Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIndra Lesmana Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
TEORI LOKASI Didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi. Atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (activity).
2
RUANG LINGKUP PENELAAHAN LOKASI
PENETAPAN LOKASI: MEKANISME PASAR PEMERINTAH KEGIATAN EKONOMI DITENTUKAN OLEH: A. RUMAH TANGGA : - PENJUALAN JASA TENAKER - KONSUMSI B, PERUSAHAAN SWASTA: - INPUT /BAHAN BAKU - PROSES PRODUKSI - DISTRIBUSI DAN PEMASARAN C. PEMERINTAH (LOCATORS)
3
FAKTOR-FAKTOR LOKASI ((Hoover dan Giarratani)
BAHAN BAKU (LOKAL INPUT) TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN, SEPERTI: LAHAN,AGROKLIMAT B. PERMINTAAN LOKAL (LOCAL DEMAND): PERMINTAAN THD OUT PUT TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN MISALNYA: PENAWARAN TK UNTUK PASAR LOKAL, TEMPAT PARKIR PADA RADIUS KECIL, BIOSKOP, PELAYANAN MASYARAKAT MISAL MESJID C. BAHAN BAKU YANG DAPAT DIPINDAHKAN (TRANSFERED INPUT) PERLU TRANSPORTASI (PERLU BIAYA TRANSPORT DARI LOKASI SUMBER BAHAN BAKU); SUKU CADANG DARI PERUSAHAAN PERAKITAN PERMINTAAN DARI LUAR (OUT SIDE DEMAND): PENJUALAN OUT PUT YANG DIANGKUT KE PASARPERLU BIAYA TRANSPORTASI JUGA
4
ORIENTASI LOKASI INDUSTRI
4 MACAM INDUSTRI DALAM PROSES INDUSTRIALISASI (NORTH) INDUSTRI YANG BERORIENTASI PADA BAHAN BAKU (MATERIALS ORIENTED INDUSTRY), MISAL: PABRIK GULA, RMU, PABRIK TEH (2) INDUSTRI JASA BAGI INDUSTRI EKSPORT PRODUKSI BAHAN BAKU ½ JADI UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI EKSPOR (3) INDUSTRI LOKAL (RESIDENTIARY INDUSTRIES) UNTUK KONSUMSI LOKAL (4) INDUSTRI YANG LOKASINYA TIDAK SANGAT BERGANTUNG PADA BIAYA TRANSPOR (FOOT LOOSE INDUSTRIES) ELEKTRONIK
5
TRANSPORT ORIENTED INDUTRIES: ADALAH INDUSTRI YANG BERORIENTASI PADA TRANSPORT
Rp ( Biaya transport) B C A A = PROPORSIONAL DENGAN JARAK B = ADA BIAYA TERMINAL C = ADA KENAIKAN BIAYA SEMAKIN BERKURANG
6
Misal industri tekstil
Rp Biaya transpor dan macam angkutan TRUK KERETA API KAPAL LAUT LABOUR ORIENTED: Misal industri tekstil AMENITY ORIENTATION: INDUSTRI YANG BERORIENTASI PADA KENYAMANAN DAN KEAMANAN, MISAL: LITBANG, INDUSTRI SENJATA POWER ORIENTATION: BERORIENTASI PADA TENAGA LISTRIK
7
FOOT LOOSE INDUSTRIES TREND, KARENA:
BIAYA TRANSPORT SEMAKIN MURAH UTK JANGKA PANJANG PROSES PRODUKSI EFISIEN, TEKNOLOGI (INPUT DAN MARKET ORIENTED)
8
TERDAPAT 3 Kelompok Pemikiran/Pendekatan Mengenai Teori Lokasi :
TEORI LOKASI UMUM TERDAPAT 3 Kelompok Pemikiran/Pendekatan Mengenai Teori Lokasi : Least Cost Theory Market Area Theory Bid Rent Theory LEAST COST THEORY: PELOPORNYA ALFRED WEBER (1909): ASUMSI: (a). Lokasi pasar dan sumber bahan baku telah tertentu, (b).Sebahagian bahan baku adalah localized materials, (c). Tidak terjadi perubahan tehnologi (fixed technical coefficients, (d). Ongkos transpor tetap setiap kesatuan produksi dan jarak. FAKTOR YG MEMPENGARUHI LOKASI INDUSTRI: BIAYA TRANSPORT BIAYA (UPAH) TENAKER KEKUATAN AGLOMERASI DAN DEGLOMERASI
9
X X M2 T a b c KONSEP LOCATIONAL TRIANGEL (WEBERIAN LOCATIONAL TRIANGEL ): BOBOT BAHAN BAKU LOKAL IM = BOBOT PRODUK AKHIR IM > 1 = PERUSAHAAN BERORIETASI PADA BAHAN BAKU IM < 1 = PERUSAHAAN BERORIENTASI PADA PASAR Mk Mk a T M1 M1 b c M2 Y Y Z Z Asumsi : BIAYA TRANSPORTASI BERTAMBAH SECARA PROPORSIONAL DENGAN JARAK ANGKUT. DIMANA: T LOKASI OPTIMUM M1 DAN M2 SUMBER BAHAN BAKU X,Y,Z BOBOT INPUT DAN OUT PUT a,b,c jarak lokasi input dan output
10
KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DENGAN ADANYA AGLOMERASI:
KEUNTUNGAN AGLOMERASI SOSIAL, KEUNTUNGAN UNTUK SELURUH KELOMPOK MASYARAKAT, MISALNYA PENYEDIAAN FASILITAS UMUM KEUNTUNGAN AGLOMERASI RUMAH TANGGA, KEUNTUNGAN HIDUP ATAU TINGGAL DI PERKOTAAN KEUNTUNGAN AGLOMERASI USAHA, KEUNTUNGAN YANG DITAWARKAN SATU TEMPAT TERTENTU BAGI PERUSAHAAN TEORI HOOVER (1948): MENGEMBANGKAN MODEL WEBER, TERUTAMA TERHADAP ASUMSI BIAYA: BIAYA TRANSPOR TIDAK PROPORSIONAL DENGAN JARAK, RAGAM BARANG, JENIS ANGKUTAN KELEMBAGAAN SANGAT MENENTUKAN LOKASI MISAL: PENETAPAN PAJAK LOKASI
11
2. Market Area theory PELOPORYA AUGUST LOSCH (1954): FAKTOR PERMINTAAN LEBIH PENTING ARTINYA DALAM PERSOALAN PEMILIHAN LOKASI. ASUMSI: (a). Konsumen tersebar secara merata keseluruh tempat, (b). Bentuk persamaan permintaan dianggap sama, dan (c). Ongkos angkut untuk setiap kesatuan produksi dan jarak adalah sama.
12
Market Area Theory Q F Rp AC R S AR Q P P O O B F’ F A
G6.: Kurva Permintaan (Losch) G5. Lokasi Optimum Berdasarkan Daerah Pasar G7. Demand Cone
13
BIAYA DAN PENDAPATAN HARUS DIPERTIMBANGKAN.
TEORI LOKASI OPTIMAL BUKANLAH LOKASI DENGAN BIAYA MINIMUM DAN PENDAPATAN MAKSIMUM TETAPI PERBEDAAN ANTAR KEDUANYA ISARD (1966) SETIAP KESEPAKATAN LOKASI MERUPAKAN SUATU PENYEIMBANG BIAYA YANG DIHADAPI DAN PENDAPATAN, PADA KEADAAN KETIDAKPASTIAN YANG BERBEDA-BEDA
14
Penelitian empiris pertama tentang teori area pasar dilakukan oleh Reilly (1929), dikenal dengan hukum Reilly yang berbunyi: lokasi perusahaan industri cenderung terkonsentrasi pada beberapa pusat sedangkan jumlah industri yang masuk ke konsentrasi tersebut sebanding dengan luas daerah pasar ( diukur dengan jumlah penduduk ) dan berhubungan terbalik dengan jarak antara pusat dengan daerah pinggiran daerah pasar. IMPLEMENTASI DARI GRAVITY MODEL DALAM ILMU SOSIAL
15
The Method (Spatial Analysis)
Gravity Models have been used in economics and social sciences since William Reily (Univ. of Texas) proposed the idea in 1929. Gravity Models have been traditionally used in retail studies, but recently in health care. Gravity Models allow for the measurement of spatial interaction as a function of distance. Economic Geography and other Spatial Sciences have been using gravity models for a long time to model spatial interaction. They are based on how Physics measures natural phenomena (space ship/ sound and light examples). 12
16
Original (Retail) Gravity Model
Interaction between two areas i and j Population of each area This is the formula for Reilley’s original gravity model. He was concerned with delineating market area polygons. An example would be that between Santa Fe and Albuquerque – perhaps at Budager’s. Distance between areas Distance exponent - the higher the greater the friction of distance 13
17
3. Bid Rent Theory Dipelopori oleh Von Thunen, menurut kelompok ini pemilihan lokasi perusahaan industri lebih banyak ditentukan oleh kemampuan perusahaan yang bersangkutan untuk membayar sewa tanah. Teori Bid Rent disusun atas beberapa asumsi tertentu yaitu : Tingkat kesuburuan tanah sama, Ditengah tanah tersebut terdapat sebuah pusat produksi dan konsumsi yang menggunakan hasil pertanian yang diproduksi didaerah sekitarnya, (c)Ongkos angkut sama untuk setiap kesatuan jarak produksi, (d)Harga barang produksi juga sama untuk setiap jenis produksi. (e)Tidak terjadi perubahan teknologi ( fixed technical coefficient).
