staf dengan mendorong percampuran nilai kepedulian dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan ;ebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan pengawasan. d). Meningkatkan motivasi staf dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas , kepercayaan dan nilai-nilai, mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi.

5 Sambungan ….. Memahami Budaya Organisasi
Karakteristik suatu Budaya Organisasi: a). Individual Initiative, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki individu. b). Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan di mana pekerja didorong mengambil risiko, menjadi agresif dan inovatif. c). Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan menetapkan harapan kinerja. d). Integration, yaitu tingkatan di mana unit dalam organisasi didorong untuk beroperasi dengan cara terkoordinasi. e). Management Support, yaitu tingkatan dimana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya. f). Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja. g). Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian profesional tertentu. h). Reward System, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi penghargaan, kenaikan gaji atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja pekerja. i). Conflict Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka. j). Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi organisasional dibatasi pada kewenangan hierarki formal.

6 2. Mengubah Budaya Organisasi
Budaya suatu organisasi sudah saatnya dilakukan perubahan, apabila: a). Terdapat dua organisasi atau lebih yang mempunyai latar belakang berbeda bergabung dan timbul konflik berkepanjangan di antara kelompok yang berbeda mulai merusak kinerja. b). Ketika organisasi dalam cara kerjanya telah menghalangi kesempatan untuk berubah dan melakukan persaingan. c). Diperlukan dalam hal perusahaan bergerak ke dalam industri yang berbeda secara total dan cara dalam menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi. Implikasi penundaan perubahan budaya organisasi adalah: -> Rendahnya moral staf. -> Pergantian staf tinggi. -> Meningkatnya keluhan pelanggan. -> Kehilangan bisnis dan peluang. -> Rendahnya produktivitas. -> Lambatnya respons terhadap perubahan. -> Rusaknya kinerja perusahaan. -> Perilaku dan praktik tidak sehat di tempat kerja.

7 Sambungan …. Mengubah Budaya Organisasi
Langkah-langkah untuk Menuju Perubahan Organisasi: 1). Pemimpin menetapkan Visi yang jelas dan Arah Strategis. Hal ini memungkinkan perusahaan bersaing dan melanjutkan kinerja jangka panjangnya; serta membantu perusahaan menentukan ke mana memfokuskan sumber daya dan ke mana yang dapat memberikan penghasilan maksimum. 2). Pengukuran kinerja yang jelas. Artinya, indikator kinerja perlu ditetapkan untuk setiap rencana tindakan untuk mendukung rencana strategis menyeluruh, dan hal ini harus disetujui bersama oleh pemimpin dan bawahannya. 3). Tindak lanjut pencapaian tujuan. Berguna untuk mengurangi perasaan puas terhadap dirinya sendiri di tempat pekerjaan. Sebab, kecenderungan manusia adalah merasa puas dengan dirinya sendiri. 4). Menghargai kinerja secara Adil. Artinya, memberi penghargaan yang sama pada semua karyawan, atas kinerja yang telah diberikan.

8 Lanjutan …. Langkah-langkah untuk Menuju Perubahan Organisasi:
5). Lingkungan kerja Terbuka dan Transparan. Yang berarti, pekerja dapat membagi informasi dan pengetahuan dengan bebas akan memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi. 6). Menghapus Politik internal perusahaan. Artinya, politik perusahaan menghalangi pengembangan hubungan saling memercayai di antara manusia dan menghalangi pengembangan profesionalisme. Oleh karena itu, kinerja organisasi dapat ditingkatkan dalam suasan kinerja penuh keterbukaan, saling memercayai, dan saling menghargai. 7). Tim spirit yang kuat pada manusia, sehingga dapat mengembangkan budaya kerja produktif. Untuk melakukan hal itu, setiap karyawan harus berkomitmen terhadap kepercayaan bersama. Cara terbaik untuk menumbuhkan kepercayaan bersama adalah dengan menetapkan nilai kepedulian yang dapat diterima dan dihargai secara universal, karena dapat memenuhi kepentingan organisasi maupun individu.

