Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan 6 ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan 6 ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK."— Transcript presentasi:

1 Pertemuan 6 ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

2 Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Penyusunan tarif biaya overhead per departemen Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen prodksi Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen Metode alokasi kontinyu Metode alokasi bertahap Metode aljabar Metode alokasi langsung Metode urutan alokasi yang diatur

3 Biaya tak langsung departemen
Penyusunan tarif biaya overhead per departemen Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran Penaksiran biaya overhead tak langsung departemen Biaya tak langsung departemen Dasar distribusi Biaya depresiasi gedung Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung Gaji pengawas departemen Biaya angkut bahan baku Pajak bumi dan bangunan (PBB) Meter persegi luas lantai Jumlah karyawan Biaya bahan baku Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai c. Distribusi biaya overhead tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati mamfaatnya d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen

4 ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI
Metode Alokasi Langsung Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja dan tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lainnya.

5 Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1
Contoh PT. Eliana Sari Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1 (dalam ribuan rupiah) Jenis BOP Departemen Produksi Departemen Pembantu Jumlah A B X Y Z BOP Langsung departemen Biaya bahan penolong Biaya bahan bakar Bia. tenaga krj tak lansung Bia. Kesjhtraan karyawan Bia. Rprsi & pemlhran mesin Jmlh BOP lang. departemen BOP tak lang. departemen Biaya depresiasi gedung Biaya asuransi gedung BOP tak lang. departemen Jumlah BOP ===========================================

6 Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai Manfaat Biaya Luas Lantai (m2) ((b) : 8.000) x 100% (a) (b) (c) ______ Departemen A % Departemen B % Departemen X % Departemen Y % Departemen Z % Jumlah % PT Eliana Sari Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh Departemen Produksi Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B Departemen Pembantu X 75% 25% Departemen Pembantu Y 45% 55% Departemen Pembantu Z 60% 40% ==========================================================

7 Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi
PT Eliana Sari Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi (dalam ribuan rupiah) Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu A B X Y Z Jumlah BOP langsung & tak langsung Departemen Alokasi BOP Departemen X 578,25 192,75 (771) Alokasi BOP Departemen Y 650,25 794,75 (1.445) Alokasi BOP Departemen Z 221,40 147, (369)  Jumlah Alokasi BOP dari departemen pembantu 1449, , ===================== Jumlah biaya departemen produksi setelah meneima alokasi biaya dari departemen pembantu 3.624, ,10

8 Metode urutan alokasi yang diatur
Alokasi Bertahap Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu Metode alokasi kontinyu Metode aljabar Metode urutan alokasi yang diatur

9 Biaya overhead tak langsung departemen
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu Distribusi Biaya overhead tak langsung departemen Departemen pembantu Departemen produksi Pembebanan Dep. X Dep. A Distribusi Dep. Y Produk Dep. Z Dep. B Pembebanan Alokasi

10 Metode Alokasi Kontinyu
Dalam metode ini, biaya overhead pabrik departemen pembantu yang saling memberikan jasa secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.

11 Contoh Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai berikut: Departemen produksi Departemen A Rp Departemen B Rp Departemen pembantu Departemen X Rp Departemen Y Rp Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut: Dipakai di u Departemen Pembantu Departemen Produksi Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B Jasa Departemen X 10% 65% 25% Jasa Departemen Y 20% 45% 35%

12 Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu tampak dalam tabel berikut ini:   Departemen X Departemen Y BOP lang. & tak lang. departemen Rp Rp Alokasi BOP Departemen X*) ( ) Rp Rp Alokasi BOP Departemen Y ( ) Rp Rp Alokasi BOP Departemen X ( ) Rp Rp Alokasi BOP Departemen Y ( ) Rp Rp Alokasi BOP Departemen X (21.200) Rp Rp Alokasi BOP Departemen Y (2.120) Rp Rp Alokasi BOP Departemen X (424) Rp Rp Alokasi BOP Departemen Y (42) Rp Rp Alokasi BOP Departemen X (8) Rp Rp

13 Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y adalah sebesar Rp (yaitu Rp Rp Rp Rp Rp 8), sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X adalah sebesar Rp (yaitu Rp Rp Rp Rp Rp 42 + Rp 1). Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam tabel berikut ini : Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. X Dep. Y Dep A Dep. B BOP langsung dan tidak langsung departemen Rp Rp Rp Rp Alokasi BOP departemen X ( ) departemen Y ( ) Rp Rp Rp Rp g

14 Metode Aljabar Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan: x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X Oleh karena itu: x = ,20 y y = ,10 x Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut: x = ,20 y x = ,20 ( ,10 Y) x = ,20 x x – 0,20 x = 0,98 x = x = /0,98 = y = ,10 x = y =

15 Metode urutan alokasi yang diatur
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut: 1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap 2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah. 3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut: Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama. Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing-masing departemen pembantu. Contoh : Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen pembantu yang dianggarkan untuk tahun 19X1 adalah sebagai berikut : Departemen A Rp , Departemen B Rp dan Departemen C Rp Urutan alokasi biaya overhead dapat diatur sebagai berikut : pertama departemen B, kedua Departemen A dan yang terakhir Departemen C.

16 Metode urutan alokasi yang diatur
Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead. 4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini : Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain. Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.

17 Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y (1) (2) (3) Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y

18 Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen
Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik per Departemen Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut: Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead pabrik yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.

19 3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik. Dasar alokasi yang digunakan adalah data yang dikumpulkan pada langkah ke 2. 4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif. 5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.

20 Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan: Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik

21 Kesimpulan Untuk pengendalian biaya dan penentuan harga pokok produk secara teliti, perlu diadakan departementalisasi biaya overhead pabrik dan penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi. Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen ini sangat diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi

22 Thank You Thank You


Download ppt "Pertemuan 6 ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google