Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN
Nurjanah
2
Yang akan kita pelajari
Aspek Sosial Aspek Budaya Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia dalam kesehatan Social Learning Theory
3
PENGANTAR Faktor sosial budaya pengaruhi kesehatan
Manusia adalah mahluk sosial Manusia adalah mahluk berbudaya Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia
4
Aspek Sosial Budaya mencakup ilmu:
Sosiologi Antropologi Psychology Ilmu sosial lain (ekonomi, komunikasi massa, hukum, dll)
5
Masyarakat GL Gillin & JP Gillin :
Kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh sistem adat istiadat tertentu (Koentjaraningrat) Kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi, dan perasaan persatuan yang sama (Gillin & Gillin) Elements of society : Social unity Social institutions
6
Ciri dari masyarakat Adanya sejumlah orang
Tinggal dalam suatu daerah tertentu Mengadakan hubungan satu sama lain yang teratur Membentuk sistem hubungan antar manusia Terikat karena kepentingan yang sama
7
Ciri dari masyarakat Tujuan bersama dan bekerja sama
Adanya perasaan solidaritas Sadar adanya saling ketergantungan Membentuk norma-norma Membentuk kebudayaan bersama
8
Unsur-unsur Masyarakat
Kesatuan Sosial Bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dalam kehidupan masyarakat meliputi: kerumunan, golongan dan kelompok Pranata Sosial Himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
9
Fungsi Pranata Sebagai pedoman bertingkah laku Menjaga keutuhan
Sebagai sistem pengendalian sosial
10
Pengertian Norma 1. Cara (usage) 2. Kebiasaan (folkways)
Bentuk perbuatan antar individu Penyimpangan berakibat celaan 2. Kebiasaan (folkways) Bentuk perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama Lebih mengikat daripada ‘cara’
11
Pengertian Norma 3. Tata Kelakuan (mores) 4. Adat Istiadat (customs)
Kebiasaan yang dianggap cara berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur Pelanggaran akan dihukum 4. Adat Istiadat (customs) Tata kelakuan yang kekal serta kuat intgrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat Pelanggaran akan menerima sanksi keras
12
Cara Pengendalian Sosial
Mempertebal keyakinan akan kebaikan norma Memberi penghargaan bagi yang taat Mengembangkan rasa malu bagi mereka yang menyimpang Menimbulkan rasa takut Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang tegas
13
Aspek Sosial apa saja yang mempengaruhi kesehatan ?
14
BUDAYA Asal kata “budhayah” (Sansekerta) : bentuk jamak dari budi atau akal Kebudayaan : hal-hal yang bersangkutan dengan akal Kluckhohn mengumpulkan 160 definisi kebudayaan
15
BUDAYA Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Koentjaraningrat, 1996
16
THE UNIVERSAL ELEMENTS OF CULTURE
Cultural elements that always be found in all culture in the world : 1. Religiosity system 2. Community organizations system 3. Knowledge system 4. Language 5. Art 6. Livelihood 7. Technology & equipment Makin sulit dirubah
17
Wujud Kebudayaan Bentuk kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan Bentuk kompleks dari aktifitas kelakukan berpola Bentuk kompleks dari benda hasil karya manusia
18
Kenapa petugas kesehatan harus belajar sosial budaya?
