Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDoddy Hartanto Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Dosen : Soni Nopembri, M. Pd Oleh : Ahmad Rifai ( 10604224077 )
Upaya Guru Penjas Orkes Dalam Mengajarkan Pendidikan Seks Usia Dini Siswa Kelas Atas Di SDN se – Kecamatan Grobogan Dosen : Soni Nopembri, M. Pd Oleh : Ahmad Rifai ( )
2
Bab I ( Latar Belakang Masalah )
Permasalahan : Upaya guru penjas orkes dalam mengajarkan pendidikan seks usia dini. Alasan : Karena saya ingin mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru penjas orkes dalam mengajarkan materi pendidikan seks usia dini .
3
Bab II ( Kajian Pustaka )
Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Menurut Masnur Muslich ( 2008 : 8 ), Guru adalah ujung tombak pembelajaran bagi siswa. Dikatakan “ ujung tombak “ karena di pundak gurulah keberhasilan dari proses pembelajaran dipertaruhkan. Menurut Sukintaka ( 2001 : 28 ), Pendidikan Jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, melalui aktifitas jasmani yang disusun secara sistematik untuk menuju manusia indonesia seutuhnya. Menurut Agus S.Suryobroto ( 2001: 1). Guru pendidikan jasmani yang cakap adalah guru yang mempunyai kompetensi. Jadi guru pendidikan jasmani merupakansalah satu jenis jabatan profesional di dalam bidang kependidikan. Sebagai jabatan, guru pendidikan jasmani harus dipersipkan melalui pendidikan dalam jangka waktu tertentu dengan seperangkat mata kuliah sesuai dengan jenjangnya. Pendidikan yang dimaksud adalah untuk mendidik calon guru pendidikan jasmani yang kelak mampu melaksanakan tugas secara profesional.
4
lanjutan 2. Hakekat Upaya
Menurut Poerwadarminta ( 1996 : 132 ) Upaya adalah usaha ( syarat ) untuk menyampaikan suatu maksud yang berupa akal maupun pikiran. Sedangkan menurut Sudirman N, dkk ( 1992 : 50 ) Upaya dapat juga dikatakan usaha, dimana dengan berusaha dan berupaya diharapkan dapat memberikan hasil yang telah ditetapkan.
5
lanjutan 3. Hakekat Pendidikan Seks
Menurut M. Roqip ( 2008 : 4 ) mendefinisikan pendidikan seks merupakan upaya transfer pengetahuan dan nilai ( knowledge and value ) tentang fisik – genetik dan fungsinya khususnya yang terkait dengan jenis ( sex ) laki – laki dan perempuan sebagai kelanjutan dari kecenderungan primitif makhluk hewan dan manusia yang tertarik dan mencintai lain jenisnya. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah – masalah seksual yang diberikan pada anak dalam usaha menjaga anak terbebas dari kebiasaan yang tidak islami serta menutup segala kemungkinan ke arah hubungan seksual terlarang.
6
lanjutan 4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ( SD )
Menurut Andi Mappiare ( 1982 : 48 – 67 ) ciri – ciri anak usia 8 – 12 tahun atau disebut juga dengan remaja awal adalah : Pertumbuhan dan perkembangan fisik ( pada laki – laki mulai menunjukan penonjolan otot pada dada, lengan paha, betis yang mulai nampak, dan pada wanita mulai menunjukan mekar tubuh yang membedakan dengan kanak – kanak, pada masa akhir remaja awal sudah mulai muncul jerawat ). Seks ( sudah ada rasa tertarik pada lawan jenis, terutama pada masa akhir remaja awal ). Otak ( pertumbuhan otak anak wanita meningkat lebih cepat pada usia 11 tahun dibandingkan dengan otak pria ). Emosi ( usia ini anak peka terhadap ejekan – ejekan atau kritikan yang kurang berkenan terhadap dirinya, dan gembira saat mendapat pujian, karena masa ini anak belum dapat mengontrol emosi dengan baik ). Minat / cita – cita ( minat bersosial, minat rekreasi, minat terhadap agama, minat terhadap sekolah sangat kuat dan meningkat ). Pribadi, sosial dan moral ( remaja putri sering kali menilai dirinya lebih tinggi dan remaja pria menilai lebih rendah, sudah mulai dapat mengetahui konsep – konsep yang baik dan buruk, layak dan tidak layak ).
7
lanjutan Penelitian yang Relevan
Oleh Sapto Nugroho Agung .S ( 2009 ) yang berjudul “ Upaya Guru Penjas Dalam Meningkatkan Usaha Kesehatan Sekolah di Sd N Se – Kecamatan Sungailiat Bangka “. Oleh Agus Tri Hartanto ( 2009 ) yang berjudul “ Upaya Guru Dalam Pencegahan Cedera Pada Pembelajaran Sepakbola Di SMP Negeri Se – Kabupaten Banjarnegara “. Oleh Wina Rahayu ( 1995 ) yang berjudul “ Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pendidikan Seks dan Minat Terhadap Pendidikan Seks Dengan Kesiapan Perkawinan Pada Mahasiswi Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan FIP IKIP Yogyakarta Angkatan 1990 – 1994 “.
8
Bab III ( Metodologi Penelitian )
Desain Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel Penelitian :Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu Upaya Guru Penjas. Teknik Pengumpulan Data : Disini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi
9
Kisi - Kisi Variabel Faktor Indikator No. Butir
Upaya Guru Penjas Orkes Dalam Mengajarkan Pendidikan Seks Usia Dini Siswa Kelas Atas Di SDN se – Kecamatan Grobogan Tujuan Alasan teknik Pendidikan seks harus memberikan informasi yang tepat Pendidikan seks harus menunjukan sikap toeransi Pendidikan seks harus dirancang untuk menunjukan pemecahan masalah sosial Pendidikan seks seharusnya merupakan komunikasi yang terbuka Untuk memahami dirinya Mengajarkan tentang tingkah laku Membantu anak memahami perbedaan prilaku Mengetahui perbedaan anatomi Memberi penjelasan proses perkembangan tubuh Memberi pemahaman tentang fungsi anggota tubuh Mengajarkan nama – nama yang benar setiap bagian tubuh Membiasakan pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin 3
10
Sekian dan Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.