9 3. Budaya Berprestasi Budaya Berprestasi (achievement culture) merupakan tipe budaya yang mendorong dan menghargai kinerja orang. Budaya Berprestasi lebih berorientasi pada ”pekerjaan yang dilakukan” daripada ”peran”. Budaya Berprestasi memberdayakan orang yang dipercaya untuk mendapatkan pekerjaan dan bereaksi dengan tepat pada apa yang diperlukan pekerjaan. Nilai-nilai bersama yang mengembangkan Budaya Berprestasi yang kuat adalah: a). Berorientasi pada Hasil. Nilai bersama organisasi yang paling berbeda, yang mempraktikkan budaya berprestasi terletak pada fokusnya yang kuat pada hasil. b). Pelayanan kepada Pelanggan tinggi. Perusahaan yang mempraktikkan budaya berprestasi mengetahui bagaimana mengintegrasikan teknologi, proses, strategi dan orang sehingga pelanggan menghargai jasa dan produknya tinggi dan akan membayar untuk itu. c). Inovasi. Inovasi adalah tentang menciptakan sesuatu yang belum pernah dibuat sebelumnya. d). Kejujuran. Orang dalam organisasi tidak akan melanjutkan bekerja keras melakukan yang terbaik, jika mereka merasa tidak ada kejujuran di tempat kerja.

10 Lanjutan … Nilai-nilai bersama yang mengembangkan Budaya Berprestasi yang kuat
e). Penghargaan. Pekerjaan yang terbaik datang dari orang yang mempunyai kebanggan terhadap pekerjaan dan tempat kerjanya. Orang yang menghargai orang lainnya, pada gilirannya dihormati dan membuat bahagia. f). Respon terhadap Perubahan. Kemampuan organisasi menyelaraskan perubahan internal pada kekuatan perubahan eksternal, seperti meningkatnya persaingan, teknologi baru, perubahan peraturan industri dan persyaratan pelanggan, merupakan kunci untuk selamat dari tantangan lingkungan yang semakin meningkat. g). Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah tentang menerima masalah dan memastikan bahwa masalah tersebut terselesaikan. Dengan menjadi akuntabel, pekerja menambahkan nilai bagi organisasi dan dirinya sendiri. h). Keinginan Besar. banyak organisasi menjadi besar karena keinginan besar dari pemimpin di belakangnya. Pemimpin mengkomunikasikan dan menerjemahkan visinya ke dalam besaran yang dapat diidentifikasi staf dan bekerja menuju ke arahnya.

11 4. Menciptakan Budaya Perubahan
Untuk memulai menciptakan budaya perubahan di tempat pekerjaan, dapat dipergunakan prinsip dasar sebagai berikut: 1). Melingkupi Orang dengan Informasi. Artinya, pekerja harus selalu diberi informasi lengkap tentang apa yang terjadi di dalam organisasi maupun tentang apa yang terjadi di luar, namun dapat memengaruhi organisasi. 2). Kreativitas Praktis. Artinya, menyangkut pemindahan gagasan dari bidang yang satu ke bidang lainnya. Suatu gagasan, proses atau prosedur yang telah dilakukan di bidang bisnis kemudian diterapkan pada bidang lainnya. 3). Setiap Orang dapat memberikan Kontribusi. Artinya, bahwa terbuka kesempatan bagi setiap orang dapat secara potensial memberikan kontribusi. 4). Percobaan dan Evolusi. Artinya, pemimpin perlu mendukung pengalaman kecil dan melihat mana yang menjanjikan. 5). Menghargai Inovasi. Artinya, pengakuan publik sangat penting untuk menunjukkan apresiasi seseorang. 6). Memindahkan Halangan. Artinya, menawarkan perlindungan pada juara perubahan yang sedang tumbuh merupakan sifat penting pemimpin yang menciptakan budaya perubahan. 7). Mempublikasikan Keberhasilan. 8). Menciptakan Dunia Kecil. Artinya, menanamkan nilai perubahan merupakan jalan panjang dalam budaya organisasi, dan memerlukan komitmen penuh. Pemimpin harus mengatakan hal positif yang sama secara berulang-ulang

