Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSugiarto Surya Hardja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
2
BAB I PENGERTIAN Memberantas penyakit menular itu sebenarnya menghilangkan atau merobah cara berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi. Pemindahan penyakit atau penularan itu suatu cara bagaimana orang yang rawan dapat memperoleh penyakit atau infeksi dari orang lain atau hewan yang sakit.
4
Lanjutan … Cara-cara itu ialah:
1.Penularan langsung dari manusia ke manusia. Ini dapat terjadi karenatetesan-tetesan halus yang terhambur dari batuk, berludah, atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh (persetubuhan), misalnya pada penyakit kelamin
5
Lanjutan …. 2. Penularan tidak langsung: a) dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya.air, makanan dan susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan kuman ke mulut. Manusia makan bahan makanan dan minum air yang telah dikotori dengan kuman penyebab penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan dengan cara ini antara lain ialah kolera dan disentri b)dengan perantara serangga atau gigitan binatang.
6
Lanjutan …. Orang digigit serangga atau binatang yang membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya atau dalam ludahnya. Sebagai contoh: Malaria, Filariasis, Dengue demam berdarah dan Rabies. Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat dilakukan usaha-usaha untuk menghilangkan sumber infeksi, dan memutuskan rantai penularan penyakit.
7
Lanjutan …. Didalam pembatasan penyakit sering dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa(KLB) yang artinya sebagai berikut: Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit. Kejadian Luar Biasa 1)KLB adalah:Timbulnya suatu kejadian 'kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
8
Lanjutan …. Kriteria KLB (kriteria kerja) antara lain:
a)Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu daerah. b)Adanya peningkatan kejadian kesakitan/'kematian yang dua kali atau lebih dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu)tergantung dari jenis penyakitnya. c)Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
9
Lanjutan …. 3)Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau yang berpotensi wabah/atau yang dapat menimbulkan kejadianluar biasa (KLB).Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut: 1)Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera,Poliomylitis, Pes, Difteri. 2)Penyakit potensial wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau mempunyai mortalitas tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DHF, Campak, Rabies, Diare, Pertusis.
10
Lanjutan …. 3)Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting: Malaria, Hepatitis, Encephalitis, Frambosia, Typhus abdominalis,Tetanus, Influenza, Meningitis, Tetanus Neonatorum, Antrax,Keracunan. 4)Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah,tetapi diprogramkan, di tingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR Terpadu Puskesmas ke Kabupaten, dan seterusnya.Penyakit-penyakit tersebut meliputi: Cacing, Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan Filariasis, dan lain-lain.
11
Lanjutan …. Dari penyakit-penyakit di atas, pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya yang termasuk kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan. Bagi penyakit kelompok 3 dan 4, secara rutin dilaporkan bulanan dan di tingkat Puskesmas dilaporkan secara terpadu pada formulir KLB. Sistim pelaporan terpadu Puskesmas. Khusus bagi penyakit kelompok 3, jika ada wabah atau KLB,untuk pertama kalinya dilaporkan dalam waktu 24 jam dengan menggunakan Formulir W.1, sistim laporan KLB dan Wabah
14
Lanjutan …. Kemudian selama KLB atau wabah berlangsung, penyakit tersebut dilaporkan secara mingguan dengan menggunakan formulir W.2,sistim pelaporan KLB dan Wabah (yaitu diisikan pada salah satu kolom yang kosong). Jika peristiwa KLB atau wabah dari penyakit yang bersangkutan sudah berhenti (insiden penyakit sudah kembali pada keadaan normal), maka penyakit tersebut tidak perlu dilaporkan secara mingguan lagi.
15
Lanjutan …. Sementara itu, laporan penyakit melalui form LB.1 Sistem Pencatatan Terpadu Puskesmas berjalan terus. Formulir W.1, dapat juga digunakan jika terjadi KLB atau Wabah pada transmigrasi, asrama transit, di perjalanan maupun di lokasi pemukiman.
