Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTEM SOSIAL EKONOMI BARU UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTEM SOSIAL EKONOMI BARU UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN"— Transcript presentasi:

1 SISTEM SOSIAL EKONOMI BARU UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Endah Murniningtyas Co-Chair of Independent Global Scientist/Expert for Global Sustainable Development Report 2019* Ketua PERHEPI dan Ketua Komda PERHEPI DKI Jakarta * Independent Global Scientists/Experts from 15 different Countries. Co-Chair: Indonesia and Swiss. Serving from

2 1. KITA SUDAH HARUS MELAKUKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pertambahan penduduk: pangan, ruang utk produksi, hunian dan transportasi terus bertambah SEMENTARA: Ruang dan sumberdaya alam terbatas jumlahnya (tanah, air dan udara bersih), biodiversity Tingkat keuntungan usahatani menurun sementara biaya meningkat Polusi dan praktek tidak ramah lingkungan (di pertanian, industri dan aktivitas lain pada umumnya) terus terjadi  sudah membebani kita: dampak terhadap kualitas lahan, air dan udara – contoh dampak kebakaran hutan. Mati dan punahnya biodiversity yang sangat berharga utk ekosistem dan rantai kehidupan dan tidak terbarukan/puhak. Internalisasi dampak lingkungan sudah harus dilakukan.

3 2. APAKAH KITA BELUM MULAI DAN CUKUP BERTINDAK?
NAMUN SUDAH MULAI: Langkah sporadis, tidak berlanjut dan tidak ada konsistensi Kita masih melihat berbagai kelakuan yang tidak ramah lingkungan: (i) individu dan rumah tangga; (ii) lembaga; (iii) pelaku usaha. Kita masih melihat berbagai pelanggaran lingkungan Masih ada gap yang lebar antara ide dalam pembangunan, regulasi dan praktek di lapangan  hasil tidak signifikan dan dampak masih belum ada perubahan. Tingkat MAKRO: pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan sudah di arustamakan (mainstreaming) ke dalam RPJMN : (i) di sasaran nasional; (ii) sektor2. Tingkat MEDIUM: (i) UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan LH; (ii) kita sudah punya regulasi untuk ISPO, good agriculture practices (GAP), eco-label/SVLK untuk kayu kita TINGKAT MIKRO: praktek pertanian organik, proses produksi hijau sudah ada di tingkat produksi

4 Sustainable well-being (ecological economics)
3. KITA HARUS BERUBAH Mainstream economic model (neo-classical economics) Green growth (environmental economics) Sustainable well-being (ecological economics) GDP tinggi dan terus tumbuh – akan menyelesaikan semua masalah Pasar akan menyelesaikan alokasi sumberdaya: sumberdaya alam dpaat disubstitusi dan pasar akan menyelesaikan batas volume sumberdaya (alokassi yang efisien); kemiskinan akan diselesaikan melalui mekanisme pasar (melalui Tax)] Sehingga: peran Pemerintah minimal TAPI: ternyata pertumbuhan terjadi namun kemiskinan menningkat juga; sumberdaya alam habis dan masalah lingkungan tidak terselesaikan. Kita tetap tumbuh namun dengan masalah lingkungan yang rendah/terkendali Karena pasar idak menyelesaikan semua perlu isntrumen lain beyond market Pemerintah perlu campur tangan menyelesaikan eksternalitas (internalisasikan maslaah lingkungan dan natural capital) Kemiskinan harus diatasi secara “pro poor” Pertumbuhan diiringi dengan pengendalian masalah lingkungan dan sosial Mengutamakan prinsip bahwa alam memiliki batas Pemerintah berperan sentral dalam mengelola “common assets”

5 SDGs disepakati oleh negara-negara di PBB pada bulan September 2015.
4. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DICERMINKAN DALAM TARGET DAN INDIKATOR TERUKUR: SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS/SDGs (TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN) SDGs disepakati oleh negara-negara di PBB pada bulan September 2015. SDGs: 17 GOALs, 169 TARGETs dan >200 indikator Prinsip: Transformasi; Inklusif –semua negara, semua pelaku (Pem, LSM, Swasta/pelau usaha, Parlemen, akademia) No one left behind (tidak ada individu yang ditinggalkan).