18
Von Thunen (1826) Mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan pertanian atas dasar perbedaan sewa lahan (pertimbangan ekonomi). Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Von Thunen menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan. Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat pasar. Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram cincin. Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun apabila makin jauh dari pusat kota.
19
Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini, dibuat sebelum era industrialisasi, yang memiliki asumsi dasar sebagai berikut : Wilayah model yang terisolasikan (isolated state) adalah bebas dari pengaruh pasar-pasar kota lain, Wilayah model membentuk tipe permukiman perkampungan di mana kebanyakan keluarga petani hidup pada tempat-tempat yang terpusat dan bukan tersebar di seluruh wilayah, Wilayah model memiliki iklim, tanah, topografi yang seragam, atau uniform (produktivitas tanah secara fisik adalah sama), Wilayah model memiliki fasilitas transportasi tradisional yang relatif seragam, Faktor-faktor alamiah yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah konstan.
20
Berdasarkan asumsi tersebut, Von Thunen membuat kurva hubungan sewa tanah dengan jarak ke pasar sebagai berikut :
21
Dari gambar tersebut terlihat bahwa tingkat sewa tanah adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa tanah, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat pasar.
22
Biaya Transportasi LR Bid Rent Curve Pasar Jarak dari Pasar
Hubungan LR produksi pertanian dg biaya transportasi. Setiap komoditas memp. bid-rent curve tergantung karakteristik ko-moditas. Unit usaha susu mendekati pasar. Kentang dan kapas bisa jauh dari pasar. Location rent nilainya berkurang dengan makin jauh-nya jarak kegiatan ekonomi dr pasar atau core. Biaya transportasi meningkat dg makin jauhnya jarak kegiatan ekonomi dari pasar/core Jarak bisa diukur dengan cara fisik (satuan jarak) atau waktu tempuh dan biaya transportasi.
23
LR, Landuse, dan Land value
Isard (1956) : Mengembangkan pola penggunaan lahan di daerah perkotaan sbg pengembangan teori lokasi penggu-naan lahan pertanian. Alonso (1960) : Zonasi konsentrik penggunaan lahan dari pusat kota, dae-rah perkotaan, dan macam-macam pro-duksi pertanian menurut margin usaha menjadi atribut bagi hubungan Landuse dan Land value sbb : Landuse menentukan nilai tanah (land value), dan Nilai tanah (land value) mendistribusi-kan landuse, disebabkan perbedaan kemampuan membayar sewa tanah. Alonso (1964) : Mengembangkan teori pola penggunaan lahan berdasarkan konsep ekonomi atau location rent yang dikemukakan R.M Hurd (1924) dan R.M. Haigh (1926). Carter (1975) melakukan studi tentang Geographi Perkotaan.
24
LR Core d d Bid-Rent Curve Perdagangan Pemukiman Pertanian Industri
Dalam ruang wilayah perkotaan-hinterland, pola penggunaan tanah ditentukan oleh jarak lokasi kegiatan dari core meliputi daerah perdagangan (komersial), industri, permukiman, dan pertanian. Perdagangan mempunyai bid-rent curve yang curam, artinya lokasinya mendekati core, Industri dan permukiman lokasinya agak jauh dari core. Pertanian bid-rent curvenya landai artinya lokasinya jauh dari core.
