Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
2
JENIS-JENIS KAYU Jati Bengkirai Kamper Keruing Meranti Merah
Meranti Putih Meranti Kuning Nangka Durian Wiyu Waru Mahoni Sengon Kempas Pulai Ulin Mindi Pinus Johar Kenari Merbau Nyatoh Damar
3
JATI Warna : coklat muda
Tekstur : agak kasar dan serat kayu kelihatan jelas pada jati yang sudah tua Sifat : tahan rayap dan tahan air Kelas kuat : I Keawetan: tahun Kegunaan : cocok untuk segala konstruksi karena awet dan kuat Harga : Rp Rp
4
BENGKIRAI Warna : coklat kuning kemerahan
Tekstur : agak kasar dan tidak merata Sifat : kayu padat dan kuat, kuat terkena panas dan hujan. Tetapi sekali pecah seluruh bagian ikut rusak dan pecah semua Kelas kuat : I-II Keawetan : sampai 20 tahun Kegunaan : kusen, konstruksi atap, konstruksi jembatan, penutup atap/gording, reng, usuk, pintu dan plafon Harga : Rp Rp /m3
5
KAMPER Warna : coklat muda Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : Serat paling lembut diantara kayu kalimantan, kayunya wangi. Tidak tahan rayap Kelas kuat : II-IV Keawetan : tahun Kegunaan : konstruksi, kusen, daun pintu, jendela, reng, usuk, perabot. Harga : Rp – Rp
6
KERUING Warna : coklat muda Tekstur : kasar
Sifat : selalu mengeluarkan getah walau sudah dioven Kelas kuat : I-II Kelas awet : III Kegunaan : konstruksi bangunan, lantai, papan dinding, kayu lapis Harga : Rp
7
MERANTI MERAH Warna : coklat kemerahan Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap, air dan teter Kelas kuat : II-IV Keawetan : sampai 10 tahun Kegunaan : kayu lapis, rangka, balok, pintu, jendela, dinding dan lantai Harga : Rp Rp /m3
8
MERANTI PUTIH Warna : keputihan Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap dan teter Kelas kuat : II-IV Keawetan : sampai 10 tahun Kegunaan : Lantai, kayu lapis, bangunan, dan venir. Harga : Rp Rp /m3
9
MERANTI KUNING Warna : kekuningan Tekstur : agak kasar dan rata
Sifat : tidak tahan rayap dan reter Kelas kuat : II – IV Keawetan : sampai 10 tahun Kegunaan : Lantai, pemakaian utama adalah untuk kayu lapis, baik untuk venir, bangunan perumahan, panil. Harga : Rp – Rp / m3
10
NANGKA Warna : Jika muda berwarna putih jika tua berwarna kuning
Tekstur : halus Kelas kuat : II Keawetan : sampai 30 tahun Kegunaan : bahan perabot, mebel, kusen, pintu, jendela, tiang-tiang pada bangunan Harga : Rp – Rp
11
DURIAN Warna : coklat kekuningan
Tekstur : agak kasar dan tiidak merata Kelas kuat : II-III Kelas awet : IV-V Kegunaan : kontruksi-kontruksi terlindung, kusen, daun pintu atau jendela Harga : Rp Rp /m3
12
WIYU Warna : coklat kemerahan Tekstur : padat lembut
Sifat : Bebas hama Kelas kuat : III-IV Keawetan : sampai 15 tahun Kegunaan : mebel, konstruksi atap, plavon Harga : Rp – Rp
13
WARU Warna : putih Tekstur : kasar dan serat jarang
Sifat : Lentur, kayu tidak bisa lurus, mudah pecah Kelas kuat : IV Keawetan : tidak terlalu lama Kegunaan : untuk papan, balok, usuk dan reng Harga : Rp – Rp
