Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RESUSITASI JANTUNG PARU

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RESUSITASI JANTUNG PARU"— Transcript presentasi:

1 RESUSITASI JANTUNG PARU
LELI SRINIATI NAZARA, SST

2 DEFENISI Resusitasi Jantung Paru adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu.

3 Resusitasi jantung paru (RJP), atau juga dikenal dengan cardio pulmonier resusitation (CPR), merupakan gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan. Teknik ini diberikan pada korban yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup.

4 TUJUAN Resusitasi jantung paru (RJP) ini bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. Pertolongan seperti ini sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya

5 KONSEP A – B - C AIRWAY (Membuka Jalan nafas)
Membuka jalan napas, setelah melakukan kompresi selanjutnya membuka jalan napas. Sebelum membuka jalan napas pertama harus melakukan pemeriksaan jalan napas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras atau asing dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan teknik finger sweep dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut korban.  Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa pada pasien tidak sadar tonus otot-otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup faring dan laring, inilah salah satu penyebab sumbatan jalan napas. Pembebasan jalan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan cara Angkat Dagu-Tekan Dahi atau disingkat ADTD(Head tild – chin lift) dan Perasat Pendorongn Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver).

6 Perasat Pendorongn Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver). 1
Perasat Pendorongn Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver). 1. Angkat Dagu - Tekan Dahi (ADTD) Teknik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun tulang belakang. Caranya : a. Letakkan tangan Anda pada dahi penderita. Gunakan tangan yang paling dekat dengan kepala penderita. b. Tekan dahi sedikit mengarah ke belakang dengan telapak tangan sampai kepala penderita terdorong ke belakang. c. Letakkan ujung jari tangan yang lainnya di bawah bagian ujung tulang rahang bawah. d. Angkat dahu ke depan, lakukan gerakan ini bersamaan tekanan dahi, sampai kepala penderita pada posisi ekstensi maksimal. Pada pasien bayi dan anak kecil tidak dilakukan sampai maksimal tetapi sedikit ekstensi saja. e. Pertahankan tangan di dahi penderita untuk menjaga posisi kepala tetap ke belakang. f. Buka mulut penderita dengan ibu jari tangan yang menekan dagu.

7 Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Manaeuver)
Teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik tekan dahi angkat dagu. Perlu diingat teknik ini sangat sulit dilakukan, tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi penderita yang mengalami trauma pada tulang belakang. Dengan mempergunakan teknik ini berarti kepala dan leher penderita dibuat dalam posisi alami/normal. Caranya : a.    Berlutut di sisi atas kepala penderita letakan kedua siku penolong sejajar dengan posisi penderita, kedua tangan memegang sisi kepala. b.    Kedua sisi rahang bawah dipegang (jika pasien anak/bayi, gunakan dua atau tiga jari pada sisi rahang bawah). c.    Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan rahang bawah ke posisi depan secara perlahan. Gerakan ini mendorong lidah ke atas sehingga jalan napas terbuka. d.    Pertahankan posisi mulut pasien tetap terbuka.

8 BREATHING (Pernafasan)
Jika pasien masih teraba denyut nadinya maka perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih bernapas atau tidak. Pemeriksaaan pernapasan dilakukan dengan melihat ada tidaknya pergerakan dada (look), mendengarkan suara napas (listen) dan merasakan hembusan napas (feel). Jika pasien berdenyut jantungnya tetapi tidak bernapas maka hanya diberikan napas buatan saja sebanyak kali per menit. Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan).

9 1. Mulut ke mulut Bantuan pernapasan dengan menggunakan cara ini merupakan cara yang tepat dan efektif untuk memberikan udara ke paru-paru pasien. Pada saat dilakukan hembusan napas dari mulut ke mulut, penolong harus mengambil napas dalam terlebih dahulu dan mulut penolong harus dapat menutup seluruhnya mulut pasiendengan baik agar tidak terjadi kebocoran saat mengghembuskan napas dan juga penolong harus menutup lubang hidung korban/pasien dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk mencegah udara keluar kembali dari hidung. 2. Mulut ke hidung Teknik ini direkomendasikan jika usaha ventilasi dari mulut pasien tidak memungkinkan, misalnya pada Trismus atau dimana mulut korban mengalami luka yang berat, dan sebaliknya jika melalui mulut ke hidung, penolong harus menutup mulut korban/pasien. 3. Mulut ke Stoma Pasien yang mengalami laringotomi mempunyai lubang (stoma) yang menghubungkan trakhea langsung ke kulit. Bila pasien mengalami kesulitan pernapasan maka harus dilakukan ventilasi dari mulut ke stoma.     Jika pasien masih berdenyut jantungnya dan masih bernapas maka korban dimiringkan ke kiri (posisi recovery) agar ketika muntah tidak terjadi aspirasi.

