Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MANAJEMEN MUTU COKLAT BATANG
Nyimas Ekinevita ( ) Luluk Nur Indah ( ) Agdinal Brilliant ( ) Rizky Bagus Ananta ( ) Moch Hima Muchlison ( ) Bety Oktavianita ( )
2
CHOCOLATE BAR............ FLAVOR TEKSTUR lemak kakao susu gula halus
pasta kakao
3
DIAGRAM ALIR
4
Menghasilkan alkohol jyangmenghidrolisis pektin yang menutupi biji
MIKROBA Yg menguntungkan pertumbuhan khamir pada saat fermentasi Saccharomyces cerevisiae, Candida rugosa dan Kluyveromyces marxianus Menghasilkan alkohol jyangmenghidrolisis pektin yang menutupi biji Bahan yang merugikan diantaranya jamur,bakteri,kapang dan cendawan
5
TABEL HRACCP MATERIAL No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 1. Coklat powder Bubuk hasil olahan Terkontaminasi bahan medium najis atau haram Medium Sertifikat MUI, COA,uji spesifikasi,diagram alir 2. Lemak coklat Hasil olahan Alat yang digunkan untuk mndapatkan lemak coklat terkontaminasi bahan medium najis atau haram Sertifikat MUI. COA,uji spesifikasi,diagram alir 3. Gula Pemurnian dengan medium menggunakan arang yang berasal dari hewan Sertifikat MUI, COA,uji spesifikasi,diagram alir
6
TABEL HRACCP MATERIAL No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 4. Flavoring agent Hasil olahan Penambahan pelarut dan zat aditif Tinggi COA 5. Susu Berasal dari hewan atau cara pemrosesan yang najis Sertifikat MUI, COA,uji spesifikasi,diagram alir 6. Air Terkontaminasi bahan najis atau haram Rendah CP 7. Warna Penambahan pelarut Medium
7
TABEL HRACCP MATERIAL No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 8. Emulsifier Diolah dari lestin hewani Pembuatannya secara enzimatis menggunakan enzim Phospholipase A2 yang berasal dari babi Tinggi Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 9. Pengemulsi (Pengawet) SertifikatMUI, COA, Ujispesifikasi, diagram alir
8
TABEL HRACCP MATERIAL No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 10. Khamr Hasil Olahan Penambahan bahan seperti alkohol, ethanol, wine, brandy, whiskey, spirits, dll. Tinggi Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 11. Kertas alumunium foil Kontaminasi logam kepada produk Logam alumunium akan berbahaya jika termakan manusia Rendah GMP pengemasan, Seritikat MUI dan standarisasi untuk pembuatan
9
TABEL HRACCP PROSES No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 1 Memiilih kakao Proses pemotongan manual dengan pisau Terkena darah pemotong kakao saat terjadi kecelakaan kerja, najis pisau yang tidak steril Tinggi Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 2 Fermentasi Tujuan dari fermentasi menggunakan ragi Mengembangkan rasa khas kakao yang dapat menimbulkan kesan alcohol dari fermentasi tersebut 3 Pengeringan Biji Kakao Proses pengeringan secara manual dibwah sinar matahari Terkena kotoran hewan yang tidak sengaja melintas. Medium
10
TABEL HRACCP PROSES No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 4 Pembersihan Biji Kakao Menghilangkan benda asing yang terdapat pada biji kakao Terkena kontaminasi bahan najis atau haram Rendah Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 5 Pemanggangan Biji Kakao Proses penanganan secara manual 6 Mengupas Biji Kakao Proses dan perlatan pengupasan Menggunakan alat pengupas biji
11
TABEL HRACCP PROSES No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 7 Penggilingan Menggunakan Arang Aktif untuk Menyaring Saat Bahan Berupa Pasta Sebagian arang aktif berasal dari tulang hewan Medium Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 8 Pencampuran Bahan Bahan Olahan Yang Ditambahkan Terkandung haram dan barang najis Tinggi 9 Penggilingan Tahap Kedua Pengecekan Manual Terkena kontaminasi tangan pekerja yang kurang steril bahkan najis Rendah
