Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Filsafat Manusia Filsafat : Falsafah (Arab ), Philosophy (Inggris), Philosopphie (Belanda), Philosophee (Jerman), Philosophire (Perancis) Etimologis.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Filsafat Manusia Filsafat : Falsafah (Arab ), Philosophy (Inggris), Philosopphie (Belanda), Philosophee (Jerman), Philosophire (Perancis) Etimologis."— Transcript presentasi:

1 Filsafat Manusia Filsafat : Falsafah (Arab ), Philosophy (Inggris), Philosopphie (Belanda), Philosophee (Jerman), Philosophire (Perancis) Etimologis : Philen : Cinta Sophos : Wisdom Dari bahasa Yunani ( Philosophia) Secara etimologis filsafat berarti : “the love of wisdom” Cinta akan kebijaksanaan. Filsafat (Philosophia) /kata benda : merupakan hasil dari kegiatan berpikir yang dilakukan oleh Filsuf (ahli filsafat). B. Setiap filsuf meninjau flsafat dari titik tolak ilmu masing-masing, tapi tidak saling bertentangan dan saling mengisi.

2 1. Beberapa pengertian filsafat :
Filsafat sebagai suatu sikap (menyelesaikan kehidupan secara reflektif (mendalam ) Filsafat sebagai suatu metode (metode berfikir reflektif, induksif, synoptic. ) Filsafat merupakan sekelompok teori –teori atau system pemikiran ( dari para filsuf : Sokrates, Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza, Hegel, Karl Marx dll). Filsafat merupakan kelompok persoalan (dibicarakan oleh filsuf -filsuf dari dulu. Filsafat merupakan analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna dari kata-kata atau pengertian-pengertian. Filsafat merupakan suatu usaha untuk memperoleh pandangan secara menyeluruh . artinya berusaha menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari pelbagai ilmu dan pandangan dunia secara konsisten.

3 2. Titik tolak filsafat manusia .
Bertolak dari pengetahuan dan pengalaman tentang manusia serta dunia , yang ada pada setiap orang , dimiliki setiap orang secara bersama-sama. 3. Obyek Filsafat manusia a.Obyek material filsafat : esensi, hakekat apa saja yang ada : 1. Ada dalam kenyataan (konkrit) Ada dalam pikiran (abstrak, ide) Ada dalam kemungkinan

4 b.Obyek formal filsafat : cara pandang terhada obyek material yaitu hakekat, esesensi, inti dari obyek materialnya Obyek formal filsafat manusia adalah manusia dipandang dari sudut hakekatnya, intinya, esensinya.

5 Manusia dan Tubuhnya A. Arti Tubuh Manusia adalah makhluk yang berbadan. Manusia terdiri dari badan jiwa. Jiwa adalah aspek dari rohani. Sedang badan adalah aspek dari jasmani dan rohani yang menjasmani Menurut Michel Henry ada 3 perbedaan tubuh manusia: 1. Tubuh Obyektif ( apa yang diamati dari luar). 2. Tubuh Organik (yang mendiami tubuh organic) 3. Tubuh asali ( jiwa atau aku). Tubuh manusia adalah : hubungan eratnya dengan dunia dan partisipasinya dengan roh

6 B. Beberapa pandangan yang salah tentang badan manusia
Pandangan idealistis tentang badan . menurut pandangan ini badan hanyalah sinar dari roh. Roh adalah seperti listrik, badan cahayanya. Badan roh tidak pernah bertentangan. Badan seolah-olah tidak ada. Yang ada hanya roh. Filsufnya adalah : George Berkeley: Tubuh dianggap sebagai cara roh menampakkan diri. Seperti kehadiran Allah dalam diri kristus. Dia mengingkari adanya materi dan menggambarka psike (jiwa ) manusia sebagai pusat seluruh dunia yang kelihatan. Materi tidak ada, yang ada hanyalah roh-roh (khususnya Tuhan dan Manusia) roh dianggap sebagai dunia yang dialami dan dikenal.