10 CIRCULATION (Peredaran Darah)

11

12

13 PENYEBAB GANGGUAN JALAN NAFAS
Lidah jatuh kebelakang Benda asing Leher tertekuk atau posisi kepala yang fleksi Edema jalan nafas Trakea tertekan dari luar Spasme jalan nafas Kerusakan jalan nafas

14 Mata Rantai Tindakan Penyelamatan Korban Henti Jantung

15 INDIKASI RJP Tenggelam, stroke, benda asing disaluran nafas, inhalasi asap, epiglotitis, overdosis obat, cedera, infark miokard akur, tersengat listrik, koma.

16 RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Tindakan Mengenali henti jantung atau henti nafas Meminta bantuan Membuka dan membebaskan jalan nafas Memberikan bantuan nafas Mempertahankan sirkulasi darah Tanpa menggunakan peralatan

17 INDIKASI RJP HENTI NAFAS
Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi pernapasan baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Frekuensi napas akan lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila perlangsungannya lama akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2, kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan pusat napas. Keadaan inilah yang dikenal sebagai henti nafas.

18 INDIKASI HENTI JANTUNG
Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas, maka oksigen akan tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya henti jantung (cardiac arrest).

19 LANGKAH LANGKAH RJP Pastikan keamanan Minta bantuan sekitar
Korban tidak sadar dan tidak berespon Pastikan keamanan Minta bantuan sekitar ***Nilai pernafasan : lihat, dengar, rasakan Tidak bernafas normal/henti nafas Panggil tim medik ***Kompresi jantung 30 x Nafas buatan 2 x Jangan hentikan 30 :2 sampai datang tim medik

20 Jika korban tidak respon TERIAK MINTA BANTUAN : orang disekitar SATPAM MAHASISWA PERAWAT DOKTER dll.

21 ***Nilai pernafasan : lihat – dengar - rasakan
Angkat dagu + tengadah kepala “look, listen, and feel” (lihat, dengar, dan rasakan) < 10 detik Pastikan korban bernafas : Normal atau Tidak Normal “gasping” (megap-megap)= tidak normal

22 KOMPRESI DADA

23 RASIO KOMPRESI : NAFAS BUATAN 30 : 2

24 KOMPRESI DADA Kecepatan 100 x/menit, teratur
Kedalaman 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6cm Kecepatan 100 x/menit, teratur Beri kesempatan dada mengembang penuh dengan sendirinya Kompresi tidak boleh terputus Kecuali untuk memberi nafas buatan atau memindahkan pasien(tidak boleh berhenti >10 detik

25 NAFAS BUATAN Berikan tiupan melalui mulut korban sambil melihat naiknya permukaan dada 1 tiupan nafas = 1 detik Berikan kesempatan udara keluar dan lihat turunnya permukaan dada

26 Angkat dagu tengadahkan kepala
Tindakan Bantuan Hidup Dasar Dewasa Anak (1-8 tahun) Bayi (1-12 bulan ) Manufer jalan nafas Rasio kompresi dada : Nafas buatan Kecepatan Kompresi Kedalaman kompresi Titik kompresi Posisi tangan yang melakukan kompresi 5 cm Dua tangan Angkat dagu tengadahkan kepala 30 : 2 100 x / menit Ditengah dada Satu tangan 4 cm Dua jari

27 RESUSITASI JANTUNG PARU PADA ANAK
Tehnik dasarnya sama seperti pada dewasa Kompresi dada dengan satu tangan pada anak usia 1-8 tahun

28 RESUSITASI JANTUNG PARU PADA BAYI
Bayi = usia 1-12 bulan Kompresi dada menggunakan 2 jari, misal - jari telunjuk + jari tengah - jari tengah + jari manis - dua ibu jari Nafas buatan : dari mulut kemulut+hidung bayi

29

30 Resusitasi dihentikan bila :
Kembalinya denyut jantung dan nafas spontan (pasien bergerak spontan) Pasien alih pertolongan oleh TMRC Penolong terancam keselamatannya Adanya perintah jangan diresusitasi oleh tim medik/dokter

31 SEMOGA BERMANFAAT


Download ppt "RESUSITASI JANTUNG PARU"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google