Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROGRAM PEMBERANTAS PENYAKIT MALARIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROGRAM PEMBERANTAS PENYAKIT MALARIA"— Transcript presentasi:

1 PROGRAM PEMBERANTAS PENYAKIT MALARIA
OLEH DIRCE MARCAL

2 Gambarang umum penyakit Malaria
Malaria merupakan penyakit khronik yang kadang-kadang menjadi akut yang ditandai dengan demam,anemia, pembesaran limpa dan pada keadaan serius dapat menimbulkan komplikasi mematikan..

3 Parasit malaria tidak saja dapat berdiam dalam limpa dan hati tapi juga otak yang dikenal sebagai malaria otak yang dapat menyebabkan ketidak sadaran (koma) . Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropics seperti Indonesia, Semenanjung Malaya, Filipina,Vietnam,Kamboja dan beberapa negara di Afrika dan Amerika Tengah.

4 Di Indonesia malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil. Malaria juga menurunkan produktifitas kerja penderitanya. Sampai tahun 2003 malaria telah menyebar di desa,226 kabupaten dan 30 propinsi. Di Jawa dan Bali Inciden malaria telah meningkat dari 0.12 per seribu penduduk pada tahun 1997 menjadi 0.81 perseribu penduduk pada tahun Sedangkan di Luar Jawa dan Bali untuk masa yang sama telah meningkat dari perseribu penduduk menjadi per seribu penduduk (Suyudi,Workshop Pemberantasan Malaria di daerah resisten,Jakarta ) . di 7 propinsi masih terjadi KLB yang menyerang 35 desa dengan korban 211 orang meninggal

5

6 Serta sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.

7 PREVALENSI MALARIA DI INDONESIA
Penyakit malaria tidak hanya menyerang daerah tropis, tetapi juga menyerang daerah sub tropis di seluruh dunia [2]. Kematian banyak terjadi pada negara-negara yang menjadi daerah endemik malaria, antara lain negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, terutama di Propinsi bagian timur seperti daerah pedesaan di luar Jawa dan Bali. Di Jawa Tengah dan Jawa Barat, malaria merupakan penyakit yang muncul kembali (re-emerging diseases). Menurut data dari fasilitas kesehatan DEPKES pada tahun 2001 diperkirakan prevalensi malaria adalah 850,2 per penduduk dengan angka yang tertinggi 20% di Gorontalo, 13% di NTT dan 10% di Papua.

8 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun memperkirakan angka kematian spesifik akibat malaria di Indonesia adalah 11 per untuk laki-laki dan 8 per untuk perempuan [3]. Sebagai negara endemik, malaria di Indonesia sering diidap oleh para penduduk yang tinggal di areal persawahan dekat dengan hutan. Selain itu, menurut Departemen Kesehatan RI (1994), peningkatan kasus malaria pertahun yang terjadi di daerah timur akibat adanya pembukaan daerah baru. Pada tahun dan 1999 di beberapa daerah, yakni Sumatera, Yogyakarta, Jawa Tengah, Lampung terjadi peristiwa penyebaran malaria secara besar-besaran.

9 sebanyak 21 orang meninggal dunia pada peristiwa tersebut, dari 18
sebanyak 21 orang meninggal dunia pada peristiwa tersebut, dari kasus yang telah dilaporkan. Selain itu sekitar orang terjangkit malaria di Banyumas, Jawa Tengah [4]. Antara tahun angka Anual Parasite Incidence (API) di Purworejo, Jawa Tengah berkisar antara –11 kasus per penduduk dalam satu tahun, dari yang biasanya hanya 5 kasus pertahun. Dan pada tahun jumlah API pada wilayah tersebut menjadi 44,5%. Wabah malaria bisa terjadi/muncul karena berbagai pengaruh antara lain faktor lingkungan, faktor nyamuk sebagai vektor penyebab malaria dan faktor genetik dari parasit malaria itu sendiri

10 Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan 5 juta penduduk menderita malaria di seluruh wilayah Indonesia dan lebih kurang 700 orang meninggal dunia setiap tahunnya. Program pemberantasan penyakit malaria selain dengan cara pengobatan terhadap penderita, dilakukan pula dengan cara memberantas vektornya.