12
TABEL HRACCP PROSES No Material Haram yang Teridentifikasi
Alasan Penetapan Resiko Keharaman Resiko Haram Cara Pencegahan CCP 10 Conching Kontaminasi secara mikorbiologi Terkena kontaminasi tangan pekerja yang kurang steril bahkan najis Rendah Sertifikat MUI, COA, Uji spesifikasi, diagram alir 11 Tempering Kontaminasi secara kimia dan mikrobiologi
13
BIAYA MUTU Biaya mutu dari pembuatan coklat batang dengan asumsi biaya produksi sebesar Rp
14
ALOKASI BIAYA PER AKTIVITAS
Komponen Biaya Tanpa TQM (%) Dengan TQM (%) Biaya Pencegahan 1-2% 3-10% Biaya Inspeksi Biaya Kegagalan
15
BIAYA PENCEGAHAN Deskripsi Rp/bulan % dari biaya total Administrasi QC
Quality Planning Rp Training Cost Production Design Cost Rp Process Cost Information Cost Quality Audit Total Biaya Pencegahan Rp 4%
16
BIAYA PENILAIAN Deskripsi Rp/Bulan % dari Biaya Total
Test and Inspection Cost Rp Test Equipment Cost Rp Operator Cost Evaluation of Stock Rp Total Biaya Penilaian Rp 4%
17
BIAYA KEGAGALAN INTERNAL
Deskripsi Rp/Bulan % dari Biaya Total Material Terbuang Rp Recycle Rp Analisis Kegagalan Internal Inspeksi dan Tes Ulang Rp Downtime Mesin Total Biaya Kegagalan Internal Rp 4%
18
BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
Deskripsi Rp/Bulan % dari Biaya Total Warranty Charges Rp Complain adjustment Rp Return Material Rp Allowance Assurance Lost Sales Cost Total Biaya Eksternal Rp 4%
19
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PEMBEKUAN UDANG PT
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PEMBEKUAN UDANG PT. ISTANA CIPTA SEMBADA DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL C
20
Sejarah perusahaan PT. ISTANA CIPTA SEMBADA
PT. Istana Cipta Sembada adalah sebuah perusahaan swasta nasional (PMDN) yang bergerak dalam industri perikanan, khususnya ekspor udang beku. Produk yang dihasilkan PT. Istana Cipta Sembada sampai saat ini telah diakui sebagai komoditi ekspor non-migas yang sudah mendapatkan pasar internasional terutama Jepang dan Amerika.
21
Tujuan Perusahaan Tujuan pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan produksi guna mencapai swasembada protein hewani, memenuhi bahan baku industri dalam negeri, meningkatkan devisa serta untuk meningkatkan pendapatan dan taraf kehidupan para nelayan/petani udang (komoditi perikanan).
22
Hasil Produk Tubuh udang sebagian besar (60% - 80%) terdiri atas cairan yang terdapat dalam sel, jaringan dan ruangan-ruangan antar sel. Kandungan cairan yang hampir mendominasi tubuh udang ini mengakibatkan fluktuasi berat dan resiko kerusakan yang tinggi. Salah satu cara mengawetkan udang yang tidak mengubah si fat alami udang adalah pendingin dan pembekuan. Pada prinsipnya proses pembekuan bertujuan mengawetkan sifat-sifat alami udang dengan cara menghambat aktifitas bakteri maupun enzim.
23
Jenis Produk Produk-produk PT. Istana Cipta sembada dapat dijelaskan sebagai berikut : H/L ( Head less ) dan Peeled undeveined (PU) Peeled Tail On ( PTO ) Peeled Deveined Tail On ( PDTO ) Peeled And Deveined ( PND )
24
H/L ( Head less ) dan Peeled undeveined (PU)
produk ini mengalami perlakuan pencucian, dan pemotongan kepala sesuai dengan karakteristik setiap produknya. Peeled Tail On ( PTO ) Produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus, pemijatan dan lain-lain sesuai dengan karakteristik setiap produk.
25
Peeled Deveined Tail On ( PDTO )
produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik setiap produk. Peeled And Deveined ( PND ) produk ini selain mengalami perlakuan pencucian dan pemotongan kepala juga mengalami perlakuan seperti pengupasan kulit, pembelahan ruas, pembuangan usus, perendaman dalam larutan SSTTP dan lain-lain sesuai dengan karakteristik setiap produk.
