Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB 1 B Implikasi Etis dan Sosial Tes

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB 1 B Implikasi Etis dan Sosial Tes"— Transcript presentasi:

1 BAB 1 B Implikasi Etis dan Sosial Tes

2 Tes psikologi memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi masyarakat modern.
Bila digunakan secara etis dan bertanggungjawab, tes dapat menjadi dasar untuk mengambil kesimpulan yang masuk akan tentang orang per orang dan kelompok-kelompok. Tujuan utama topik ini adalah memperkenalkan pembaca pada standard-standard etis dan professional yang menggambarkan praktek tes psikologi.

3 Bila seorang penguji bukan berasal dari mayoritas budaya Anglo-Amerika (didominasi ras Kaukasia, berbahasa Inggris, individualistik, berorientasi masa depan) maka masalah-masalah etis dan professional dalam tes akan terjadi. Kecurangan muncul sebagai konsekuensi buruk yang tidak dikehendaki dalam tes dengan kepentingan besar terutama di sekolah-sekolah di negara kita.

4 Dasar Pemikiran Standard Profesional Tes
Dilema tes psikologi tidak selalu memiliki jawaban sederhana dan jelas. Bahkan para psikolog yang bijak dan berpengalaman sekalipun tidak bisa sepakat mengenai sisi etis dan professional dalam suatu kasus tertentu.

5 Tanggungjawab Penerbit Tes
Tanggungjawab penerbit tes adalah menyangkut publikasi, pemasaran dan distribusi tes yang diterbitkan. Secara khusus, penerbit diharapkan akan merilis tes berkualitas tinggi, memasarkan produknya secara bertanggungjawab dan membatasi distribusi tes hanya kepada orang-orang yang tepat.

6 Berkaitan dengan publikasi instrument baru atau yang direvisi, pedoman terpenting adalah mencegah peluncuran tes yang terlalu dini. Panduan atau pedoman akan mencantumkan statistic yang terperinci terkait analisis reliabilitas, studi validitas, sampel normatif dan aspek-aspek teknis lainnya.

7 Contoh Kasus 1.2 Masalah-masalah Etis dan Profesional dalam Tes
Seorang psikolog konsultasi sepakat untuk melakukan penyaringan prakepegawaian menyangkut psikopatologi calon-calon petugas kepolisian. Di awal konsultasi, psikolog meminta calon untuk membuka dan menandatangani suatu formulir persetujuan terperinci secara terbuka dan jujur menggambarkan proses evaluasi. Meskipun demikian, dalam formulir persetujuan tersebut, dijelaskan bahwa umpan balik khusus mengenai hasil tes tidak akan diberikan kepada para calon.

8 Pertanyaan : Apakah etis bagi psikolog untuk tidak memberikan umpan balik kepada para calon ?
Memasarkan tes secara bertanggungjawab tidak hanya menyangkut iklan (harus akurat dan bermartabat) namun juga cara penyampaian informasi dalam panduan dan pedoman.

9 Buku panduan dan pedoman akan mencantumkan statistik yang terinci terkait analisis reliabilitas, studi validitas, sampel normatif dan aspek-aspek teknis lainnya. Memasarkan tes secara bertanggungjawab tidak hanya menyangkut iklan (yang harus akurat dan bermartabat) namun juga cara penyampaian informasi dalam panduan dan pedoman.

10 Para penerbit menyadari tanggungjawab yang besar untuk memastikan bahwa hanya para pengguna yang memenuhi syarat yang boleh membeli produk mereka. Adanya potensi bahaya jika tes jatuh ke tangan orang yang salah dan fakta yang jelas bahwa banyak tes tidak lagi valid jika para calon peserta tes sudah membacanya lebih dahulu.

11 APA (Americal Psychological Association) mengusulkan tes digolongkan ke dalam 3 tingkatan kompleksitas (tingkat A, B dan C) yang membutuhkan tingkat keahlian yang juga berbeda dari penguji : Tingkat A : Instrumen-intrumen tersebut merupakan pengukuran tertulis yang mudah dan dapat dilaksanakan, diberi skor dan diinterpretasikan dengan hanya pelatihan minimal.

