Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Audit Coding Morbiditas & Mortalitas,pengontrol Manajemen Risiko

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Audit Coding Morbiditas & Mortalitas,pengontrol Manajemen Risiko"— Transcript presentasi:

1 Audit Coding Morbiditas & Mortalitas,pengontrol Manajemen Risiko
Pertemuan 1 Dr.Mayang Anggraini - Lily Widjaya , SKM.,MM D-III RMIK-Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

2 VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

3 Materi Sebelum UTS 01. Audit Coding Morbiditas & Mortalitas,pengontrol Manajemen Risiko 02. Dokumentasi Dan Risiko Manajemen 03. Dokumentasi, Rekam Medis, Audit Medis Dan Risiko Manajemen 04. Data Diagnoses Di RM & Risk Management 05. AUDIT CODING METHODOLOGY 06. Latihan Audit Coding 07. Latihan dan Review

4 Materi Setelah UTS 08. SUMMARIES KASUS ICD-10 BAB XII – XIII – XIV – XVIII – XXI 09. SUMMARIES KASUS ICD-10 BAB XV – XVI – XVII 10. SUMMARIES KASUS ICD-10 BAB XIX – XX 11. PELATIHAN PENGKODEAN SUMMARIES 12. PELATIHAN PENGKODEAN SUMMARIES 13. PELATIHAN PENGKODEAN SUMMARIES 14. REVIEW BAB XII- XVII

5 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa memahami arti audit dan dapat melaksanakan audit coding diagnoses morbiditas maupun mortalitas dengan cermat, serta berperan pro-aktif bagi kepentingan manajemen risiko, untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya risiko tuntutan dan kerugian bagi pasien, provider, institusi, pegawai serta pihak-pihak ketiga lain-lain.

6 DESKRIPSI KEBERHASILAN CODING DIAGNOSES & AUDIT MEDIS
Audit coding diagnoses, sebagai instrument pengontrol kualitas informasi klinis, perlu dijalankan, agar kualitas informasi asuhan medis dan pelayanan yang telah terjadi dapat dipertanggungjawabkan secara legal.

7 KOMPETENSI MAMPU: Paham apa arti audit dan dapat melaksanakan audit coding diagnoses morbiditas maupun mortalitas dengan cermat, serta berperan pro-aktif bagi kepentingan manajemen risiko, untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya risiko tuntutan dan kerugian bagi pasien, provider, institusi, pegawai serta pihak-pihak ketiga lain-lain.

8 PENDAHULUAN Transformasi kualitas data pelayanan kesehatan ke
Suatu informasi pelayanan kesehatan yang bermakna sangat diperlukan untuk bisa memaparkan: - Perkiraan kualitas dan Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan pasien. Kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung, sebagian besar, pada kualitas informasi pelayanan kesehatan.

9 Keberhasilan coding diagnoses
adalah Kualitas Informasi Klinis yang memaparkan: - Kualitas, - Kuantitas - Efektivitas dan - Efisiensi asuhan/pelayanan kesehatan.

10 PENDAHULUAN (Lanjutan-1)
Di Indonesia sampai saat ini, coding diagnoses rekam medis pasien dimanfaatkan institusi pelayanan hanya untuk menghasilkan statistik morbiditas versi RL Dep.Kes RI, dan di sebagian rumah sakit untuk pengembangan indeks penyakit. Dalam kenyataan sehari-hari petugas bisa menyele-saikan isian pelaporan morbiditas format RL tanpa harus didahului proses pengkodean diagnoses pasien ataupun penyimpanan data diagnoses dalam format indeks penyakit (Lihat contoh formulir RL 2, RL2a dll), sehingga hasil pelaporan RL-nya perlu diragukan ketepatannya.

11 Pendahuluan (Lanjutan-2)
Semenjak tahun 1983, setelah DRGs (Diagnosis Related Group system) dan PPS (Prospective Payment System) dikembangkan di luar negeri (USA), kekuatan finansial institusi sangat bergantung kepada kebenaran penagihan biaya rawat yang ditentukan oleh: - akurasi, - presisi dan - ketepatan waktu hasil coding diagnoses dan tindakan yang dihasilkan.

