Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Universitas Pelita Harapan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Universitas Pelita Harapan"— Transcript presentasi:

1 Universitas Pelita Harapan
Kasus Aku Penderita Fobia Nama : Sigit Wisnu Tamtomo NIM : Magister Pendidikan Universitas Pelita Harapan

2 Kasus Kusni adalah putra asli suku Iban, salah satu suku Dayak di kalimantan barat. Kusni sekolah di SD Swasta, Sanggau Ledo Kalimantan Barat yang mayoritas murid-muridnya adalah suku Dayak. Kusni masuk sekolah pada usia 6 tahun dengan pencapaian prestasi yang cemerlang. Pada saat kusni kelas 2 SD, terjadi konflik berdarah antara suku Dayak dan Madura.

3 Kasus Pasca konflik, kusni sempat berhenti sekolah selama 1 tahun dan pindah kota Singkawang Alasan untuk pindah karena rumah mereka dibakar dan ayahnya dibunuh dalam konflik tersebut. Pada mulanya kusni tidak berniat untuk melanjutkan sekolahnya.Atas desakan ibunya, akhirnya dia mengikuti kehendak ibunya. Kusni masuk sekolah di SD Swasta yang ada di kota itu dan mengulang di kelas 2.

4 Kasus Kusni mengalami kesulitan bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya. Dia menjadi sangat sensitif, cepat tersinggung dan emosi yang meledak-ledak. Tak jarang dia pulang dengan kondisi badan yang sudah lembam akibat berkelahi dengan temannya. Selain itu dia juga sering menyendiri dan menangis pada saat istirahat jam sekolah. Prestasi sekolahnya menurun dan kusni tidak naik kelas. Akhirnya dia pindahkan ke sekolah negeri.

5 Kasus Pada saat perkenalan di kelas, tiba-tiba kusni berteriak histeris ketakutan dan sejak itu dia tidak mau masuk sekolah. ( Setelah ditelurusi, ternyata mayoritas murid-murid di sekolah tersebut dari suku Madura ) Segala macam upaya dilakukan agar dia mau kembali ke sekolah, tetapi hasilnya nihil. Karena keterbatasan dana untuk pindah sekolah lain, akhirnya kusni tidak melanjutkan sekolahnya. Saat ini kusni sudah berumur 20 tahun dan sekarang dia berprofesi sebagai pemulung.

6 Uraian Masalah ( Describe )
Awalnya Kusni adalah anak yang berprestasi. Setelah konflik berdarah antara suku Dayak dan Madura terjadi, Kusni mengalami perubahan dalam hal : Behavior ( Suka berkelahi dengan teman-temannya ) Socioemotional ( menarik diri dari pergaulan, sensitif, cepat tersinggung, emosi yang meledak-ledak, menangis, ketakutan) Cognitive ( prestasi belajarnya sangat menurun, sampai akhirnya tidak naik kelas ) Motivation ( Tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan sekolah, akhirnya dia menjadi seorang pemulung )

7 Menjelaskan Penyebab Masalah ( Explain )
Perubahan yang terjadi ( behavior, socioemotional, cognitive, motivation ) sebagai akibat traumatik yang terjadi di masa lalu. Timbulnya kepahitan dalam diri akibat peristiwa yang menyebabkan orang yang dicintai meninggal. Melampiaskan kemarahan dan kesedihan atas peristiwa yang tidak bisa diterima. Munculnya ketakutan yang luar biasa pada saat berada di komunitas yang majemuk. Bisa diambil kesimpulan bahwa Kusni menderita Fobia.

8 Definisi Fobia adalah perasaan takut yang irasional yang menyebabkan kesadaran untuk menghindar dari obyek ketakutan spesifik, aktivitas atau situasi. Fobia sosial, juga disebut sebagai gangguan cemas sosial, adalah gangguan cemas yang termasuk didalamnya distress yang hebat terhadap situasi umum. Individu dengan fobia sosial secara khas mengalami panik selama berhubungan sosial.

9 Definisi Fobia, satu bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat penderitanya selalu ketakutan ketika berhadapaan dengan sesuatu yang sebenarnya bukanlah ancaman. Jika tidak ditangani dengan benar, fobia bisa mengganggu kehidupan.

10 Landasan Teori Teori Psikoanalisa Sigmund Freud
Fobia atau Hysteria‑Ansietes merupakan manifestasi dari konflik Oedipal yang tidak terselesaikan. Fobia berkembang dari pengalaman tidak menyenangkan dimasa kanak-kanak yang berhubungan dengan sesuatu yang menakutkan. Pengalaman ini lalu tersimpan dalam memori alam bawah sadar; dan ketika ada faktor pencetusnya, ketakutan itu akan muncul kembali.

11 Landasan Teori Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Misalnya, orang yang pernah digigit anjing ketika kecil mungkin akan memiliki fobia terhadap semua jenis anjing yang ditemuinya ketika ia dewasa, dan reaksinya bisa semakin bertambah parah seiring perjalanan waktu.

12 Avoidance Conditioning
Landasan Teori Teori Behavioral : Avoidance Conditioning Formulasi Avoidance Conditioning dilandasi oleh teori dua faktor yang diajukan oleh Mowrer (1974) dan menyatakan bahwa fobia berkembang dari dua rangkaian pembelajaran yang saling berkaitan: pertama, melalui classical conditioning seseorang dapat belajar untuk takut pada stimulus netral jika stimulus tersebut dipasangkan pada suatu kondisi. Kedua, seseorang dapat mengurangi rasa takut yang dikondisikan tersebut dengan melarikan diri dari stimulus netral tersebut.

13 Modeling Landasan Teori
Teori Behavioral : Modeling Selain belajar untuk takut terhadap sesuatu sebagai akibat pengalaman yang tidak menyenangkan, ketakutan dapat dipelajari dengan meniru reaksi orang lain. Pembelajaran terhadap rasa takut dengan mengamati orang lain secara umum disebut sebagai vicarious learning.

14 Diathesis Landasan Teori Teori Behavioral :
Timbul rasa cemas terhadap kemungkinan munculnya kejadian traumatis yang sama pada masa mendatang. Dengan demikian, suatu diathesis kognitif-meyakini bahwa kejadian traumatis yang sama akan terjadi pada masa mendatang-mungkin merupakan hal penting dalam terbentuknya fobia. Kemungkinan diathesis lain adalah adanya riwayat yang menunjukan ketidakmampuan mengendalikan lingkungan.

15 Terapi Fobia Pendekatan Biologis Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat- obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine Valium dan Xanax (alprazolam). Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi.

16 Pendekatan Humanistik
Terapi Fobia Pendekatan Humanistik membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.

17 Pendekatan Psikodinamika
Terapi Fobia Pendekatan Psikodinamika Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.

18 Pendekatan-Pendekatan belajar :
Terapi Fobia Pendekatan-Pendekatan belajar : Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar: Pemaparan Gradual, Rekonstruksi Pikiran, Flooding, Terapi Kognitif, Terapi Kognitif Behavioral (CBT)

19 Terapi Fobia Pemaparan Gradual
Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar.

20 Terapi Fobia Rekonstruksi Pikiran Membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya.

21 Terapi Fobia Flooding Individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.

22 Terapi Fobia Terapi Kognitif
Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional.

23 Terapi Kognitif Behavioral ( CBT )
Terapi Fobia Terapi Kognitif Behavioral ( CBT ) Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.

24 THANK YOU


Download ppt "Universitas Pelita Harapan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google