7 2. Pandangan materialitsis berpendapat bahwa manusia yang ada hanya badan. Filsuf nya adalah :
Julien de La Mettrie ( ) Bukunya berjudul “Mesin Manusia “ seorang dokter anatomi dan fisiologi yang berminat pada filsafat. Pendapatnya yaitu :tubuh manusia dianggap sebagai suatu mekanisme. Dimana perasaan-perasaan tergantung dari otak . Bertentangan dengan pendapat Descartes yang menganggap pemikiran merupakan suatu substansi tersendiri yang tidak dapat diasalkan dari materi . pemikiran menurut Mattrie merupakan hal yang bersifat materi yaitu otak. Menurut Mettrie Jiwa dapat dilokalisasi oleh beberapa bagian dari otak dan system syaraf. Jiwa tidak berbeda dari materi dan materi sendiri mempunyai perasaan. Menurut Mattrie “ manusia adalah mesin yang menjalankan dirinya sendiri. Manusia adalah mesin yang berbelit-belit . Otak adalah anak akar manusia.

8 Ludwig Feuerbach ( ) Menurutnya “dibalik tubuh tidak terdapat suatu makhluk lain yang penuh misteri yaitu jiwa. Dibalik alam tidak ada Allah (tuhan). Tuhan hanya merupakan Proyeksi (khayalan) dari manusia (misteri proyeksi manusia sendiri) . Teologi sama dengan Antropologi mengajarkan manusia yang konkrit yang berindra, Antropologi mengingkari jiwa dan roh. Jiwa adalah ekspresi dari tubuh. Selaku ekspresi maka jiwa adalah tulang –tulang, otot-otot dan seterusnya. Manusia adalah makhluk jasmani organis. Tubuh adalah jiwa sendiri. Tubuh bukanlah susunan majemuk yang terdiri dari bagian –bagian materi, melainkan manusia yang berindra yang konkrit, yang mengekspresikan diri dihadapan sesama manusia. Jiwa tidak lain dari pada suatu gejala sampingan,suatu kesan subyektif yang timbul karena kita secara pribadi menghayati eksistensi kita.

9 Karl Marx Dan Fredich Engels (Materialisme Dialektis).
Materi menghasilkan bentuk-bentuk organis yang semakin tinggi (teori evolusi yang akhirnya menimbulkan kesadaran manusia. Hidup psikis merupakan fungsi dari sebagian materi yang sangat kompleks yaitu otak manusia . Kesadaran merupakan sesuatu yang sekunder yang diturunkan dari materi. Bagi materialisme “ Jiwa tidak mempunyai wilayah tersendiri yang terlepas dari tubuh . Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan modern yang menyoroti organisme , organisme manusiawi menjadi semakin kentara bahwa hidup rohani yang lebih tinggi (cinta,pengalaman estetis, pengalaman religius dsb. ) tidak dapat dilepaskan dari berfungsinya kelenjar-kelenjar , metabolisme, dan banyak hal lain. Biokimia, ilmu bedah otak yang modern membawa kesimpulan-kesimpulan yang bersifat materialistis.

10 3. Pendapat ketiga memandang badan sebagai musuh yang jahat semata-mata dari roh. Dalam pandangan ini antara roh dan badan hanya ada pertentangan dan perlawanan melulu. Badan dianggap sebagai penarik kebawah ke kejahatan . Pandangan ini bersifat dualistis, artinya tidak melihat badan jiwa sebagai satu hal yang ada tetapi sebagai dua hal

11 Pythagoras ( SM): Asas pertama yang merupakan asal mula segala sesuatu adalah bilangan-bilangan yang harmonis. Ada 10 bilangan : 1.terbatas-tidak terbatas, 2.ganjil-genap, 3. satu-banyak, 4.kanan-kiri, 5. lelaki-perempuan, 6. diam-gerak, 7. lurus-bengkok, 8.baik-jahat. 9.terang-gelap, 10. persegi-bulat panjang Jagat raya juga terdiri dari 10 badan langit bilangan: . Saturnus, Jupiter,Mars,Mercurius, Matahari, Bulan, Bumi, Kontra bumi, Api Sentral Mengenai jiwa menurutnya bahwa jiwa tidak dapat mati, Oleh karena hukumanlah maka jiwa dibelenggu di dalam tubuh. Dengan pensucian (katarsis) orang dapat membebaskan jiwanya dari belenggu tubuhnya sehingga tercapailah kebahagiaan. Jiwa dapat berpindah kekehidupan lain (tumbuhan,hewan,manusia) sesuai keadaan. Pensucian dengan cara berpuasa, pantangan terhadap makanan tertentu.