12 Pendahuluan (Lanjutan-3)
Di Pelayanan Kesehatan: - coding diagnoses dan - analisis data diagnoses merupakan: Kunci operasional organisasi, oleh karenanya: Coding (Pengkodean) data klinis yang senantiasa menjadi prioritas di dalam manajemen institusi kesehatan harus mampu: Memaparkan suatu bukti kebenaran pelayanan yang telah diberikan kepada pasiennya.

13 BAGAIMANA CARA MENENTUKAN KUALITAS HASIL CODING DIGANOSES?
LAKSANAKAN AUDIT CODING DIAGNOSES BAGAIMANA CARANYA? BILAMANA AUDIT CODING HARUS DIJALANKAN? SIAPA PENANGGUNG JAWAB KERJA CODING? SIAPA AUDITOR INTERNAL & EKSTERNALNYA? APA TINDAK LANJUTNYA? UNTUK APA HASIL CODING DIMANFAATKAN?

14 AUDIT CODING DIAGNOSES
Proses coding diagnosis harus dijalankan sesuai pedoman yang diatur agar mampu menghasilkan code informasi yang - berkualitas, - tepat, akurat, relevans, dengan presisi tinggi.

15 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY *
AUDIT: RETROSPECTIVE REVIEW OF SELECTED - HEALTH CARE RECORDS OR - DATA DOCUMENTS TO EVALUATE THE QUALITY OF CARE OR SERVICES PROVIDED COMPARED WITH PREDETERMINED STANDARDS.

16 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY (Lanjutan):
DEGREE OF EXCELLENCE OF A THING; a required: - character or - property that belongs to thing’s essential nature. Apa yang disebut asuhan kesehatan berkualitas?

17 Qualitative Analysis:
Review of - records for accuracy and - completeness of the record content, rather than for the presence of: - forms - signatures.

18 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-1)
Quality assessment: Process of measuring quality to define existing levels. (* Mervat Abdelhak, PhD, RHA. Health Information Management of a Strategic Resource, 2ND ed. Glossary, WB Saunders Company)

19 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-2)
Quality assessment and improvement: Continuous - monitoring, - evaluation, - improvement of the process of proving health care services to meet the needs of the public

20 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-3)
Quality Assurance (QA): Activities designed to measure the quality of: - service, product, or - process with remedial action as maintain a desired standard.

21 Quality Improvement (QI):
Activities designed to increase the quality of a - product or - service through - process or - system changes that increase efficiency or effectiveness.

22 BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-4)
Quality Indicators: An objective, quantifiable measurement that targets - events or - patterns of events suggestive of a - problematic process or - behavior.

23 QUALITY DATA / DATA QUALITY
Data that are - correct, - valid, - reliable, - legible, - current, - timely, - meaningful, - accessible, - confidential, - secure, and - legal.

24 QUALITY MANAGEMENT Cultural commitment to high-quality - performance, - service, and - outcomes through the empowerment of all workers in: a process of continuous quality improvement through the application of scientific methods of: - data collection, - analysis, and - interpretation.

25 QUALITY MANAGEMENT (Lanjutan)
JCAHO (USA): Defines an indicator as “a quantitative instrument that is used to measure the extent to which an organization or component thereof: - carries out the right processes, - carries out those processes well, and achieves desired outcomes as a result of carrying out the right processes well”

26 QUANTITATIVE ANALYSIS:
Review of a patient record to determine if: - specified reports and - authentications are present.

27 QUALITATIVE DATA: Measurement information: - numerical information that - can be computed in some way.

28 PROCESS: Specific actions taken, - Events occurring, and - Human interactions in the delivery of health services

29 AUDIT MEDIS (MEDICAL AUDIT)
Petikan dari: (Kathleen A Waters & Gretchen Frederick Murphy, Medical Records in health Information, An Aspen Publication) Oleh: dr. Mayang Anggraini

30 AUDIT MEDIS Sistem evaluasi yang sama dengan fungsi kontrol manajemen. Suatu proses untuk menemukan masalah-masalah yang perlu tindakan koreksi, Harus ada: Standard pengukuran penampilan performance. Kemudian, setelah suatu waktu yang ditentukan, adakan pengukurun kembali penampilan yang terjadi.