26
Pemasaran Produk Semua produk jenis udang yang dihasilkan dalam proses produksi PT. Istana Cipta sembada ditujukan untuk pasar ekspor, dengan negara tujuan yaitu : Jepang, Eropa dan Amerika serikat. Struktur Organisasi Manajer Perusahaan Manajer Operasi Asisten Manajer Produksi Asisten Manajer Pengadaan Asisten Manajer Teknik Pengawas Mutu
27
Penjadwalan tenaga kerja
PT. Istana Cipta Sembada memperkerjakan tenaga kerja, yang sebagian besar adalah wanita, karena wanita lebih teliti dan hatihati dibandingkan pria. Komposisi tenaga kerja adalah 249 laki-laki dan 763 wanita, dengan perincian berdasarkan tiap departemen sebagai berikut:
29
Permasalahan Bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi pembekuan udang PT. Istana Cipta Sembada dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya?
30
Statistical Quality Control Pengendalian Kualitas Statistik
Alasan utama mengadakan pengendalian kualitas statistik adalah untuk menyelidiki apakah proses produksi berada dalam batas-batas kontrol sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Pada PT Istana Cipta Sembada menggunakan Grafik Pengendali Kualitas Statistik
32
Untuk menyusun grafik pengendali proses statistik diperlukan beberapa langkah sebagai berikut : 1. Menentukan sasaran yang akan dicapai. 2. Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi. 3. Mengumpulkan data 4. Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali. 5. Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali.
33
Grafik pengendali atau diagram kontrol digunakan untuk : 1
Grafik pengendali atau diagram kontrol digunakan untuk : 1. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik. Dengan demikian diagram kontrol digunakan untuk mencapai suatu keadaan terkendali secara statistik. 2. Memantau proses terus menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil secara statistik dan hanya mengandung variasi penyebab umum. 3. Menentukan kemampuan proses ( procces capability ). Batas-batas dari variasi proses ditentukan setelah proses berada dalam pengendalian statistik.
34
Proses pengendalian kualitas
Departemen Pengadaan (procurement department) Di sub-departemen procurement, proses pengendalian kualitas produksi dimulai saat penerimaan bahan baku mentah, dengan prosedur pengendalian kualitas sebagai berikut: 1) Membongkar bahan baku udang dengan hati-hati, cepat, seperlunya, dan mencegah dari kerusakan fisik. 2) Menjaga temperatur udang < C 0 5 dengan es curah 3) Bahan baku udang yang diterima tidak mengandung anti biotik dengan surat jaminan dari petani-petambak udang atau supplier. 4) Melakukan sampling terhadap semua bahan baku udang dari setiap petani-petambak udang dan supplier untuk mengecek bau, kualitas fisik, dan ukuran udang. 5) Melakukan sampling terhadap semua bahan baku udang dari setiap petani-petambak udang dan supplier untuk mengecek mikroorganisme dan antibiotik dalam laboratorium.
35
Zona A Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku udang harus dicuci dengan larutan clorine untuk menjamin kebersihan bahan baku. Proses stack digunakan untuk mengatur rata-rata aliran bahan baku, sehingga tidak ada bottle neck dalam setiap tahapan proses. Prosedur ketentuan kerja di zona A adalah sebagai berikut:
36
Potong kepala (de heading)
a. Pemotongan kepala udang segar dilakukan secara manual diruang pemrosesan. b. Pemotongan kepala udang menggunakan kuku logam. c. Temperatur bahan baku harus dijaga pada suhu < 5 °C dengan serpihan es. d. Pengecekan hasil pemotongan kepala udang secara random/acak dilakukan oleh staf Quality control.
37
Pencucian (washing) a. Hasil dari potong kepala diletakkan dikotak fiber untuk pencucian I. Pencucian I menggunakan air clorine dengan konsentrasi 10 ppm. b. Pencucian II dilakukan setelah tahap peeling dan de veining. Untuk pencucian II, udang dicuci dengan air clorine dengan konsentrasi 10 ppm dalam kotak fiber. c. Pencucian III dilakukan tiga kali. Pencucian pertama dan kedua menggunakan air berklorine dengan konsentrasi 5 ppm. Sedangkan pencucian ketiga menggunakan air berkadar klorine 2 ppm. d. Untuk produk PTO, pencucian hanya dilakukan dua kali dengan menggunakan air berkadar klorine 5 ppm. e. Temperatur air harus dijaga < 5 °C.