12 2. Plato ( ) :Murid Sokrates yang mengembangkan pengetahuan (arête) yang baik. Menurut Plato didunia ini ada yang berubah dan ada yang tetap . yang berubah dikenal oleh pengamatan (Panca indra/dunia indra) tetapi yang tidak berubah diterima oleh akal, yang tidak berubah itu disebut “idea” (dunia idea) Jiwa menurut Plato berbeda dari tubuh. Jiwa karena hukuman harus dipenjarakan dalam tubuh. Jiwa bersifat kekal. Agar jiwa dapat dilepaskan dari tubuh manusia harus mempunyai pengetahuan yaitu pengetahuan tentang idea- idea. Didalam jiwa terdapat 3 unsur yaitu : rasional (kebijaksanaan) 2. kehendak (keberanian) 3.keinginan (nafsu) Disamping tingkah laku organisme (makhluk hidup) Plato menyebut ada tingkah laku dari benda-benda mati yang sepenuhnya tunduk pada hukum alam. Contoh batu kalau dilempar akan jatuh ke bawah. Agar orang mempunyai pengetahuan yang baik harus melalui pendidikan. Pendi- dikan yang dimaksud adalah pendidikan kecerdasan dan bimbingan perasaan –perasan yang lebih tinggi kearah yang benar (musik,seni,sajak dll). Pendidikan baru tercapai kalau ada negara yang baik Penguasa yang memerintah harus mengorbankan kepentingan diri sendiri dan harus mempersembahkan hidupnya bagi negara.

13 C. Karakter Specifik Badan Manusia.
1. Badan manusia menduduki sebuah tempat di dunia, mempunyai bentuk material yang dapat diukur dan dihitung dan terikat pada perubahan dan waktu.( sama dengan tumbuhan dan hewan). 2. Memiliki kumpulan organ yang memungkinkannya untuk memperbaharui dan mereproduksikan diri. (sama dengan tumbuhan dan hewan). 3. Memiliki pancaindra yang membuatnya sadar akan sekelilingnya dan bereaksi secara afektif. Manusia bisa merasakan kenikmatan dan penderitaan. (sama dengan hewan). 4. Dilengkapi oleh system penggerak yang membuat manusia mampu berpindah dan bereaksi terhadap apa yang melawan atau menariknya. (sama dengan hewan)

14 Ciri khas badan manusia berbeda yang berbeda dengan hewan :
1. Posisi tegak.: mampu melihat benda-benda dari atas sekaligus menunjukkan serta memudahkan peningkatan aktivitas roh (sentuhan ,pandangan usapan tangan, cahaya senyuman karena vertical)(letak payudara manusia yang vertical sehingga sang ibu bisa menyusui dengan memandang anaknya dan mendekatakan pipinya sehingga membentuk kepribadian anak. ) . 2. Manusia dilengkapi oleh organ tangan yang dapat menyesuaikan diri dengan bentuk apa saja, mengukur dan menggunakan, mengubah semua benda , mengatakan dan mengisyaratkan semua hal.(Aristoteles menganggap bahwa tangan adalah alat dari segala alat, symbol dan instrumen dari inteligensi. 3. Ketidak spesialisasian organic yang khas manusia dari hewan justru memberinya suatu anatomi yang lebih fleksibel, yang karenanya manusia bisa lebih berprestasi secara badani dengan variasi yang tak terbatas. Contoh ; lomba mausia dengan hewan berjalan sejauh 35 km, memanjat 5 meter dengan tali rami, berenang 15 meter dan menyelam kedasar air dengan kedalaman 4 m pasti manusia lebih sanggup. 4. Manusia mempunyai system syaraf dan sebuah otak yang jauh lebih kompleks daripada hewan yang memberikannya mengetahui dan menentukan jumlah korelasi yang tak terbatas. Keunggulan otak manusia bukan dari bobot otaknya (ikan paus lebih berat otaknya) tetapi susunannya yang bersifat asimetris jadi diferensial. (Belahan kiri otak mansuia lebih besar dari pada belahan kanan . Hal ini selaras dengan keunggulan tangan kanan dengan tangan kiri. (contoh orang struk). Pada hewan kera tidak ditemukan. Anatomi otak manusia. 5. System- system yang menyusun badan manusia saling berhubungan erat dan mempengaruhi satu sama lain yang bekerja secara otomatis diluar kesadran manusia.