31 Audit Medis (Lanjutan-1)
JCAHO: Audit pelayanan merupakan mekanisme yang akuntabel yang bisa memberi kesempatan rumah sakit melalui penggunaan keprofesionalism para tenaga profesional, ditujukan ke prosedur evaluasi, yang mampu memaparkan bahwa kualitas asuhan yang dihasilkan konsisten optimal  mekanisme yang menghasilkan peningkatan asuhan pasien. - Di Indonesia kita harapkan PORMIKI bisa menjadi badan pelaksana ini -

32 Audit Medis (Lanjutan-2)
Karakter esensial prosedure asuhan pasien yang diterima adalah: Kriteria valid Kriteria valid memungkinkan kajian objektif kualitas asuhan seluruh pasien dijalankan: - dinyatakan dalam istilah yang dapat diukur bukan deskriptif,  memungkinkan evaluasi akurat terlaksana. - pernyataan tentang pelayanan optimal yang bisa tercapai.

33 Audit Medis (Lanjutan-3):
1. Ukuran kualitas adalah: - validasi diagnoses - justifikasi admisi, operasi, dan/atau prosedure yang berbahaya/berisiko - pernyataan outcome pasien yang diharapkan - ketepatan proses asuhan atau manajemem pasien dalam sikon yang terkait.

34 Audit Medis (Lanjutan-4)
2. Pengukuran kenyataan praktek terhadap kriteria hasil data yang reliable: - Pengukuran memerlukan komparasi dari kenyataan praktek terhadap kriteria. - Reliable data memerlukan: - metode pengukuran obyektif yang pasti - meliput seluruh atau sample yang mewakili pasien dan tenaga praktisi.

35 Audit Medis (Lanjutan-5)
3. Hasil pengukuran dianalisis mitra bestari (peer review) Analisis memerlukan: - identifikasi conformance (penyesuaian) terhadap kriteria bervariasi - justifikasi eksplisit untuk semua variasi klinis yang diterima - identifikasi masalah (variasi klinis yang tidak diterima) dalam kaitannya dengan asuhan pasien. - atribusi masalah ke sumbernya.

36 Audit Medis (Lanjutan -6)
4. Identifikasi action yang akan dijalankan untuk koreksi Aksi harus: - spesifik bagi masalah yang life-threatening - efektif menunjang perubahan.

37 Audit Medis (Lanjutan -7)
5. Action pada follow up Follow up harus: - segera bila masalah adalah life- threatening - dokumentasi untuk menampilkan peningkatan asuhan pasien.

38 Audit Medis (Lanjutan-8)
6. Hasil evaluasi asuhan pasien, adalah: - temuan umum, - rekomendasi khusus, yang dilaporkan. - Laporan berarti: diakui oleh: - komite pelaksana, - kepala institusi, - badan penentu, - kepala staf medis (untuk kajian profesional asuhan perawatan, dan tenaga kesehatan lain-lain).

39 Bagaimana menghasilkan keluaran Audit?
 Audit umumnya memang berorientasi keluaran (outcome)  atensi dipusatkan kepada status pasien saat dipulangkan dari primary care. Topik bisa: - kondisi/diagnosis pasien  diberi kode (ICD-10, WHO) - prosedure/masalah yang diketahui atau yang diduga akan terjadi  diberi kode (ICOPIM  ICD-9-CM)

40 Bagaimana menghasilkan keluaran Audit (Lanjutan-1)
Justifikasi diagnosis/tindakan Elemen outcome terukur Indikator non-spesifik (LOS, komplikasi dll) Setiap kriteria dibagi menjadi 3 (tiga) : (1) elemen (2) standar (3) pengecualian.

41 Runtunan Audit Medis Komite audit menentukan element asuhan mana yang cukup penting kurang/tidak memenuhi sarat, sehingga memerlukan kajian rekam medis pasien. Standard screening: 100% yang ditemukan dan 0% yang tidak ditemukan

42 Runtunan Audit Medis (Lanjutan-1)
Standard ini tidak dimaksud sebagai standard praktek medis, namun dimaksud untuk digunakan sebagai standard screening untuk memilah rekam medis yang akan dikaji komite. Bila dikehendaki bisa saja ditambah pengecualian bagi setiap element. (Ini menggambarkan justifiable nonconformance terhadap kriteria).

43 Runtunan Audit Medis (Lanjutan -2)
Rekam medis discreen dengan cara: - mengomparasi data dalam rekam terhadap kriteria dan - perhatikan setiap variasi yang ditemukan. Setelah variasi dicacat, rekam medis dibawa ke komite untuk dikaji. Komite akan memutuskan apakah ada justifikasi klinis yang mengakibatkan timbulnya variasi.

