Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

5 TUGAS GEREJA “SEBAGAI PEMBANGUNAN JEMAAT”

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "5 TUGAS GEREJA “SEBAGAI PEMBANGUNAN JEMAAT”"— Transcript presentasi:

1 5 TUGAS GEREJA “SEBAGAI PEMBANGUNAN JEMAAT”
RD Rudy Hartono

2 ARUS SEKULARISASI YANG MERAJALELA
Sikap pasif dalam kegiatan Gereja / Umat Basis Spiritual, tetapi tidak Religius - Klenik Ibadat hanya sebagai Ritual Keagamaan Fundalmentalisme yang menyerang iman Katolik Sikap Pragmatis: Kawin Campur dan perceraian Menurunnya pendidikan & kualitas iman dalam keluarga Gaya hidup konsumtif dan hedonis Media Digital & Internet yg ekspansif

3 KOINONIA (PERSEKUTUAN)
TUGAS GEREJA LEITURGIA (LITURGI) KOINONIA (PERSEKUTUAN) KERIGMA (PEWARTAAN) DIAKONIA (PELAYANAN) MARTYRIA (KESAKSIAN)

4 Perkenalan atas identitas lapangan. Orientasi Penelitian
Enam Proyek Pembangunan Jemaat Perencanaan Pelaksanaan Stabilisasi setiap tahap yang telah ditemukan selalu harus dirumuskan sebagai refleksi.

5 Beberapa langkah… Perkenalan Orientasi Perencanaan Pelaksanaan
Penelitian Stabilisasi

6 PERKENALAN PERKENALAN: mulai dengan perkenalan global medan pastoral. Diperhatikan konteks masyarakat dan gerejawi via sarana pengamatan dan wawancara Contoh: Anton –peneliti: Stase dilakukan di salah satu wilayah dari paroki –stasi St Alfonsus (Nandan) dari paroki Induk St Albertus Magnus (Jetis). Stasi Nandan terletak 8 km sebelah utara kota Yogyakarta. Lingkupnya rural yang masih kuat ditentukan oleh budaya Jawa. Menurut pekerjaan, komposisi penduduk terdiri atas pegawai negeri rendah, karyawan bank, guru, pedagang, petani buruh yang tidak tanah sendiri serta sopir taksi. Refleksi: dari pengalaman orientasi lapangan ini muncul betapa majemuknya masyarakat Indonesia sebagai konteks pembangunan jemaat.

7 ORIENTASI Mulai diarahkan pada jemaat dengan perkenalan anggota dan masalahnya. Diteliti pula kesanggupan mereka melakukan perubahan. Contoh: Anton peneliti> masalah yang dipantau di stasi Alfonsus menyangkut surutnya partisipasi pada pertemuan-pertemuan.Pengaruh lingkungan Islam besar. Daya gerak orang juga besar sehingga orang tidak mudah mengikat diri pada paroki. Refleksi: kunjungan keluarga condong dipergunakan sebagai sarana mengumpulkan informasi. Orang tidak terbiasa dengan cara ini karena dapat dipakai sebagai sarana kontrol oleh para pejabat gereja.

8 PENELITIAN Di fase ini rumusan masalah diperdalam dan dicarikan pemecahannya. Informasi dari fase orientasi sangat diperlukan dalam fase penelitian ini. Contoh: Anton> kurangnya partisipasi di stasi Alfonsus ada kaitannya dengan cara berpartisipasi para warga asli setempat. Mereka mencaplok segala-galanya dan tidak memberikan banyak peluang kepada kaum pendatang untuk melibatkan diri pada hidup gerejawi. Anton berusaha membenahi soal iklim dlm stasi ini. Refleksi: dimana tradisi gerejawi dapat diungkapkan?dimanakah teologi rakyat? Kesibukan mereka dalam rejeki sehari-hari menyita perhatian proyek ini.

9 PERENCANAAN Merupakan peralihan dari penelitian ke pelaksanaan. Cita-cita yang sifatnya lurus perlu dituangkan dlm tujuan-tujuan konkrit dan terjangkau. Contoh: Anton> agar stasi ini mewujudkan iklim terbuka yang memberi peluang bagi penduduk asli dan pendatang. Rencana: perencanaan bersama, bertemu wilayah, melaporkan hasil penelitian,menawarkan rencana ke wilayah, pertemuan dengan dewan wilayah, pertemuan dengan anggota wilayah, rumuskan program. Refleksi:

10 PELAKSANAAN Fase ini untuk mewujudnyatakan proyek-proyek serta program-program yang diusulkan. Contoh: Anton> membuat langkah pelaksanaan pertama segala kegiatan difokuskan pada tema perkembangan iman dan rasa kebersamaan. Kedua, meneruskan kegiatan ini plus liturgi rumah, ketiga dikoordinir oleh dewan wilayah. Refleksi: kelompok sel-sel merupakan sistem mencapai perubahan-perubahan.

11 STABILISASI Langkah ini merupakan sebuah evaluasi serta menetapkan syarat-syarat agar hasil yang telah dicapai dapat diteruskan post penelitian. Contoh: Anton> telah terjadi perlambatan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan ke 5 dan 6 karena sesudah paskah mulai berfungsi pengurus wilayah yang baru. Diperkirakan tidak menimbulkan kesulitan, maka besarlah kesanggupan untuk berubah. Refleksi:Apakah ideal tentang partisipasi secara penuh dapat dikembangkan dalam konteks modernisasi yang masyarakatnya majemuk? Apakah prioritas pembangunan jemaat?

12 BEC= Komunitas Basis Gerejani
BASIC dipahami sebagai akar rumput (sosiologis), prinsip fundamental ajaran Kristiani (teologi) plus dipahami sebagai jaringan vital. ECCLESIAL: kumpulan orang beriman kepada Yesus Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus, dipersatukan dengan Gereja lokal dan universal. COMMUNITY: sebuah persahabatan yang vital antar anggota, menampilkan solidaritas, dan saling membantu, hidup berdasar pedoman bersama dan komitmen bersama, saling mengenal permasalahan hidup dan mengatasinya bersama-sama.

13 KOMUNITAS BASIS GEREJANI
Adalah himpunan umat dalam jumlah yang kecil (15-20 orang). Membentuk komunitas di tingkat basis. Mengadakan pertemuan secara rutin sebagai anggota komunitas. Mengadakan doa bersama, bermenung dan bersharing Kitab Suci bersama Mengemukakan permasalahan pribadi Dan mencari jalan keluar berdasarkan tuntunan firman Tuhan untuk keselamatan di antara mereka. Hidup solidaritas, persaudaraan sejati, dan relasi kuat.

14 CARA BARU HIDUP GEREJA KBG sebagai a new way of being church.
Mampu memberi warna baru dalam kehidupan menggereja. Cara lama: klerus dan parokial…Hierarki. Cara baru: gereja tingkat basis dan pusatnya adalah Umat Allah dalam kesatuan persekutuan berkomunitas. Titik temu berbagai ekklesiologis yang efektif menyangkut hidup, pemahaman hidup dan visi teologis Gereja saat ini.

15 TERIMA KASIH


Download ppt "5 TUGAS GEREJA “SEBAGAI PEMBANGUNAN JEMAAT”"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google