15 MANUSIA DAN JIWANYA A. Hubungan Jiwa dan Tubuh Jiwa setelah mati. : Menolak jiwa yang terus ada setelah mati. Menolak jiwa yang tidak berbadan. Paham - paham tentang hubungan jiwa dengan Raga 1. Interaksionisme . Plato dan Descartes Menurut paham ini badan dan jiwa adalah dua substansi lengkap yang saling mempengaruhi. Teori roh di dalam mesin, Dualisme. Jiwa dapat menggerakkan badan . Saya ingin menggerakkan badan . maka tangan ,tubuh bergerak. Badan menggerakkan jiwa. Jika dipukul jatuh pingsan, Lelah fisik semangatku menurun.

16 2. Paralelisme Psikofisik Malebranche, Leibniz
Paham ini menganggap badan dan jiwa dianggap suatu suatu subtansi lengkap yang tidak saling mempengaruhi. Subtansi jiwa dan badan adalah berbeda satu sama lain. Hubungan jiwa dan badan bersifat semu yaitu : Antara rangkaian peristiwa yang terjadi dalam jiwa (peristiwa-peristiwa psikis) dan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam badan (peristiwa –peristiwa fisik ) terdapat paralelisme sempurna , sehingga setiap kali sesuatu terjadi dalam jiwa maka sesuatu yang sejajar terjadi dalam badan. Begitu juga sebaliknya setiap sesuatu terjadi pada badan maka sesuatu yang sejajar terjadi dalam jiwa . Spinoza : Ada dua macam system kejadian yaitu ragawi dan kejiwaan . Sistem kejadian ragawi terdapat di alam sedangkan system kejadian kejiwaan terdapat dalam jiwa manusia. Diantara keduanya tidak terdapat hubungan sebab akibat . Kejadian kejiwaan kejiwaan menimbulkan kejadian-kejadian kejiawaan yang lain. Sedangkan kejadian fisik menimbulkan kejadian-kejadian fisik yang lain. Keduanya berjalan secara parallel.

17 Malebranche dengan teori Okasionalisme :” Pada kesempatan ( occasion) suatu 1gambaran melalui pancaindra (jasmani), Tuhan menerangkan suatu ide dalam manusia (dalam jiwa). Pada suatu keputusan sukarela maka kausalitas ilahi menghasilkan suatu gerakan otot-otot. Bunyi di alam Tuhan sudah buat didalam jiwa manusia terjadi gagasan mengenai bunyi tersebut. 3. Panpsikisme atau paralelisme Monistis. Materi dan kesadaran hanya dua aspek dari suatu kenyataan unik yang fundamental, yaitu aspek psikis dan aspek fisik. Manusia mempunyai aspek psikis yaitu jiwa dan aspek fisik yaitu badan. Antara jiwa dan badan merupakan suatu dua kenyataan yang sama (manusia) yang dipandang dari dua sudut yang berlainan. Seperti sebuah bola yangdipandang dari sudut depan dan sudut atas. Dengan demikian persesuaian sempurna yang terlihat pada peristiwa-peristiwa mental jasmani seseorang dapat mudah diterangkan.

