Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STKIP Kusuma Negara Jakarta

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STKIP Kusuma Negara Jakarta"— Transcript presentasi:

1 STKIP Kusuma Negara Jakarta
Teori Belajar OLEH: Iswadi, M. Pd STKIP Kusuma Negara Jakarta

2 Metode Perkuliahan : Ceramah,Tanya Jawab Diskusi kelas dan Kelompok Tugas belajar dan Penyajian Materi kuliah dapat diunduh di

3 K-1 Pendekatan dalam Pembelajaran
K-2 Memahami Teori Behaviorisme K-3 Memahami Konsep CBSA K-4 Memahami Teori Keterampilan Proses K-5 Memahami Teori Kognitif Dominan K-6 Memahami Teori Taksonomi Bloom  K-7 Memahami Teori Pembelajaran Afektif

4 K-8 Midterm Test (Ujian Tengah Semester)
K9 Memahami Teori Belajar Konstruktivistik K-10 Memahami Teori Pembelajaran Humanistik K-11 Mamahami Teori Belajar Sibernetik K-12 Teori Belajar Revolusi Sosiokultural K-13 Teori Kecerdasan Majemuk K-14 Peranan dan Fungsi Guru dalam Pembelajaran K-15 Review Perkuliahan K-16 Ujian Akhir Semester

5 Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.

6 Paradigma pendidikan yang digunakan sekarang ini bukanlah paradigma dimana pembelajar diibaratkan sebagai mengisi air ke dalam gelas, melainkan guru bertindak sebagai guru yang memotivasi dan menginspirasi agar berbagai potensi yang dimiliki peserta didik itu dapat diexplorasi dengan upayanya sendiri.Paradigma pendidikan yang demikiaan itu, menempatkan guru sebagai “seorang bidan” yang membantu melahirkan seorang ibu hamil. Guru hanya membantu peserta didik agar dapat mengaktualisasikan potensi yang di milikinya

7 Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan

8 Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menyampaikan atau mengajarkan sesuatu bahan pada murid. Dalam bahan yang akan guru ajarkan pasti mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya,maka untuk setiap jenis bahan memerlukan jenis belajar sendiri. Diantaranya Bahan yang memerlukan pengamatan, Bahan yang memerlukan keterampilan atau gerakan tertentu, Bahan yang mengandung materi hafalan, Bahan yang Mengandung Unsur Emosi.

9 Beberapa hal yang berkaitan dengan pendekatan CBSA
Beberapa hal yang berkaitan dengan pendekatan CBSA. Dimana dalam pendekatan belajar aktif bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimilki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran

10 Prinsip-prinsip pendekatan CBSA terdapat empat dimensi yakni dimensi subjek didik, dimensi guru, dimensi program dan dimensi situasi belajar-mengajar. Sedangkan dalam strategi pendekatan cara belajar siswa aktif terdapat lima poin pokok yaitu refleksi, pertanyaan siswa, rangkuman, pemetaan kognitif dan menuntut guru bekerja secara profesional.

11 Dengan demikian pendekatan CBSA diasumsikan sebagai pendekatan belajar yang efektif untuk dapat membentuk siswa sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai kemampuan untuk belajar mandiri

12 Aliran Behavioristik ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon

13 Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut

14 Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut

15 Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) dan pelemah (punishment). Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: Reinforcement and Punishment; Primary and Secondary Reinforcement; Schedules of Reinforcement; Contingency Management; Stimulus Control in Operant Learning; The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

16 Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinner lah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

17 Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar mengajar tersebut. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai bidang studi yang dimampu keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.

18             Teori Tolman memberikan banyak konsep secara dominan dalam psikologi perkembangan dan berpengaruh pula pada perkembangan kecerdasan melalui pengamatan perilaku secara menyeluruh. Teori ini membahas bagaimana seseorang tidak hanya sekedar melibatkan hubungan stimulus dengan respon, tetapi juga memperhatikan pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar, mengartikan interaksinya dengan berbagai tahapan perkembangan saat sesorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan secara langsung.Didalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga melibatkan seluruh aspek gerak sensorik maupun motorik sebagai proses mengorganisasikan pengalaman-pengalaman ke dalam pola-pola yang sistematis dan bermakna

19 Belajar pendidikan jasmani dan olahraga bukan merupakan suatu penjumlahan, sebaliknya belajar pendidikan jasmani dan olahraga dimulai dari mempersepsi keseluruhan apa itu pendidikan jasmani dan olahraga, yang lambat laun akan terjadi suatu proses diferensiasi, yaitu menangkap bagian-bagian dan detail dari pengalaman.Dengan memahami bagian-bagian dan detail dari pendidikan jasmani dan olahraga, awalan keseluruhan obyek yang semula masih agak kabur akan menjadi semakin jelas. Dari masalah di atas, dapat disimpulkan beberapa prinsip belajar: Belajar pendidikan jasmani dan olahraga menggambarkan tentang manusia yang bereaksi dan menyesuaikan dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial, dan sebagainya. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas. Belajar akan berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian. Motivasi sangat penting untuk memberi dorongan kemauan untuk belajar. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

20 Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi Asumsi lain dari teori sebernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun  yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa, Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, diantaranya yaitu Landa, pask dan scott Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu.

