Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SANGGAR SKENARIO Layar Lebar ikunsrikuncoro@gmail.com.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SANGGAR SKENARIO Layar Lebar ikunsrikuncoro@gmail.com."— Transcript presentasi:

1 SANGGAR SKENARIO Layar Lebar

2 cerita, media bercerita dan unsur-unsur cerita
pertemuan minggu 2 cerita, media bercerita dan unsur-unsur cerita

3 Dalam kehidupan kita di jaman ini, kita tak bisa lepas dari cerita.
Ketika bangun pagi, dan mematikan alarm HP, ternyata sudah ada pesan singkat yang tertinggal. Kita membaca pesan itu, yang ternyata dari Shera, teman kuliah kita Lalu dia berbisik, menempel di telingaku, ‘Shera, I love You’. Sialan 17 setan, Intai nembak aku. Malam tadi. Setelah mentraktir makan dan ngajak nonton, di dalam studio tanganku digenggam. Sampai di kost, aku muntain tuh makanan. Emang, aku lesbi?

4 Kita taruh HP. Kita tinggalkan nasib Shera. Kita nyalakan teve
Kita taruh HP. Kita tinggalkan nasib Shera. Kita nyalakan teve. Nyelonong saja presenter itu berkata-kata: “Mantan Menpora, Andi Alfian Malarangeng, pagi ini siap menemui penyidik KPK untuk memberikan keterangan …. “ Kita muak dengan berita korupsi. Kita pindah chanel. Lumayan, Iwan Fals itu menyanyi: “Sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukan. Tolonglah ucapkan dan tolong engkau ceritakan: semua yang indah, semua yang manis; berjanjilah …”

5 Begitulah hidup kita di jaman ini
Begitulah hidup kita di jaman ini. Kita tak pergi ke semua tempat, dan bertemu dengan semua orang. Tetapi tetap saja kita bisa mendengar dan tahu, apa yang terjadi dengan orang-orang yang barangkali kita kenal, barangkali tidak kita kenal. Kita, terkadang, dipaksa tahu nasib mereka; Terkadang kita yang memang pengen atau butuh tahu.

6 Kita kemudian pergi ke kampus.

7 “Semalam aku nonton pantomime. Aktornya luwes banget.
Di kantin, menunggu jam kuliah, teman kita datang, begitu saja duduk di depan kita dan langsung mengobral kata: “Semalam aku nonton pantomime. Aktornya luwes banget. Ia menceritakan tentang orang dari lereng gunung yang akan pergi ke Jakarta. Tanpa berkata-kata, penonton mengerti apa yang dia ceritakan. Mula-mula dia membonceng motor dari dusunnya ke kota. Terus dia turun dari boncengan, dan mencegat bus. Di dalam bus dia berdesak-desakan dengan penumpang lain. Bahkan, hampir kecopetan. Dia kemudian sampai di staisun kereta. Membeli tiket. Membeli Koran, dan naik ke gerbong. Dia tidak mendapatkan tempat duduk. Lalu dia tidur dengan menggelar Koran.”

8 Teman kita dari jurusan yang lain menimpali: “Aku lebih suka tari
Teman kita dari jurusan yang lain menimpali: “Aku lebih suka tari. Kemarin aku melihat pertunjukan Karonsih. Dari geraknya yang lembut, mendayu, aku tahu bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bermesraan.” Kita kemudian meninggalkan teman dari jurusan lain itu, karena kuliah yang akan kita ikuti telah tiba pada waktunya. Di kelas, dosen pengajar matakuliah Penulisan Skenario itu menjelaskan: “Menurut Asrul Sani: Cerita adalah rentetan kejadian dalam waktu. Akan tetapi, kalau menurut Pamusuk Eneste, cerita adalah pengisahan kejadian dalam waktu. Dan itu berbeda dengan pernyataan Himawan Pratista bahwa cerita adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebab-akibat. Sedangkan Ricoeur, seorang filsuf dari Perancis, malah mengatakan bahwa cerita adalah gambaran rangkaian tindakan dan pengalaman sejumlah karakter tertentu.”

9 Dan kita bingung, mengapa untuk satu hal saja (cerita), orang merumuskan atau mendefinisikannya berbeda-beda?

10 Selanjutnya dosen itu bilang: “Sekiranya kita merumuskan sastra atau kesusasteraan, yang bercerita itu, menurut contoh-contoh yang sampai sekarang ada, nyatalah bahwa seni ini adalah seni kata dan bahwa kesatuan komunikasinya yang terkecil adalah kalimat yang dibentuk oleh kata-kata. Artinya, sekalipun sama-sama bercerita, haruslah dikatakan bahwa sastra bukanlah film, tari bukanlah pantomime, pertunjukan wayang kulit bukanlah komik karena satuan komunikasi berbagai gejala bercerita itu berbeda-beda. Jadi, kesatuan komunikasi ini bisa disebut sebagai media yang digunakan dalam bercerita.”

11 Dan kita semakin bingung
Dan kita semakin bingung. Tapi dosen itu terus berpidato: “Meskipun media bercerita itu berbeda-beda, tetapi ada hal-hal yang terus selalu ada dalam cerita, yakni: tokoh, orang atau sosok atau karater yang terlibat di dalam persitiwa-peristiwa itu dari awal sampai akhir; tempat atau latar yang menjadi arena peristiwa dalam cerita; plot rangkaian jalannya peristiwa-peristiwa itu yang memperlihatkan nasib yang dialami tokoh; tema sebuah nilai yang diperjuangkan oleh tokoh itu dalam keseluruhan rangkaian peristiwa.” “Jika demikian halnya, apakah kemudian yang dsebut: cerita? Media bercerita? Dan, unsur-unsur cerita?” dosen itu menutup khutbahnya.

12 Pertanyaannya adalah:
Apa yang disebut cerita? Apa yang disebut media bercerita? Apa contoh-contoh yang bisa ditunjuk? Apa yang menjadi unsur sebuah cerita?

13 selesai


Download ppt "SANGGAR SKENARIO Layar Lebar ikunsrikuncoro@gmail.com."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google