44 Runtunan Audit Medis (Lanjutan -3)
Komite kemudian menyusun instruksi khusus serta definisi-definisi untuk membantu kepastian akurasi pengambilan data. Pengambilan data umumnya dilaksanakan oleh non-dokter (Tenaga Rekam Medis atau Perawat).

45 Runtunan Audit Medis (Lanjutan -4)
Apabila ditemukan variasi yang nonjustified, ini disebut adanya deficiencies  dianalisis untuk diatribusi. Runtunan tindakan ini adalah untuk memastikan apakah ada masalah. Teknik pemecahan masalah disusun dan dilaksanakan. Lembar ringkasan data digunakan sebagai alat pendekatan pengorganisasian.

46 Runtunan Audit Medis (Lanjutan-5)
Kepada setiap masalah yang akan dipecahkan, diupayakan menjawab pertanyaan di bawah ini: 1. Apa yang terjadi (What happened)? 2. Di mana itu terjadi (Where did it happened)? 3. Siapa yang bertanggung jawab (Who is responsible)? 4. Mengapa itu bisa terjadi (Why did it happened)? 5. Tindakan/Jalan apa yang terbaik untuk koreksi (What is the best way to correct it)?

47 KODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS yang TEPAT
Sistem coding diagnoses di Indonesia sampai saat ini dilaksanakan berdasarkan: - pedoman dan - petunjuk cara memilih dan - penentuan code penyakit - morbiditas dan - sebab mortalitas sesuai petunjuk yang ada di ICD-10, Volume 2, WHO.

48 CODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS yang TEPAT (Lanjutan-1)
Untuk dapat penentukan code yang tepat bagi suatu sebutan diagnose morbiditas ataupun mortalitas, pelaksana coder diharapkan - berkompetens di bidang analisis kuantitif dan kualitatif data diagnoses, - mampu mandiri bekerja secara profesional, menentukan sebutan diagnose yang harus dicode, dan - mampu memilih code yang tepat yang memaparkan informasi: - morbiditas ataupun mortalitas yang telah terjadi dengan presisi tinggi.

49 CODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS yang TEPAT (Lanjutan-2)
Ketepatan yang dihasilkan dinilai melalui: AUDIT CODING Code tepat = mewakili status keadaan pasien yang sebenarnya! (status setelah didiagnosis, diterapi, status kesehatannya pada saat discharge)

50 AUDIT CODING DIAGNOSES
Pemeriksaan dokumen (pertanggungjawaban) secara berkala. = Pengujian kebenaran, efektivitas rekaman serta penilaian kewajaran informasi hasil olahan rekaman terkait. AUDITING: Pelaksanaan audit = suatu Sistem Penguji Kebenaran Data Secara Periodik.

51 TUJUAN CODING DIAGNOSES:
Memastikan bahwa: - perekaman, - penyimpanan dan - prosedur pengambilan kembali data DIAGNOSES terpelihara, mampu melindungi tercapainya: - standard uniformitas, - komparatabilitas serta kualitas produk rekaman yang telah dihasilkan.

52 Audit Coding Diagnoses (Lanjutan)
Demi pemenuhan batasan ini, maka diperlukan standard kualitas data diagnoses yang harus realistik dan layak mewakili suatu kejadian yang nyata. AUDIT CODING DIAGNOSES: Pemeriksaan terhadap proses dan hasil penentuan code diagnoses final pasien.

53 DIAGNOSE(S) = PASIEN Diagnoses = kata (phrasa) yang digunakan
dokter untuk menyebut suatu penyakit/ gangguan kesehatan seseorang, atau adalah keadaan yang menyebabkan seseorang memerlukan/ mencari/mendatangi/menerima asuhan medis (medical care) dan pelayanan kesehatan (health service)  bisa sebutan nama penyakit, kondisi gangguan kesehatan ataupun masalah terkait kesehatan (ICD-10 menyediakan kode untuk masing-masing ini)

