Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

EMBROIDERY.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "EMBROIDERY."— Transcript presentasi:

1 EMBROIDERY

2 PENGERTIAN DESAIN HIASAN BUSANA
Desain hiasan busana adalah suatu rancangan gambar yang nantinya akan diwujudkan dengan tujuan untuk memperindah suatu penampilan busana dengan menerapkan tehnik sulaman. Seni Kerajinan dan Pariwisata

3 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Kita mengenal berbagai macam tehnik hiasan yang erat kaitannya dengan sulaman. Dari berbagai macam jenis hiasan ( sulaman ) tidak semua dapat diterapkan dalam menghias busana Seni Kerajinan dan Pariwisata

4 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Untuk menghasilkan suatu desain hiasan busana yang indah dan menarik, ada hal yang dapat kita jadikan pertimbangan, diantaranya : 1. Untuk siapa busana yang kita buat 2. Jenis busana yang akan dihias 3. Tekstur bahan 4. Warna bahan 5. Penerapan tusuk hias 6. Letak hiasan 7. Jenis-jenis hiasan busana Seni Kerajinan dan Pariwisata

5 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 1. Untuk siapa busana yang kita buat Seni Kerajinan dan Pariwisata

6 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 2. Jenis busana yang akan dihias a. Busana rumah b. Busana rekreasi / bepergian / bermain c. Busana pesta d. Busana kerja e. Busana Olah raga Seni Kerajinan dan Pariwisata

7 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 2. Jenis busana yang akan dihias Seni Kerajinan dan Pariwisata

8 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 3. Tekstur Bahan Tebal tipisnya bahan, permukaan bahan ( licin, kilau dan kusam ) sangat mempengaruhi desain hiasan yang akan dipilih dan tehnik penyelesaian hiasan itu sendiri misal : bahan sifon sesuai bila menggunakan sulaman bayangan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

9 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 4. Warna bahan Pengaruh warna sangat dominan dalam menentukan keindahan busana dengan melihat warna bahan kita dapat menentukan kombinasi warna hiasan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

10 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 5. Penerapan tusuk hias - Tusuk jelujur Tusuk hias ini paling sederhana, tetapi berguna untuk jahitan. Dikerjakan dari arah ke kanan ke kiri. Seni Kerajinan dan Pariwisata

11 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Tusuk jejujur yang dililit kita dapat membuat variasi dengan cara menggunakan dua macam benang yang berlainan tebal ataupun warnannya Seni Kerajinan dan Pariwisata

12 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 3. Tusuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein Tusuk Holbein ini harus dikerjakan pada kain bagi yang mudah dihitung benang pakannya maupun lungsinnya. Setiap baris tusuk Holbein harus dikerjakan dua kali/bolak balik. Seni Kerajinan dan Pariwisata

13 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 4. Tusuk Hias Holbein yang Dililit Mula-mula membuat satu baris tusuk hias Holbein yang berbiku-biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang lain. Seni Kerajinan dan Pariwisata

14 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 5. Tusuk Hias Rantai Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan rata sedangkan pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai garis lengkung Seni Kerajinan dan Pariwisata

15 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 6. Tusuk Rantai Berwarna Kita menggunakan dua warna benang yang kedua-duanya dimasukan kedalam satu lubang jarum, dan dipergunakan saling berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak hati-hati dalam mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas kebagian belakang kain Seni Kerajinan dan Pariwisata

16 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 7. Tusuk Rantai Lebar atau Persegi Tusuk hias ini bila tidak dihias tampaknya kurang bagus dan kurang halus, kecuali jika dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya. Seni Kerajinan dan Pariwisata

17 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 8. Tusuk Rantai Berganda Tampaknya hampir seperti tusuk tangkai yang tertutup, akan tetapi dalam hal ini jarum setiap kali ditusukkan kedalam sengkelit sebanyak dua kali. Sedangkan pada tusuk tangkai biasanya hanya satu kali. Seni Kerajinan dan Pariwisata

