Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
2
Perkembangan Teori Moneter
Dalam membahas mengenai perkembangan teori moneter, titik beratnya pada permintaan akan uang karena hal inilah yang merupakan bidang yang sejak awal menjadi perdebatan antara berbagai aliran teori moneter. Sedangkan dalam teori penawaran uang tidak dijumpai perbedaan-perbedaan yang fundamental seperti halnya teori permintaan uang. Kesepakatan para ekonom nampak lebih nyata disini. Pada mulanya terutama memusatkan pembahasannya pada nilai uang dalam jangka panjang (long run) dan faktor-faktor yang menentukan tingkat harga umum. Dalam membahas persoalan ini kemudian muncul sarjana-sarjana yang saling berbeda pendapat.
3
Kelompok Pertama Uang diterima masyarakat karena uang itu dibuat dari barang-barang berharga ataupun karena uang itu dapat ditukarkan secara bebas dengan barang-barang berharga tadi. Inilah yang menjadi dasar perkembangan kelompok ”Commodity Theory”.
4
Kelompok Kedua Uang diterima masyarakat karena setiap orang mengetahui uang itu dapat ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai intrinsiknya akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas alat pembayaran dalam masyarakat. Pendapat inilah yang menjadi dasar Quantity Theory yang disebut ”Pure Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini ada beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal perkembangannya. Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang menjelaskan nilai uang.
5
Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) dari Mazhab Klasik.
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Income Flow Equation of Exchange Cambridge Equation of Exchange
6
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo
Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang dengan memperhatikan hubungan yang lurus antara jumlah uang dengan harga barang. Dia telah mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang dengan nilai uang mempunyai hubungan terbalik. Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat Ricardo di atas dapat dinyatakan sebagai berikut: “Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya”
7
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo
Rumus: M = k.p atau P = 1/k.M M = Jumlah Uang Beredar P = Tingkat harga K = Merupakan factor proporsional yang konstan Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa jumlah uang berpengaruh langsung secara proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga berpengaruh langsung secara proporsional dengan jumlah uang. P = f(M)
8
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo
Maka apabila M (jumlah uang beredar) naik dua kali maka harga akan naik dua kali pula. Karena itu untuk menstabilkan tingkat harga hanya diperlukan stabilisasi jumlah uang. Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena tidak memperhitungkan faktor cepatnya peredaran uang atau V, atau faktor permintaan terhadap uang. Lagi pula teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.
9
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
Ini merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher. Ia menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu: Jumlah uang beredar (M) Cepatnya peredaran uang (V) Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume barang yang diperdagangkan (T) Rumus Fisher, Transaction Equation adalah: MV = PT atau P = MV/T
10
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total uang yang dikeluarkan oleh pembeli sama dengan jumlah total uang yang diterima oleh penjual. Saat ini, yang dimaksud dengan M adalah uang giral ditambah dengan uang kartal. Seperti diketahui bahwa kaum klasik beranggapan: Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena perekonomian dianggap sudah mencapai full employment
11
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
Berdasarkan tiga anggapan diatas maka sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat Crude Quantity Theori dari Ricardo.
12
Income Flow Equation of Exchange
Variasi lain daripada teori kuantitas uang adalah income flow equation of exchange yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: MVy =PyTy atau Py= MVy/Ty M = Jumlah uang beredar Vy = Income velocity dari uang Py = Harga rata-rata semua barang dan jasa yang tercakup dalam Ty Ty = Volume barang jadi (barang akhir) dan jasa yang diperdagangkan
13
Income Flow Equation of Exchange
Ini berarti persamaan tersebut menyatakan bahwa pendapatan nasional sama dengan jumlah total pengeluaran untuk barang-barang jadi (Akhir). M adalah sama dengan M pada transaction equation. Vy lebih kecil dari V karena Vy hanya meliputi jumlah pengeluaran uang yang digunakan untuk konsumsi barang-barang akhir saja. Variabel Vy dan Ty dari pada Income flow equation adalah lebih realistis lagi dibandingkan dengan V dan T dari Transaction equation Irving Fisher.
