Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
KODEFIKASI Pemberian kode pada persedian (Kodefikasi) Pengontrolan persediaan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan, demi menjaga kelangsungan usaha, tertib penyimpanan, tertib pencatatan dan tertib pengeluaran barang adalah suatu target dari setiap pengelolaan persediaan. Untuk itu dalam mengelola persediaan selalu dilakukan pengelompokkan, barang barang yang sejenis atau merek tertentu dikelompokan dalam suatu tempat khusus, diberi nama jelas. Kadangkala diberi suatu tanda khusus (berupa gabungan huruf dan angka) sehingga mudah ditemukan. Pemberian tanda khusus ini disebut dengan pengkodean (Kodefikasi). Dari kode tersebut kita bisa mengetahui nama barang, jenis barang, pemasok, lokasi penyimpanan dan lain-lain. Pada saat jumlah barang masih sedikit, semua transaksi masih mungkin dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan cara manual. Manual dalam arti ditulis dengan tangan atau pun diketik kedalam komputer. Dalam hal ini program komputer seperti Excel masih bisa menanganinya. Namun dengan berkembangnya usaha, jumlah barang bertambah, frekwensi transaksipun makin jauh meningkat, sehingga dibutuhkan suatu cara yang lebih efisien untuk melakukan semua proses tersebut. Selain proses manual memakan waktu yang cukup lama, kesalahan manusia (human error) sangat sering terjadi. Sehingga keakuratan data menjadi pertanyaan yang sering muncul, hal yang sangat menggangu terutama bila berhubungan dengan pihak luar (pelanggan dan pemasok). Kode Batang (BARCODE) Sudah menjadi hal yang biasa setiap kali kita melakukan pembayaran di kasir, entah itu belanja keperluan sehari-hari di minimarket, di pusat grosir besar, supermarket, ataupun membeli pakaian di department store, bahkan dibeberapa bandara saat boarding pun kita mendengar suara …tit…. , setiap kali petugas memindai (scanning) gambar yang terdiri dari sekumpulan garis vertical dengan berbagai variasi ketebalan. Kumpulan garis vertical itulah yang disebut dengan kode batang atau Barcode. Dengan proses scanning tersebut, data mengenai nama barang dan jenisnya langsung diketahui dan tercatat dalam computer kasir, atau data ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 1
2
Struktur Penulisan Barcode
hampir semua toko membutuhkan semua produk yang mereka jual mempunyai barcode yang memudahkan mereka dalam mengidentifikasi produk yang mereka jual. Jadi kalau produk kita tidak mempunyai barcode, besar kemungkinan tidak ada yang mau menjualnya. Struktur Penulisan Barcode Konfigurasi dari barcode tersebut terdiri dari garis batangan berwarna hitam dan putih. Tiap-tiap garis hitam dan putih mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Anggaplah satu garis paling tipis warna hitam adalah garis dengan lebar 1 unit dan garis paling tipis warna putih adalah garis dengan lebar 1 unit. Kemudian secara keseluruhan kita dapat menentukan bahwa garis hitam dan garis putih tersebut mempunyai ketebalan masing-masing 1, 2, 3 dan 4 unit. Awal dari setiap barcode biasanya adalah “1-1-1″ atau kalau dibaca dari kiri terdiri dari garis hitam 1 unit, diikuti dengan garis putih 1 unit, diikuti lagi dengan garis hitam 1 unit. 0 = 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 7 = 8 = 9 = Perhatikan jumlah dari ketebalan batang selalu 7, dan juga warna batang berubah setelah melewati bagian tengah. Pada bagian sebelah kiri selalu dimulai dengan garis putih/hitam/putih/hitam sementara disebelah kanan hitam/putih/hitam/putih. Hal ini berguna untuk mengantisipasi kesalahan dalam pembacaan. Contoh: ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 3
3
5. Gunakan hasil dari step 4 untuk menghitung check digit, tentukan angka yang apabila
ditambahkan dengan hasil pada step 4 akan menghasilkan angka kelipatan 10: = 60 6. Jadi check digit adalah 2. Jenis Barcode Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan barcode linear yang kemampuan menyimpan datanya terbatas. Barcode linear 1D Barcode Matriks 2D Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, antara lain sebagai berikut : Universal Product Code (UPC): untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail. Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan. POSTNET: kode pos encoding di US mail. European Article Number (EAN): sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara. Japanese Article Number (JAN): serupa dengan EAN, digunakan di Jepang. Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku. ISSN bar code: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak. Interleaved 2 of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah. ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 5
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.