Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MEMBANGUN UMAT BERIMAN MENURUT KONSILI VATIKAN II (K.V.II)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MEMBANGUN UMAT BERIMAN MENURUT KONSILI VATIKAN II (K.V.II)"— Transcript presentasi:

1 MEMBANGUN UMAT BERIMAN MENURUT KONSILI VATIKAN II (K.V.II)
A. Dasar Dokumen KV. II : Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa ini (Gaudium et Spes, )  GS. Konstitusi Dogmatik tentang Gereja (Lumen Gentium, ) Theolog Amerika Avery Dulles : Lumen Gentium tidak definitif, artinya LG tidak mensakralkan ajaran-ajaran masa lampau, namun LG sebagai batu loncatan merubah masa mendatang menjadi suci, termasuk 15 Dokumen KV.II lainnya. Bdk. Model-model Wahyu dan Model-model Gereja oleh Avery Dulles  berpikir secara komprehensif. Dokumen Federation of Asian Bishop’s Conference : Pembangunan Umat Beriman di Asia berdasar GS, LG, dan Eklesiologi khas Asia (1990 di Bandung dilanjutkan 1995 di Manila)  Evangelisasi baru berawal dengan pertobatan pribadi, dengan cara, upaya, kerja/kinerja, penampilan baru dalam konteks budaya dan Agama-agama besar di Asia.

2 B. Uraian * Maksud K.V.II : Mengadakan pembaharuan mengenai kehidupan dan misi Perutusan Gereja (Agiornamento). Dasar prinsip pembaharuan adalah kembali kepada ajaran-ajaran Tradisional asal, Tradisi Gereja Perdana dan Tradisi Rasul-rasul Paham Gereja sebagai Umat Allah menurut pandangan Alkitab  Go Back to The Bible. Menghindarkan Gereja dari paham Theologi Scholastik Thomis berbahu Hellenis yang abstrak dan dichotomis. Mengakui pentingnya aspek historis  duniawi adalah penting untuk kehidupan dan misi perutusan Gereja : Jangan mengabaikan hal-hal duniawi dengan menganggapnya tidak suci.

3 Dunia materi adalah bayang-bayang Dunia Ide
Mengakarkan kembali ajaran-ajaran iman di dalam hidup dan misi perutusan Yesus Kristus. Sebab sejak awal Medium abad III s/d abad 19 hidup dan misi Gereja berbau Hellenisme, terutama dipengaruhi oleh filsafat kafir Yunani, antara lain : Plato : Dunia materi adalah bayang-bayang Dunia Ide  Realitas yang senyatanya ada, bersifat materialistis Plotinos : Dunia Ide dan Dunia Materi berada dalam kesatuan Hirarkis  Dualisme dichotomis (paham mendua sekaligus pemisahan Dunia Ilahi dengan Dunia Manusiawi)

4 Ad B. a) Pandangan Gereja mengenai Dirinya didasarkan pada pandangan yang ada dalam Kitab Suci (biblis). Tidak lagi menerima Gereja sebagai societas perfecta (Masyarakat yang sempurna) menurut Theologi Thomis KV II : Paham Gereja mengenai Dirinya adalah Umat Allah sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Suci. Gereja adalah Umat Allah milik Yahwe merupakan satu keluarga yang anggota-anggotanya adalah anak-anak Allah lelaki dan perempuan yang hidup dalam kesatuan dan cinta kasih serta mempunyai hak dan tanggung jawab sama dalam mengemban tugas misi Kristiani (Tri Tugas Kristus di dunia)  Menentang budaya feodalisme dari struktur masyarakat hirarkis

5 Milik Yahwe (YHWH)  Yahwe selalu punya relasi pribadi dengan UmatNya, yang sangat dikasihi  secara konkrit terwujud dalam Diri Yesus Kristus, Sang Imanuel (MT 1, 23)  Raja Israel bukan pengertian politis. Keluarga Yahwe adalah orang-orang yang sangat membutuhkan : Kaum miskin, tertindas, pendosa, imigran/pengungsi, yatim piatu, janda / duda, lansia, marginal / sampah masyarakat, tuna susila, penderita kusta. Yahwe bergelar Hamba orang-orang miskin atau sebagai Ibu yang penuh belas kasih  Hati Yahwe memihak kaum miskin, lemah, sengsara (Option of the Poor)

6 Ad. B. b) Gereja dan Sejarah Umat Manusia berhubungan korelatif Fakta abad-abad Gereja cenderung mengisolasi diri memisahkan dari Dunia, sebab Dunia dianggap sebagai tempat berbahaya, penuh dosa Timbul spiritualitas Gereja melarikan diri dari kehidupan Dunia nyata  Gereja menjadi Getto. Gereja tidak bisa merasakan / mengalami apa yang Dunia merasakan/mengalaminya . Akibatnya Gereja menjadi tidak dibutuhkan bagi kehidupan manusia, sebab spiritualitasnya bersifat dualisme spiritualistis (semangat religius dipertentangkan dengan semangat duniawi) Bdk. Buku Imitatio Christi oleh Thomas a Kempis.  Untuk menjadi suci wajib menyangkal dunia dengan segala kesia-siaannya.