14
Cambridge Equation of Exchange
Merupakan bentuk lain dari teori kuantitas uang yang dikemukakan oleh Marshall, Pigou, Robertson dan Keynes. Cambridge Equation mengenal dua versi, yaitu: Cash balance Equation: M=k.PT Income Version: M=k.PQ=kY
15
Cash Balance Equation M = k.PT (D.H. Robertson) K = Kebalikan dari V
Jika V menunjukkan beberapa kali tiap-tiap rupiah berpindah tangan dari yang satu ke yang lainnya dalam suatu jangka waktu tertentu, maka k menunjukkan berapa lama rata-rata tiap rupiah “ditahan” didalam kas selama jangka waktu tertentu, jadi K = 1/v, maka secara ilmu hitung rumus MV = PT sama dengan rumus M = k.PT
16
Income Version M = k.PQ = kY (Marshall) Rumus: M = k.Y
M = Jumlah uang beredar k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam bentuk uang Y = Pendapatan Nasional Kalau teori kuantitas yang lain lebih menitikberatkan pada hubungan antara uang dan harga, maka rumus Mashall merupakan hubungan antara Jumlah uang dengan pendapatan nasional. Teori Marshal ini merupakan dasar dari ”demand for money”. Selanjutnya pandangan dari Marshall (kY) inilah, benih “liquidity Preference Theory” dari Keynes.
17
Kesimpulan dari Teori Kuantitas secara umum
Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk ditabung. Velocity of money (V) dan volume transaksi (T) dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor non moneter (faktor kelembagaan). Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riel (classical dichotomy). Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB.
18
Income Payment Approach (Liquidity Preference) J.M. Keynes
Keynes membedakan 3 motif untuk apa orang menahan uang. Berdasarkan “Psychological Law of Consumers Behavior” yaitu: Transaction Motive (motif transaksi) Precautionary motive (motif berjaga-jaga) Speculative motive (motif spekulasi)
19
Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J.M. Keynes
Adanya tiga motif inilah yang menimbulkan tiga macam demand terhadap uang , yaitu: Demand untuk transaksi Demand untuk keperluan berjaga-jaga Demand untuk keperluan spekulasi
20
Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J.M. Keynes
Demand Untuk Keperluan transaksi : MDt = f (Y) Artinya permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga tergantung pada tingkat pendapatan (Y)
21
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Perlunya seseorang ataupun masyarakat (pemerintah) selalu menginginkan memegang uang kas untuk tujuan-tujuan ini disebabkan karena penerimaan tidak selalu selaras (sepadan) dengan pengeluaran. Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan waktu atau time lag antara penerimaan dan pengeluaran uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat jika penerimaan dan pengeluaran tidak sinkron pada berbagai keadaan, hutang-hutang tidak secara sempurna dapat dibagi atau ada biaya (transaksi) untuk membuat hutang. Permintaan uang untuk transaksi dianggap tergantung pada tingkat pendapatan
22
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan refleksi dari ketidaktentuan yang menyangkut (berkaitan dengan) pendapatan dan pengeluaran. Mengikuti pendapat Keynes, kita anggap bahwa permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga adalah fungsi daripada tingkat pendapatan (Y). Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga dikaitkan dengan pendapatan adalah sejalan bahwa cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga dikaitkan dengan skala operasinya.
23
Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga
Fungsi LT Y0 Y1 Y LT LT1 LT0 k = Kecondongan LT = Sudut yang dibentuk oleh fungsi LT dan Y
24
Income Payment Approach (Liquidity Preperence) J.M. Keynes
Demand untuk keperluan spekulasi : MDsp = f (i) Artinya permintaan uang untuk keperluan spekulasi tergantung pada tingkat bunga i
25
Permintaan uang untuk spekulasi
Uang kas diinginkan untuk dipegang karena uang ini dapat melakukan spekulasi pada tingkat bunga yang akan datang. Spekulasi ini dikaitkan dengan ketidaktentuan harapan (Uncertainty expectation) dari tingkat bunga yang akan datang. Tujuan spekulasi pemegangan uang kas adalah: mencari untung atau menghindari kerugian dari perubahan nilai-nilai obligasi.
26
Permintaan uang untuk spekulasi
Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan membeli surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan menjualnya pada waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini spekulan mendapat keuntungan. Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi akan mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat dengan motif spekulasi meningkat. Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga obligasi.
27
Permintaan uang untuk spekulasi
Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi dari Keynes adalah: pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang yang diminta masyarakat untuk motif spekulasi sedikit, sedangkan pada waktu tingkat bunga rendah jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat untuk motif spekulasi besar. Berarti tingkat bunga dan motif memegang uang untuk spekulasi mempunyai hubungan terbalik
28
Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi
io i1 LS1 LSo LS2 i
29
Liqudity Trap Liqudity trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah, elastisitas permintaan uang kas menjadi tak terhingga besarnya. Pada tingkat bunga ini, masyarakat tidak akan mau memegang surat berharga karena diperkirakan keuntungan/pendapatan dari memgang surat berharga lebih rendah dari kerugian yang timbul karena kenaikan tingkat bunga di masa mendatang.
