Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016"— Transcript presentasi:

1 Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016
Penyakit Kronis 1 Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016

2 Penyakit Kronis Reaksi pertama dan cara mengatasinya
Penyesuaian diri terhadap penyakit kronis Intervensi psikososial

3 Reaksi Pertama “Saya merasa seperti saya dipukul perutnya oleh palu” Pasien menggambarkan reaksi pertama belajar bahwa mereka mempunyai penyakit yang mengancam kehidupan.

4 Pertanyaan2 tanpa ada jawaban dalam pikirannya:
Apakah diagnosis benar? Apa yang dapat saya kerjakan? Akankah saya menjadi tak cakap, buruk rupa, atau sakit? Akankah saya mati? Bagaimana konsekuensi yang akan terjadi? Apa yang akan terjadi pada keluarga saya? Apakah saya mendapatkan asuransi medis dan kehidupan?

5 Pertanyaan tanpa ada . . . Penyakit kronis biasanya seseorang mengalami suatu shock besar. Pertanyaan-pertanyaan diatas tadi sering merupakan reaksi pertama yang dialami seseorang ketika dokter menceriterakan diagnosisnya.

6 Urutan Reaksi Seseorang:
Shock, Suatu respon darurat, ditandai oleh 3 ciri, yt mena’jubkan atau membingungkan; cara at model otomatis; dan perasaan melepaskan dr situasi, dimana saat terjadi kejadian perasaan lebih sbg pengamat drpd sbg partisipan. Shock terjadi secara singkat at kontinu selama seminggu, terjadi bbrp taraf dalam pengalaman situasi krisis, dan kebanyakan terjadi pd pengucapan ketika datang tiba-tiba.

7 Urutan Reaksi . . . Encounter (perjumpaan, yaitu memberanikan diri mengarahkan pada keterbukaan, kejujuran, ekspresi emosional dan kepekaan terhadap perasaan orang lain), yt suatu fase yang ditandai oleh disorganisasi berpikir dan perasaan hilang, dukacita, tidak berdaya, putus asa, dan menjadi dibebani realitas. Retreat (mundur), suatu fase seseorang cenderung menggunakan strategi menghindar, spt mengingkari drpd menghadapi problem kesehatan at implikasinya. Kemudian kenyataan mulai terganggu: simptom membekas at menjadi jelek, diagnosis tambahan menguatkan sesuatu yang original, dan secara nyata menginformasikan bahwa perlu dibuat penyesuaian.

8 Urutan Reaksi . . . Semua orang bereaksi spt uraian diatas, tetapi bbrp menjadi cool, lumpuh dg anxiety at histeris. Meski banyak orang secara ekstrim merasa tidak berdaya dan terbebani shock, ttp yang lain tidak. Orang dg strategi menghindar, mrk mengontrol respon emosional menghadapi stres, karena percaya mrk dapat melakukan sesuatu utk merubah situasi. Ttp kegunaan cara ini terbatas. Mrk mbutuhkan tindakan utk meningkatkan pemulihannya, mengurangi problem kesehatan, dan menyesuaikan gaya hidup dan relasi sosialnya.

9 Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasinya
Orang sehat cenderung sangat memperhatikan kesehatannya, namun ketika sakit serius, aktivitas setiap hari terpisah. Kondisi temporer at kronis, fase pertama coping sama. Berbeda, pd problem kesehatan kronis biasa pasien dilengkapi keluarganya membuat penyesuaian perilaku, sosial dan emosional. Ketika seseor belajar bhw mrk mempunyai penyakit kronis serius, secara cepat diagnosis merubah cara mrk memandang kehidupan. Rencana hari depan berubah. Pikiran mrk berubah. Rencana yang dirancang dahulu punah setelah diagnosis. Teory Crisis menguraikan bhw faktor yg mempengaruhi seseor menyesuaikan diri selama krisis tergantung pd Proses Coping yg meliputi 3 hal: Illness-related factors Background dan personal factors Physical and social environmental factors

10 Theory of Crisis Illness RF Backgr & Person F Physic & Soc Env F ! ! ! Proses Coping ! Cog App  Adaptive Tasks  Coping Skills    `  Outcome of Crisis

11 Coping Strategies for Chronic Health Problems (Moos, 1982)
Denying or minimizing the seriousness of the situation Seeking information about the health problem and treatment procedures Learning to provide one’s own medical care such as self administering insulin shots. Setting concrete, limited goals such as in exercising or social gathering Recruiting instrumental and emosional support from family, friend, and practitioners by expressing needs and feelings – mengerahkan Considering possible future events and stressful circumstances Gaining a manageable perspective on the health problem and its treatment by finding a long term purpose or meaning for the experience.

12 Types of Adjustment Problems in Chronic Illness
Physical – being unable to cope with disability or pain Vocational – having difficulty revising educational and career plans or finding a new jobs. Self Concept – being unable to accept one’s changed body image, self esteem, and level of achievement or competence Social – having difficulty with losting enjoyable activities or finding new ones and coping with changed relationships with family, friends, and sexual partners. Emotional – experiencing high levels of denial, anxiety, or depression. Compliance – failing to adhere to the rehabilitation regimen – gagal taat

13 Intervensi Psikososial
Program intervensi utk membantu seseor dg penyakit kronis mencakup tim profesional interdisiplin – dokter, perawat, psikolog, terapis fisik & keperjaan, vocational konselor, pekerja sosial, dan terapis rekreasi – bekerja bersama menghadapi keseluruhan tujuan rehabilitasi (Bleiberg, Ciulla, & Katz, 1991). Psikolog berkontribusi pada proses ini dg membantu setiap klien mengatasi implikasi psikososial dr kondisi medisnya dan menggunakan prinsip behavioral dan cognitive untuk meningkatkan partisipasinya dan mentaati program rehabilitasinya.


Download ppt "Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google