7 KV II Mendobrak isolasi :
Pandangan dan sikap Gereja berbau filsafat kafir Plato dan Plotinos dilepaskan, sebab menyebabkan Gereja terasing dari Dunia.  Paham dualisme dichotomis ditanggalkan (paham mendua sekaligus memisahkan Dunia Ilahi dengan Dunia Manusiawi) Gereja bersikap mengutuk pandangan / sikap / perilaku yang mendasarkan diri pada dualisme dichotomis sebagai kesesatan yang cukup gawat pada zaman sekarang (GS. No. 43) KV II memberlakukan ajaran Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia dewasa ini (Gaudium et Spes) berisi :

8 Pemberian bimbingan, bantuan, arahan dalam mengelola kehidupan dan misi Gereja di dalam Dunia Modern, lihat GS. No. 1 : “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Tidak sesuatupun yang sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati mereka ……. Persekutuan mereka itu mengalami dirinya berhubungan erat dengan Umat manusia serta sejarahnya.” Hubungan erat antara Gereja dengan segenap keluarga Bangsa-bangsa dipelihara dan dikembangkan.

9 GS No. 3 : Pentinglah solidaritas dan kasih penuh hormat kepada seluruh Umat Manusia.
Teknis pelaksanaan : Gereja bersedia mengadakan Dialog-dialog dalam pelbagai bidang kehidupan :  Sosial edukasi, sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik, hubungan antara Agama dan Kepercayaan, psychotropica dan Narkoba, gender, etika medis terkait dengan bioteknik organ tubuh manusia dan lain-lain.

10 Ad. B. c) Mengakarkan kembali ajaran-ajaran iman pada hidup dan tugas perutusan Yesus Kristus Inti pokok ajaran-ajaran iman Kristiani bersumber pada kebenaran-kebenaran Kristus : Yesus adalah Putra Allah (Yes 9 : 5; Yoh 1 : 14, 18) Ajaran Yesus tentang Doa Bapa Kami (Lk 11 : 2-4; Mt 6 : 9-13) Yesus, Pengantara Tunggal (Yoh 14 : 6; 10 : 9-17; Tim 2 : 5) Hukum Cinta Kasih Yesus (Mrk 12 : 30-31; Lk 10 : 27) Yesus adalah Kerajaan Allah (Lk 11 : 20; Lk 7 : 21; Mt 24 : 23-28)

11 Fokus hidup Yesus adalah mewartakan Kerajaan Allah, yang adalah DiriNya sendiri (Manusia Yesus diRajai Kristus Yang adalah Allah) Manusia individual / kolektif dapat mengalami Kerajaan Allah dengan memberi kesaksian hidup Kristiani kepada orang-orang lain. Gereja sebagai Umat Allah dipanggil dan diutus untuk menegakkan Kerajaan Allah dengan membangun komunitas beranggotakan orang-orang yang mengalami Kerajaan Allah dan mewartakannya kepada orang-orang lain (tugas misioner) Sasaran tugas pewartaan Gereja : Orang-orang yang membutuhkan, terutama : kaum miskin, tertindas, pendosa, penderita sakit, tawanan, pengungsi, marginal yang dianggap sampah masyarakat.

12 Kebenaran-kebenaran Kristus mematahkan theologi mengenai Allah yang penuh dengan distorsi (kacau tanpa konsistensi) yang diajarkan Kaum Yudaisme dengan tokoh-tokohnya : Pharisi, Imam-imam Saduki, Ahli-ahli Taurat, yang mengembangkan theologinya sejak pembuangan Babylonia, sebagai berikut : Allah hanya mengasihi orang-orang yang benar (saleh), artinya yang taat dan melaksanakan Hukum Taurat secara harafiah. Tolok Ukur orang-orang saleh adalah : berumur panjang, kaya raya, sehat, banyak anak, status sosial tinggi. Sebaliknya orang-orang pasti dikutuk oleh Allah adalah : miskin, umur pendek, menderita penyakit akut / kronis, mandul, janda / duda, yatim-piatu, kemalangan-kemalangan lainnya yang dianggap sebagai Hukuman dari Allah. Bdk. Yesus rela wafat disalib untuk menyelamatkan manusia sesuai Rencana Ilahi

13 C. Tugas Umat Kristiani sekarang :
Hidup menurut pola Yesus Kristus : Membangun komunitas dan masyarakat yang inklusif sebagai tanda kehadiran Kristus : mengembangkan pluralisme. Membebaskan diri dari pandangan / sikap dualisme - spiritualistis dan mulai menghayati spiritualitas Yesus yang bersifat holistik (untuk umum) : inkarnatoris (tidak ekstim duniawi / tidak ekstrim rohani), kontemplatif (berdoa / bersemuka dengan Allah), sakramental (utamanya menyambut Kristus dalam Ekaristi). Berinkulturasi, intinya berusaha hidup solider merasa senasib sepenanggungan dengan sesama, dalam upaya membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, aman dan damai, penuh kasih suka cita.

14 Hayati dialog kehidupan tiga arah :
Dobrak sekat-sekat pemisah kehidupan antara imam, biarawan-wati, awam dengan menciptakan masyarakat yang berdasar nilai-nilai kristiani (nilai-nilai Kerajaan Allah) : - hidup berkelimpahan (Yoh 10 : 1) - hidup dalam keharmonisan (bdk. Yes 11 : 1-9) Dialog dengan kaum miskin yang berdomisili di sekitar Anda. Dialog dengan budaya masyarakat setempat. Dialog dengan agama-agama lain.  Dialog-dialog tersebut bukan bersifat taktik, melainkan mencerminkan cara hidup sebagai orang Kristiani


Download ppt "MEMBANGUN UMAT BERIMAN MENURUT KONSILI VATIKAN II (K.V.II)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google