54 Diagnose admisi (masuk) = titik mula segala
Diagnose (Lanjutan:1) Diagnose admisi (masuk) = titik mula segala kegiatan institusi asuhan/pelayanan terhadap pasiennya (pelay. medis, penunjang medis umum/spesialis, perawatan dll) diagnose(s) diferensial, diagnose(s) kerja yang akan diterapi medis/bedah  pada akhirnya menjadi diagnoses akhir (final) atau discharge diagnose(s) saat pasien dinyatakan boleh pulang  pilih satu sebagai Diagnose Utama (Baca: MB Rules ICD-10, Volume 2)

55 Diagnoses (Lanjutan-2):
Berat ringan diagnose final akan menentukan nasib pasien: - sembuh, - cacat, - perlu pengobatan berkelanjutan, - perlu dirujuk ke spesialis lebih tinggi, - perlu perawatan rumah (home-care) lebih lanjut dst. - atau meninggal. Untuk inilah penegakkan diagnosis harus sesuai standard ilmiah yang telah disepakati bersama.

56 DIAGNOSES = KEPUTUSAN DOKTER = NASIB PASIEN = BIAYA
Chiron Diagnostics Coorp. menyebut (dalam brosur peralatan medis): “Diagnostik adalah upaya menjawab salah satu pertanyaan penting yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kelangsungan hidup seseorang dan bukan hanya sekedar test-test diagnostik biaya tinggi”.

57 DIAGNOSES = KEPUTUSAN DOKTER = NASIB PASIEN = BIAYA (Lanjutan-1)
Harus diterima bahwa: Peningkatan & Pengembangan Iptek kedokteran: - diagnostik - terapi - prevensi - rehabilitasi maupun - promosi cenderung meningkatkan biaya yang melambung tinggi, jauh luar jangkauan masyarakat umum, terutama di Indonesia  Perlu Kontrol yang ketat!

58 Diagnoses … (Lanjutan-2)
Walau demikian, penentuan nasib seseorang tidak dapat dilalaikan, usaha harus dijalankan dengan kontrol berkesinambungan, agar paparan outcome produk betul-betul Efisiensi dan Efektif dalam batasan - kebijakan, - aturan, dan - perundang-undangan yang berlaku.  DRGs – CASEMIX ?

59 relevans, akurat dan tepat waktu.
Diagnose ... (Lanjutan-3) Untuk upaya ini diperlukan informasi yang relevans, akurat dan tepat waktu. Untuk kajian kepastian mutu  lakukan Audit Coding Diagnoses karena Diagnoses = Status kondisi pasien. “BOTH” tentang yang terjadi ada di suatu Good Medical-Health Records yang terkelola dengan sistem yang baik, serta terpelihara baik dengan kerahasiaannya terjamin.

60 ICD CODES = FINAL DIAGNOSES
Code ICD mewakili pernyataan diagnose(s) yang berhasil ditegakkan dokter bagi pasiennya. Diagnose(s): Keadaan gambaran nyata hasil pemrosesan kumpulan gejala (signs & symptoms) melalui manajemen asuhan medis berdasarkan suatu Standard Asuhan Medis (yang berlaku) produk final yang diberi sebutan DIAGNOSE(S) FINAL/Discharge.

61 Diagnose(s) final Produk akhir bukti suatu konsistensi urutan segala - tindakan diagnostik - terapi medis-operasi yang telah terjadi, dengan mengutilisasi sumber daya yang tersedia, dan menjadi dasar hitungan Jumlah biaya yang diserap pasien. (kewajaran Ini yang akan diatur dalam sistem DRGs-Case-mix)

62 DOKTER >< CODER Dokter bukan coder dan Coder bukan tenaga medis
Dokter menitipkan data diagnoses pasien ke para coder agar diberi nomor code ICD yang akurat Coder yang dititipi tugas kerja coding diagnoses  harus kerja tertib, presisi tinggi, akurat sesuai peraturan, pedoman & konvensi sistem klasifikasi (ICD) yang berlaku/harus diterapkan,  diaplikasikan sesuai peraturan pemerintah yang berlaku! Coder adalah tenaga profesional di bidangnya.

63 PENGGUNAAN DATA yang TERCODE
Perkembangan saat ini, memanfaatkan data yang tercode untuk: Pengukuran kualitas, keamanan (medical errors) dan ke-efektifan asuhan. Penentuan keputusan klinis berdasarkan keluaran (output) sistem ganda. Perancangan (designing) sistem pembayaran dan pemrosesan tagihan (claims) untuk bukti rincian penagihan biaya rawat (DRGs-Casemix). Pelaksanaan penelitian, kajian epidemiologik, dan trial klinis. Penyusunan kebijakan kesehatan.  PILIH CODE HARUS BENAR & TEPAT!