21 Teori belajar pemprosesan informasi mendiskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Aplikasi teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori Gagne dan Briggs yang mempreskripsikan adanya kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan pengorganisasian atau urutan pembelajaran.  Model pembelajaran yang diterapkan dalam teori sibernetik model berpikir induktif.   Penafsiran tentang teori pembelajaran disarankan tidak hanya berpacu pada pengolahan informasi yang bersifat teknologi, namun pacuan dari pengolahan informasi itu adalah tahapan pengolahan informsi yang ada pada otak.

22 Teori pembelajaran sibernetik tidak hanya mampu kita terapkan dalam model pembelajaran yang berbasis teknologi namun teori belajar sibernetik bisa diterapkan di model pembelajaranlainnya. Pemilihan model pembelajaran sibernetik berpacu pada proses pengolahan informasi. Setiap Individu adalah unik, Setiap individu perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan.

23 Ada tiga syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat digolongkan kedalam kecerdasan majemuk menurut Gardner. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misalnya Matematika jelas ada lambang, Musik ada lambang, kinestetik ada lambang atau irama gerak (seperti: lambaian tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dan lain-lain).  Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa kecerdasan itu muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanak, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup dan berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan semakin tuanya seseorang. Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu. Misalnya orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada belahan otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah, namun tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang Lobus, Temporalnya yang kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan di bidang musik tetapi dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan kerusakan pada Lobus Oksipitalbelahan otak kanan mengkin mengalami kesulitan dalam mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual.  

24 Ada 10 jenis-jenis kecerdasan majemuk menurut Gardner, yaitu:
Kecerdasan Linguistik Kecerdasan Matematis-Logis Kecerdasan Spasial Kecerdasan Kinetis-Jasmani Kecerdasan Musikal Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan Naturalis Kecerdasan Eksistensial Kecerdasan Spiritual

25 Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator, atau politis) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur, fonologi, semantik dan pragmatik. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau , senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.

26 Kecerdasan Matematis-Logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya, ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar misalnya, sebagai ilmuwan, pemrogaman computer, atau ahli logika). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.

27 Kecerdasan Spasial Kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat (misalnya, sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentrasformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut (misalnya, decorator interior, arsitek, seniman, atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempersentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam atriks spasial. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.

28 Kecerdasan Kinetis-Jasmani
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantonim, atlet, atau penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya, sebagai perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan (proprioveptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile & haptic). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh cenderung suka bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting, senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senang berolahraga atau berprestasi dalam bidang olahraga tertentu, terampil membuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal.

29 Kecerdasan Musikal Kemampuan menangani bentuk-bentuk musical, dengan cara mempersepsi (misalnya pemikat music), membedakan (misalnya sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya, sebagai composer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada, irama, pola titik nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat melodi atau nada, mampu mendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan bersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara disekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya (bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki), senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudah mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.

30 Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya ia suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta percakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya, mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibat dalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersama ketimbang sendirian, dan senang bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksi dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.

31 Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat. (kekuatan dan keterbatasan diri) ; kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan. Serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiri biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, mengetahui bagaimana perasaannya dan mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk merenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi kemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Anak seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.

32 Kecerdasan Naturalis Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya formasi awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti karet dan sampul kaset CD (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya suka binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan. Selain itu ia juga senang berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam dimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang berbeda-beda.

33 Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan (Gardner, 2003). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filsuf.

34 Spiritual Keyakinan dan mengaktualisasikan akan sesatu yang bersifat transenden atau penyadaran akan nilai-nilai akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Tuhan. Kecerdasan ini meliputi kesadaran suara hati, internalisasi nilai, aktualisasi, dan keikhlasan. Misalnya menghayati batal dan haram dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan buruk. Mengaktualisasikan hubungan dengan Tuhan berdasarkan keyakinannya.

35 Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil Sebaiknya guru lebih mengetahui tentang keadaan peserta didik nya, karena setiap manusia memang diciptakan unik Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki

36 Oleh karena itu peserta didik harus memperoleh layanan pendidikan yang sesusai dengan tipe kecerdasannya. Dengan keunikan tersebut setiap guru harus mengetahui metode belajar apa yang cocok untuk anak tersebut. Demikian juga dengan metode ceramah, yang dewasa ini memang masih amat mendominasi metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik di negeri ini.

37 Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang.olehkarenaitu guru harus mengetahui peran dan fungsinya

38 Guru Sebagai Pembimbing Guru Sebagai Pemimpin
Seorang guru harus mengetahui peran dan fungsinya yaitu: Guru Sebagai Pendidik Guru Sebagai Pengajar Guru Sebagai Pembimbing Guru Sebagai Pemimpin Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran Guru Sebagai Model dan Teladan Sebagai Anggota Masyarakat Guru Sebagai Administrator

39 i. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
J. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas K. Guru Sebagai Emansipator L. Guru Sebagai Evaluator M. Guru Sebagai Kulminator

40 Guru Sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

41 Guru Sebagai Pengajar Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

42 Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut: Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Guru harus memaknai kegiatan belajar Guru harus melaksanakan penilaian

43 Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru Sebagai Pemimpin Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

44 Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

45 Sebagai Anggota Masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapatmengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

46 Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

47 Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

48 Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

49 Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

50 Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

51 Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

52 Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik. Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.

53 (Loo Tzu, Filsuf China)’’
“Orang Yang Memahami Orang Lain Adalah Bijaksana,Orang Yang Memahami Diri Sendiri Bebas dari Prasangka (Loo Tzu, Filsuf China)’’


Download ppt "STKIP Kusuma Negara Jakarta"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google