Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB 7 GENDER DAN KEMISKINAN Oleh Dr. Tin Herawati, SP., M.Si.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB 7 GENDER DAN KEMISKINAN Oleh Dr. Tin Herawati, SP., M.Si."— Transcript presentasi:

1 BAB 7 GENDER DAN KEMISKINAN Oleh Dr. Tin Herawati, SP., M.Si.

2 LATAR BELAKANG Penduduk Miskin Lapangan Pekerjaan
Pertambahan Jumlah Penduduk Lapangan Pekerjaan Penduduk Miskin

3 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia
No Tahun Jumlah Penduduk Miskin Orang Persentase 1 2005* 16,0 2 2006 17,8 3 2007 16,6 4 2008 15,4 5 2009 14,2 6 2010 13,3 7 2011 12,5 8 2012 12.% 9 2013 11,5% Sumber: Menkesra, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Nasional. TKP3KPK. Jakarta; BPS 2007; BPS 2011

4 Batas Garis Kemiskinan, Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin
Tahun Batas Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/bulan) Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Kota Desa 2005 11,68 19,98 12,40 22,70 2006 13,47 21,81 14,49 24,81 2007 12,52 20.37 13,56 23,61 2008 11,65 18,93 12,77 22,19 2009 10.72 17,35 11,91 20,62 2010 9,87 16,56 11,10 19,93 2011 9,23 15,72 11,05 18,97 Hasil Susenas Desember 1998; BPS 1998; Susenas Agustus 2011

5 Belum pernah sekolah/ belum tamat SD
Pengangguran Tahun/ Jenjang Pendidikan Tidak/ Belum pernah sekolah/ belum tamat SD SD SMP SMA/ SMK Diploma I/II/ Akademi Univer-sitas Total 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: BPS 2011

6 Adanya kemiskinan seringkali :
Memaksa anak dan perempuan bekerja serta memaksa remaja terutama perempuan untuk bekerja sebagai seks komersial Anak jalanan meningkat ( dari menjadi ) pada tahun 2000 Jumlah anak terlantar mencapai 3.7 juta jiwa (separuh penduduk swedia) Anak yang dilacurkan mencapai – tersebar di seluruh Indonesia Kekerasan dalam rumah tangga meningkat Kesenjangan gender yang semakin parah

7 Kontribusi Perempuan Status Perempuan Kontribusi Ekonomi
Tenaga Kerja di Industri Sandang Di Propinsi Bali7.1. Kontribusi terhadap pendapatan keluarga adalah sebesar 29,55% untuk bordir, 35,70% untuk konveksi dan 34,85% untuk tenun. Pedagang usaha warung makan di lingkar kampus IPB Branangsiang dan Dramaga, Bogor7.2. Kontribusi sebesar 66,2% terhadap pendapatan keluarga. Pedagang Pasar Tradisional di Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam7.3. Kontribusi sebesar 61,2 % terhadap pendapatan keluarga.

8 Kontribusi Perempuan Status Perempuan Kontribusi Ekonomi
Pengolah usaha perikanan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah7.4. Kontribusi sebesar 38,14 %-43,47% terhadap pendapatan keluarga. Petani , pedagang dan usaha di bidang pertanian7.5. Kontribusi sebesar 46,56 % terhadap pendapatan total keluarga.

9 Kontribusi Perempuan Status Perempuan Kontribusi Ekonomi
Pembuat dan pengolah makanan 7.6. Rata-rata curahan jam kerja sebesar 4,27 jam per hari dengan nilai Rp.3.594,00 per jam. Apabila dibandingkan dengan produktivitas berdasarkan UMR kota Denpasar sebesar Rp.3.118,00 per jam, maka produktivitas responden termasuk dalam kategori produktif. Petani dan peternak di Ikwuano Local Government Area of Abia State, Nigeria7.7. Perempuan menyumbang 66,56 persen dari total kebutuhan tenaga kerja peternakan-usaha pertanian keluarga.

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25 TERIMA KASIH

26 GENDER DAN MASALAH SOSIAL KEHIDUPAN KELUARGA DI INDONESIA
BAB 8 GENDER DAN MASALAH SOSIAL KEHIDUPAN KELUARGA DI INDONESIA Oleh Dr. Tin Herawati, SP., M.Si.