12 5. Mengolah Pola Pikir Tantangan dalam bisnis dewasa ini adalah: -> Meningkatkan daya saing melalui cost effectiveness. -> Kualitas produk dan jasa. -> Inovasi produk dan jasa. -> Kecepatan produksi dan pengiriman. -> Mendapatkan orang yang ingin memperbaiki daya saing organisasi dan produktivitas pekerjaan. Permasalahan yang dialami dari Para Pekerja: -> Pekerja terbelenggu oleh cara mereka bekerja. -> Pekerja membangun hambatan yang mencegah perubahan dan perbaikan. -> Pekerja beralasan sebenarnya ingin berubah, tetapi tidak bisa berubah. -> Berbagai alasan dari para pekerja bila akan melakukan perubahan, diantaranya: keterbatasan sumber daya, kurangnya komitemen dan kompetensi, Jadi, Para Pekerja terpenjara oleh perbuatannya sendiri. Oleh karena itu, perubahan pola pikir (mindset) dimulai dari memecahkan penjara pola pikir.

13 Sambungan … Mengolah Pola Pikir
Pola Pikir (mindset) adalah keadaan pikiran yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa dan bertindak dalam setiap situasi. Mindset adalah paradigma mental yang dipengaruhi oleh LIMA komponen: 1). Blind Spots (Noda Gelap), adalah suatu bidang dimana seseorang tidak dapat melihat dengan baik dan jelas karena ada sesuatu yang menghalangi di hadapannya. Ada DUA macam blind spot, yaitu: -> Natural Blind Spots, timbul karena orang tidak memiliki informasi yang perlu untuk mengukur situasi dan tidak peduli pada masalahnya senyatanya atau isu yang ada. -> Acquire Blind Spots, merupakan hasil dari hambatan informasi secara terus menerus atau gagasan yang membantu memberi gambaran yang benar dari masalah yang dihadapi. 2). Asumption (Asumsi), adalah suatu pandangan yang dilihat sebagai suatu kebenaran, tetapi belum dibuktikan.

14 Lanjutan … LIMA komponen mindset
3). Complacency (Puas dengan dirinya sendiri), merupakan perasaan aman yang dimiliki seseorang pada prestasinya, seperti tidakperlu khawatir atau melakukan sesuatu tentang situasi yang dihadapi. 4). Habits (Kebiasaan). Adalah tindakan yang dilakukan oleh orang dan dilakukan berulang tanpa berpikir. 5). Attitude (Sikap) adalah persepsi yang dimiliki seseorang tentang sesuatu dan hal itu memengaruhi cara seseorang berperilaku.

15 6. Memelihara Kepercayaan
Kepercayaan (trust) merupakan nilai yang paling dihargai dalam hubungan antarmanusia ; dan merupakan rasa percaya yang dimiliki orang terhadap orang lain. Cara suatu Organisasi mengembangkan Kepercayaan adalah: a). Mendorong Moral Staf. Artinya, orang dengan moral tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan, atasan atau sistem. b). Mendorong Sharing. Artinya, organisasi dengan tingkat kepercayaan tinggi memiliki karakteristik bahwa orangnya terbuka dalam cara melakukan sesuatu. c). Memperbaiki Komunikasi. d). Menurunkan stres dalam lingkungan kerja. e). Memperkuat Team Work. f). Meningkatkan Loyalitas para karyawan. g). Menurunkan Biaya Operasional. Artinya, kepercayaan meningkatkan moral, mendorong sharing, memperbaiki komunikasi, menurunkan stres, memperkuat team work, dan meningkatkan loyalitas; dan pada gilirannya akan mengurangi biaya operasional yang bersifat tidak mendukung kinerja.

16 SEKIAN & TERIMA KASIH


Download ppt "Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google