14
MAHONI Warna : coklat Tekstur : agak halus
Sifat : tidak tahan terhadap hama bubuk Kelas kuat : II-III Kegunaan : tiang-tiang konstruksi bangunan, pintu, kusen, lapisan dinding kedap air, lantai, plafon,mebel Harga : Rp Rp
15
SENGON Warna : putih kekuningan Tekstur : agak halus
Sifat : ringan dan empuk, serat beradul Keawetan : 8 thn, bisa lebih lama jika tidak terkena air Kegunaan : atap, usuk, kuda-kuda Harga : Rp – Rp
16
KEMPAS Warna : kemerahan Tekstur : kasar dan tidak rata
Sifat : sangat keras tetapi keawetannya rendah Kelas kuat : III-IV Keawetan : rendah Kegunaan : karena sifat & keawetannya yg rendah, maka kempas jarang digunakan sebagai bahan bangunan Harga : Rp – Rp
17
PULAI Warna : putih kekuningan Tekstur : kasar Sifat: keras
Kelas kuat : IV-V Keawetan: rendah Kegunaan : bingkai, dan kayu lapis Harga : Rp
18
ULIN Warna : kuning, cokelat, cokelat kelabu kehitaman, bila terkena hujan menjadi hitam. Tekstur : kasar Kelas kuat : I Keawetan : sampai 20 tahun Kegunaan: konstruksi di dalam air, tiang bangunan, papan lantai, jembatan, bantalan kereta api Harga: Rp – Rp
19
PINUS Warna : kuning Tekstur : cukup halus
Sifat : keras, padat, lurus, hampir menyerupai bengkira Keawetan : tahun Kegunaan : mebel, konstruksi Harga : Rp – Rp
20
MINDI Warna : kuning keputihan Tekstur : agak kasar
Sifat : tidak tahan lembab, jika terkena lembab, warna berubah menjadi hitam, tidak terlalu keras Kelas kuat : IV-V Kegunaan : papan cor Harga : Rp
21
JOHAR Warna : coklat muda Tekstur : kasar dan berserat
Sifat : kuat, padat, cukup berat Kelas kuat : I,II Keawetan : bisa sampai 20 tahun Kegunaan : bangunan, mebel, lantai, papan dinding Harga : Rp
22
KENARI Warna : coklat Tekstur : agak kasar
Sifat : kuat, padat, cukup berat Kelas kuat : IV Keawetan : 15 tahun Kegunaan : kayu lapis, lantai, papan dinding, rangka pintu dan jendela Harga : Rp
23
MERBAU Warna : coklat kemerahan Tekstur : kasar
Sifat : padat dan kuat, jika pecah bisa pecah semua Kelas kuat : I,,II Keawetan : tahun Kegunaan : dipakai untuk balok, tiang dan papan pada perumahan dan jembatan Harga : Rp – Rp
24
NYATOH Warna : coklat muda Tekstur : terlihat halus
Sifat : semakin kering semakin ringan dan biasanya gampang patah Kelas kuat : II,III Keawetan : 8-10 tahun Kegunaan : kayu lapis, papan perumahan, papan lantai rangka pintu dan jendela Harga : Rp
25
DAMAR Warna : Tekstur : Sifat : Kelas kuat : IV Keawetan : 10 tahun
Kegunaan : konstruksi bangunan, kayu lapis, mebel, rangka pintu dan jendela Harga : Rp
26
Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibedakan dalam 3 golongan pemakaian :
- kayu bangunan struktural - kayu bangunan non-struktural - kayu bangunan untuk keperluan lain
27
Penggunaan kayu sebagai material bangunan :
- Konstruksi sederhana rangka atap balok lantai rangka plafon dll - Konstruksi yang lebih kompleks busur (arch) lipatan dll.