27 Masalah Kekerasan dalam Rumahtangga
Kesulitan Ekonomi Keluarga Kesenjangan Gender Eksploitasi Perempuan dan Anak Deklarasi Penghapusan Diskriminasi

28 Bentuk-bentuk Kekerasan menurut UU PKDRT Nomor 23 tahun 2004
Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat Kekerasan Fisik Mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri dan kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, penderitaan psikis Kekerasan Psikis Pemaksaan hubungan seksual Kekerasan Seksual Tidak memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan Pelantaran Rumahtangga

29 Bentuk-bentuk Kekerasan
Kekerasan dalam Area Domestik Pelaku dan korbannya memiliki hubungan keluarga/hubungan kedekatan lain Kekerasan dalam Area Publik Kekerasan yang terjadi di luar hubungan keluarga atau hubungan personal lain Kekerasan dalam Lingkup Negara Kekerasan secara fisik, seksual, psikologis yang dilakukan, dibenarkan, atau didiamkan oleh negara dimanapun terjadinya

30 Fakta Kekerasan dalam Rumahtangga
Kasus KDRT di Indonesia pada tahun 2006 berjumlah kasus, tahun 2007 mencapai sekitar kasus, tahun 2008 mengalami peningkatan hingga mencapai kasus, dan di tahun 2009 meningkat kembali menjadi kasus.

31 Fakta Kekerasan dalam Rumahtangga
Kekerasan pada anak tahun 2003 terdapat 481 kasus menjadi 547 kasus (221 kekerasan seksual, 80 kekerasan psikis, 140 kekerasan fisik, 106 kekerasan lainnya) di tahun Pergantian tahun ; 1) kekerasan fisik, meningkat sebesar (60%), dari 140 kasus menjadi 233 kasus, 2) kekerasan seksual meningkat sebesar (67.58%), dari 221 kasus menjadi 327 kasus, 3) kekerasan psikis, meningkat sebesar (45.45%), dari 80 kasus menjadi 176 kasus. Sepanjang tahun 2009 Komisi Nasional Perlindungan Anak menerima pengaduan sebanyak kasus (tahun 2008: kasus.

32 Data Kasus Kekerasan dalam Rumahtangga
Tahun Perkosaan Pencabulan KDRT Trafficking Jumlah 2005 10 1 37 48 2006 3 20 23 2007 4 25 33 2008 19 2009 2010 42 7 53 56 21 249 333 Sumber: Database Kasus KBG SPEK-HAM

33 Data kasus KDRT tahun 2005-2009 wilayah Kota dan Kabupaten Bogor
Bentuk Kekerasan 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Fisik 11 14 6 9 51 Psikis 3 1 10 13 27 Seksual Penelantaran/Ekonomi 2 4 24 17 16 21 20 31 105 Sumber: Lembaga Pratista Indonesia (LPI)

34 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan fisik (n=30).
(1) (2) (3) (4) Modus (2)-(4) % Suami memukul tanpa menggunakan benda tertentu. 30.0 26.7 36.7 6.7 70.0 Suami memukul dengan menggunakan benda tertentu seperti bambu, ikat pinggang, rotan, dll. 86.7 3.3 13.3 Suami mencubit. 76.7 23.3 0.0 Suami mencakar. 73.3 Suami menampar. 43.3 33.3 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

35 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan fisik (n=30).
(1) (2) (3) (4) Modus (2)-(4) % Suami menyiram air (keterangan panas/dingin). 83.3 6.7 10.0 0.0 16.7 Suami menganiaya dengan menggunakan benda tertentu seperti rokok, setrika, bensin, dll. 93.3 Suami melempar barang. 46.7 30.0 53.3 Suami menarik/menjambak rambut. 60.0 20.0 40.0 Suami menusukan benda tajam pada bagian badan. 3.3 Suami mendorong hingga terjatuh. 36.7 23.3 63.3 Suami menendang. 13.3 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