30
Liqudity Trap Tingkat bunga iL merupakan tingkat yang sangat rendah sehingga tidak mungkin turun lagi tingkat bunga akan naik di masa mendatang harga surat berharga turun tidak mau membeli surat berharga sekarang menghendaki uang kas terjebak untuk memegang uang kas Liqudity trap i iL L3
31
MD = f (Y,i) atau MD = MDt (Y) + MDsp (i)
Fungsi permintaan uang dari Keynes (Fungsi Liquidity Preference) Fungsi penawaran uang dan liquidity trap Bentuk fungsi permintaan akan uang (preferensi likuiditas) dalam jangka pendek, terutama merupakan fungsi dari pendapatan dan tingkat bunga yang dapat dirumuskan sebagai berikut: MD = f (Y,i) atau MD = MDt (Y) + MDsp (i) Permintaan transaksi dan berjaga-jaga. MDt = f (Y) adalah searah dengan perubahan pendapatan. Permintaan uang untuk spekulasi MDsp = f (i) adalah berlawanan dengan tingkat bunga. Total permintaan uang : MD (Y,i) menjadi MD = MDt (Y) + MDsp (i).
32
Kurva Permintaan Uang Total
MS1 i MS2 MS3 Liquidity Trap i0 (Kurva Md) i1 Liquidity Preference L = L (y,i) Ms → Md
33
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Menganggap nilai uang adalah stabil Menolak anggapan bahwa fenomena- fenomena moneter sebagai variabel yang sanggup mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan Adanya tambahan jumlah uang beredar tak akan mempengaruhi sektor riil (Classical Dichotomy). Permintaan dan penawaran uang menentukan tingkat harga umum. V dan T dianggap tetap dan hanya dipengaruhi faktor-faktor non moneter. Menganggap nilai uang adalah tidak stabil. Fenomena-fenomena moneter merupakan variable-variabel yang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Tambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi sektor riel. Permintaan dan penawaran uang akan menentukan tingkat bunga. V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian yang terjadi.
34
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Adanya hubungan langsung antara kelebihan uang tunai dimasyarakat dan kecenderungan perubahan harga. Belum secara jelas memasukkan motif spekulasi untuk permintaan akan uang, yang ada baru unsur transaksi dan berjaga-jaga. Harapan perubahan harga dimasa mendatang bukan merupakan factor penting dalam menentukan besarnya permintaan uang. Berlaku untuk perekonomian yang sector perekonomiannya belum rumit. Cocok untuk situasi yang terjadi inflasi dalam waktu yang lama (inflatoir) Hubungan secara tidak langsung antara kelebihan uang tunai dimasyarakat dengan kecenderungan perubahan harga yaitu melalui tingkat bunga. Telah memasukkan unsur spekulasi, disamping unsur transaksi dan berjaga-jaga. Harapan perubahan harga dimasa mendatang merupakan factor-faktor penting yang menentukan besarnya permintaan akan uang. Berlaku untuk perekonomian yang sector keuangannya sudah maju. Pasar modalnya terorganisasi dengan baik. Cocok untuk perekonomian yang tidak inflantoir.
35
Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: Md = k.PT Md = k.Y Permintaan akan uang adalah Proporsion dengan tingkat pendapatan nasional. Atau dengan kata lain permintaan akan uang tergantung dari tinggi rendahnya pendapatan nasional. Md = Permintaan akan uang Y = Tingkat pendapatan nasional k = Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang masyarakat dalam bentuk uang. Fungsi Permintaan uang mempunyai sifat yang stabil karena VT dianggap berubah secara lambat, sejalan dengan factor kelembagaan. Lebih menekankan fungsi uang sebagai Medium of Exchange. 11.Bentuk situasi permintaan uang adalah: MD = L = (Y,i) MD = L = LT + LL MD = L = MDt (Y) + MDsp (i) Atau Md = K.Y + LL (i) Artinya: Permintaan akan uang tergantung dari tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga. L = Md = Permintaan akan uang LT = Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga. LL = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi. Fungsi permintaan uang adalah fungsi yang tidak stabil, karena adanya faktor uncertainty dan expectation. Fungsi uang selain sebagai medium of exchange, juga sebagai store of value.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.