Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
كيف تخطب خطبة الجمعة محمد نور خازنأنس
2
Fiqh Terkait Khutbah Jum’at
Rukun khutbah jum’at (menurut Syafi’iyah), ada 5 hal, yaitu: tiga di antaranya adalah memuji Alloh, Sholawat pada Rosululloh SAW (HR. Muslim dan Baihaqi), wasiat taqwa (ittiba’an) pada khutbah pertama dan kedua. Sedangkan sisanya adalah membaca ayat Qur’an (HR. Muslim) pada minimal salah satu khutbah dan do’a untuk umat Islam pada khutbah ke duanya.
3
Sedangkan syaratnya ada 9,yaitu :
1. Memakai bahasa arab(ittiba’an) minimal pada rukunya. 2. Berurutan dalam 3 rukun pertama(ittiba’an). 3. Dilaksanakan pada waktu sholat dhuhur(ittiba’an). 4. Berdiri bagi yang mampu(HR Muslim). 5. Duduk di antara dua khutbah(HR Muslim). 6. Suaranya terdengar untuk minimal 40 orang jamaah. 7. Khutbbah berkesinambungan tanpa jeda yang lama (ittiba’an). 8. Bersuci dari hadast dan najis,(talazum). 9. Menutup aurat(talazum).
4
Sunnah - sunnah Khutbah Jum’at
1. Berdiri di atas mimbar atau tempat yang tinggi. (HR. Bukhori Muslim) 2. Menghadap ke hadirin kemudian mengucap salam. (HR. Al Baihaqi) 3. Menggunakan bahasa fasih dan mudah difahami semua hadirin. 4. Ringkas.(HR. Muslim) 5. Menghadap pada hadirin selama khutbah dan tidak berpaling ke kanan atau ke kiri. 6. Berdiri sambil memegang tongkat atau busur. ( HR. Abu Daud).
5
Ikuti Tatanan Adab Sosial Masyarakat Setempat
Para ulama telah sepakat akan satu kaidah fiqhiyyah berbunyi العادة محكمة ما لا تخالف الشريعة “kebiasaan masyarakat menjadi panutan selama tidak bertentangan dengan syari’at” Diantara adab kebiasaan masyarakat sebagian masyarakat indonesia : Memakai peci(hitam/putih), sarung, jas, gamis, koko, surban (dengan corak warna tertentu misalnya) serta hal-hal lain yang menurut masyarakat daerah tertentu merupakan adab-adab kebaikan selama tidak bertentangan dengan syari’at islam.
6
Ikuti UU dan Norma Sosial Setempat
Sebagai realisasi mentaati ulil Amri, selama undang-undang tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, diantara yang menjadi kesepakatan bersama misalnya : - Tidak saling menghujat pemerintah di depan halayak. - Tidak membahas masalah khilafiyah tanpa adab khilaf sehingga menimbulkan ta’ashub. - Tidak mencela figur, lembaga, atau ormas saat berkhutbah, serta hal-hal lain yang bertentangan dengan undang-undang dan norma sosial.
7
Menjaga Izzah Diri sebagai Khotib
Menerapkan syari’ah pada diri sendiri sebelum mengajak masyarakat. Tidak mematok atau meminta bayaran, juga tidak tamak akan pemberian panitia masjid, namun jika diberi boleh diambil. Datang sebelum waktu duhur untuk memudahkan jamaah, sehingga tidak menunggu khotib. Pakian rapi wangi sesuai dengan adat masyarakat setempat. Tidak izin dari kehadiran kecuali dengan udzur yang sangat darurat. Menjaga adab-adab berbicara dan berinteraksi.
8
Menjadi Khotib yang Dirindukan
Tambah hafalan qur’an, terapkan tajwid, dan baguskan suara sehingga bisa menjadi khotib sekaligus imam sholat jum’at seperti Rosul dan para Khulafa Rosyidin. Cari tahu tentang masjid dan msyarakat yang akan kita khutbahi sedini mungkin sebelum mengiyakan permintaan, dengan tujuan mau atau tidaknya kita mengimbangi madzhab fiqih dan kebiasaan mereka, setelah itu putuskan untuk menerima tau menolak. Dalam kondisi kita tidak tahu sama sekali latar belakang masyarakat dan ternyata tidak sesuai dengan harapan selayaknya kita menghindari dengan cara yang santun dan tetap menjaga hubungan baik.
9
Angkat volume suara serta sesuaikan ritme dengan tema yang kita bawakan (memberi peringatan, nasihat, mengkabarkan syurga dsb) sebagaimana Rosul berkhutbah seolah beliau sedang menggerakan pasukan. Jangan menyimpulkan isi khutbah di awal, tapi buat hadirin penasaran denga isi di belakang, atau isi yang runtut terpencar selama khutbah. Kuasai banyak cerita-cerita shohih dari Qur’an dan Sunnah serta salaf sholih karena akan memberikan kesan lebih. Khutbah tanpa teks pada sebagain masyarakat mendapat nilai lebih dan selayaknya kita bisa.
10
Kalaupun masyarakat menganggap khutbah dengan teks lebih utama cukup kita tulis garis besar saja, terkecuali ada permintaan khutbah berbentuk tulisan untuk dibagi ke masyarakat. Sapukan pandangan pada hadirin secara menyeuruh tanpa menatap tajam pada salah seorang atau sisi tertentu. Gaya lelucon dan banyolan serta nyanyian sebaiknya dijauhi pada khutbah jum’at. Jadi, kita alihkan kantuk hadirin dengan bermain pada tema, ritme volume suara dan bacaan Qur’an serta kemudahan bahasa unuk difahami serta hal-hal lain. Biasakan membawakan tema-tema terkait langsung dengan kondisi hadirin begitu juga denga contoh-contoh realita jika tema kita universal.
11
Biasakan membaca berita serta fenomena sosial terkini untuk mengaitkan dengan tema yang kita bawakan. Selayaknya isi waktu luang kita dengan membaca tafsir minimal Jalalain dan Ibnu Katsir serta buku hadist minimal Riyadush Sholihin, sirah Nabi serta sahabat dan orang-orang solih hingga kita menjadi khotib yang siaga kapanpun di manapun. Atasi demam panggung dengan banyak belatih, dimulai dengan jangan pernah menolak kesempatan khutbah hingga memiliki jam terbang melebihi pesawat. Jangan lupa berdo’a dan memohon pada Alloh SWT untuk kesuksesan khutbah kita.
12
وفقنا الله لما يحبه ويرضاه
والحمد لله رب العالمين
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.