36 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan psikis (n=30).
(1) (2) (3) (4) Modus (2)-(4) % Suami mengusir/ menyuruh minggat. 63.3 16.7 20.0 0.0 36.7 Suami mengatakan bahwa Anda bukanlah wanita yang diinginkan untuk menjadi pendampingnya (isteri). 66.7 13.3 33.3 Suami mengatai Anda dengan menggunakan sebutan yang tidak menyenangkan seperti bodoh, tolol, jelek, dll. 26.7 23.3 Suami menyalahkan Anda atas segala masalah yang ada dalam keluarga. 40.0 3.3 (2) & (3) 83.3 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

37 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan psikis (n=30).
(1) (2) (3) (4) (2)-(4) % Suami mengatai Anda sebagai isteri yang tidak becus mengurus rumahtangga dan anak. 43.3 23.3 30.0 3.3 56.7 Suami mengeritik dengan pedas tanpa perasaan. 20.0 13.3 50.0 16.7 80.0 Suami mengancam akan disiksa/dibunuh. 66.7 26.7 6.7 0.0 33.3 Suami mengurung. 83.3 Suami mengatai Anda sebagai isteri yang tidak berguna/sialan. 10.0 Suami mengatai Anda sebagai manusia rendah/miskin. 70.0 Suami mengatai Anda untuk mati saja. Suami tidak menegur dalam waktu yang cukup lama. 40.0 90.0 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

38 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan seksual (n=30).
(1) (2) (3) (4) (2)-(4) % Suami meraba-raba/ menyentuh bagian sensitive secara paksa hingga terluka. 86.7 6.7 3.3 13.3 Suami memaksa untuk melakukan hubungan seksual ketika sedang datang bulan. 66.7 20.0 0.0 33.3 Suami melakukan kekerasan pada saat berhubungan intim hingga Anda merasa kesakitan. Suami memaksa Anda untuk menjadi orang lain pada saat berhubungan intim. 96.7 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

39 Sebaran keluarga berdasarkan bentuk dan frekuensi kekerasan sosial (n=30).
(1) (2) (3) (4) (2)-(4) % Suami mengucilkan Anda. 53.3 26.7 16.7 3.3 46.5 Suami mengasingkan Anda dari keluarga besar. 80.0 6.7 20.0 Suami memaksa Anda untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi. misal mengemis, mencuri, Dll. 96.7 0.0 Suami tidak menafkahi. 30.0 13.3 43.3 70.0 (1) Tidak pernah, (2) Jarang atau 1 kali , (3) Cukup sering atau 2-4 kali tiap bulan (4) Sangat sering atau >4 kali tiap bulan

40 Sebaran contoh berdasarkan dampak kekerasan terhadap anak (KTA) pada keadaan psikologis dan perilaku anak No Pernyataan 0=Tidak 1=Ya % Dampak Ringan 1 Sedih 8.6 91.4 2 Merasa malu/ rendah diri 25.7 74.3 3 Takut untuk keluar rumah 37.1 62.9 4 Merasa Biasa-biasa saja 94.3 5.7 5 Merasa ingin dapat pertolongan 51.4 48.6 6 Pendiam 28.6 71.4 7 Minat sekolah memudar 8 Anda tidak berani mengungkapkan apa yang Anda pikirkan dan Anda rasakan 14.3 85.7 9 Merasa teraniaya 22.9 77.1

41 Sebaran contoh berdasarkan dampak kekerasan terhadap anak (KTA) pada keadaan psikologis dan perilaku anak No Pernyataan 0=Tidak 1=Ya % Dampak Sedang 10 Merasa tertekan/ takut/ selalu paranoid 11.4 88.6 11 Merasa terancam 8.6 91.4 12 Merasa bersalah terhadap diri sendiri 37.1 62.9 13 Sensitif (mudah marah, menagis, dll) 17.1 82.9 14 Ingin pergi dari rumah/ minggat 80.0 20.0 15 Anda suka berbohong untuk melindungi diri Anda 40.0 60.0 16 Cenderung menghindar dari kegiatan sosial 22.9 77.1 17 Menarik diri dari lingkungan 31.4 68.6 18 Selalu teringat perilaku kekerasan yang dilakukan pelaku 28.6 71.4