18 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 9. Tusuk Rantai Lepas Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung menyambung. Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias. Seni Kerajinan dan Pariwisata

19 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 10. Tusuk Rantai Terbuka Tusuk hias ini banyak dipakai . Dapat dikombinasikan dengan tusuk hias lainnya, untuk membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang merupakan pola ragam hias beranting. Seni Kerajinan dan Pariwisata

20 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 11. Kombinasi /gabungan Tusuk Rantai dengan Tusuk Jelujur Mula-mula kita mengerjakan tusuk rantai, kemudian tusuk jelujur yang dikerjakan di tengah tusuk rantai tersebut. Disini kita dapat mempergunakan dua warna benang. Seni Kerajinan dan Pariwisata

21 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 12. Tusuk Pipih Mula-mula kita membuat tusuk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke kiri,kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan pada waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah kanan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

22 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 13. Tusuk Pipih yang di Ikat Mula-mula kita membuat sebaris tusuk pipih dengan jarak antara satu sama lain sama begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk pipih diikat dengan cara menyisipkan benang lain kebawah tusuk pipih yang pertama,benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu dan kedua dengan cara menyisipkan benang kebawah tusuk pipih yang kedua. Benang kerja ini seterusnya disisipkan kebawah tusuk pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk pipih itu seperti yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar. Seni Kerajinan dan Pariwisata

23 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Seni Kerajinan dan Pariwisata

24 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 14. Tusuk Cordon Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang sebelumnyi ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A menunjukkan cara menutup garis tikam jejak dengan cara menyangkut sedikit dari kain dasarnya. Gambar B menunjukkan cara menutup garis tusuk jelujur pada tepi bahan yang bertiras, umpamanya pada teknik aplikasi atau teknik lekapan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

25 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 15.Tusuk Pipih Berderet Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan diantara deretan tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Seni Kerajinan dan Pariwisata

26 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 16. Tusuk Feston • Tusuk Feston biasa atau tusuk selimut • Tusuk Feston bersilang Seni Kerajinan dan Pariwisata

27 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Tusuk Feston tertutup atau bentuknya segitiga Tusuk Feston berkelompok yang diikat Seni Kerajinan dan Pariwisata

28 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Tusuk Feston kaki dua dan tusuk feston berganda Tusuk Feston berkelompok dengan antara Seni Kerajinan dan Pariwisata

29 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Tusuk Feston naik turun Seni Kerajinan dan Pariwisata

30 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 17. Tusuk Feston dengan Sisipan Kita dapat menyisipi tusuk feston seperti dengan cara mengepang, untuk itu kita dapat menggunakan benang yang bermacam – macam tebalnya Seni Kerajinan dan Pariwisata

31 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 18. Tusuk Feston dengan Buhulan Dengan cara membuat sengkelit yang melingkari ibu jari, dengan mudah kita dapat membuat buhulan pada ujung kaki tusuk feston. Seni Kerajinan dan Pariwisata

32 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 19. Tusuk Feston yang dililit Kalau kita melilit tusuk feston itu dari kiri ke arah kanan, akan memberi kesan lain daripada kalau kita melilit dari kanan kekiri. Seni Kerajinan dan Pariwisata

33 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 20. Tusuk Feston sebagai Pengisi Tusuk hias ini sebagian besar merupakan pengisi bidang yang letaknya bebas, dikerjakan setiap baris dengan cara dibolak-balik. Pada baris pertama setiap tusuk feston menyangkut sedikit kain dasar, pada baris-baris berikutnya hanya pada permulaan dan pada ujungnya atau akhir saja Seni Kerajinan dan Pariwisata

34 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 21. Tusuk Flanel Tusuk hias yang terkenal ini merupakan dasar untuk berbagai macam sisipan dan variasi menjalin. Seni Kerajinan dan Pariwisata

35 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 22. Tusuk Flanel Berganda Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan mempergunakan warna yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling menumpang, Seni Kerajinan dan Pariwisata

36 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 23. Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal Mula-mula kita membuat satu baris tusuk flanel. Kemudian kita sisipi dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain dasar. Seni Kerajinan dan Pariwisata

