Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D."— Transcript presentasi:

1 Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D.
Filsafat Ilmu Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D.

2 Filsafat dan karakteristiknya (1)
Pemikiran yang sistematis, logis, adekuat, applicable dan mendasar. Filsafat adalah pemikiran yang mendasar atau mengakar atau radikal (radix = akar), sampai pada pertanyaan tentang “ada” (being). Tak boleh ada yang diasumsikan (dlm ilmu pengetahuan boleh ada asumsi). Tak boleh ada yang dipercaya begitu saja.

3 Filsafat dan karakteristiknya (2)
Sistematis: bagian-bagiannya saling berhubungan satu sama lain Logis: hubungan antar bagian itu bersifat logis, mengikuti kaidah logika. Adekuat: bertolak dari pengalaman manusia Applicable : dapat diterapkan dalam pengalaman manusia (meskipun tak langsung, mis teori atom dari Herakleitos, abad 6 S.M.) Filsafat spt kapal terbang (Whitehead)

4 Cabang-cabang filsafat
Filsafat Ada (Ontology, Metaphysics) Filsafat Ketuhanan (Theodicy, Philosophy of God) [apa beda ilmu kalam atau teologi dengan filsafat?] Filsafat Alam (Cosmology) Filsafat Manusia (Philosophy of Man) Filsafat Pengetahuan (Epistemology, Philosophy of Mind) Filsafat Estetika (Aesthetics) Etika (Ethics)

5 Filsafat Pengetahuan Filsafat tentang Pengetahuan secara umum: misalnya Rasionalisme, Empirisme, Intuisionisme (Emotivisme), Pragmatisme. Filsafat tentang Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan: Positivisme, Positivisme logis (Neopositivisme), Kritisisme-logis, Historis-relativisme (Postmodernisme)

6 Filsafat Pengetahuan: Rasionalisme
Rasionalisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari rasio (akal budi), bukan pertama-tama dari pengalaman. Pengalaman hanya memberi data. Dari mana diperoleh pengetahuan bahwa “Semua manusia akan mati”, “Setiap matahari terbit di timur”, “Setiap apel yg lepas dari ranting akan jatuh” dsb.

7 Filsafat Pengetahuan: Empirisme
Pengetahuan yang benar berasal dari pengalaman (experience, experiment) “Tak mungkin mencebur dua kali ke sungai yang sama” (David Hume)

8 Filsafat pengetahuan: intuisionisme
Pengetahuan yang benar itu ialah pengetahuan yang “enak”, “pas”, “nyaman”, “membahagiakan”, “menenteramkan”.

9 Filsafat pengetahuan: pragmatisme
Pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang bermanfaat, yang menghasilkan sukses “Tak penting kucing hitam atau putih, yang penting dapat menangkap tikus” (Deng Xiao-ping)

10 Pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah
Ilmu pengetahuan Non-ilmiah, mis ngelmu

11 Pengetahuan ilmiah atau bukan?

12 Filsafat ilmu pengetahuan, pengantar
Dalam logika dibedakan: konsep, proposisi, penalaran. Konsep: gambar dalam pikiran yang sering diacu oleh kata-kata berbeda. Dlm kerja ilmiah namanya “definisi”. Proposisi (pernyataan): menghubungkan konsep dengan konsep (S is P); memiliki nilai kebenaran Penalaran: Menghubungkan proposisi dengan proposisi dalam relasi yang logis (nalar, masuk akal)

13 Filsafat Ilmu Pengetahuan: Positivisme
Pendiri: Auguste Comte ( ) Dlm sejarah penget ilmiah dibedakan 3 fase: teologi, metafisik, positif. Dlm ilmu positif, pernyataan (proposisi) hrs berdasar kenyataan (fakta, data pengalaman). Pada zaman teologi: pernyataan ilmiah tak boleh bertentangan dg pernyataan iman (firman Tuhan)

14 Neopositivisme Lingkaran Wina
Tokoh: Moritz Schlick ( ), Alfred Ayer ( ) Disebut Viener Circle (Wiener Kreiss) krn mulai muncul dalam temu ilmiah di rumah Schlick Konsep penting: pernyataan meaningful dan prinsip verifikasi Disebut juga Positivisme-logis

15 Prinsip verifikasi dari Neopositivisme
Prinsip verifikasi: suatu pernyataan (proposisi) adalah bermakna (meaningful) bila ada apa-apa (sesuatu) dalam kenyataan yang dapat dipakai untuk menyatakan proposisi itu benar atau salah Pernyataan (proposisi) yg meaningful adl yang memiliki truth value yang nilainya 1 (bila sesuai dg kenyataan) dan 0 (bila tidak sesuai dg kenyataan)