25
KEMAMPUAN SEWA TANAH KURVA - A KURVA - B PASAR JARAK DR PASAR KURVA : PERMINTAAN ATAS TANAH UNTUK KEGIATAN YANG BERBEDA KEGIATAN A YANG TERCERMIN PADA KURVA PERMINTAAN ATAS TANAH MENUNJUKKAN KEMAMPUAN YANG LEBIH TINGGI MEMBAYAR SEWA DIBANDINGKAN DENGAN KEGIATAN B SAMPAI PADA TITIK T, LEBIH MENUNJUKAN KEGIATAN A LEBIH UNGGUL. SETELAH TTIK T, KEGIATAN B YANG UNGGUL
26
POLA PENGGUNAAN TANAH KETERANAGAN : P PASAR PUSAT INDUSTRI
1 2 3 4 5 6 7 P GAMBAR : DIAGRAM LINEAR VON THUNEN KETERANAGAN : P PASAR PUSAT INDUSTRI PERTANIAN INTENSIF WILAYAH KOTA PERTANIAN EKSTENSIF PETERNAKAN PEMBUANGAN SAMPAH SEWA TANAH DAPAT MEMPENGARUHI JENIS KEGIATAN BERLOKASI SEWA TANAH SEMAKIN TINGGI DIPUSAT KOTA DAN AKAN SEMAKIN MENURUN BILA SEMAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA HARGA TANAH ADALAH SEMAKIN TINGGI PADA JALAN-JALAN UTAMA
27
Meskipun model Von Thunen dapat dikatakan masih sangat sederhana, tetapi sumbangan pemikirannya terhadap ilmu pengembangan wilayah adalah cukup penting, yaitu mengenai penentuan kawasan (zoning) menurut berbagai jenis kegiatan usaha (pertanian). Perkembangan teori Von Thunen: Harga tanah adalah tinggi di jalan2 utama dan akan makin rendah apabila menjauh dari jalan utama.
28
Teori Christaller (1933) Menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem geometri, di mana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti dan model ini disebut sistem k = 3. Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.
29
. KEGIATAN TEMPAT SENTRAL, MEMPUNYAI:
CHRISTALLER (1933) diterjemahkan oleh C.W. Baski pada tahun 1966 TEORI TEMPAT SENTRAL (CENTRAL PLACE THEORY (CPT) KONSEP DASAR CPT: WILAYAH YANG DILAYANI TEMPAT SENTRAL MERUPAKAN WIL AYAH KOMPLEMENTER TEMPAT SENTRAL TEMPAT SENTRAL, MELAYANI WILAYAH TERLUAS DAN SEBALIKNYA BATAS PELAYANAN, DIGAMBARKAN SEBAGAI JANGKAUAN TIAP KONDISI PERMINTAAN DAN KONSUMSI THD KOMODITI DI SENTRAL TGT PADA DISTRIBUSI KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KONSENTRASI PENDUDUK . KEGIATAN TEMPAT SENTRAL, MEMPUNYAI: BATAS AMBANG PENDUDUK (THRESHOLD POPULATION) JANGKAUAN PASAR : JARAK YANG MAU DITEMPUH KONSUMEN UNTUK MEMPEROLEH PELAYANAN ATAU KOMODITI. BERDASARKAN EFISIENSI SISTEM PELAYANAN TIMBUL SISTEM TEMPAT SENTRAL DENGAN ORDE TINGGI DAN RENDAH
31
D.M. Smith MEMPERKENALKAN TEORI LOKASI MEMAKSIMUMKAN LABA DENGAN MENJELASKAN KONSEP AVERAGE COST (BIAYA RATA-RATA) DAN AVERAGE REVENUE (PENERIMAAN RATA-RATA) YANG TERKAIT DENGAN LOKASI. DENGAN ASUMSI JUMLAH PRODUKSI ADALAH SAMA MAKA DAPAT DIBUAT KURVA BIAYA RATA-RATA (PER UNIT PRODUKSI) YANG BERVARIASI DENGAN LOKASI. SELISIH ANTARA AVERAGE REVENUE DIKURANGI AVERAGE COST ADALAH TERTINGGI MAKA ITULAH LOKASI YANG MEMBERIKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL.
32
McGrone (1969) BERPENDAPAT BAHWA TEORI LOKASI DENGAN TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN SULIT DITANGANI DALAM KEADAAN KETIDAKPASTIAN YANG TINGGI DAN DALAM ANALISIS DINAMIK. KETIDAKSEMPURNAAN PENGETAHUAN DAN KETIDAKPASTIAN BIAYA DAN PENDAPATAN DI MASA DEPAN PADA TIAP LOKASI, BIAYA RELOKASI YANG TINGGI, PREFERENSI PERSONAL, DAN PERTIMBANGAN LAIN MEMBUAT MODEL MAKSIMISASI KEUNTUNGAN LOKASI SULIT DIOPERASIKAN.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.