11 Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu:
1. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat. 2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina. 3. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana. 4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

12 Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
1. Tingkatan di dalam air. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak empat kali.

13 Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya

14 2.tingkat di luar udara. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan banya kawin satu kali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah jam dari saat keluarnya dari kepompong.

15 Gejala klinis seorang menderita malaria
• Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat. • Nafsu makan menurun. • Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah. • Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum. • Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa. • Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan. • Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria

16 CARA PENULARAN PENYAKIT MALARIA
Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria: 1. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles. 2. Penularan yang tidak alamiah. Malaria bawaan (congenital). Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.

17 Untuk melakukan pemberantasan nyamuk maka kita harus
Sebagai data dasar (data base) dan parameter keberhasilan pengendalian vektor dengan berkurangnya laju penularan malaria (malaria transmission rate), diperlukan data entomologis. Data entomologis ini mencakup: Nama spesies nyamuk vektor à dilakukan identifikasi nyamuk stadium dewasa (imago) dan jentik. Kepadatan nyamuk: a) MBR (Man biting rate). b) MHD (Man hour density). c) Parity rate, lebih untuk mengetahui umur nyamuk vektor.

18 Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk
1. Perilaku Mencari Darah. Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu. Nyamuk anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari. b. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat

19 c. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah
c. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah. Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.

20 d. Frekuensi menggigit, telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara jam.

21 2. Perilaku Istirahat. Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat- tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat

22 3. Perilaku Berkembang Biak.
Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi

23 kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi insiden malaria sbb :
Mengindari atau mengurangi kontak/gigitan nyamuk anopheles (memakai kelambu, repelen, obat nyamuk dll). Membunuh nyamuk dewasa menggunakan berbagai insektisida. Membunuh jentik/kegiatan anti larva, baik secara kimiawi dengan larvasida maupun biologik dengan ikan, tumbuhan, jamur dan bakteri. Mengurangi tempat perindukan (source reduction). Mengobati penderita malaria. Pemberian pengobatan untuk pencegahan (profilaksis). Vaksinasi (masih dalam tahap riset dan clinical trial).

24 Untuk menberantas nyamuk malaria mengunakan
Pemerintah,swasta Organisasi sosial Masyarakat umum.

25 Masalah yang dihadapi dalam pemberantasan penyakit malaria
Pemberantasan malaria di Indonesia merupakan bagian dari program pemberantasan penyakit tular vektor yang hingga saat ini masih bermasalah karena belum bisa ditangani dengan tuntas. Hal tersebut ditandai dengan masih dijumpainya kejadian malaria baik di Jawa maupun di luar Jawa, bahkan di beberapa daerah dilaporkan adanya kejadian luar biasa malaria. Upaya pemberantasan malaria telah lama dilakukan, namun hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan

26 Kendala umum yang dijumpai dalam pemberantasan malaria ini antara lain disamping kualitas pemberantasan khususnya dalam penyemprotan rumah belum sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan, juga upaya pemberantasan belum didasarkan pada pengetahuan bionomik vektornya sehingga tindakan yang dilakukan tidak efektif dan efisien dan belum tepat sasaran, belum tepat waktu dan cara, jenis dan dosis insektisida juga tidak tepat

27 Referensi Gilles. H.M. Management of Severe and Complicated Malaria. WHO Geneva 1991. The Clinical Management of Acute Malaria, WHO Regional Publications, South -East Asia Series No Sutawanir. D., Metode Survei Sampel. Penerbit Karunika, UT, Jakarta 1986. Depkes RI. Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular dan Lingkungan Pemukiman, Jakarta © 2004 Digitized by USU digital library 10

28 Trima kasih Maaf bila ada kekurangan.


Download ppt "PROGRAM PEMBERANTAS PENYAKIT MALARIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google