16 Positivisme logis dan Induksi
Positivisme logis mendukung penalaran induktif, yaitu penalaran yang bergerak dari proposisi yang khusus atau terbatas menuju ke proposisi yang umum Contoh: para mahasiswa yang sudah makan apel bilang bahwa apel yang hijau dan keras itu masam. Saya mencoba sebuah apel yang hijau dan keras ternyata juga masam (Verifikasi). Saya simpulkan: semua apel yang hijau dan keras itu masam

17 Positivisme-logis dan Induksi
Positivisme logis mendukung penalaran induktif, yaitu penalaran yang bergerak dari proposisi yang khusus atau terbatas menuju ke proposisi yang umum Contoh: H: “Bila kurs rupiah turun, volume ekspor komoditas batik Indonesia naik”. Tugas penelitian ilmiah ialah membuktikan bhw proposisi H benar, ada korelasi negatif antara kurs rupiah dg volume ekspor komoditas batik

18 Kritisisme Logis Pendiri: Karl Popper (1902-1994)
Mengritik prinsip verifikasi (Neopositivisme) dan menggantinya dg prinsip falsifikasi (kritisisme logis) Teori ttg 3 Dunia

19 Prinsip falsifikasi Karl Popper
Kerja ilmiah bukanlah untuk mencari pembenaran (verifikasi) suatu proposisi, melainkan berusaha menggugurkan proposisi (falsifikasi) Kalau yang ada adl proposisi “Semua angsa itu putih”, maka ilmu haruslah mencari angsa hitam, satu saja sudah cukup.

20 Mengapa prinsip verifikasi dianggap salah?
Karena prinsip verifikasi mengandalkan penalaran induktif. Verifikasi itu dirumuskan sebagai berikut: 1) Dalam beberapa kasus pada hari-hari hujan (bila hari hujan), jalanan basah 2) Hari ini jalanan basah 3) Maka hari hujan Ternyata: hari ini jalanan basah, karena disiram Falsifikasi: bukan membuktikan hari ini jalanan basah, tetapi membuktikan hari ini jalanan tidak basah

21 Penelitian ilmiah mnrt Popper
“Bila kurs rupiah turun, volume ekspor komoditas Indonesia naik” Verifikasi: membuktikan bahwa pada 2009, ketika rupiah turun, volume ekspor batik naik. Falsifikasi: membuktikan bahwa pada 2009, ketika rupiah turun, volume ekspor batik malah turun. Jadi hipotesis “rupiah turun, ekspor batik naik” keliru (false)

22 Kritisisme logis dan Deduksi
Kritik thd Positivisme logis: Induksi itu tidak sahih dan memuat psikologisme (lompatan dari pengalaman ke proposisi yg mulai dg “semua” itu berdasar pada ekspektasi psikologis). Ini berhubungan dg pembagian antara Dunia 1, Dunia 2, dan Dunia 3 Induksi mencampuradukkan Dunia 2 dengan Dunia 3.

23 Teori tiga dunia Popper
Dunia 1: Dunia fisik, alam. Dunia 2: Manusia beserta proses psikologisnya Dunia 3: Pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

24 Postmodernisme Thomas Kuhn (1922-1996)
Terkenal dg konsepnya “paradigma” dan kritiknya thd Neopositivisme maupun Kritisisme-logis

25 Paradigma Paradigma: bebek atau kelinci? Mana yang benar? Apa ukurannya? Data: paruh atau telinga? Paruh memfalsifikasi paradigma kelinci tetapi memverifikasi paradigma bebek. Lalu apa artinya verifikasi dan falsifikasi?

26 Contoh 2 paradigma yg berbeda
Paradigma Adam Smith dan kapitalisme Masyarakat terdiri dari individu, merupakan kumpulan individu Individu bertindak sesuai dg kepentingan masing-masing Paradigma Karl Marx Masyarakat terdiri dari kelas-kelas: borjuis (kapitalis) dan buruh Individu bertindak sesuai dengan kepentingan kelasnya

27 McGregor Paradigma X In this theory, which has been proven counter-effective in most modern practice, management assumes employees are inherently lazy and will avoid work if they can and that they inherently dislike work. As a result of this, management believes that workers need to be closely supervised and comprehensive systems of controls developed Paradigma Y In this theory, management assumes employees may be ambitious and self-motivated and exercise self-control. It is believed that employees enjoy their mental and physical work duties Ini sesuai dg piramida Abraham Maslow dan teori 2 faktor dari Frederick Herzberg

28 Paradigma Menjadikan suatu disiplin ilmu sbg “normal science”
Normalitas itu ditandai: teori besar (mis Maslow, McGregor dll), masalah-masalah penelitian (spt “puzzle”), buku teks (mis Kotler utk pemasaran, Littlejohn utk komunikasi dsb), komunitas dan penguasa (para profesor) Implikasi utk menulis tesis/disertasi

29 Sejarah disiplin ilmu Tahap “extraordinary science”: belum ada paradigma tunggal Tahap “normal science”: diterima paradigma tunggal Tahap “scientific revolution”: paradigma tunggal menemui “anomali”


Download ppt "Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google