28
Sifat umum kayu homogen
mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir setara secara struktural dapat memikul beban tekan aksial, tarik aksial, dan beban lentur memiliki tegangan-tegangan yang sesuai jarak dan arah serat
29
memiliki kekuatan yang tinggi berbanding beratnya
memiliki ketahanan terhadap sifat kimia lingkungan dan tidak mengalirkan listrik mudah dikerjakan mudah rusak bila ‘diganggu’, mudah kena rayap, dll
30
Kayu diklasifikasikan berdasarkan persyaratan kayu, yaitu :
- syarat mutu - syarat kekuatan - syarat keawetan
31
Syarat mutu mutu A, mutu B (untuk kayu bangunan struktural) klasifikasi didasarkan pada cacat yang terdapat pada kayu untuk kayu bangunan non-struktural, umumnya mutu dinilai dari kondisi visual
32
Kekuatan kelas kuat I-V berdasarkan berat jenis kayu, tegangan lentur dan tegangan tekan kayu
33
Keawetan kelas awet I-V berdasarkan keawetan alami masing-masing jenis kayu
34
Masing-masing kayu memiliki kelas kuat dan kelas awet yang berbeda-beda
contoh : kayu jati kelas kuat II, kelas awet I - (II) kayu sungkai kelas kuat II-III, kelas awet III kayu pinus kelas kuat II, kelas awet IV kayu balsa kelas kuat V, kelas awet V
35
Jenis kayu berdasarkan susunan kayu
Macam-macam material kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan antara lain : kayu solid kayu lapis (plywood) particle board (papan serat) block board (papan balok) fibre board (papan serat) wood-wool board parquet (ubin parket) sirap kayu
36
Jenis kayu berdasarkan ukuran / penggunaan kayu
Kayu bangunan umumnya tersedia di pasaran dalam ukuran panjang dan penampang tertentu Panjang kayu berdasarkan SII antara cm
37
Berdasarkan ukuran penampangnya, kayu digolongkan sebagai berikut :
- balok kayu contoh : 6/12, 6/15, 8/12, 8/15, 12/12 - bingkai kayu (kusen) contoh : 5/15 - kaso kayu contoh : 4/6, 5/7, 5/10 - reng kayu contoh : 2/3, 3/4 - papan kayu contoh : 2/20, 3/30 - lis dan jalusi kayu contoh : 1/3, 1/5
38
PROSES PENGERINGAN KAYU
Pengeringan kayu terdiri dari dua macam: Pengeringan Alami Pengeringan Buatan
39
PENGERINGAN ALAMI Proses pengeringan alami dilakukan hanya dengan menjemur kayu kurang lebih antara 2 minggu sampai 1 bulan agar kadar air yang terdapat dalam kayu dapat berkurang sesuai dengan ambang kadar air yang diinginkan.
40
KELEBIHAN PENGERINGAN ALAMI
Biaya relative murah Pelaksanaan mudah Pengeringan dengan tenaga alam/matahari Kapasitas kayu tidak terbatas
41
KEKURANGAN PENGERINGAN ALAMI
Waktunya lama karena tergantung cuaca Memerlukan lapangan yang cukup luas Memerlukan persedian kayu yang lebih banyak Cacat yang timbul sulit diperbaiki Kadar air akhir umumnya masih cukup tinggi
42
PENGERINGAN BUATAN Pengeringan Buatan menggunakan sumber panas berupa uap panas melalui ketel uap. Uap panas dialirkan melalui radiator menuju kiln atau kamar pengeringan
43
KELEBIHAN PENGERINGAN BUATAN
Waktu pengeringan sangat singkat Kadar air dapat diatur Kelembaban udara, temperature, dan sirkulasi udara dapat diatur Cacat kayu dapat dihindari Kontinuitas tidak terganggu dan tidak perlu persediaan kayu yang banyak Tidak membutuhkan tempat yang luas Kualitas hasil jauh lebih baik
44
KEKURANGAN PENGERINGAN BUATAN
Modal besar Butuh tenaga ahli Sortimer kayu yang akan dikeringkan tertentu
45
PENGAWETAN KAYU Tujuan:
Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya umur pakainya tidak panjang, jadi lebih panjang. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang keawetannya rendah.
46
METODE PENGAWETAN b. Metode pencelupan c. Metode pemulasan
a. Metode rendaman b. Metode pencelupan c. Metode pemulasan d. Metode pembalutan e. Metode vakum dan tekanan
47
Metode rendaman: Kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yng telah ditentukan konsentrasi bahan pengawet dan pelarutnya, selama beberapa jam atau beberapa hari. Saat perendaman, kayu harus terendam seluruhnya, jangan sampai ada yang terapung. Oleh karena itu, kayu harus diberi beban pemberat.
48
Metode pencelupan: Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan kinsentrasi yang telah di tentukan, dalam waktu yang hanya beberapa menit bahkan beberapa detik. Kelemahan cara ini adalah hany melapisi permukaan kayu sangat tipis. Hasil pengawetan ini akan lebih baik jika kayu yang diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan terlebih dahulu.
49
Metode pemulasan: Pengawetan ini dipakai untuk pengawetan sementara di daerah eksploitasi hutan atau kayu-kayu gergjian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah, untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan merusak kayu,dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang.
50
Metode pembalutan: Cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream, yang ditaburkan dipermukaan kayu yang masih basah, selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.
51
Metode vakum dan tekanan:
Penetrasi dan retensi tinggi sekali dan waktunya relative singkat. Metode ini dapat mengawetkan kayu basah dan kering.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.