Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDevi Wibowo Telah diubah "7 tahun yang lalu
2
POLIO Suharyo
3
SEJARAH Penemuan artefak kuno Mesir 1403-1365 SM.
Gambaran klinis dr Michael Underwood Th 1840 dilanjutkan oleh dr Jakob Heine dan Karl Oskar Medin Heine-Medin Dis Th 1955 Jonas Salk Vaksin Polio pertama Th 1962 Albert Sabin Vaksin Polio
4
DEFINISI Poliomyelitis (bhs Yunani); polio = abu-2, myelon = saraf perifer penyakit akut yang menyerang sistem saraf perifer = paralysis infantil Gejala Utama ; kelumpuhan (flaccid paralysis akut) yang dapat mengalami penyembuhan, namun bila dalam 60 hari masih ada, paralysis mungkin menetap
5
EPIDEMIOLOGI Polio tersebar di seluruh dunia
Polio banyak menyerang bayi dan anak-2 Di negara endemis, 70-80% pdrt usia < 3 th, 80-90% usia < 5 th. Kelompok rentan; anak-2 yg tdk terdaftar, menolak immunisasi, minoritas, migran musiman, nomaden, pengungsi dan masyarakat miskin perkotaan
6
EPIDEMIOLOGI (2) WHO menyatakan th 2000 sbg tahun eradikasi polio global, ttp th 2002 tercatat masih ada 7 negara endemis, antara lain Afghanistan, Mesir, India, Nigeria,Pakistan dan Somalia. Data terakhir sampai Juni 2007 terdapat 243 kasus polio liar. Negara penyumbang terbesar Nigeria 114 kasus, India 82 kasus dan Korea Utara 13 kasus
7
EPIDEMIOLOGI (3) Di Indonesia pernah terjadi polio akibat virus 3 di Jawa Tengah tahun 1995. Tahun 2005 tercatat sampai 303 kasus, dan terjadi pertama kali di Cidahu, Sukabumi. Menurut penyelidikan WHO dan Depkes RI, virus polio liar di Indonesia tahun 2005 berasal dari Sudan atau Nigeria, yang ditularkan oleh jemaah haji, umroh atau tenaga kerja.
8
ETIOLOGI Genus enterovirus Tipe 1,2,3
Bertahan 48 jam (kemarau), 2 minggu (hujan) Tahan terhadap sabun, detergen, alkohol, eter dan chloroform Tdk tahan formaldehida 0,3%, klorin, pemanasan dan ultraviolet
9
INFEKTIVITAS Masa inkubasi: 7-14 hari (3 – 35 hr)
Manusia satu-satunya reservoir Penularan route : oro-fekal, ttp dapat melalui sekret faring pd sanitasi yg baik Susu, makanan & bahan tercemar dpt menularkan, ttp blm ada bukti penularan melalui serangga Potensial menular : pada akhir masa inkubasi & pada awal gejala, terutama penderita yg tanpa gejala (inapparent)
10
INFEKTIVITAS (2) Semua orang rentan terinfeksi, namun kelumpuhan hanya terjadi skt 1%. Sebagian pdrt sembuh, namun yg tetap lumpuh berkisar 0,1-1%. Kelumpuhan pd org dewasa non-imun lebih tinggi dari anak/bayi non-immun. Serangan kedua polio jarang terjadi, umumnya akibat tipe virus yang berbeda
11
GEJALA & TANDA Gejala awal ; nyeri tenggorok, rasa tdk enak di perut, demam ringan, lemas, nyeri kepala ringan. Gejala klinis yg mengarah pada polio : demam, kelumpuhan akut. Kelumpuhan umumnya bersifat lumpuh layuh (flaccid), terjadi pada tungkai bawah, asimetris, lemas tanpa gangguan saraf perasa, otot dapat mengecil, refleks negatif Dapat disertai nyeri kepala, muntah, kekakuan leher dan punggung
12
DIAGNOSIS BANDING Acute flaccid paralysis (AFP) Myelitis transversa
Guillain Barré Syndrome (GBS) Meningitis non-bakterial akut Toxic encephalopathy Diagnosis pasti pemeriksaan laboratorium terakreditasi WHO; Lab Biofarma, BBLK Surabaya atau Lab Puslit Penyakit Jakarta
13
PENGOBATAN Tdk spesifik Simptomatik ; meredakan gejala
Suportif ; meningkatkan stamina Fisioterapi ; meminimalkan kelumpuhan dan mengurangi atrofi otot Ortopedik ; utk kelumpuhan yg menetap
14
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN
1. Eradikasi Polio (erapo) keadaan di mana suatu negara bebas kasus polio liar selama 3 tahun berturut-turut dan didukung sistem surveilans yang mantap Sistem surveilans mantap : - Zero report ; lap mingguan lengkap & tepat - AFP rate 1 (100%) ; hrs bs menemukan kasus AFP dan membuktikan dgn lab penyebabnya bukan polio
15
Strategi erapo : Mempertahankan immunisasi rutin dengan cakupan yang tinggi Melaksanakan program immunisasi tambahan; PIN, sub-PIN, mopping up SAFP sesuai standar sertifikasi Pengamanan virus polio di laboratorium
16
2. SAFP (Surveilance Acute Flaccid Paralysis)
Pengamatan ketat pada semua kasus kelumpuhan akut yang mirip polio ; akut (< 2 mgg), flaccid, pada anak < 15 th Dimaksudkan untuk mengidentifikasi daerah berisiko tinggi akan transmisi virus polio liar Memantau perkembangan program erapo Alat pembuktian Indonesia Bebas Polio
17
3. Immunisasi Satu kasus AFP =KLB
Tiap menemukan 1 AFP, petugas harus mendapatkan spesimen tinja penderita dlm jam (maks 2 mgg), lalu dikirim ke lab, kmd visitasi ulang setelah 60 hr. 3. Immunisasi Mrpk faktor terpenting dalam pemberantasan polio Tdp 2 jenis vaksin; OPV (oral polio vaccine) dan IPV (injection polio vaccine)
18
Oral Polio Vaccine (OPV)
Merangsang pembentukan antibodi humoral yg menghambat virus ke otak Menstimulasi terbentuknya antibodi lokal di usus (slg A) yg menghambat penempelan virus polio pada dinding usus Dari virus hidup yg dilemahkan, berisiko Vaccine derived polio virus (VDPV)
19
Injection Polio Vaccine (IPV)
Merangsang pembentukan antibodi humoral dgn sangat baik Juga dapat merangsang kekebalan intestinal Dibuat berdasarkan virus yang dimatikan Harga mahal tdk dianjurkan untuk program erapo
20
IMMUNITAS Antibodi usus lokal hanya bertahan 100 hari pd dinding usus,setelah itu VPL (virus polio liar) dapat masuk & bereplikasi pada dinding usus. Antibodi humoral yg sudah terbentuk akan menghalangi VPL masuk jaringan saraf. Ttp virus yg berkembang di usus dapat keluar melalui tinja dan menginfeksi org lain
21
IMMUNITAS (2) Kekebalan spesifik yang terbentuk akan bertahan seumur hidup Oleh karena itu PIN sebaiknya dilakukan secara serentak, karena tdk memberi kesempatan VPL berkembang biak
22
Evaluasi Buatlah ringkasan Etiologi, epidemiologi, gejala & tanda, pengobatan dan pencegahan Jelaskan perbedaan AFP dengan Polio! Siap saja yang berisiko terkena polio? Bagaimana upaya pencegahan penyakit polio?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.