12 Tingkat B : Tes-tes tersebut emerlukan pengetahuan tentang konstruksi tes dan pelatihan dalam statistik serta psikologi. Tingkat C : Tes-tes tersebut membutuhkan pemahaman mendalam terhadap tes dan topic-topik pendukung. Pengalaman terpadu merupakan hal yang penting bagi ketepatan pelaksanaan, pemberian skor dan interpretasi instrument-instrumen tersebut.

13 Psychological Corporation, salah satu pemasok utama bahan-bahan tes di Amerika serikat mengharuskan para calon pelanggan untuk mengisi formulir pendaftaran yang merinci pelatihan dan pengalaman mereka dalam tes. Sebagian besar penerbit tes juga menetapkan bahwa perorangan atau kelompok yang memberikan tes dan konseling melalui surat tidak diperbolehkan membeli materi-materi tes.

14 Secaraa umum, para pengguna disarankan untuk tidak menerbitkan tes yang dapat dibawa pulang dan para penerbit dianjurkan untuk menolak permintaan para praktisi atau kelompok-kelompok yang mendukung praktek tersebut.

15

16 Tanggungjawab Pengguna Tes
Asesmen psikologi terhadap kepribadian, minat, fungsi otak, bakat atau intelegensi adalah suatu tindakan professional yang sensitive yang harus disertai dengan kepedulian mutlak terhadap kesejahteraan peserta tes, keluarganya, para pemberi kerja dan jaringan yang lebih luas dari lembaga-lembaga sosial yang mungkin dipengaruhi oleh hasil asesmen klinis tersebut.

17 Ketika informasi skor tes disampaikan kepada siswa, orang tua, perwakilan-perwakilan hukum, guru, klien atau media, mereka yang bertaanggungjawab atas program tes ini harus memberikan interpretasi yang tepat. Interpretasi tersebut harus menjelaskan dalam bahasa yang sederhana mengenai apa yang dicakup oleh tes, arti skor-skor, ketepatan skor, kesalahan interpretasi yang umum atas skor-skor dan bagaimana skor-skor tersebut akan digunakan.

18 Kewajiban utama para praktisi adalah menjaga kerahasiaan informasi, termasuk hasil-hasil tes yang mereka dapatkan dari para klien selama berlangsungnya konsultasi. Dalam situasi yang tidak biasa di mana penutupan informasi akan menimbulkan bahaya nyata bagi si klien atau orang lain.

19 Seorang psikolog yang dalam pelaksanaan tes menemukan bahwa kliennya telah melakukan penganiaayaan fisik atau seksual terhadap seorang anak wajib melaporkan informasi tersebut kepada penegak hukum. Para terapis memiliki kewajiban untuk melindungi calon korban dari para kliennya.

20 Para praktisi disarankan untuk menginformasikan kepada klien-klien mereka tentang pembatasan kerahasiaan oleh hukum. Sejumlah prinsip menyatakan bahwa pengguna tes harus memikul tanggung jawab tertinggi dalam hal ketepatan penerapan tes. Pengguna tes harus sangat terlatih dalam teori asesmen dan pengukuran.

21 Pedoman ini memiliki signifikansi khusus di wilayah seperti penyaringan kerja, pendidikan khusus, tes terhadap para penyandang cacat atau situasi-situasi lain di mana dampak potensialnya besar. Para psikolog yang kurang terlatih dalam instrument-instrumen yang mereka pilih dapat membuat kesalahan serius dalam interpretasi tes yang akan merugikan peserta tes.

22 Para psikolog memiliki tanggungjawab yang layak untuk kesesuaian penerapan, interpretasi dan penggunaan instrument-instrumen asesmen terlepas dari apakah mereka memberikan skor serta menginterpretasikan tes-tes tersebut atau menggunakan layanan otomatis atau lainnya. Dari sudut pandang hukum, ada tiga elemen peryataan persetujuan yaitu keterbukaan, kompetensi dan kesukarelaan.

23 Inti dari keterbukaan adalah bahwa klien menerima cukup informasi (misalnya tentang risiko, manfaat dibukanya laporan) untuk membuat keputusan bijak tentang kelanjutan partisipasinya dalam tes. Kompetensi mengacu pada kemampuan mental peserta tes untuk memberikan persetujuan. Pilihan untuk menjalani suatu rangkaian asesmen diberikan secara bebas dan tidak didasarkan pada pemaksaan halus.