16
BAB II TUJUAN Pemberantasan penyakit bertujuan:
1.Mencegah terjadinya penularan penyakit. 2.Mengurangi kesakitan 3.Mengurangi kematian
17
BAB III LANGKAH-LANGKAH PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Rencana efektif untuk mengurangi atau memberantas penyakit menular harus diadakan pada tingka Nasional dan mengikut- sertakan tidak saja semua petugas Puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat. Tehnik dasarnya, biasanya dinamakan "Pengamatan dan Pemberantasan" terdiri dari langkah-langkah berikut: 1.Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit. 2.Melaporkan penyakit menular 3.Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan : kasus- kasus lagi dan untuk mengetahuisumber penularan.
18
Lanjutan…. 4.Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya (containment). 5.Menyembuhkan penderita, hingga agar ia tidak lagi menjadi sumber infeksi. 6.Pengebalan (imunisasi). 7.Pemberantasan vektor (pembawa penyakit) 8.Pendidikan Kesehatan
19
Langkah-langkah pemberantasan
1.PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA TENTANG PENYAKIT Pengamatan/surveillance berarti terus-menerus mencari dan mengumpulkandata tentang penyakit dan menganalisa data itu hingga dapat diambil tindakan. Agar dapat efektif, maka data itu harus lengkap dan sedapat-dapatnya up-to-date (meliputi keadaan yang paling akhir). Data itu dapat diperoleh oleh petugas Puskesmas dari sumber-sumber berikut: a.Penderita yang datang di Puskesmas untuk berobat
20
Lanjutan ……….. b.Laporan kelahiran dan kematian dari Kantor Kecamatan
c.Laporan dari petugas lapangan Puskesmas atau Lurah desa tentang adanya penyakit bertambah dalam suatu daerah atau desa. d.Laporan dari petugas lapangan atau Lurah desa tentang bertambahnya kematian atau kuburan dalam suatu daerah atau desa. e.Laporan tentang adanya kenaikan kematian binatang yang ada hubungannya dengan bertambahnya penyakit dan kematian antara manusia (yaitu seperti dalam wabah sampar, anthrax) dll.
21
Lanjutan….. Tugas petugas Puskesmas yang mengunjungi desa-desa harus selalu bertanya tentang adanya penyakit dan siapa yang sakit dan siapa yang meninggal, dan bagaimana gejala-gejalanya. Data yang dikumpulkan merupakan "data mentah", agar dapat diper-gunakan dan ditafsirkan, maka informasi ini lebih dulu harus dianalisa menurut sistem dan seteliti mungkin.
22
Lanjutan…. Dengan menangani data itu menurut cara yang diuraikan, maka Dinas Kesehatan di berbagai tingkat akan mengetahui tiap kejadian luar biasa, yaitu tiap perobahan yang menyolok dalam pola kesakitan dan kematian penduduk yang bertempat tinggal dimasing-masing daerah. Dengan pengetahuan itu maka dengan cepat Dapat diadakan usaha-usaha pembatasan (containment) hingga epidemi dapat dibatasi, dicegah atau dihentikan.
23
MELAPORKAN ADANYA PENYAKIT MENULAR
a.Laporkan dalam 24 jam 1)Kasus-kasus baru penyakit menular potensial wabah harus segera dilaporkan dalam waktu 24 jam kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kotamadya dengan formulir W.1. (Golongan penyakit karantina atau wabah penting). 2)Kejadian luar biasa (kenaikan morbiditas atau mortalitas di suatudaerah yang mungkin mencurigakan adanya epidemi penyakit menular) harus dilaporkan dalam waktu 24 jam kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya dengan menggunakan formulir W.1. (Semua golongan penyakit menular).
24
Lanjutan………… b.Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah, maka kejadian tersebut tetap dilaporkan mingguan dengan formulir W.2.Laporan dikirim tiap hari Senin. c.Laporan bulananLaporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.Lebih lanjut lihat Buku Pedoman SP2TP (SK Menkes No.63/Menkes/SK/ll/8 tanggal 18 Februari 1981).
