Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGEMBANGAN KURIKULUM SKEMA 321

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGEMBANGAN KURIKULUM SKEMA 321"— Transcript presentasi:

1 PENGEMBANGAN KURIKULUM SKEMA 321
Dr.sc. H. Zainal Nur Arifin, Dipl.-Ing. HTL, M.T. Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Jakarta dipresentasikan pada: Konsorsium Bidang Ilmu Ekonomi Politeknik Negeri se-Indonesia Batam, 2 Mei 2017

2 PERLUKAH KITA MENERAPKAN KURIKULUM SKEMA 321?

3 KONSEP BERFIKIR PENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN POLITEKNIK
TEACHING FACTORY/ INDUSTRY LINK & MATCH DENGAN INDUSTRI PENINGKATAN MUTU LULUSAN POLITEKNIK

4 (Industry based Teaching)
TEACHING INDUSTRY (Industry based Teaching) adalah sistim pembelajaran yang berorientasi pada dunia industri dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lulusan sesuai kebutuhan industri. (industri digunakan untuk proses pendidikan/pembelajaran)

5 4 MODEL TEACHING INDUSTRY
Teaching Industry berbasis pelayanan kepada pihak industri (Model TI-1). Contoh: Polman Bandung, ATMI Solo, dsb. Teaching Industry berbasis bisnis/komersial (Model TI-2). Contoh: PNB, Polinema, Polije, Poltek Batam, dsb. Teaching Industry berbasis pemenuhan kebutuhan SDM pihak industri (Model TI-3). Contoh: PNJ, dsb. Penerapan Kurikulum Skema 321 (di Jerman dikenal sebagai Dual System)

6 Model TI-1 Studio/Bengkel/Laboratorium difungsikan sebagai industri/pabrik yang suasana dan kondisinya dibuat mirip seperti di pabrik/industri, sehingga selain sebagai tempat praktek mahasiswa, juga dapat melayani pesanan industri /memproduksi. Peluang: Studio/Bengkel/Laboratorium bisa menjadi “Income Generator” bagi Politeknik untuk dapat menutupi biaya praktek mahasiswa, seperti bahan praktek mahasiswa, perawatan, dan pengembangan mesin-mesin untuk praktek. Tantangan: Model ini sangat membutuhkan sistim manajemen yang kuat untuk menggabungkan manajemen akademik dengan manajemen pabrik/industri. Selain itu dibutuhkan kepercayaan dari industri.

7 Model TI-2 Politeknik (sendiri atau bekerjasama dengan pihak industri) mendirikan dan mengelola pabrik/industri sebagai bisnis/komersial, namun sekaligus dimanfaatkan juga untuk tempat praktek mahasiswa. Peluang: Politeknik bisa memiliki suatu usaha sebagai “Income Generator” untuk pengembangan fasilitas institusi dan kesejahteraan karyawannya, pengelolaan anggarannya juga bisa lebih fleksibel (bila sudah BLU). Tantangan: Model ini sangat membutuhkan investasi yang besar, kerjasama yang kuat dengan industri, dan membutuhkan sistim manajemen pabrik/perusahaan yang profesional untuk dapat menjamin keberlangsungan usaha/pabrik tersebut. Politeknik harus berbentuk BLU.

8 Model TI-3 Politeknik menyelenggarakan program khusus (kelas kerjasama) yang bidangnya disesuaikan dengan kebutuhan industri. Tempat kuliah & prakteknya langsung di pabrik milik pihak industri. Pengajarannya dgn sistim team teaching. Peluang: Meningkatkan APK (jumlah mahasiswa) bagi Politeknik dan memberikan peluang kepada masyarakat untuk memperoleh beasiswa melalui program kerjasama ini yang berasal dari dana CSR perusahaan. Tantangan: Diperlukan sistim manajemen akademik yang khusus menangani program kerjasama ini, monitoring dan pengawasan yang intensif agar terjaga kualitas/mutu lulusannya yang sesuai kebutuhan industri.

9 Model TI-4 (Kurikulum Skema 321)
Politeknik menerapkan Kurikulum Skema 321 berbasis KKNI (3 Semester di Kampus + 2 Semester PKL di Industri + 1 Semester kembali di Kampus) Peluang: Memberikan kesempatan bagi lulusan Politeknik untuk dapat cepat diterima bekerja di Industri. Tantangan: Diperlukan kerjasama dengan industri yang lebih erat dan banyak (tergantung jumlah mahasiswa pada masing-masing Prodi/Politeknik) untuk dapat menjamin bahwa setelah 2 semester PKL di Industri lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran yang diharapkan.

10 Contoh Penerapan Kurikulum Skema 321
Untuk Jenjang D3: Semester 1+2 : di Kampus (Kuliah + Praktek) Semester 3 : di Industri (PKL) Semester 4 : di Kampus (Kuliah + Praktek) Semester 5 : di Industri (PKL) Semester 6 : di Kampus (Uji Kompetensi + TA) Untuk Jenjang D4: Semester 4+5 : di Kampus (Kuliah + Praktek) Semester 6 : di Industri (PKL) Semester 7+8 : di Kampus (Kuliah+Uji Kompetensi+TA)

11 STRATEGI PENERAPAN TEACHING INDUSTRI
Mendorong semua Prodi/Jurusan untuk lebih menjalin kemitraan dengan industri dan mengembangkan Teaching Industry. Setiap Prodi/Jurusan agar membentuk Academic- Industrial Board (AIB), yang anggotanya terdiri dari perwakilan dosen dari Prodi/Jurusan dan perwakilan dari mitra industri. AIB agar mengadakan pertemuan rutin untuk mengevaluasi kurikulum dan pelaksanaan teaching industry. Pembenahan kurikulum, disesuaikan dengan model Teaching Industry yang dilaksanakan.

12 Kesimpulan dan Saran Teaching Industry merupakan ciri khas Pendidikan Politeknik sebagai upaya untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, berdaya saing, dan sesuai kebutuhan industri. Oleh karena itu, setiap Politeknik harus memiliki/menerapkan Teaching Industry. Terdapat 4 (empat) model Teaching Industry yang dapat diterapkan oleh setiap Politeknik di Indonesia. Penerapan Teaching Industry harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki, peluang kerjasama yang ada dan program prioritas dari masing-masing Politeknik. Kurikulum skema 321 sepertinya ingin mengadopsi sistim pendidikan Dual System di Jerman. Di Indonesia bukan suatu hal baru karena ini adalah konsep pendidikan Politeknik pada awalnya. Juga pernah diterapkan di STM ketika Dr. Wardiman menjabat sbg Mendikbud.

13 Terima Kasih


Download ppt "PENGEMBANGAN KURIKULUM SKEMA 321"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google