24 Standard perawatan adalah konsep lepas yang kerap muncul dalam kajian professional atau hukum terkait praktek-praktek kesehatan tertentu termasuk tes psikologi. Standard perawatan umum adalah standard yang bersifat “biasa, lazim atau masuk akal”. Sulit untuk menyediakan pedoman menyeluruh tentang “masa berlaku” hasil tes psikologi. Alasan utama keengganan untuk memberian umpan balik adalah kurangnya pelatihan dalam cara menyampaikan umpan balik terutama jika hasil tesnya tampak negatif.

25 Umpan balik yang merusak kerap muncul bila psikolog klinis gagal meluruskan persepsi keliru si klien tentang makna hasil tesnya. Para praktis diharapkan mengetahui kapan suatu tes atau interpretasi mungkin tidak dapat diterapkan karena faktor-faktor seperti usia, gender, ras, etnisitas, asal kebangsaan, agama, orientasi seksual, kecacatan, bahasa dan status social ekonomi.

26

27 Tes Terhadap Minoritas Budaya dan Bahasa
Hampir sepenuhnya didasarkan pada upaya-upaya para psikolog berukit putih yang memasukkan sudut pandang Anglo-Amerika ke dalam pekerjaannya. Perbedaan bahasa dan budaya dapat menjelaskan skor-skor tes yang rendah pada para imigran. Anak-anak Indian Purba menunjukkan kemampuan yang superior dalam tes menggambar kuda yag disusun secara khusus olehnya untuk mengetes kemampuan mental sementara kinerja mereka kurang baik pada tes arus utama Menggambar Manusia dari Goodenough (1926).

28 Para praktisi perlu menghargai bahwa latar belakang budaya para peserta tes akan mempengaruhi keseluruhan proses asesmen. Tantangan yang dihadapi praktisi adalah mengamati rincian klinis dari kinerja dan mengidentifikasi nuansa pada perilaku yang dilandasi oleh budaya yang akan membantu menentukan hasil tes.

29 Steele (1997) mengemukakan teori bahwa stereotip masyarakat tentang suatu kelompok memengaruhi kinerja intelektual langsung dan juga perkembangan jangka panjang identitas dari masing-masing anggota kelompok. Gagasan tentang ancaman stereotip pada intinya merupakan versi canggih dari ramalan yang terwujud sendiri (self-fulfilling prophecy). Para peneliti mendefinisikan ancaman untuk membenarkan sebagai karakteristik diri sendiri, suatu stereotip negatif tentang kelompok asal seseorang. Sebagai contoh, berdasarkan data yang diterbitkan dan liputan media tentang res serta skor IQ, orang-orang Afika-Amerika mendapat stereotip sebagai kelompok yang memiliki kemampuan intelektual lebih rendah ketimbangan kelompok-kelompok lainnya.

30 Secara ringkas, para penulis mengemukakan suatu perspektif sosial-psikologis yang menyangkut makna skor tes yang lebih rendah pada para mahasiswa Afrika Amerika dan juga kelompok-kelompok lainnya yang terancam stereotip. Sudut pandang mereka menekankan bahwa hasil tes tidak menetap di dalam diri seseorang. Skor tes muncul di lingkungan sosial psikologis yang kompleks yang dipengaruhi secara potensial oleh sejarah nasional, masalah-masalah ras dan banyak faktor tersembunyi lainnya.

31 Pengaruh yang Tak Diinginkan dalam Tes dengan Kepentingan Besar (High-Stake)
Pandangan yang berlaku di masyarakat umum adalah bahwa kecurangan jarang atau tidak pernah terjadi dalam program-program tes yang dilaksanakan secara nasional. Semakin banyak orang yang harus lulus tes agar bisa diterima di perguruan tinggi, memperoleh pekerjaan atau mendapatkan promosi.

32 Para pejabat sekolah juga semakin banyak dievaluasi berdasarkan rata-rata skor tes di distrik mereka. Karena kepentingannya sangat besar, orang-orang yang berniat buruk akan mencoba mengalahkan sistem. Anda menangkap para penyontek yang bodoh sedangkan para penyontek yang cerdas tidak akan mampu anda deteksi.

33 Terima Kasih


Download ppt "BAB 1 B Implikasi Etis dan Sosial Tes"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google