18 4. Aktualisme, fenomenisme (Epifenomenalisme).
Satu-satunya unsure yang dapat diselidiki dalam proses -proses kejiwaan ialah syaraf-syaraf manusia. Kesadaran merupakan hasil sampingan dari proses-proses syaraf. Hanya badanlah suatu substansi . Apa yang dinamakan jiwa hanyalah suatu himpunan fenomena-fenomena psikis. Jiwa dianggap sebagai bayangan belaka . Aktivitas-aktivitas mental datang mendadak begitu saja, bagaikan mata-mata sebuah rantai, bagaikan hari-hari dalam seminggu tanpa perlu kenyataan sebagai dasarnya. David Hume dan William James mengatakan bahwa “ Manusia itu tak lebih dari pada sebuah himpunan persepsi bermacam-macam.yang saling mengikuti satu sama lain dengan suatu kecepatan yang tak terbandingkan dan yang bergerak dan mengalir tak henti-hentinya. …. Roh adalah semacam panggung di mana berbagai persepsi secara bergilir tampil ke muka….. Hanya ada persepsi-persepsi yang berurutan, yang membentuk roh.

19 5. Agnotisme Imanuel Kant : Terdapat kecendrungan bawaan dari roh ke arah pengakuan jiwa. 6. Hylemorfisme. Idea tentang manusia hanya dalam pemikiran saja. Titik tolak ajarannya mengatakan bahwa alam semesta, segala yang bergerak,berbuat mempunyai tujuan untuk membentuk benda-benda menurut hakekatnya yang sudah ditentukan. Contoh sebiji jagung pada hakekatnya mempunyai tujuan menjadi jagung. Penggerak dari tujuan ini adalah “Tuhan”(Bentuk atau aktus murni) yaitu penggerak yang tidak digerakkan. Dalam psikologi hal ini sama dengan apa yang dikenal dalam psikologi perkembangan, dimana hal yang potensial menjadi aktuil.

20 dunia ini terdapat pengertian tentang “Yang ada sebagai Potensi” (materi,hule) dan “Yang ada secara terwujud” (bentuk, Morfe). Hule sebagai pembentuk sedangkan Morphe sebagai hal yang membentuk. Benda dialam ini tidak tumbuh begetu saja tetapi diperkembangkan menjadi sesuatu. Oleh karena itu sebelum benda itu berwujud maka benda itu mempunyai kemungkinan. Benda-benda itu tercipta karena Hakekat dari benda-benda itu merealisasikan diri sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki benda itu sendiri. Prinsip ini dikenal dengan istilah “Teleologis” . Aristoteles mempersamakan tujuan dari suatu benda dengan suatu daya hidup dari seseorang. Aristoteles mengatakan bahwa jiwa adalah jumlah dari daya hidup dengan proses-prosesnya.yaitu keseluruhan prinsip vital dari suatu organisme. Dimana ada hidup disitu ada jiwa. Manusia adalah suatu subtansi lengkap yang terbentuk dari materi dan jiwa. Baik jiwa maupun badannya bukanlah suatu subtansi yang lengkap, Badan memperoleh sifat sebagai badan itu hanya dari kenyataan bahwa ia dihidupkan oleh “jiwa”.

21 Manusia menurut faham ini terdiri dari dua unsure yaitu “materi “ yaitu badan dan bentuk yaitu jiwa yang keduanya merupakan suatu kesatuan yang terpisah. Bila jiwa telah meninggalkan badan maka itu bukan disebut badan manusia tetapi merupakan bangkai yang tersusun dari unsur kimia aneka ragam. Keduanya menyatu dan bila terpisah salah satunya maka bukan disebut manusia lagi. Jiwa dan badan bersatu bukan seperti kuda dengan saisnya. Bukan seperti patung dengan marmer bahkan lebih erat lagi.yang tak terpisahkan. Lelah pada otot membuat jiwa malas.Jiwa merasakan kelelahan otot tersebut dan badan mengambil bagian dalam kemalasan roh tersebut.