6 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN - SDGs
PEOPLE PLANET PROSPERITY PEACE PARTNERSHIP ERADICATING POVERTY IN ALL ITS FORMS AND DIMENSIONS COMBATING INEQUALITY WITHIN AND AMONG COUNTRIES PRESERVING PLANET CREATING SUSTAINED, INCLUSIVE AND SUSTAINABLE ECONOMIC GROWTH FOSTERING SOCIAL INCLUSION PEOPLE: determined to end poverty and hunger, in all their form and their dimensions and to ensure that all human being can fulfill their potential in dignity and equality and in a healthy environment PLANET determined to protect the planet from degradation, including through SCP, sustainably managing its natural resources and taking urgent action on climate change, so that it can support the needs of the present and future generations PROSPERITY: determined that all human beings can enjoy prosperous and fulfilling lives and economic, social and technological progress occurs in harmony with nature PEACE: determined to foster peaceful, just and inclusive societies which are free from fear and violence. There can be no sustainable development without peace and no peace without sustainable development PARTNERSHIP: determine to mobilize the means required to implement this Agenda, through a revitalized Global Partnership for SD, based on a spirit of strengthened global solidarity, focused in particular on the needs of the poorest and most vulnerable and with the participation of all countries, all stakeholder and all people The inter linkages and integrated nature of SDG are of crucial importance in ensuring that the purpose of the new Agenda is realized. If we realize our ambitions across the full extent of the Agenda, the lives of all will be profoundly improved and our world will be transformed for the better. ALL COUNTRIES NO ONE LEFT BEHIND TRANSFORMATION

7 SDGs: 17 GOALs, 169 TARGETs: 5 di GOAL 2 – ZERO HUNGER
By 2030, end hunger and ensure access by all people, By 2030, end all forms of malnutrition: stunting and wasting in children under 5y of age, and address the nutritional needs of adolescent girls, pregnant and lactating women and other persons By 2030 double the agricultural productivity and incomes .. secure and equal access to land, other productive resources and inputs, knowledge, financial services, markets and opportunities for value addition and non-farm employment. By 2030, ensure ensure sustainable food production systems Maintain the genetic diversity of seeds, …. and promote access to and fair and equitable sharing of benefits Plus 3 MOI: Increase investment (rural infrastructure; Ag R&D and extension services; technology development and plant-livestock gene banks to enhance productivity. Correct and prevent trade restrictions and distortions Adopt measures to ensure proper functioning of food commodity markets (incl derivatives) and facilitate timely access to market information, including on food reserves in order to help limit extreme food volatility.

8 SDGs: antar Goal terkait
17 GOALS dalam 3 pilar: sosial, ekonomi dan lingkungan  saling terkait Ada trade-offs tidak bisa dihilangkan tapi dapat dihindari dan diminimakan Banyak CO-BENEFIT - optimalkan

9 INTERACTIONS - interdepencies
SDG-1 POVERTY SDG-3 HEALTH SDG-5 GENDER SDG-6 WATER &SANITATION SDG-7 ENERGY SDG-9 INFRST-INDUSTRY SDG-12 SCP SDG-13 CLIMATE SDG-14 OCEAN Sdg-15 TERESTERIAL GOAL 2: HUNGER, FOOD SECURITY AND NUTRION, SUSTAINABLE AGRICULTURE There are 75 target level interactions: 50 positive, 1 neutral and 24 negative Source: A Guide to SDGs Interaction: from science to Implementation, International Council for Science (ICSU), 2017