42 Sebaran contoh berdasarkan dampak kekerasan terhadap anak (KTA) pada keadaan psikologis dan perilaku anak No Pernyataan 0=Tidak 1=Ya % Dampak Berat 19 Menggunakan Narkotika dan obat-obatan terlarang 97.1 2.9 20 Perilaku seks yang menyimpang 88.6 11.4 21 Merasa dendam/ benci 22 Merasa ingin bunuh diri saja 23 Merasa hidup tidak berguna 65.7 34.3 24 Ingin membunuh si pelaku 80.0 20.0

43 Data contoh kasus anak korban kekerasan
Usia (th) JK (L/P) Pendidikan Pelaku (siapa, usia, JK) Keadaan Korban Proses Pengaduan Waktu Terjadi 17 P Tidak Sekolah Tetangga korban, 45 th, L. Disetubuhi hingga hamil Kakak korban curiga dengan keadaan perut korban yang semakin membesar, setelah diketahui bahwa korban hamil dan mengetahui siapa pelakunya, keluarga dibantu dengan tetangga melapor ke kepolisian. Korban lupa persis waktu kejadian karena seringnya perbuatan tersebut dilakkukan pelaku

44 Data contoh kasus anak korban kekerasan
Usia (th) JK (L/P) Pendidikan Pelaku (siapa, usia, JK) Keadaan Korban Proses Pengaduan Waktu Terjadi 11 P Tamat SD Tetangga korban, 33 th, L. Dicabuli, hingga menggalami luka di kemaluan. Korban yang merasa dibohongi oleh pelaku, setelah terjadinya 4 kali dicabuli merasa kesal dan membicarakan kejadian ini kepada orangtua. Orangtua melapor kepada aparat setempat, kemudian ke kepolisian. Oktober 2009

45 Data contoh kasus anak korban kekerasan
Usia (th) JK (L/P) Pendidikan Pelaku (siapa, usia, JK) Keadaan Korban Proses Pengaduan Waktu Terjadi 9 P SD (Kelas 4) Tetangga korban, 33 th, L. Dicabuli, hingga menggalami luka di kemaluan. Ketika kejadian pencabulan pada korban terjadi untuk ketiga kalinya, ibu dan kakak korban merasa heran dengan korban yang pulang sore-sore beda dengan biasanya. Akhirnya korban ditanya oleh keluarga dan menjelaskan semua apa yang terjadi. Ayah korban yang berprofesi sebagai polisi mendatangi rumah pelaku dan memproses kejadian ini Oktober 2009

46 Sebaran contoh kasus korban anak berdasarkan pelaku kekerasan
Pertanyaaan n % Siapakah yang melakukan kekerasan? 1. Orangtua kandung 5 14,3 2. Orangtua tiri 3 8,6 3. Saudara 1 2,9 4. Pacar Teman 4 11,4 6. Tetangga 12 34,3 7. Guru 8. Majikan 9. Orang tidak dikenal

47 Sebaran contoh kasus korban anak berdasarkan pelaku kekerasan
Pertanyaaan n % Apakah Anda mengenali pelaku yang melakukan kekerasan pada Anda? 1. Tidak 3 8,6 2. Ya 32 91,4 Apakah usia pelaku kekerasan lebih tua dari Anda 1 2,9 34 97,1 Jenis kelamin pelaku kekerasan? 1. Laki-laki 27 77,1 2. Perempuan 8 22,9

48 Sebaran contoh kasus korban anak berdasarkan kekerasan fisik yang diterima
Pernyataan 1 2 3 4 2-4 % Dipukul oleh pelaku tanpa menggunakan benda ttt 80,0 8,6 0,0 11,4 20,0 Dipukul oleh pelaku dengan menggunakan benda tertentu, amboo amboo, ikat pinggang, rotan, dll 88,6 2,9 5,7 Dicubit 94,3 Ditampar Dicakar Didorong hingga jatuh 74,3 Ditendang Disiram air (keterangan panas/ dingin) 100,0 Dianiaya oleh pelaku dengan menggunakan benda, misalnya rokok, setrika, bensin, dll 97,1 Dilempar barang Ditarik rambutnya/ dijambak 91,4 Ditusuk benda tajam

