Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHerman Kusuma Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
SESI 12 PENGENALAN ANGGOTA KLASIFIKASI ICD & MORTALITY RULES
Seksi 2 ICD-10 Volume 2 Seksi 2 Description of the International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
2
DESCRIPTION Pembahasan materi meliput pengenalan anggota
keluaraga besar FIC, struktur umum dan sistem penomoran pada masing klasifikasi, dan pemanfaat- annya, berserta Rules for Underlying Cause of Death
3
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mampu menentukan kode dengan menggunakan sistem klasifikasi anggota FIC yang lain-lain untuk menunjang keberhasilan pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan dan sistem informasi sebab mortalitas.
4
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Menjelaskan: - ICD-10 Volume 2.2.1 - Oncology, - Dermatology - Dentistry and Stomatology - Mental Disorders - dan lain-lain - Rules for Underlying Cause of Death
5
ICD-10 Volume 2 2.2.1 Diagnostic-related Classifications
Daftar Tabulasi Khusus Ini berasal dari klasifikasi inti yang digunakan untuk presentasi data, memberi fasilitas untuk analisis status kesehatan dan kecenderungan pada tingkat internasional, nasional dan subnasional. Dafatr tabulasi khsus dianjurkan untuk perbnadingan internasional dan publikasi ini tremasuk dalam jilid 1 (hal ). Ada 5 daftar: 4 daftar mortalitas dan 1 daftar morbiditas. (Baca: Seksi 5.4 dan 5,5 ICD-10 volume 2)
6
Specialty-based Adaptations:
Lanjutan-1 Specialty-based Adaptations: Adaptasi berdasarkan spesialisasi biasa didapat pada satu volume padat terkait seksi atau kategori ICD yang relevans bagi spesialis tertentu. Karakter ke-4 ICD tetap dipertahankan, sedangkan keterangan lebih rinci yang dijelasakan pada subdivisi dengan penambahan digit ke 5 atau 6, juga disertakan indeks alfabetis istilah-istilah yang relevans. Adaptasi lain diberikan sebagai daftar definisi kategori dan subkategori sesuai spesialisasinya.
7
ONCOLOGY Edisi 2 terbit tahun 1990, edisi 3 terbit tahun 1… Sistem Klasifikasi ini disediakan untuk Departemen Patologi dan Departemen lain terkait spesialsasi kanker. Klasifikasi ICD-O bersistem aksis ganda (dual klasifikasi) dengan sistem pengkodean untuk topografik dan morfologik. Penggunaan kode topografik untuk semua neoplasm seperti kategori 3-digit dan 4 digit pada ICD-10 Neoplasm malignant (C00-C80). ICD-O menyediakan nomor site kanker non-malignant yang lebih luas daripada ICD-10 (Baca ICD-10 Volume 2 halaman 5-6)
8
DERMATOLOGY British Association of Dermatologists mempublikasi International Coding Index for Dermatologyyang kompatibel dengan ICD-9, di bawah bimbingan International Leages of Dermatological Specialies. DENTISTRY and STOMATOLOGY ICD-DA (International Classification of Diseases to Dentistry and Stomatology, disusun berdasarkan ICD-10. Dep. Kes R.I menerbitkan Aplikasi Klasifikasi Internasional tentang Penyakit Gigi dan Mulut. Edisi ke 3 (1997), dilengkapi dengan Pedoman Pelayanan kesehatan Gigi di Rumah Sakit Umum Pemerintah.:
9
Neurology WHO bermaksud menerbitan neurological adaptation of ICD-10. Rheumatology and Orthopaedics International Leage terhadap Rheumatism merevisi Application of ICD-R & O, meliputi juga ICMSD agar kompatibel dengan ICD-10 Paediatrics BAP menyususn aplikasi ICD-10 untuk paediatrics yang mengggunakan digit ke 5 agar memnuhi spesialiasi yang lebih luas (Baca ICD-10 volume 2 halaman 6-7)
10
Mental Disorders Tahun 1992 diterbitkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders: clinical description and diagnostic guidelines, yang terjemahannya di Indonesia diberi judul: PPDGJ-III berserta suplemennya. (Baca ICD-2 halaman 7 dan PPDGJ-III)
11
2.2.2. Non-diagnostic classifications
ICPM (Baca International Classification of Procedure in Medicine volume 1 dan 2 (1978) ICHI (International Classification of Health interventions) Disiapkan oleh National Centre for Classification on Health – Australia untuk WHO FIC ICIDH (1980) ICF (International Classification of Functioning, Disability and Health (2001). (Baca ICD-10 Volume 2 halaman 8-9)
12
2.2.3 Information support to primary health care
Satu di antara tantangan Global Strategy In Health for All by Year 2000 adalah menyediakan informasi penunjang pelayanan kesehatan primer (PHC). Di negara tanpa informasi penunjang yang lengkap atau kualitas data yang rendah, berbagai pendekatan diperlukan dan harus mengadopsi suplemen atau menganti pemanfaatan ICD konvensional. (Baca ICD-10 Voume 2 halaman 9-10)
13
2.2.4 International Nomenclature of Diseases
Pada 1970 Council for International Organization of Medical Science (ICOMS) dengan bantuan anggota organisasi mulai menyiapkan International Normenclatur of Diseases (IND) yang terdiri dari 5 jilid nomenclatur sementara, terbit tahun Kemudian disadari bahwa kompilasi nomenklatur tingkat internasional me- merlukan konsultasi lebih luas dari hanya oleh anggota CIOMS sendiri. Pada tahun 1975 IND merupakan proyek bersama antara CIOMS dengan WHO yang dibimbing Techincal Steering Committee wakil kedua organisasi tersebut di atas.