64 Penggunaan Data yang Tercode (Lanjutan)
Perancangan sistem pelayanan kesehatan. Pemonitoran utilisasi sumber daya. Peningkatan penampilan klinis, financial dan administratif. Pengenalan adanya mal-praktek atau errors. Pengelolaan asuhan dan proses penyakit. Penelusuran kesehatan masyarakat dan risiko. Penyediaan data bagi konsumer terkait biaya dan pilihan keluaran hasil pengobatan. CODE DIAGNOSES HARUS TEPAT !

65 KEPASTIAN DIAGNOSIS & KETEPATAN CODE
Kepastian diagnosis dan ketepatan code sangat diperlukan agar Informasi morbiditas/mortalitas relevans, dapat dipertanggung-jawabkan memaparkan kualitas fakta yang telah terjadi.

66 Outcome-nya: menekan risiko
Ini akan memungkinkan Retrieval informasinya dapat memenuhi kebutuhan manajemen pasien, institusi, edukasi, reset ataupun kebutuhan pihak ketiga yang lebih luas, dan mampu melindungi kepentingan provider pelayanan (dokter), pemilik institusi ataupun pasien sendiri sebagai konsumen pelayanan. Code akurat akan mampu menekan manajemen risiko.

67 Kepastian Dignoses dan Ketepatan Code (Lanjutan)
INFORMASI DIAGNOSE(S) adalah: - Indikator penampilan klinik - Paparan peringkat mutu produk asuhan medis-pelayanan RS - Bukti utilisasi sarana/fasilitas yang tersedia - Data input yang memenuhi persyaratan ke: SIK (Sistem Informasi Kesehatan) yang lebih luas (contoh: SIK Depkes), ataupun SIM-RS (Sistem Informasi Menajemen Rumah Sakit-nya)

68 SIAPA YANG HARUS MENGENAL ICD?
Manajer senior Klinikus Personil Sistem Informasi Personil Manajemen Kualitas Personil Manajemen Utilisasi. Personil Pelepasan Informasi. Personil Departemen Penunjang Personil Manajemen Kualitas Data Personil Sekuritas Data Analist Data Peneliti Personil Billing. Personil Akutansi Personil Compliance Auditor.

69 SASARAN AUDIT CODING (NHS, Information authority)) SASARAN: Mengevaluasi kualitas data klinis yang tercode dengan mengkomparasi antara informasi yang terkandung di Sistem Admisi Pasien (PAS) dengan informasi yang terekam di lembar cacatan klinik dan di lembar ringkasan keluar rekam medis-kesehatan pasien. Audit juga mengevaluasi proses informasi yang terkait di dalam perekaman aktivitas pasien rawat inap.

70 Hasil Audit Audit diharapkan mengidentifikasi area-2 yang perlu: - peningkatan, - perbaikan, - area kelemahan, serta menyediakan rekomendasi yang perlu demi kepastian dan peningkatan kaulitas data. Umumnya juga menghasilkan rekomendasi kebutuhan dasar-dasar pelatihan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas data.

71 TUJUAN AUDIT CODING DIAGNOSIS
Di antaranya: Mereviev dan menganalisis eror yang ditemukan dan berusaha menelusuri sumber erornya. II. Mengkomparasi informasi yang dihasilkan coder (di lembar resume pulang) saat dicoding dengan informasi yang tertera di lembar-lembar cacatan klinik saat coding dijalankan. III. Mereview informasi untuk suatu akurasi dan dikaitkan dengan standard nasional yang diberlakukan.

72 Tujuan Audit Coding Diagnoses (Lanjutan):
Mengidentifikasi area praktek coding yang perlu peningkatan. Mereview kualitas dan kelengkapan sumber informasi (lembar resume dan lembar cacatan klinik) VI. Meningkatkan temuan persilangan interpretasi antara tenaga klinikus dengan coder klinis. VII. Membuat rekomendasi, bila perlu, untuk peningkatan kualitas dari code data klinis.


Download ppt "Audit Coding Morbiditas & Mortalitas,pengontrol Manajemen Risiko"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google