Most of the health behavior related with socio-cultural elements
19
Konsep Mempelajari Budaya
Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang dipelajari) Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan Unsur kebudayaan saling kait mengait
20
Socio-cultural aspect that influence healthy behavior and health status
Age Sex Job Socio-economic etc
21
Social Factors that influence to health behavior (H
Social Factors that influence to health behavior (H. Ray Elling, GM Foster) Self concept Group’s image Individual identification toward their social group
22
Cultural aspect that influence health status
The influence of tradition The influence of fatalistic attitude The influence of ethnocentric attitude The influence of the esteem status The influence of norm The influence of value The influence of cultural elements that learned in the beginning of socialization process The influence of innovation consequences
23
Perubahan Sosial Budaya
Perubahan yang CEPAT atau LAMBAT Pengaruhnya BESAR atau KECIL Perubahannya TERENCANA atau TIDAK TERENCANA
24
THE REQUIREMENT OF INOVATION:
Perceived need to change of the community The change must be understand and controlled by the community The change can be learned The change giving the benefit in the future The change do not alter the individual prestige and groups
25
The basic condition of individual to have willingness to change their health behavior (GM Foster)
Individuals should be aware of the need for change Individuals must get the information about how is the need can be fulfilled Individuals know where is the service, that need can be fulfilled and cost Individuals do not get the negative punishment
26
Social Learning Theory
27
Sebelum kita lanjutkan…
Sebutkan dua perilaku yang menurut anda mungkin anda pelajari dari melihat orang lain Sebutkan dua perilaku yang menurut anda tidak dapat dipelajari dengan cara ini
28
PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions)
Bandura’s Triadic Model of Reciprocal Determinism PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Self Efficacy Outcome Expectation Reinforcement BEHAVIOR ENVIRONMENT
29
4 Principles of Observational Learning
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN 4 Principles of Observational Learning 1. Manusia dapat belajar dengan cara mengamati perilaku orang lain 2. Belajar dapat muncul tanpa adanya perubahan perilaku yang nampak. 3.Reinforcement berperan dalam proses belajar (but NOT the same role as in behaviorism). 4.Proses kognitif berperan dalam proses belajar Some things you learn cause a change in your beh immediately, others not. If we learned the building was on fire, we might change our beh immediately. If we learned about the effects of fire, it might affect our beh in the future when confronted with a fire. We’d know to stay out of the elevators which are chimneys and take the wide open stairs quickly. We might also know this and never, ever demonstrate this. If not caught in a fire, we never demonstrate what we know but we still know it. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
30
Beyond Reinforcement External reinforcement bukan satu-satunya cara untuk mencapai, mempertahankan atau mengubah perilaku Kita juga dapat belajar dengan cara mengamati (observing), membaca (reading), atau mendengarkan (hearing) tentang perilaku orang lain Kita mengembangkan “anticipated consequences” untuk perilaku kita (Bahkan untuk perilaku yang kita tidak pernah terlibat di dalamnya) Kemampuan kognisi kita memberi kemampuan untuk insight dan melihat ke masa depan (foresight)
31
INDIVIDU MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BELAJAR DARI ORANG LAIN
OBSERVATIONAL LEARNING MODELING IMITATION INDIVIDU MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BELAJAR DARI ORANG LAIN
32
Modeling Kita mempelajari lebih banyak hal yang kita lakukan melalui pengamatan dan pembicaraan dengan orang lain (models), daripada melalui pengalaman pribadi Kita mengembangkan gambaran kognitif tentang bagaimana melakukan suatu perilaku melalui modeling, dan menggunakan gambaran ini sebagai panduan kita untuk perilaku yang akan datang
33
Desain Penelitian Bandura Ross & Ross The BOBO doll study (1961)
Subjek:72 anak (Stanford University nursery school), 36 lelaki & 36 perempuan Usia antara bulan (rerata 52 bulan)
34
Bandura et al., 1961 2 4 6 8 10 12 model rewarded punished lelaki perempuan Anak-anak memperhatikan model berperilaku agresif terhadap Bobo doll Kemudian model diberi reward atau diberi punishment Kemudian anak-anak dibuat frustrasi dan dibiarkan diberi jalan masuk ke ruangan yang memiliki berbagai permainan termasuk Bobo doll
36
Hasil Penelitian Bandura :