25
PENYELIDIKAN LAPANGAN
Verifikasi tiap laporan tentang morbiditas atau mortalitas dalamsuatu daerah. Daerah harus dikunjungi untuk menentukan apakahlaporan itu benar dan jika memang demikian, ditentukan luasnya psrsoalan, seperti berapa orang yang jatuh sakit dan berapa orang dalam "keadaan terancam"Contoh-contoh yang tepat diambil untuk pemeriksaan laboratoriumdan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Propinsi untuk diperiksa.
26
Lanjutan……….. Pemeriksaan Laboratorium tertentu dapat dikerjakan diPuskesmas apabila fasilitas tersedia, yaitu pemeriksaan: 1)Sediaan darah untuk malaria 2)Dahak orang yang diduga menderita tuberculosis untuk basil tahan asam 3)Contoh kulit orang yang disangka menderita kusta, untuk basil tahan asam.
27
Lanjutan………… Jika laporan tentang penyakit menular dalam suatu daerah sudah dibenarkan, maka petugas lapangan harus: 1)Mencari kasus-kasus lain, ialah di dalam rumah-rumah penderita,di sekitarnya dan di antara kontak, (kontak orang-orang yang ada hubungannya atau pernah mengunjungi rumah penderita sejak waktu penyakit kira-kira mulai). 2)Berusaha mencari sumber infeksi. Langkah-langkah berikut sebaiknya diikuti dalam suatu penyelidikan epidemiologi letusan/KLB. langkah-langkah ini merupakan proses berpikir yang ada dalam ingatan seorang penyelidik selama berlangsungnya penyelidikan epidemiologi tersebut.
28
Lanjutan…. Langkah-langkah penyelidikan sebagai berikut: a)Konfirmasi/menegakkan diagnosa. mencoba menegakkan diagnosa dengan cara menganalisa gejala dan tanda klinik darj penderita sehingga dapat digolongkan apakah kejadian ini termasuk misalnya, karena infekasi atau keracunan. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk konfirmasi diagnosa dan menentukan type organisme sebagai penyebab penyakitnya
29
Lanjutan…. b)Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.Kita harus membandingkan informasi yang tepat mengenai penderita-penderita tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan tentang letusan (outbreak) atau wabah (epidemi) Bandingkan juga jumlah penderita-penderita tersebut dengan incidence penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya, pada daerah dimana terjadi peristiwa tersebut. Kedua langkah di atas merupakan cara identifikasi suatu masalah dan tujuan dari penyelidikan selanjutnya.
30
Lanjutan….. c)Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu,tempat, dan orang. Lakukan suatu survei yang cepat terhadap penderita-penderita yang diketahui atau dipilih yang mengetahui tentang situasi penduduk dan daerah serta lingkungan sekitarnya Lakukan wawancara dengan penderita-penderita ini dan tentukan ada atau tidak pengalaman-pengalaman yang sama di antara mereka misalnya,kapan mulai sakit (waktu dimana mereka mendapat infeksi(tempat) dan siapa orang-orang itu (orang)
31
Lanjutan…. Hitung jumlah penderita dan hubungkan ini dengan jumlah penduduk di daerah tersebut (menghitung rate! tentukan jumlah penduduk yang terancam (pop.at risk) dan kemudian hitung attack rate. Lakukan wawancara dengan orang-orang yang dianggap dapat memberi informasi tentang terjadinya penyakit ini atau keadaan lingkungan yang mungkin ada hubungan/dengan peranan terjadinya letusan/wabah tersebut
32
Lanjutan….. d)Rumuskan suatu hipotesa sementara. Merumuskan suatu hipotesa sangat perlu untuk menerangkan adanya kemungkinan suatu penyebab, sumber infeksi dan distribusi penderita (pattern of disease). Hipotesa didasarkan pada data dan kenyataan yang telah dikumpulkan selama waktu penyelidikan sifat dan sifatnya hanya sementara belum dapat ditarik kesimpulan. Hipotesa ini berguna untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut dan hipotesa ini har us dites kebenarannya,data yang telah dan akan dikumpulkan selama penyelidikan langsung dikembangkan beberapa hipotesa bila perlu.
33
SAMPAI JUMPA LAGI TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.