Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MASA PENJAJAHAN BELANDA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MASA PENJAJAHAN BELANDA."— Transcript presentasi:

1 MASA PENJAJAHAN BELANDA

2 STANDAR KOMPETENSI: 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia KOMPETENSI DASAR: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

3 INDIKATOR: Menjelaskankan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam kekuasaan pemerintah Belanda 2.1.2 Menjelaskan sistem kerja paksa dan tanam paksa yang memberatkan rakyat 2.1.3 Menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

4 PERTEMUAN I TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam kekuasaan pemerintah Belanda

5 BANTEN PORTUGAL INDIA “KEPULAUAN REMPAH-REMPAH”

6 2 April 1595 Pieter Keyzer Cornelis De Houtman

7 22 Juni 1596

8

9 JACOB VAN NECK 2 tahun kemudian…

10 20 MARET 1602

11 VOC berkedudukan di Batavia (sekarang Jakarta) juga
disebut dengan nama Perusahaan Hindia Timur atau East India Company karena mereka ingin menyaingi perusahaan yang didirikan oleh Inggris bernama VWC yang memiliki julukan sebagai Perusahaan Hindia Timur. Tujuan dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut: Berusaha menguasai baik pelabuhan penting serta kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia. Melakukan monopoli perdagangan. Mengatasi persaingan yang ada antara pedagang Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.

12 Hak istimewa ( hak octroi ) VOC
Hak monopoli perdagangan Hak mencetak dan mengedarkan uang Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja Hak memiliki tentara sendiri Hak mendirikan benteng Hak menyatakan perang dan damai Hak mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.

13

14 Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubernur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both ( ).

15 Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubernur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both ( ).

16 Pada tahun 1619 ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC, serangan terhadap Banten dilaksanakan dengan pasukan yang berisi 19 kapal, dan dari sisa-sisa Jayakarta, mereka membangun kota baru yang diberi nama Batavia sebagai markas baru.

17 Pada tahun 1799, VOC yang mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dibubarkan. Berikut alasan-alasan pembubaran VOC: Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan, selain itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi. Hutang VOC yang semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan juga rakyat Indonesia sendiri. Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan. Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan. Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan sebagaimana mestinya.

18 Bangsa Belanda mendarat pertama kali di Indonesia pada tahun …

19 Tujuan Belanda datang ke Indonesia adalah untuk mencari …

20 Armada Belanda berhasil mendarat di Banten di bawah pimpinan …

21 Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah …

22 VOC didirikan pada tanggal …

23 PERTEMUAN II TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam kekuasaan pemerintah Belanda

24 DISKUSIKANLAH DENGAN TEMAN KELOMPOKMU “APAKAH YANG MENJADI PENYEBAB INDONESIA DIJAJAH OLEH BELANDA?”

25 BACALAH BUKU PAKET HALAMAN 128 - 129

26 LIHAT VIDEO

27 Sistem Tanam Paksa, adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi semacam pajak.

28 Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa. Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis. Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.

29 Berikut adalah isi dari aturan tanam paksa
Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan. Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak. Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun.

30 Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa

31 Usaha kaum liberal di negeri Belanda agar Tanam Paksa dihapuskan telah berhasil pada tahun 1870, dengan diberlakukannya UU Agraria, Agrarische Wet. Kaum liberal di negeri Belanda berpendapat bahwa seharusnya pemerintah jangan ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi. Mereka menghendaki agar kegiatan ekonomi ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah bertindak sebagai pelindung warga negara, menyediakan prasarana, menegakkan hukuman dan menjamin keamanan serta ketertiban.