22 7. Psikosomatika : Penyelidikan -penyelidikan mengenai hubungan jiwa dengan raga (kemajuan ilmu psikologi dan ilmu kedokteran) . contoh: Proses –proses kejiwaan mempengaruhi proses-proses yang semata –semata ragawi. Emosi berpengaruh terhadap pencernaan makanan. Amarah menimbulkan kegiatan kelenjar, musik menimbulkan emosi.kurang makan serta kemarahan menimbulkan kurangnya hasrat seksual, bentuk tubuh tergantung emotional ia hidup. Leibiz . mengatakan “suatu keselarasan yang ditetapkan sebelumnya , secara abadi. Kedua rangkaian peristiwa (badan dan jiwa) telah disinkronisasikan dengan sempurna (mirip dengan gerakan mulut aktor film dengan jalur suara dalam film. Antara suara dengan gerakan mulut telah disetel kecepatan,kesesuaiannya sehingga gerakan mulut tidak mendahului suaranya atau kebalikannya

23 Realitas jiwa Penelitian-penelitian laboratorium dan kegiatan orang tua hanya menentukan syarat-syarat pemunculan jiwa tetapi tidak menciptakan jiwa itu sendiri. Seorang sarjana walaupun berhasil membuat makluk hidup organic yang sempurna tetap tidak dapat menciptakan kehadiran jiwa .

24 I Asal –usul Jiwa C. Munculnya jiwa. Teori tradusianisme.
Jiwa manusia berasal dari orang tuanya, baik secara langsung dari jiwa orang tuanya(tradusianisme spiritual), ataupun melalui badan. Orang tua menghasilkan badan yang pada gilirannya mengembangkan sebuah jiwa manusia. (tradusianisme material). 2. Paham Kreasionisme . Jiwa anak itu langsung diciptakan oleh pencipta. Tuhan ikut campur tangan dalam perkembangan alam semesta, jiwa secara terus-menerus. Schoonenberg: Tuhan terus-menerus mempertahankan eksistensi seluruh alam semesta dan mengambil bagian dalam aktivitasnya,tetapi tidak campur tangan dalam rangkaina sebab yang kedua dengan cara kausa yang ditambahkan. Jiwa mansuia diciptakan oleh Tuhan dalam hal ini orang tua mampu mengatasi kekuatan mereka sendiri dan dengan demikian menghasilkan jiwa anak mereka dengan bantuan Tuhan.

25 II. Waktu hominisasi (bereksistensi.)
Teori Penjiwaan segera. (immediate animation): Semenjak sel-sel reproduktif bertemu dan bersatu ,semenjak telur disuburkan maka sudah muncul seorang manusia otentik yang dijiwai spiritual.Para penganut teori ini menganggap jiwa sebagai suatu kausa efisien yang membina pertumbuhan dengan berpedoman pada genetika yang tersirat dalam gen-gen. 2. Penjiwaan tidak segera Ada jiwa manusia apabila telah tercapai suatu tingkat “sentro kompleksitas” tertentu. Embrio manusia sudah hidup sebelum saat hominisasi. Mula-mula embrio hidup dengan kehidupan vegetatif murni, kemudian pada kehidupan hewan, dan baru sesudah alat-alat badan manusia yang pokok telah siap maka jiwa manusia dapat bereksistensi dengan dimensi spiritualnya. Jiwa manusia dapat bereksistensi setelah mengalami evolusi yang nyata dalam kandungan ibu yang merupakan hasil bersama dari orang tua dan Tuhan.

26 Rasa yang terdiri dari 3 bagian :
Jiwa Jiwa adalah suatu kehidupan yang bentuk strukturnya tersusun dari zat non materi bukan berbadan fisik materi yang mempunyai kesadaran dengan ciri-ciri khas . Kebiasaan seseorang dalam berpikir dan bertindak (ucapan & perbuatan ) yang sudah membaku dan menjadi bagian identitas dari seseorang. Kemampuan berpikir dan bertindak ini merupakan kombinasi keraja anara : 1. Panca Indra Otak manusia dan tujuh fungsinya (manajemen otak ) yang menghasilkan pikiran. Rasa yang terdiri dari 3 bagian : Rasa eksistensi. Rasa harga diri/ gengsi Rasa hak 4 Berbagai kebutuhan yang terdiri dari 3 bagian yaitu : Kebutuhan mutlak Kebutuhan yang diciptakan Kebutuhan yang dicita-citakan 5 Budi yang mempertimbangkan jelek dan baik.

