Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeddy Hartanto Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Presented by : Sofiana N, S.Kep Ners, M.Kep
KONSEP SEHAT SAKIT Presented by : Sofiana N, S.Kep Ners, M.Kep
2
DEFINISI SEHAT Menurut WHO :
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
3
Batasan Sehat menurut Undang-undang Kesehatan RI:
kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
4
Mengandung 3 karakteristik :
Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses.Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
5
Definisi Sehat Pender (1982).
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
6
Definisi Sehat Paune (1983).
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakanuntuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.Self care Resouces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap.Self care Aktions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkanfungsi psikososial dan spiritual.
7
Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat. sangat bervariasi.Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit : Status perkembanganKemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikatakan dengan usia.Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi.Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya. Pengaruh sosial dan kultural.Masing-masing kultur mempunyai pandangan tentang sehat dan diturunkan dari orang tua ke anak-anak.
8
Pengalaman masa laluSeseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri/sakit. Disfungsi (tidak berfungsi) membantu menentukan definisi seorang tentang sehat. Harapan sesorang tentang dirinyaSeseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat. Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu : Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik/secara utuh, Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan kemampuan.
9
DEFINISI SAKIT PEMONS(1972). Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. BAUMAN(1965). Seseorang menggunakan3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit atau tidak, yaitu: 1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri. 2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit. 3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya bekerja ,sekolah
10
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan. Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Gangguan kesehatan. Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat :
Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat/kesehatan seseorang. Kedudukannya : dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kemauan pada titik yang lain.
12
MODEL SEHAT SAKIT Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total” ……………cont
13
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
14
Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klienmerupakan faktor penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrem pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya.
15
Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
16
Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan. Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas
17
Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen merupakan berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll). Pejamu adalah seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. Faktor pejamu antara lainsituasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang beresiko menjadi sakit.Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dan lain-lain.
18
Sedangkan lingkungan berarti seluruh faktor yang ada diluar pejamu
Sedangkan lingkungan berarti seluruh faktor yang ada diluar pejamu. Faktor lingkungan mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik, misalnya tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan, dan lain-lain. Lingkungan social, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnya stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup, dan lain-lain. Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon yang dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.
19
Model Keyakinan-Kesehatan
Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
20
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:
Persepsi individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung. Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dan lain-lain). Persepsi individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
21
Model Peningkatan-Kesehatan (Pender).
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah), mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit.
22
Variabel yang mempengaruhi keyakinan dan praktik kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Variabel internal, meliputi: a. Tahap perkembangan Pola pikir dan pola perilaku seseorang mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan. b. Latar belakang intelektual Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagian terbentuk oleh variabel intelektual, yang terdiri dari pengetahuan (informasi yang salah) tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu.
23
c. Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Ketika perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, mereka mengumpulkan data subjektif tentang cara klien merasakan fungsi fisik, seperti tingkat keletihan, sesak napas, atau nyeri. Mereka juga mengumpulkan data objektif tentang fungsi actual, seperti tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru. d. Faktor emosional Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang resiko menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan. e. Faktor spiritual Terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga/teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
24
2. Variabel eksternal a. Praktek di keluarga Cara bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan kesehatan biasanya akan mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatan. Klien kemungkinan besar akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan bila keluarganya melakukan hal yang sama. b. Faktor sosio-ekonomik Faktor sosial dan psiko-sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakit. Variabel psiko- sosial mencakup stabilitas perkawinan/hubungan intim seseorang, kebiasaan gaya hidup, dan lingkungan kerja. Variabel sosial berperan dalam menentukan bagaimana sistem pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis.
25
c. Latar belakang budaya
Mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya juga mempengaruhi tempat masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan mempengaruhi cara melaksanakan kesehatan pribadi.
26
Variabel yang mempengaruhi perilaku sakit adalah sebagai berikut :
1. Variabel internal Variabel internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit antara lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Jika klien merasa yakin bahwa gejala sakit tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, maka mereka lebih cenderung mencari bantuan kesehatan dibandingkan bila klien tidak memandang gejala tersebut dapat menjadi suatu gangguan baginya. 2. Variabel eksternal Yang mempengaruhi perilaku sakit klien terdiri dari gejala yang dapat dilihat, kelompok sosial, latar belakang budaya, variabel ekonomi, kemudahan akses ke dalam system pelayanan kesehatan, dan dukungan sosial.
27
Empat tahap pencegahan penyakit sebagai berikut.
1. Pencegahan primordial Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan pengetahuan dalam epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet dan lain-lain. Pencegahan ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus ada keputusan secara nasional. 2. Pencegahan primer Bertujuan mengurangi insiden dengan mengontrol penyebab dan faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi dan lain-lain. Biasanya merupakan Population Strategy sehingga secara individual gunanya sangat sedikit : penggunaan Seat-belt, program berhenti merokok dan lain-lain.
28
3. Pencegahan sekunder Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya penyakit dan waktu didiagnosis & usaha prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal : Screening pada kanker serviks, pengukuran tekanan darah secara rutin dan lain-lain. 4. Pencegahan tersier Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dan lain-lain.
29
Lima tingkat pencegahan penyakit sebagai berikut.
1. Health Promotion Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara kesehatan, melalui : Penyuluhan/pendidikan kesehatan Rekreasi sehat Olahraga teratur\ Perhatian terhadp perkembangan kepribadian
30
2. Specific Protection Mencegah para pejamu dengan menaikkan daya tahan tubuh, melalui : Imunisasi Pelindung khusus : Helm, tutup telinga Perbaikan lingkungan Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan, seperti pengawet, pewarna dan lain-lain.
31
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment
Dilakukan bila pejamu sakit,setidak – tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan). Mencegah orang lain tertular. Misal : Case finding, skrining survei penyakit asymtomatis, deteksi dini pencemaran, dan lain-lain.
32
4. Disability Limitation(Pembatasan kecacata /kelemahan)
Dilakukan pada waktu pejamu sakit/sakit berat dengan tujuan mencegah cacat lebih lanjut, fisik, sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada penyakit-penyakit menahun diatasi gangguan mental maupun sosialnya. 5. Rehabilitation Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi dirinya sendiri, mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misal : Fisioterapi pada kelumpuhan supaya tidak timbul kontraktur/atropi, psikoterapi pada gangguan mental, latihan keterampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi, penyediaan fasilitas khusus pada penderita.
33
Rentang sakit Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit yaitu : 1. Tahap gejala Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala. 2. Tahap asumsi terhadap sakit Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.
34
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan. 4. Tahap penyembuhan Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.