Anak-anak dengan contoh model/kondisi agresif meniru banyak perilaku agresif fisik dan verbal dari model Mereka juga menirukan perilaku non-aggressive model Anak-anak dalam kondisi Non- aggressive hanya menirukan sedikit perilaku yang dicontohkan model (70% tidak menirukan apa-apa) NON-IMITATION Anak-anak dalam kondisi agresif memperlihatkan banyak perilaku agresif yang baru (non-imitative/non-copied)
37
HasilPenelitian Bandura Ross & Ross The BOBO doll study (1961)
Anak-anak dalam kondisi non-agresif melakukan banyak hal untuk bermain ataupun tidak melakukan apa-apa Anak lelaki menirukan lebih banyak perilaku agresif fisik (but not verbal) Anak lelaki lebih agresif setelah melihat model lelaki agresif Anak perempuan lebih agresif setelah melihat model perempuan agresif Kesimpulan: belajar dapat dilakukan melalui observasi (no classical or operant conditioning) Anak-anak cenderung belajar dari model yang memiliki kesamaan gender
38
PERAN MODELS MODEL STATUS, POWER, & PRESTIGE MODEL COMPETENCE
MODEL SIMILARITY MASTERY vs COPING MODELS MODEL CREDIBILITY MODEL ENTHUSIASM (passion?) MODELING AND GENDER
39
Proses Dasar Observational Learning
1. Attentional Processes (Memperhatikan dan merasakan secara akurat perilaku model) 2. Retention Processes(mengingat-ingat perilaku model) 3. Motor Reproduction Processes (menerjemahkan kode-kode simbolik memori tentang perilaku model ke dalam pola-pola respon yang baru) 4. Motivational Processes (Jika reinforcement positif tersedia, akan memperkuat perilaku yang ditiru)
40
Types of Reinforcement
Vicarious reinforcement: seseorang dapat belajar dengan mengobservasi perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut Perilaku tidak ditentukan semata-mata oleh direct reinforcement Jenisnya: Vicarious positive reinforcement Vicarious punishment Self-reinforcement Memberi hadiah atau hukuman pada diri sendiri jika berhasil/ gagal mencapai standar pribadi
41
Empirical Evidence of Observational Learning
Anak-anak yang melihat orang dewasa berperilaku agresif mungkin memandang perilaku agresif sebagai hal yang positif (misal: mengharap reinforcement positif dari perilaku tersebut), sehingga meniru perilaku agresif itu Bandura & Huston, 1961 Anak anak meniru perilaku agresif model dengan kehadiran model Bandura, Ross, & Ross, 1961 Anak-anak meniru perilaku agresif model di setting baru, jauh dari model Bandura, Ross, & Ross, 1963 Anak-anak meniru perilaku agresif model di film
42
Bandura et al., 1963 Will children imitate a film-model’s aggressive behavior?
Subjects 48 anak lelaki dan 48 anak perempuan (Stanford U Nursery School) Rerata umur 4.3 tahun Exposure to an aggressive model (4 conditions) Mengamati model dewasa yang berperilaku agresif Mengamati model & perilaku yang tapi di film Mengamati perilaku yang sama yang dilakukan karakter kartun Control group (tidak melakukan pengamatan)
43
KADANG IMITASI DAPAT MERUSAK
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN KADANG IMITASI DAPAT MERUSAK Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
44
The Process of Imitation involves…
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN The Process of Imitation involves… Memperhatikan “model” Mengkoding perilaku ke dalam memory Mengambil perilaku dari memory Melakukan perilaku yang dicontohkan Peranan hadiah (incentives) Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
45
Kita belajar dari mengamati orang lain
Memunculkan perilaku yang sesuai pada waktu yang tepat: Self-Regulation Kita belajar dari mengamati orang lain Kenapa kita tidak selalu mengikuti perilaku yang kita lihat? Kita menentukan perilaku apa yang akan disimpan dan kapan menggunakannya dengan menggunakan: symbolic thought (“apakah tujuan jangka panjangku?”) emotion (“damn that Bobo doll!!!”) self-regulation (“Saya sangat ingin meninju dosen saya itu, tapi saya perlu nilai A, jadi…”)
46
Self-Regulation and Cognition
Kita dapat berlatih mengendalikan perilaku kita melalui pengaturan diri (self regulation) Manusia bukan budak pengaruh lingkungan Manusia mempunyai kehendak bebas (free will) Kognisi membuat kita dapat menggunakan pengalaman terdahulu (bukannya trial-and-error), untuk meramalkan konsekuensi dari tindakan, dan kemudian berperilaku atas dasar hal tersebut Self-Regulation membuat kita memilih perilaku yang membantu kita menghindari hukuman dan bergerak ke arah tujuan jangka panjang
47
PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions)
Bandura’s Triadic Model of Reciprocal Determinism PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Self Efficacy Outcome Expectation Reinforcement BEHAVIOR ENVIRONMENT
48
Contoh Triadic Reciprocity: Behavior, the Person, & the Environment