27 ROH Roh adalah makhluk halus yang dalam susunan strukturnya tidak mempunyai wujud nyata, baik padat maupun cair . Roh diartikan juga sebagai zat mutlak yang bermanesfestasi pada frekuensi getaran yang sangat tinggi.

28 MACAM-MACAM KLASIFIKASI YANG PALING TEPAT BAGI TEORI JIWA
A. Teori yang memandang jiwa sebagai jiwa substansi yang berjenis khusus. Dilawankan dengan substansi material. Seorang filsuf yang berpendapat jiwa sebagai substansi adalah Sigmund Freud : Berpendapat bahwa Kehidupan jiwa laksana gunung es yang terapung

29 Jiwa merupakan gabungan antara das es dan das ich
Merawat sakit syaraf : Jika orang sadar maka jiwa akan menghilangkan sakit saraf tersebut. Penyakit syaraf merupakan penjelmaan belaka dari pertentangan -pertentangan yang terdapat dalam lapisan tidak sadar. Libido sudah ada dalam anak kecil dan matang ketika waktu akil balig. Dorongan untuk menjelmakan nafsu tersebut merupakan prinsip penggerak perbuatan manusia yaitu “Prinsip Kenikmatan”. Lapisan jiwa sadar (ego (das ich,super ego Uber Ich) Lapisan jiwa Pra sadar Lapisan tidak sadar (id) , das es (Libido, Nafsu agresif)

30 “Id” tempat kedudukan nafsu 2 yang selalu menyembul kepermukaan tingkat kesadaran ingi terjelma di kenyataa . Dalam bermasyarakat diperlukan “ego” sebagai perantara atas nafsu-nafsu tersebut yang mengontrol mana yang baik sesuai masyarakat sosial ( ruang dan waktu). “Id” bertugas membolehkan nafsu yamg diperbolehkan dan menekan nafsu yang merusak diri , sosia dan masyarakat. Nafsu yang ditekan dapat menimbulkan penyakit syaraf . Fobia-fobia, keadaan abnormal atau juga nafsu dapat mensublimasi belok kearah saluran yang lain. Contoh : Putus cinta, dialihkan ke arah kerja keras. “Super Ego” : Nafsu bawah sadar , sudah berhasil dikembangkan dalam kehidupan dan sosial kemasyarakatan yang membawa kemajuan.

31 Sigmund Freud membuat Hipotesa bahwa Tingkah laku yang berpenyakit syaraf dan cara-cara penyembuhannya yang diterapkan sebagai hasil penyelidikan psiko analisa (dengan cara mengingat kembali para penderita syaraf terhadap apa yang diharapkan). Jiwa manusia terdiri dari 3 bidang : 1. Id (das Es) 2. Ego (das ich) 3. Super Ego (Uber Ich)

32 Didalam 3 subtansi jiwa manusia terdapat dorongan konatif dan proses kognitif.
Jiwa mengalami 2 hal / proses : 1. Proses konatif : Proses yang bersumber pada perasaan , kehendak, dorongan hati, untuk menggerakkan seseorang. 2. Proses kognitif : Proses untuk berpikir, mengingat-ingat, melakukan penalaran, melakukan pencerapan (Cara memperoleh pengetahua, proses fisika kimiawi.) Contoh a. pengaruh emosi terhadap ilmu pengetahuan. Hakim dalam memutuskan sesuatu yang diberikan oleh saksi . b. Pengaruh perasaan terhadap ilmu pengetahuan. Marah mempengaruhi system pencernaan.