32 Kondisi kemiskinan dan penindasan sejak tanam paksa dan UU Agraria, ini mendapat kritik dari para kaum humanis Belanda. Seorang Asisten Residen di Lebak, Banten, Eduard Douwes Dekker mengarang buku Max Havelaar (1860). Dalam bukunya Douwes Dekker menggunakan nama samaran Multatuli. Dalam buku itu diceritakan kondisi masyarakat petani yang menderita akibat tekanan pejabat Hindia Belanda. Seorang anggota Raad van Indie, C. Th van Deventer membuat tulisan berjudul Een Eereschuld, yang membeberkan kemiskinan di tanah jajahan Hindia Belanda. Van Deventer dalam bukunya menghimbau kepada Pemerintah Belanda, agar memperhatikan penghidupan rakyat di tanah jajahannya.

33 KERJAKANLAH KEGIATAN YANG ADA DI HALAMAN 131

34 PERTEMUAN III TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

35 Bacalah buku paket halaman 132 - 133

36

37 Pada bulan Mei 1817, meletus perlawanan rakyat Maluku di Saparua yang dipimpin oleh Thomas Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan direbut rakyat Maluku hingga banyak pasukan dan penghuni di benteng terbunuh. Pada bulan Oktober 1817, pasukan Belanda mulai menyerang rakyat Maluku secara besar-besaran hingga dapat memadamkan perlawanan rakyat dan menangkap Kapitan Pattimura (tahun 1817) yang kemudian dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817.

38 Sebelum menghadapi eksekusi hukuman gantung, Pattimura masih sempat memberi semangat perlawanan terhadap rakyat Maluku, yaitu "Pattimura tua boleh mati, tetapi akan muncul Pattimura-Pattimura muda."

39 Bacalah buku paket halaman 133 - 134

40

41 Tuanku Imam Bonjol adalah salah seorang tokoh ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun Tuanku Imam Bonjol lahir dengan nama asli Muhammad Shahab di Bonjol pada tahun 1772. Pertentangan kaum Adat dengan kaum Paderi atau kaum agama turut melibatkan Tuanku Imam Bonjol. Kaum paderi berusaha membersihkan ajaran agama islam yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama islam yang murni. Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri  dengan Kaum Adat.

42 Pada 21 Februari 1821, kaum Adat secara resmi bekerja sama dengan pemerintah Hindia-Belanda berperang melawan kaum Padri dalam perjanjian yang ditandatangani di Padang. Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan padri cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk mengalahkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui Gubernur Jendral Johannes van den Bosch mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat Perjanjian Masang pada tahun 1824.

43 Pada tahun 1833 perang berubah menjadi perang antara kaum Adat dan kaum Paderi melawan Belanda, kedua pihak bahu-membahu melawan Belanda, Pihak-pihak yang semula bertentangan akhirnya bersatu melawan Belanda. Pada bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat tersebut dia langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864.

44 Bacalah buku paket halaman 134 - 136

45

46 Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati. Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, ia memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

47 Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

48 Bacalah buku paket halaman 137 - 138

49

50 Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April Selanjutnya peperangan demi peperangan dipkomandoi Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu. Dalam peperangan, belanda pernah menawarkan hadiah kepada siapa pun yang mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imbalan gulden.

51 Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan.

52 Bacalah buku paket halaman 138 - 139

53

54 Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. I Gusti Ketut Jelantik bersama seluruh laskarnya setelah memperoleh kemenangan, bertekad untuk mempertahankan Benteng Jagaraga sampai titik darah penghabisan demi kehormatan kerajaan Buleleng dan rakyat Bali.

55 Bacalah buku paket halaman 139 - 140

56

57 Pada tanggal 14 Maret 1878 datang Residen Boyle bersama tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dari Sibolga. Pada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara pusat pemerintahan Si Singamangaraja diserang pasukan kolonial dan pada 3 Mei 1878 seluruh Bangkara dapat ditaklukkan namun Singamangaraja XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar mengungsi. Sementara para raja yang tertinggal di Bakara dipaksa Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada dalam kedaulatan pemerintah Hindia-Belanda. Walaupun Bakara telah ditaklukkan, Singamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya, namun sampai akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, Huta Ginjang, Gurgur juga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial Belanda. Singamangaraja XII meninggal pada 17 Juni 1907 dalam sebuah pertempuran dengan Belanda di pinggir bukit Aek Sibulbulen