37 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 24. Tusuk Flanel dengan Sisipan Berganda Mula-mula kita membuat tusuk flanel berganda sebagai dasar yang saling menumpang. Kemudian bagian atas disisipi benang lain dahulu, baru sesudah itu menyisipi bagian bawahnya tanpa menyangkut kain dasar Seni Kerajinan dan Pariwisata

38 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 25. Tusuk Flanel yang dililit Tidak seperti tusuk flanel yang lain, perbedaannya yakni tusuk lilit yang kedua tidak menumpang pada tusuk lilit yang pertama, melainkan letaknya dibawah yang pertama. Seni Kerajinan dan Pariwisata

39 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 26. Tusuk Flanel Tertutup/Yanina Sulaman ini biasa dipakai untuk sulaman bayangan yakni dikerjakan dari bagian buruk kain. Seni Kerajinan dan Pariwisata

40 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 27. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Koral Setelah membuat satu baris tusuk flanel biasa, kita bekerja dengan benang lain melekat pada setiap persilangan tusuk flanel dengan tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral). Seni Kerajinan dan Pariwisata

41 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 28. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Jelujur Tusuk jelujur melintang dipergunakan untuk melekatkan. Tusuk flanel dapat juga dilekatkan dengan tusuk jelujur tegak lurus atau tusuk rantai pada setiap persilangan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

42 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 29. Tusuk Tangkai Setikan yang rapi didapatkan dengan menusukkan jarum dan mengeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang sebelumnya. Pada bagian buruk kain kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak yang rapi. Seni Kerajinan dan Pariwisata

43 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 30. Tusuk Tangkai Melompat Benang kerja secara bergilir letaknya diatas atau dibawah. Seni Kerajinan dan Pariwisata

44 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 31. Tusuk Tikam Jejak Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya kecil-kecil. Tusuk tikam jejak dipergunakan untuk mengisi garis-garis tipis dan merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya Seni Kerajinan dan Pariwisata

45 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 32. Tusuk Tikam Jejak Serong Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas tampak serong dan berpasangan. Seni Kerajinan dan Pariwisata

46 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 33. Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang Bilamana kita menghendaki hasil pekerjaan itu pada kedua belah kain sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak dengan tusuk hias holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan bawah disisipi benang. Seni Kerajinan dan Pariwisata

47 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 34. Tusuk Ranting Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah tumbuh. Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti. Seni Kerajinan dan Pariwisata

48 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 35. Tusuk Ranting Tulang Daun Bagian dalam sengkelit berbentuk V dibuat pendek dan tegak lurus, yang keluar panjang dan serong Seni Kerajinan dan Pariwisata

49 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 36. Tusuk Ranting Lurus Bagian dalam sengkelit berbentuk V serong, bagian yang luar menjadi tegak lurus dan lebih panjang atau lebih pendek. Seni Kerajinan dan Pariwisata

50 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 37. Tusuk Ranting Rantai Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa, agar tusuk rantai itu pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong dibagian tengah. Dapat juga dibuat biku - biku pada bagian tengah harus teratur dan timbul dengan baik. Seni Kerajinan dan Pariwisata

51 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 38. Tusuk Silang (kruisteek) Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang serong. Hendaknya dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang tenunannya mudah dihitung seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang polos. Seni Kerajinan dan Pariwisata

52 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA 39. Melekatkan Benang Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain dasar dengan tusuk hias kecil-kecil. Seni Kerajinan dan Pariwisata

53 Seni Kerajinan dan Pariwisata
TEHNIK HIASAN BUSANA Keindahan tusuk hias tersebut akan banyak dipengaruhi oleh pemilihan benang, warna benang, tekstur benang atau pilinan benang disamping teknik tarikan benang saat menyulam. Tusuk hias yang baik adalah tusuk hias yang indah, rapih, permukaannya rata tidak terlalu kencang dan tidak terlalu longgar. Seni Kerajinan dan Pariwisata


Download ppt "EMBROIDERY."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google