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Contoh Triadic Reciprocity: Behavior, the Person, & the Environment Seorang anak lelaki yang menyukai acara TV yang bermuatan kekerasan (person variable) memilih untuk menghabiskan sore harinya untuk menonton tayangan kekerasan (an environment variable) [P→E]. Ketika memperhatikan dengan penuh perhatian (a behavior variable), anak lelaki itu mempelajari satu cara baru untuk menyerang orang lain dan juga belajar bahwa agresivitas biasanya memberikan hasil (mendapat apa yang mereka inginkan) [B→P]. Harapan yang baru diperoleh ini (a person variable) kemudian dapat mengarahkan anak lelaki itu untuk mencoba mempraktekkan perilaku agresif yang baru dipelajarinya tadi…[P→B] Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
49
INTERNAL SELF-REGULATION
Individu memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku mereka sendiri
50
SUBFUNCTIONS OF SELF-REGULATION
SELF-OBSERVATION (self-monitoring) PERFORMANCE JUDGMENT (dibandingkan dengan referensi) SELF-REACTION (self-satisfaction, self-worth, distress)
51
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN
Self-regulation 1. Self-observation. Mengetahui pencapaian kita sendiri dapat membantu meningkatkannya. Contoh: Memberi tanda bintang untuk semua tugas yang dikerjakan, mencatat semua buku yang kita baca, mencatat berapa kilometer kita berlari… 2. Performance judgement Dapat menilai diri sendiri dibandingkan dengan standard kita ataupun model. Standar tinggi yang tidak realistik dapat menyebabkan kecemasan 3. Self reaction Menentukan konsekuensi untuk diri sendiri Self-Monitoring is observing oneself in action. Note how often you are doing something-also positive things-can change the beh. Either raise it or lower it depending. All of these help us increase the beh. please read the book on this as she give a great deal of detail. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
52
A Self-Process: Self-Reinforcement/Punishment
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN A Self-Process: Self-Reinforcement/Punishment Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
53
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN
Aplikasi Premack Principle (Grandma’s rule): menggunakan aktivitas yang lebih disukai sebagai reward untuk aktivitas yang tidak terlalu disukai. Kerjakan dulu PR matematikamu, setelah itu kamu baru boleh membaca majalah kesukaanmu Keep in mind these are all tasks, not something they nec want to do, but something they want to do more than the first. So, for example, doing laundry is easy for me and has some pleasurable moments. Thus, I might mop the floor first and then do the laundry, using the laundry to reward the first task. This is task on task and is NOT a reward per se. There are some masochistic women out there who do in fact want to mop floors, but I am not one of them. This is not do the floor and then you can lay in the hammock. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
54
Individu memiliki kemampuan untuk melakukan refleksi diri
SELF-REFLECTION Individu memiliki kemampuan untuk melakukan refleksi diri
55
SELF-EFFICACY “Self-efficacy adalah kepercayaan dalam diri seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan memutuskan sumber-sumber tindakan yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang akan datang.” Bandura, 1986
56
PSIKOLOGI kEPRIBADIAN
SELF-EFFICACY PENGALAMAN KEBERHASILAN (MASTERY EXPERIENCE) DARIMANA ASALNYA? PENGALAMAN YANG SEOLAH DIALAMI SENDIRI (VICARIOUS EXPERIENCE) DORONGAN SOSIAL (SOCIAL PERSUASIONS) KONDISI FISIOLOGIS (PHYSIOLOGICAL STATES) Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti
57
Tahap perkembangan modelling
Modelling berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan tingkat umur dan kematangan Bayi & anak-anak perilakunya dikuatkan oleh stimuli fisik langsung seperti: makanan, hukuman atau kasih sayang Semakin tua umur, reinforcement diasosiasikan dengan tanda persetujuan dari model dan sebaliknya
58
Memodifikasi perilaku yang telah dipelajari
Psikologi Kepribadian II PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Memodifikasi perilaku yang telah dipelajari Menangani simtomnya = menangani gangguannya Guided participation: Prosedur modelling dengan melihat perilaku model kemudian ikut berpartisipasi aktif melakukan perilaku dengan model Covert modelling: modelling dengan hanya membayangkan apa yang dilakukan model Desensitisasi modelling: mengajari klien untuk menguasai tingkah laku yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Dimulai dengan relaksasi mendalam kemudian klien diminta menirukan perilaku model secara bertahap Pertemuan ke-8/Mira Aliza R Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti 58
59
Cari Contoh Kasus !
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.