14
(Lanjutan-1) Tujuan utama IND menyediakan rekomendasi bagi setiap kesatuan morbid satu nama tunggal. Kreteria utama untuk menyeleksi nama tersebut adalah harus spesifik (aplikabel bagi satu dan hanya satu penyakit), tidak ambiguous, sebi-sa mungkin self deskriptif (menjelaskan keadaan), seder-hana dan diharapkan (apabila mungkin) didasarkan pada kausa. Namun demikian, nama-nama yang sudah luas digunakan, dan tidak memenuhi kriteria tersebut di atas, dipertahankan sebagai sinonim, kecuali apabila mereka memang tidak tepat, menyesatkan, atau bertentangan dengan yang direkomendasikan organisasi spesialias internasional. Istilah eponim dihindari karena tidak jelas menggambarkan keadaannya, namun yang karena telah digunakan secara luas maka perlu dipertahankan (Contoh: Hodgkin’s disease, Parkinson disease, Addison disease)
15
(Lanjutan-2) Masing penyakit atau sindrom yang namanya direkomen-dasikan hendaknya didefinisikan dengan jelas, sesingkat mungkin dan tidak menyesatkan, Satu daftar sinonim akan muncul mengikuti masing definisi. Daftar komprehensif ini akan merupakan suplemen, bila diperlukan, menjelaskan tentang mengapa sinonim tertentu ditolak atau mengapa sinomim lain bukan suatu sinonim yang benar. IND dimaksud untuk sebagai pelengkap ICD. Perbedaan antara nomenklatur dan klasiifkasi dikusikan di halaman 12, ICD-10 volume 2. Sebisa mungkin, pemanfaatan terminologi IND diutamakan di ICD.
16
Buku IND terbitan tahun 1992 (8) adalah:
(Lanjutan-3) Buku IND terbitan tahun 1992 (8) adalah: - infectious diseases (bacterial diseases) 1985 - mycoses (1982), viral diseases (1983), parasitic diseases (1987) - diseases of the lower respiratory tract (1979) - diseases of digestive system (1990) - cardiac and vascular diseases (1989) - metabolic, nutritional and endocrine disorders (1991) - diseases of kidney, the lower urinary tract and the male genital system (1992) - diseases of th female genital system (1992)
17
The Role of WHO Sebagian besar klasifikasi, seperti yang telah dijelaskan sebelum ini, adalah hasil produk kolaborasi erat antara organisasi non-pemerintah, agen-agen lain, devisi, berserta Unit-Unit WHO dengan Unit yang bertanggungjawab atas ICD, peran dalam koordinasi, penyedia pedoman serta nasehat.
18
2.2.5 The Role of WHO (Lanjutan)
WHO menganjurkan pengembangan adaptasi yang meliputi kegunaan ICD dan komparabilitas statistik kesehatan. Peran WHO dalam pengembangan klasifikasi baru, adaptasi dan glossaries meliput penyediaan kepemimpinan yang kooperatif, serta berperan sebagai clearing-house (tempat penyelesaian masalah, memberi advis teknis, pedoman dan dukungan bila diperlukan. Setiap orang yang berminat dalam penyiapan adaptasi ICD-10 hendaknya berkonsultasi dengan WHO sesegera mungkin, pernyataan yang jelas terkait objektif adaptasi telah dikembangkan. Duplikasi yang tidak perlu bisa dihindari dengan suatu pendekatan yang terkoordinasi untuk mengembangkan berbagai komponen famili ICD-10.
19
4. Rules and Guidelines for Mortality and Morbidity Coding (ICD-Vol
Pedoman untuk - Penulisan Sertifikasi Kematian dan - Rules Pengkodean Mortalitas Causes of death The definition does not include symptoms and modes of dying, such as hear failure, or respiratory failure,
20
4.2.2. Underlying cause of death. (Hal. 30-31)
It was agreed by the 6th Decennial International Revision Conference that the cause of death for primary tabulation should be designated the underlying cause of death. The underlying cause has been defined as: “(a) the disease or injury which initiated the train of morbid leading directly to death, or (b) the circumstances of the accident or violence which produces the fatal injury”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.