10 4. SEMUA PIHAK PERLU MELAKUKAN TRANSFORMASI (1)
9 indikator PLANETARY BOUNDARIES PLANETARY BOUNDARY - GLOBAL CARRYING CAPACITY – WILAYAH, NEGARA Human induced climate change – i.e. rising level of GHGs in the atmosphere; Ocean acidification; Ozone depletion; Pollution caused by excessive flows of nitrogen and phosphorous, especially as the result of heavy use of chemical fertilizers; Overuse of freshwater resources; Land use; Biodiversity; Aerosol loading as the results of coal burning, biomass, diesel fuels and others; Chemical pollution, especially from petrochemicals, steels and mining industries. Kita perlu memperlakukan bahwa “BUMI DAN SDA ADALAH BATAS” untuk seluruh kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan kita – bukan MEMILIKI BATAS Ruang dan kualitas ruang: tempat produksi, tempat hunian, tempat mengelola limbah – atau kita mau menghirup udara kotor, minum air kotor dan tinggal dan menanam di lahan yang beracun??? DAYA DUKUNG ALAM (carrying capacity) harus diukur di setiap “bentang ruang/alam”

11 4. SEMUA PIHAK PERLU MELAKUKAN TRANSFORMASI (2)
PADAHAL ADA FAKTA: Transformasi # 2 Penelitian: masyarakat sekitar hutan terpenuhi 70% kebutuhan konsumsi RT dari hutan: GDP tidak mencatat ini karena tidak melalui pasar/transaksi Kalau hutan rusak – RT sekitar hutan akan 70% lebih miskin. SDA yang dilindungi tetap bisa mendatangkan pendapatan-peluang: ECO-TOURISM Biodiversity: flora, fauna banyak yang dijadikan bahan pangan, obat2an, material  ini belum dikembangkan secara optimal. CONSERVATION WITH EQUITY Konservasi yang mensejahterakan KONSERVASI selama ini dikalahkan oleh pertumbuhan ekonomi: Under-supply – wilayah konservasi selalu “dirusak” Konservasi dinilai tidak ada “nilai ekonominya” – priceless (SANGAT BERHARGA/TIDAK TERUKUR NILAINYA) dalam bahasa ekonomi menjadi tidak ada harganya  PERLU ADA VALUASI DAN MANFAAT “TANGIBLE” dari konservasi (nilai amenity, jasa lingkungan, nilai ekonomi biodiversity). GOALS: 1, 10, 13, 14 DAN 15 PRO POOR  NO ONE LEFT BEHIND

12 4. SEMUA PIHAK PERLU MELAKUKAN TRANSFORMASI (3)
FAKTA: EFISIENSI SUMBERDAYA Rasio elektrifikasi kita massih rendah, dan sangat tergantung pada sumber energi tidak terbarukan dan polutif Pertanian kita masih sangat banyak menggunakan pupuk/berlebih dan boros air dan lahan Industri masih menggunakan energi tidak bersih dan belum mengelola polusi Transportasi boros bahan bakar dan sistem transportasi masih mengandalkan individu bukan massal. Kota belum memiliki ruang terbuka hijau yang berimbang Sumber air dan lokasi sumber air “dirusak” dan dijadikan tempat “pembuangan” sampah. Recycle belum terjadi. dll Internalisasi teknologi bersih dan peningkatan efisiensi sumberdaya (alam) dalam setiap sektor Pertanian berkelanjutan; efisiensi Energi dan Energi bersih (teknologi atau energi terbarukan); Industri Hijau; Sustainable transportation, Sustainable cities etc). GOALS; 2, 6, 7, 8, 9, 11, 12

13 TERIMA KASIH endahm@yahoo.com
REFERENSI Keynote Speech Seminar Internasional PERHEPI, 25 Agustus, Denpasar Bali Keynote Speech dalam Pertemuan Puncak Pembangunan dan Lingkungan Hidup, ESCAP, Bangkok 5 September 2017 A Guide to SDGs Interactions: From Science to Implementation. International Council for Science, Paris 2017 Ellen MacArthur Foundations, Deutsche Post Foundations and McKinsey Center for Business and Environment, 2015 TERIMA KASIH


Download ppt "SISTEM SOSIAL EKONOMI BARU UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google