38
Pengupasan dan Pembersihan (peeling and deveining)
a. Pengupasan dilakukan secara manual, yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu produk PTO dan produk PND : PND : Pengupasan pada ruas 1-6, bagian ekor ikut dikupas. Pembersihan urat /pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4 dengan menggunakan pin dari stainless steel. PTO : Pengupasan pada ruas 1-5, bagian ekor tidak dikupas. Pembersihan pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4 dengan menggunakan pin dari stainless steel. b. Peeling dan Deveining secara cepat, seperlunyadan hati-hati. c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
39
Zone B Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku udang harus dicuci dengan larutan klorin untuk menjamin kebersihan bahan baku, dimana prosedurnya adalah sebagai berikut :
40
Pemisahan warna (separating colour)
a. Untuk produk Head Less and PND, warna udang jenis Black Tiger dikelompokkan menjadi 4 warna, yaitu : biru tua (dark blue), biru cerah (light blue), hitam (black), dan dark black/coklat (brown). Untuk udang putih, warnanya dipisahkan menjadi 2 warna, yaitu biru dan kuning. Proses pemisahan warna tergantung pada permintaan konsumen. b. Pemisahan warna dilakukan secara manual. c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
41
Pengukuran (sizing) a. Untuk produk Head Less and PND, ukuran dan grade disesuaikan dengan standar. b. Untuk produk PTO, ukuran tergantung pada permintaan konsumen. c. Penentuan ukuran dilakukan secara manual. d. Penentuan ukuran dilakukan secara cepat dan seperlunya.
42
Penimbangan (weighting)
a. Untuk produk Head Less and PND, penimbangan seharusnya 1,8kg plus berat ekstra yang tergantung pada kondisi udang. b. Untuk produk PTO, penimbangan seberat 400 gr. c. Pengecekan dan kalibrasi skala sebelum penggunaan. d. Pengawasan dan monitoring berat produk dilakukan setiap 10 keranjang, untuk mengetahui berat bersih dan jumlah keseluruhan. e. Penimbangan berat dilakukan secara cepat dan seperlunya.
43
Penyusunan (arranging)
a. Untuk produk block frozen, udang disusun pada inner pan. b. Untuk produk PTO, udang disusun pada tray foam. c. Penyusunan dilakukan secara urut berdasarkan ukuran dan label ukuran.
44
Zona C (value added) Di Zona Value Added, proses pengendalian kualitas dimulai dari pengukuran (sizing), ini hanya diperuntukkan untuk produk value added yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Zona value added mempunyai ruangan tersendiri untuk melakukan proses pengendalian dengan sumber daya manusia yang mempunyai ketrampilan khusus dimana prosedurnya adalah sebagai berikut :
45
Sizing a. Untuk produk Head Less and PND, ukuran dan grade sesuai dengan standar. b. Untuk produk PTO, ukuran sesuai dengan permintaan dari konsumen dan jenis produk. c. sizing dilakukansecara manual. d. Sizing dilakukan dengan cepat dan seperlunya. e. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C dengan serpihan es.
46
Pemisahan warna (separating colour)
a. Untuk produk Head Less and PND, warna udang jenis Black Tiger dikelompokkan menjadi 4 warna, yaitu : biru tua (dark blue), biru cerah (light blue), hitam (black), dan dark black/coklat (brown). Untuk udang putih, warnanya dipisahkan menjadi 2 warna, yaitu biru dan kuning. Proses pemisahan warna tergantung pada permintaan konsumen. b. Pemisahan warna dilakukan secara manual. c. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
47
Penimbangan (weighting)
a. Untuk produk Head Less and PND, penimbangan seharusnya 1,8kg plus berat ekstra yang tergantung pada kondisi udang. b. Untuk produk PTO, penimbangan seberat 400 gr. c. Pengecekan dan kalibrasi skala sebelum penggunaan. d. Pengawasan dan monitoring berat produk dilakukan setiap 10 keranjang, untuk mengetahui berat bersih dan jumlah keseluruhan. e. Penimbangan berat dilakukan secara cepat dan seperlunya
48
Pengupasan dan Pembersihan (peeling and de veining)
a. PND : Pengupasan pada ruas 1-6, bagian ekor ikut dikupas. Pembersihan urat /pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4 dengan menggunakan pin dari stainless steel. b. PTO : Pengupasan pada ruas 1-5, bagian ekor tidak dikupas. Pembersihan pembuluh pada ruas ke 3 atau ke 4 dengan menggunakan stick dari stainless steel. c. Peeling dan Deveining secara cepat, seperlunyadan hati-hati. d. Temperatur bahan baku dijaga pada suhu < 5 °C.
