Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penanggulangan Bencana dalam Perspektif Islam “Spirit AL-MAUN dan Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah” Rapat Kerja Nasional PP ‘Aisyiyah Lembaga Lingkungan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penanggulangan Bencana dalam Perspektif Islam “Spirit AL-MAUN dan Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah” Rapat Kerja Nasional PP ‘Aisyiyah Lembaga Lingkungan."— Transcript presentasi:

1 Penanggulangan Bencana dalam Perspektif Islam “Spirit AL-MAUN dan Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah” Rapat Kerja Nasional PP ‘Aisyiyah Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Yogyakarta , 23 April 2016

2 “Inilah Surat Al Ma’un ayat 1-7, yang telah menggemparkan masyarakat terutama di kampung Kauman Yogyakarta, ketika Kyai Dahlan menafsirkan surat ini.”

3 Kyai Dahlan selalu berfikir, kalau agama Islam adalah agama yang benar, bahkan satu-satunya agama yang diterima Allah, mengapa sekarang ini para pemeluk agama Islam keadaannya bodoh, terbelakang bahkan terjajah

4 “Marilah kita sekarang mengajak para ulama mengakui bahwa ulama ‘us-suuk, ulama Dajjal ialah diri kita ini. Dan saya Ahmad Dahlan, termasuk ulama us-suuk yang merusak agama Islam....”

5 Fungsi Manusia Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Tidak berbuat kerusakan Tidak menumpahkan darah

6 “Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al Baqarah : 33) “Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”.(Al Isra :70)

7 Akankah dia mendustakan agama ?
Manusia sebagai khalifatullah fil ardl Manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna Manusia mendapatkan kemuliaan Akankah dia mendustakan agama ?

8 Agama kuwi diamalke YATIM
Yatim berakar kata ya-ta-ma yang mempunyai persamaan kata al fard atau al infirad yang artinya kesendirian. Jika merujuk Al Qur’an akan didapati bahwa yatim mempunyai pengertian kesendirian, kemiskinan dan kepapaan

9 Miskin berakar kata sa-ka-na yang berarti diam atau tenang, sehingga bisa diartikan orang miskin adalah orang diam karena sudah tidak berdaya, bukan hanya karena dia tidak berharta. Riya berasal dari kata ra’a yang berarti melihat. Secara harfiah, riya berarti mengatur sesuatu agar dapat dilihat oleh orang lain

10 Ma’un, terambil dari akar kata ma’unah yang berarti bantuan
Ma’un, terambil dari akar kata ma’unah yang berarti bantuan. Kata al-ma’un berarti membantu dengan bantuan yang jelas, baik dengan alat-alat maupun fasilitas, yang memudahkan tercapainya sesuatu yang diharapkan Pemahaman seperti inilah yang telah mampu menggerakkan hati para murid Kyai Dahlan untuk bersegera mencari anak yatim dan orang miskin (tanpa ditanya agama mereka) dan segera dibantu agar mereka menjadi orang yang diperhatikan dan tidak lagi menjadi orang yang diam (tidak berdaya)

11 Implementasi Al Ma’un Th 1919 G. Kelud meletus dengan korban 5000, orang. Kejadian ini mengusik Soedjak untuk bergerak menolong secara serempak (organisasi). karena korban bencana alam adalah yatim (tidak terperhatikan) dan miskin (tidak berdaya). Inilah salah satu pemicu berdirinya PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem), yang kemudian berkembang dengan berbagai macam kegiatan.

12 Dinamika Spirit Al Ma’un
Semangat al Ma’un terus mewarnai dinamika kegiatan Muhammadiyah di berbagai tingkatan. Meski tidak semuanya menggembirakan dan masih bersifat internal Letusan G. Agung 1963, telah mendorong Sidang Tanwir Muhammadiyah, untuk membentuk semacam satuan tugas. Tetapi hal ini tidak berkembang, karena bersamaan berbagai dinamika politik yang mewarnai perjalanan bangsa.

13 Tsunami Aceh 2004 Perisitiwa dahsyat ini telah menghentak Muhammadiyah. Secara cepat Muhammadiyah melakukan respon, serta tahap rehabilitasi-rekonstruksi. Musibah beruntun, Gempa Jogja 2006, Tsunami Jawa Barat, Gempa Padang 2007, telah meyadarkan Muhammadiyah dengan spirit Al Ma’un untuk berbenah sekaligus membantu para korban sampai tahap pemulihan Pada tahun 2007 Muhammadiyah mendirikan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) dengan semangat Al Ma’un

14 Kendala dalam berkiprah
Pemahaman “kebencanaan” Pemahaman berkiprah dengan spirit Al Maun untuk kegiatan lintas agama Itu “warga non muslim”

15 Tahap Bencana Pra Bencana Tanggap darurat Rehabilitasi Mitigasi
Siaga Bencana Tanggap darurat Pertolongan Pertama Mencegah perluasan bencana Rehabilitasi Rekonstruksi

16 Banjir Kota Ambon

17 Konflik etnis Lampung Membantu korban di kedua belah pihak
Melakukan “pendekatan” di berbagai pihak Mengaktifkan AMM dan pihak PTM untuk melakukan kegiatan jangka panjang Kerjasama lintas lembaga dalam HFI

18 Konflik Syiah- SAMPANG
Pendampingan anak-anak Di GOR Sampang

19 Spirit Al Ma’un Atau…. Kita akan termasuk orang yang mendustakan Agama
Membantu “siapapun” yang tidak terpedulikan dan tidak berdaya Atau…. Kita akan termasuk orang yang mendustakan Agama


Download ppt "Penanggulangan Bencana dalam Perspektif Islam “Spirit AL-MAUN dan Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah” Rapat Kerja Nasional PP ‘Aisyiyah Lembaga Lingkungan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google