49 Sebaran contoh kasus korban anak berdasarkan kekerasan psikis yang diterima
Pertanyaan 1 2 3 4 2-4 % Diusir/ disuruh minggat 85,7 2,9 5,7 14,3 Mengatakan bahwa Anda anak yang tidak diinginkan 94,3 0,0 5,8 Disalahkan atas segala masalah yang ada dalam keluarga Mengatai dengan menggunakan sebutan yang tidak menyenangkan, seperti bodoh, tolol, jelek, tidak berguna, dll 82,9 8,6 17,1 Mengatai anak nakal/ anak tidak tahu adat 80,0 20,0 Dikritik dengan pedas tanpa perasaan 68,6 31,4 Diancam untuk disiksa/dibunuh 74,3 25,7 Dikurung Dibiarkan melihat tayangan porno Dibiarkan melihat atau menggunakan Narkoba Mengatai malas Mengatai anda sebagai manusia haram/ manusia sundel/terkutuk/sialan 97,1 Mengatai manusia rendah/ tidak berguna Mengatai anda mati saja 100,0

50 Sebaran contoh kasus korban anak yang mengalami kekerasan seksual
Pertanyaan 1 2 3 4 2-4 % Pelaku meraba-raba bagian sensitif secara paksa (kemaluan, payudara) 20,0 28,6 2,9 48,6 80,0 Pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual 34,3 25,7 37,1 65,7 Pelaku memperlihatkan gambar porno 74,3 0,0 Melibatkan Anda dalam pembicaraan berbau porno 11,4 51,4 Pelaku memperlihatkan alat kelamin 62,9 Melibatkan Anda dalam prostitusi (menjual Anda untuk dijadikan pekerja seks komersial) 82,9 8,6 17,1 Dicium/ dicumbu daerah-daerah yang sensitif 22,9 5,7 48,8 77,1 Dipaksa untuk memegang alat kelamin si pelaku 40,0 60,0 Ditindih dengan badan pelaku 52,9 1= Tidak Pernah 3= Kadang-kadang (2-4 kali/bulan) 2=Jarang (1 kali/bulan) 4= Sering (> 4 kali/bulan)

51 Sebaran contoh kasus korban anak berdasarkan kombinasi jenis kekerasan
% Fisik 2 5.7 Seksual 10 28.6 Psikis-Seksual Psikis-Sosial 3 8.6 Seksual-Sosial Fisik-Psikis-Seksual Fisik-Seksual-Sosial 1 2.9 Psikis-Seksual-Sosial 9 25.7 Fisik-Psikis-Sosial Fisik-Psikis-Seksual-Sosial Total 35 100,0

52 Data kasus kekerasan pada anak Tahun 2005-2009 di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor
Jumlah Total 2005 2006 2007 2008 2009 L P Fisik 2 3 1 6 8 12 20 Psikis 4 5 13 Seksual 14 15 21 60 61 Sosial 7 19 32 11 81 100 9 38

53 Data kasus kekerasan pada anak Tahun 2005-2009 di Kota Bogor
Total 2005 2006 2007 2008 2009 Fisik 1 Psikis Seksual 14 17 29 27 31 108 Ekonomi 30 109

54 Tujuan trafficking ke Luar Negeri dan Dalam Negeri
Kategori Tujuan Negara Frekuensi Kasus % Cross Border 81.01% Malaysia 2.859 92.40 Saudi Arabia 68 2.20 Singapore 29 0.94 Japan 27 0.87 Kuwait 21 0.68 Internal Trafficking 18.99% Riau Islands 226 31.00 DKI Jakarta 140 19.20 East Java 87 11.93 North Sumatra 77 10.56 South sulawesi 67 9.19

55 Jumlah Kasus Trafficking Tahun 2006-2010
No Tahun Jumlah Kasus Korban Dewasa Korban Anak Pelaku 1 2006 84 494 129 155 2 2007 177 334 240 3 2008 199 519 88 291 4 2009 142 208 67 163 5 2010 105 86 57 123

56 Jumlah kasus trafficking berdasarkan kewarganegaraan (sampai dengan Juni 2011
Nationality Total % Indonesian 3.909 99,14 Myanmar 13 0,33 Uzbekistan 9 0,23 Ukrain 5 0,13 Colombia 4 0,10 Moldova 1 0,03 Cambodian 2 0,05 3.943 100