58 PERTEMUAN IV TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

59 MODEL KOOPERATIF JIGSAW

60 MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
RA. KARTINI DOUWES DEKKER DEWI SARTIKA HAJI SAMANHUDI KI HAJAR DEWANTARA MUHAMMAD HUSNI THAMRIN KELOMPOK AHLI

61 PERTEMUAN V TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

62 ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL

63 PERTEMUAN VI TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

64 SUMPAH PEMUDA (Buku Paket Halaman 158 – 163)

65 PERTEMUAN VII TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perjuangan tokoh daerah dalam upaya mengusir penjajah Belanda (Pattimura, P. Diponegoro, Imam Bonjol, P. Antasari, Sisingamangaraja XII)

66 GAMES KELOMPOK

67 MASA PENJAJAHAN JEPANG

68 STANDAR KOMPETENSI: 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia KOMPETENSI DASAR: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

69 INDIKATOR: Menjelaskan pendudukan Jepang di Indonesia 2.1.5 Menceritakan sebab dan akibat pengerahan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia 2.1.6 Menjelaskan perlawanan rakyat terhadap Jepang

70 PERTEMUAN VIII TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan pendudukan Jepang di Indonesia Siswa dapat menceritakan sebab dan akibat pengerahan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia

71 Meletusnya Perang Asia Pasifik diawali dengan serangan Jepang ke Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawai) pada tanggal 7 Desember Keesok harinya, yakni tanggal 8 Desember 1941, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda mengumumkan perang kepada Jepang sehingga berkobarlah Perang Asia Pasifik. Untuk menghadapi agresi dan ofensif militer Jepang, pihak Sekutu membentuk pasukan gabungan yang dalam komando ABDACOM (American, British, Dutch, and Australia Command = gabungan tentara Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Australia) di bawah pimpinan Letjen H. Ter Poorten yang juga menjabat Panglima Tentara Hindia Belanda (KNIL).

72 Penyerahan tanpa syarat oleh Letjen H
Penyerahan tanpa syarat oleh Letjen H. Ter Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda atas nama Angkatan Perang Sekutu kepada Angkatan Perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitosyi Imamura pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati menandai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia dan digantikan oleh kekuasaan Kemaharajaan Jepang.  Karena zaman Jepang merupakan pemerintahan militer, tentara Jepang merubah Indonesia menjadi tiga wilayah pengaturan, yaitu: Tentara XVI bertugas untuk memerintah wilayah Jawa dan Madura dengan Jakarta sebagai pusatnya. Tentara XXV ditugaskan untuk memerintah Sumatra dengan Bukittinggi sebagai pusatnya. Armada Selatan II dengan wilayah yang terdiri dari Kalimantan sampai Sulawesi termasuk Nusa Tenggara, Maluku, Papua dengan Makassar sebagai pusatnya.

73 Alasan Jepang Masuk Ke Indonesia
Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara. Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.

74 Ada tiga hal yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia, yaitu:
Mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih Mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya; larangan menggunakan bahasa Belandadalam pergaulan sehari-hari. Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.

75 ROMUSHA

76 Romusha (労務者 rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha.[1] Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara.

77

78 PERTEMUAN IX TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perlawanan rakyat terhadap Jepang

79 ORGANISASI BENTUKAN JEPANG
(Buku Paket Halaman )

80 PERTEMUAN X TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat menjelaskan perlawanan rakyat terhadap Jepang

81 Perlawanan rakyat Biak
rakyat Aceh Perlawanan rakyat Singaparna Perlawanan rakyat Pontianak Pemberontakan PETA Perlawanan rakyat Biak


Download ppt "MASA PENJAJAHAN BELANDA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google