33 B. Jiwa Sebagai Kemampuan Merembes (Josept Leighton)
Bukunya “ Man And The Cosmos “ Rasa sakit dikepala. Ahli jiwa menganggap yang sakit itu jiwanya. Rasa sakit karena jiwa kita merembes, mengembang ke bagian yang sakit. Jiwa bersifat transparsial (pemersatu yang sadar/Kesadaran serta pusat ketegangan pengalaman ragawi ) kedalam kesatuan sistematis. Kemampuan ini dalam hal / fungsi jiwa : Menentukan pilihan Mengingat-ingat kembali menentukan kejadian di masa lampau untuk menentukan masa depan Menurut Josept Leigton : 1. Jiwa tidak sama dengan raga meski tidak terpisahkan. 2. Jiwa merupakan sesuatu hakiki untuk kehidupan kebahagiaan manusia 3. Jiwa bersifat fenomentalis & parelelistis.

34 C. Jiwa sebagai Proses (James Pratt)
Bukunya “ Matter and Spirit” Cara melukiskan ciri-ciri jiwa adalah dengan melukiskan kegiatan apa yang dilakukan oleh jiwa. Empat ciri kegiatan jiwa :  1. Kemampuan menghasilkan kualitas –kualitas pengindraan. 2. Kemampuan menghasilkan makna-makna pengindraan. 3. Kemampuan memberikan tanggapan terhadap hasil pengindraan dengan jalan merasakan , berkehendak, dan berusaha 4.Kemampuan memberikan tanggapan terhadap proses-proses yang terjadi dalam benak untuk mengubah haluannya  Hubungan jiwa menyerupai seseorang dengan alat yang digunakan jiwa menggunakan raga sebagai alat sesuai dengan hokum-hukum raga . Kegiatan –kegiatan kejiwaan dapat diselidiki melalui pernyataan ragawinya : Ada jiwa, ada raga. Ada proses kejiwaan ada proses raga. Proses kejiwaan memakai proses ragawi sebagai alatnya (dualistis). Ada proses material dan proses mental. Proses material memakai hukum-hukum fisika kimia. Proses mental memakai kehendak yang didasarkan akal dan tujuan.Perbuatan manusia tidak bersifat mekanistis.

35 D. Jiwa sebagai tingkah laku (V.h. Krikorian)
Jiwa merupakan respon yang telah diramalkan sebelumnya sebagai sarana mencapai tujuan . Jiwa didifinisikan sebagai respon (reflek contohnya: nafas bukan respon kejiwaan , hanya mekanis kimiawi ). Dalam respon kejiwaan terdapat suatu reaksi yang bukan hanya ditujukan terhadap rangsangan sebagai obyeknya, tetapi sebab akibat dari rangsangan . Tiga respon kegiatan Kegiatan jiwa 1. kemampuan menggunakan sarana dalam mencapai tujuan (daya pemahaman memperoleh pengetahuan.). ramalan tentang akibat -akibat yang ditimbulkan oleh rangsangan . Respon yang mengendalikan tingkah laku. Kemampuan memperoleh pengetahuan/ kesiapan melakukan perbuatan dengan hasil yang diharapkan. 2 Kemampuan mengejar tujuan (berkehendak, menarik perhatian), Keendrungan mewujudkan tujuan 3. Kemampuan memperoleh pengetahuan jiwa/ kesadaran, Kesadaran diri dan kesadaran akan pihak lain.

36 Tugas diskusi kelompok 1 > kelompok 1 Behaviorisme tokoh psikology konsep pemikirannya materialism ; karl marx , tokoh lain Bahas hubungan dan pengaruh aliran behaviorisme dengan materialism 2 . Kelompok 2 Humanistik tokoh psikology . Konsep pemikirannya Existensialisme : paul Satre , tokoh lain Bahas pengaruh hubungan aliran existensialisme terhadap humanistik

37 Kelompok 3 Psikologi lintas budaya Aliran filsafat Posmodernisme Kelompok 4 Aliran transpersonal Dihubungkan dengan aliran filsafat


Download ppt "Filsafat Manusia Filsafat : Falsafah (Arab ), Philosophy (Inggris), Philosopphie (Belanda), Philosophee (Jerman), Philosophire (Perancis) Etimologis."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google