57 Korban trafficking ?

58

59 Jumlah kasus trafficking berdasarkan asal provinsi (sampai dengan Juni 2011).
Total % Jawa Barat 920 23,33 Kalimantan Barat 722 18,31 Jawa timur 478 12,12 Jawa Tengah 445 11,29 Sumatra Utara 256 6,49 Nusa Tenggara Barat Lampung 194 4,92 Nusa Tenggara Timur 168 4,26

60 Pendapatan dari trafficking dibandingkan dengan kejahatan lain
Jenis Kejahatan Pendapatan Per Tahun (Rp triliun) Pelacuran 29,7 Illegal Logging 15,4 Narkoba 12 Trafficking 26-32

61 KOTAK 1 "Siapakah pengirim SMS itu?”
Pagi itu saat bangun tidur, korban tidak sengaja melihat HP pelaku tergeletak di atas kasur. Tidak bermaksud mencurigai pelaku berselingkuh dengan perempuan lain, korban membuka inbox HP pelaku dan menemukan sebuah pesan singkat dari seorang wanita yang tidak dikenal oleh korban. Dari situlah korban menanyakan kepada pelaku mengenai hubungan antara pelaku dengan perempuan yang tertulis dalam pesan singkat tersebut. Pada awalnya korban menanyakan dengan cara baik-baik, hanya ingin sekedar mengetahui siapa perempuan tersebut. Akan tetapi jawaban yang diberikan pelaku, membuat korban menjadi juriga sehingga membuat korban semakin menanyakan keberadaan perempuan tersebut. Semakin korban bertanya membuat pelaku semakin tidak peduli dengan pertanyaan korban, sehingga membuat korban merasa terpancing dan kecurigaan tersebut membuat cemburu dan terjadilah percecokan antara pelaku dan korban. Percecokan yang tadinya hanya perang mulut antara pelaku dan korban, membuat korban tidak dapat mengontrol emosinya, sehingga membuat korban melemparkan HP pelaku yang masih berada di genggamannya hingga HP tersebut terjatuh dan rusak. Keadaan tersebut sangat tidak bisa diterima oleh pelaku, sehingga pelaku marah besar dan memukul bagian kiri muka korban sehingga membuat mata kiri korban memar.

62 KOTAK 2 “Diperlakukan kasar ketika melakukkan hubungan intim”
Kekerasan fisik dan psikis merupakan hal yang biasa diterima korban, bahkan kekerasan seksual. Salah satu kejadian yaitu ketika korban sedang mengandung anak terakhir, pelaku memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual. Pada awalnya korban sempat menolak permintaan tersebut, akan tetapi pelaku tetap memaksa hingga dengan perlakuan kasarnya mendorong korban hingga terjatuh di atas kasur. Saat kejadian tersebut korban sudah tidak dapat melakukan apapun, karena kondisi hamil membuat korban menjadi semakin lemah. Menurut pengakuan korban, perlakuan kasar lainnya ketika berhubungan seksual hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pun kerap diterima korban. Hal inilah yang membuat korban semakin tidak dapat bertahan menerima perlakuan kasar pelaku karena bila korban menolak paksaan pelaku untuk melakukan hubungan seksual, pelaku akan semakin memperlakukan kasar korban. Salah satu kejadiannya adalah ketika suatu malam, saat itu korban sedang menemani anak-anaknya menonton televisi. Pelaku dengan tiba-tiba menghampiri korban dan menyuruh korban untuk secepatnya membawa anak-anak meraka kedalam kamar dan menidurkannya. Setelah korban menuruti permintaan pelaku, pelaku langsung menyeret korban kedalam kamar untuk melakukan hubungan seksual seperti biasanya. Saat itu korban berusaha menolak hingga terjadi pertengkaran dan korban memutuskan untuk tidur di ruang televisi dengan maksud menghindari pelaku. Ketika beberapa saat setelah korban menidurkan badannya diatas tiker depan televisi, pelaku tiba-tiba menghampiri korban dan tanpa disangka pelaku langsung mengencingi korban.

63 TERIMA KASIH


Download ppt "BAB 7 GENDER DAN KEMISKINAN Oleh Dr. Tin Herawati, SP., M.Si."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google