Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRatna Rachman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Bimbingan Tugas Akhir Program (TAP) Pertemuan ke 5
Selamat Datang dalam Bimbingan Tugas Akhir Program (TAP) Pertemuan ke 5 Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Terbuka (UT)
2
Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Produktif
Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai teori/pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Teori dan pendekatan tersebut, antara lain belajar aktif, belajar kreatif, pendekatan konstruktif, serta belajar kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap teori/pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas serta menghasilkan sesuatu sebagai produk yang bersumber dari pemahaman siswa terhadap konsep yang sedang dikaji. 1. Belajar Aktif Belajar hanya terjadi jika siswa aktif, dalam arti siswa terlibat optimal secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran. Siswa tidak menjadi penonton yang selalu menerima pertunjukkan yang disuguhkan oleh guru, tetapi menjdi pelaku utama dalam pembelajaran
3
Pembelajaran Kreatif dan Produktif
2. Pendekatan Konstruktivisme Asumsi dasar yang melandasi pendekatan ini adalah pembelajaran harus menekankan pada “pembentukan makna” oleh siswa karena belajar mempersyaratkan self regulation and the building of conceptual structure through reflection and abstraction. Ini berarti bahwa siswa harus mampu mengonseptualisasikan pengetahuan melalui refleksi dan abstraksi. Hal ini hanya mungkin terjadi bila siswa mendapat kesempatan yang luas atau memadai untuk menjelajahi lingkungan sumber belajar yang memungkinkan terjadinya interaksi. 3. Belajar Kooperatif dan Kolaboratif Baik belajar kooperatif maupun belajar secara kolaboratif mempunyai dampak pengiring yang hampir sama dalam hal membentuk kemampuan bekerja sama, berdisiplin, dan bertanggung jawab. Di samping itu, bekerja dalam kelompok akan memungkinkan para siswa berbagi informasi dan pengalaman, meningkatkan keterampilan bersosialisasi dan berkomunikasi antarpribadi, serta mengembangkan kepekaan. Perbedaan antara keduanya adalah pada struktur kegiatan. Belajar kooperatif menuntut kerja kelompok dalam bentuk tatap muka dengan kegiatan yang lebih terstruktur, seperti diskusi kelompok kecil, sedangkan belajar kolaboratif lebih leluasa karena kelompok dapat mengerjakan tugas secara lebih independen.
4
Pembelajaran Kreatif dan Produtif
4. Belajar Kreatif Untuk menjadi kreatif, seperangkat persyaratan harus dipenuhi. Erwin Segal (dalam Black, 2003) menyatakan bahwa untuk menjadi kreatif, seseorang harus mempunyai komitmen yang tinggi, kemampuan bekerja keras, bersemangat, dan percaya diri. Dalam situasi kelas, kreativitas dapat dikembangkan melalui kegiatan curah pendapat, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tanpa rasa takut dan mempercayai atau meyakinkan pendapatnya, serta mengajukan pertanyaan terbuka. Semua ini akan mungkin terjadi jika suasana kelas kondusif, serta guru dan siswa bebas melakukan eksplorasi atas topik kurikulum. Kreativitas dalam bidang akademik hanya mungkin ditumbuhkan jika guru mampu memosisikan diri sebagai fasilitator dengan merancang tugas-tugas yang menuntut siswa menghasilkan sesuatu yang baru (orisinal, asli), memilih dan merancang tugas sendiri, melakukan independent study atau melakukan satu percobaan/eksperimen (Torrance&Golf).
5
Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
1. Perubahan Pola Pikir (Mind-Set) Perubahan pola pikir yang mendasar sehingga guru yang mulanya menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber bagi siswa kini berubah menjadi guru sebagai fasilitator yang wajib menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan para siswa mampu melakukan eksplorasi, interpretasi, dan kreasi sehingga menghasilkan produktif yang kreatif. Tugas utama guru bukan lagi mengajar, tetapi memfasilitasi terjadinya belajar pada diri siswa. 2. Pemahaman Konsep yang Benar Guru hendaknya mempelajari dengan cermat hakikat model pembelajaran kreatif dan produktif serta mengadakan/latihan mensimulasikan langkah-langkah penerapannya sehingga sempurna dalam penyampaian konsep dan tercapainnya kompetensi siswa.
6
Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
3. Keyakinan pada Potensi Siswa Student Centered Learning Keyakinan terhadap kemampuan yang siswa memiliki akan membuat guru percaya dan mau mengubah paradigma yang menganggap guru sebagai sumber informasi satu-satunya. Sehingga peran guru bukan lagi sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu kepada siswa, tetapi lebih sebagai fasilitator dan motivator yang menyiapkan kondisi belajar yang kondusif sehingga mampu mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai kegiatan eksplorasi, diskusi.
7
Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
4. Kreativitas Kreativitas sangat dituntut terutama dalam merancang berbagai kegiatan dan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan pada tahap eksplorasi dan interpretasi. Makin kreatif seorang guru maka makin kaya variasi kegiatan yang dapat dirancangnya sehingga makin kaya variasi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan. 5. Kurikulum yang Fleksibel Dengan pengorganisasian kurikulum secara fleksibel sehingga perhatian guru dan siswa dapat difokuskan pada topik-topik yang memerlukan kajian intensif sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Tentu hal ini juga dikaitkan dengan perkembangan minat dan kebutuhan dalam lingkungan sekolah.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.