Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEMUHAMMADIYAHAN (Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEMUHAMMADIYAHAN (Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum)"— Transcript presentasi:

1 KEMUHAMMADIYAHAN (Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum)
PERTEMUAN KE-5 KEMUHAMMADIYAHAN (Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum)

2 Falsafah hidup dan ajaran k.H. Ahmad dahlan
Mengenal Sosok K.H. Ahmad Dahlan Tujuh (7) Falsafah Hidup K.H. Ahmad Dahlan Kelompok Ayat Kajian K.H. Ahmad Dahlan

3 Mengenal sosok k.H. Ahmad dahlan
KH. Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta, pada tahun 1868 M. Beliau putra KH. Abu Bakar bin KH Sulaiman, bergelar Khatib Amin Masjid Gede Yogyakarta. Umurnya selisih lebih muda dari Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, tokoh pembaharu Islam di Mesir. Selain menjabat sebagai Khatib Amin, KH. Ahmad Dahlan juga sebagai seorang pengusaha batik dan aktivis gerakan. Jaringan bisnisnya meliputi Cianjur, Batavia, Semarang, Surabaya dan Padang. Nama Kecil Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang semua saudaranya perempuan kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah beliau termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang pelopor pertama terhadap penyebaran dan pengembangan agama Islam di Tanah Jawa.

4 Mengenal sosok k.H. Ahmad dahlan
Silsilah Keturunan Ahmad Dahlan bin KH. Abu Bakar bin KH. Sulaiman bin Kyai Murtadha bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig Jatinom bin Maulana Fadhlullah Prapen bin Maulana Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim. Pendidikan Pada usia 15 tahun beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Selama di Mekah Ahmad Dahlan berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu Islam, seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Rasyid Ridha. Sepulang dari Mekah tahun 1888 M, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun beliau kembali lagi ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Ia sempat berguru kepada Syaikh Ahmad Khatib al Minangkabawi yang juga guru pendiri Nahdhatul Ulama, KH. Hasyim Asy’ari.

5 Mengenal sosok k.H. Ahmad dahlan
Keluarga Sepulang dari Mekah beliau menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, pahlawan Nasional dan Pendiri Aisyiyah. Siti Walidah anak Kyai Penghulu Haji Fadhil. Dari pernikahan dengan Walidah beliau dikaruniai enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Selain itu KH. Ahmad Dahlan juga pernah menikahi Nyai Abdullah seorang janda H. Abdullah, Nyai Rum adik dari KH. Muhammad Munawwir Krapyak. Pernah juga menikah dengan Siti Aisyah adik dari Adjengan Penghulu Cianjur dan dikaruniai seorang putra yang bernama Dandanah. Dan pernah juga menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. Wafatnya KH. Ahmad Dahlan KH. Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 M disebabkan gangguan kesehatan yang semakin kurang membaik dan menurun.

6 Tujuh falsafah ajaran K.H. Ahmad dahlan
Tujuh falsafah ini merupakan pandangan dan cara hidup K.H. Ahmad Dahlan dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Tujuh falsafah ini ditulis ulang oleh murid beliau yang bernama K.H. R. Hadjid

7 Falsafah hidUP K.H. Ahmad Dahlan
Manusia hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh: Sesudah mati, akan mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan? Maksudnya: “Manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama, yaitu orang–orang yang berilmu. Dan ulama–ulama itu dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Mereka yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih” (perkataan ulama yang sering diulang-ulang oleh K.H. Ahmad Dahlan)

8 Falsafah hidUP K.H. Ahmad Dahlan
Kebanyakan di antara manusia berwatak sombong dan takkabur, hanya mementingkan kepentingan sendiri. Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, dan berulang-ulang, maka kemudian menjadi biasa. Kalau sudah menjadi kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah, sudah menjadi tabi’at, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau I’tiqad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, mereka sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar.

9 Falsafah hidUP K.H. Ahmad Dahlan
Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya untuk memikirkan, bagaimana sebenarnya hakekat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju?. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran sejati. Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat,akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya.

10 Falsafah hidUP K.H. Ahmad Dahlan
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, membaca beberapa tumpuk buku, dan sesudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang-nimbang, membanding-banding ke sana ke mari, barulah mereka itu dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang yang benar yang sesungguh-sungguhnya, dengan akal fikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang, kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau menepati kebenaran, akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata, banyak kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti mahluk yang tidak berakal, hidup asal hidup, tidak menempati kebenaran.

11 Falsafah hidUP K.H. Ahmad Dahlan
Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin- pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Pelajaran terbagi atas dua bagian: 1) Belajar ilmu pengetahuan atau teori; (2) Belajar amal (mengerjakan, mempraktekkan). Semua pelajaran harus dengan sedikit demi sedikit, setingkat demi setingkat. Demikian juga belajar amal, harus dengan cara bertingkat, kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak perlu ditambah.

12 17 Kelompok ayat kajian k.h. Ahmad dahlan
Membersihkan diri sendiri, Al-Jâtsiyah ayat 23;  Menggempur hawa nafsu mencintai harta benda, al-Fajr ayat ;  Orang yang mendustakan agama, al-Mâ’ûn ayat 1-7;  Apakah artinya agama itu, al-Rûm ayat 30;  Islam dan sosialisme, al-Tawbah ayat 34-35;  Menggunakan waktu untuk ibadah, Surat al-‘Ashr ayat 1-3 ; 

13 17 Kelompok ayat kajian k.h. Ahmad dahlan
Iman/kepercayaan, al-‘Ankabût ayat 1-3; Amal sholeh, al-Kahf ayat 110 dan al-Zumar ayat 2;  Wa tawâshaw bil h aqq, Yûnus ayat 108, al-Kahf ayat 29, Muhammad ayat 3, al-An’âm ayat 116, al-Furqân ayat 44, al- Anbiyâ’ ayat 24,Yûnus ayat 32, al-Shaff ayat 9, al-Baqarah ayat 147, al-Anfâl ayat 8, al-Isrâ ’ ayat 81 dan al-Mu’minûn ayat 70;  Wa tawâshaw bish-shabri al-Ashr ayat 3;  Jihad, Âli ‘Imrân ayat 142.

14 17 Kelompok ayat kajian k.h. Ahmad dahlan
Wa anâ minal muslimîn, al-An’âm ayat ; Al-Birru, Âli ‘Imrân ayat 92;  Surat al-Qâri’ah ayat 6-11; Surat al-Shaff ayat 2-3; Menjaga diri, al-Ta h rîm ayat 6 ; dan terakhir. Apakah belum waktunya, surat al- H adîd ayat 16 .


Download ppt "KEMUHAMMADIYAHAN (Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google