49
Slice, Cutting and Belly cut
a. Untuk produk PTO, pemotongan ujung telson (bagian dari ekor udang) menggunakan gunting stainless steel. b. Untuk produk PTO, belly cut dilakukan secara manual menggunakan pisau stainless steel untuk memotong bagian belly dari udang secara diagonal. c. Temperatur bahan baku dipertahankan < 5 °C dengan es.
50
Penguluran (stretching)
a. Untuk produk PTO, penguluran dilakukan menggunakan pengulur dari stainless steel. Panjang hasil dari penguluran sesuai dengan ukuran permintaan dari pelanggan. b. Temperatur bahan baku dipertahankan < 5 °C dengan es. c. Pengecekan hasil stretching dilakukan oleh supervisor. d. Penguluran dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
51
Perendaman (soaking) a. Perendaman hanya dilakukan untuk produk PTO. Konsentrasi dari SSTP, garam dan waktu perendaman sesuai jenis produk. b. Temperatur harus dijaga < 5 °C dengan pemberian es. c. Pengecekan hasil perendaman dilakukan oleh supervisor.
52
Pengepakan (vacuum pack)
a. Pengepakan secara vakum hanya dilakukan untuk produk PTO. b. Pengecekan dan kalibrasi vacuum pack sebelum penggunaan. c. Lakukan pemvakuman secara hati-hati agar diperoleh penampilan produk yang bagus.
53
Pendeteksian logam (metal detecting)
a. Lakukan kalibrasi terhadap pendeteksi logam sebelum penggunaan dan setting/pengaturan sesuai dengan jenis produk. b. Semua produk akhir di cek menggunakan pendeteksi logam dilakukan oleh operator.
54
Zona D Dalam setiap tingkatan proses pengendalian kualitas, bahan baku udang harus dicuci dengan larutan clorine untuk menjamin kebersihan bahan baku. Proses stack digunakan untuk mengatur rata-rata aliran bahan baku, sehingga tidak ada bottle neck dalam setiap tahapan proses. Prosedur ketentuan kerja di zona D adalah sebagai berikut :
55
Pengisian air (water filling)
a. Water filling hanya dilakukan pada produk udang beku blok (block frozen product). b. Udang dalam inner pan dimasukkan ke dalam kotak yang berisi air dingin hingga semua terendam air. c. Temperatur bahan baku udang harus dijaga < 5 °C.
56
Pembekuan (freezing) a. Untuk produk Head less and PND, pembekuan dilakukan menggunakan contact plate freezer temperatur operasi –50 °C selama 3-4 jam. b. Untuk produk PTO, pembekuan dilakukan menggunakan air blast freezer dengan temperatur –40 °C selama 8 jam.
57
Penggelasan (glazing)
a. Glazing dilakukan untuk menghindari dehidrasi dan dilakukan segera setelah udang dibongkar dari contact plate freezer. b. Udang yang sudah dibekukan disemprot dengan air dingin (- 5 °C ) dan glazing tercapai jika permukaan produk halus dan tidak berlubang.
58
Packing dan Labelling a. Untuk produk balok beku (block frozen), setiap balok udang dibungkus dengan poly bag dan dimasukkan ke dalam inner karton. Setiap enam inner karton dimasukkan ke dalam master karton. b. Untuk produk PTO, setiap sepuluh tray foam akan dimasukkan ke dalam master karton. c. Pelabelan dilakukan sesuai dengan ukiuran, warna, berat bersih, tanggal produksi, dan tujuan ekspor.
59
Penyimpanan (storing)
a. Master karton yang berisi produk langsung diangkut ke anteroom sebelum penyimpanan di cold storage. b. Produk akhir/jadi disimpan di cold storage dengan temperatur – 23 °C ± 2 °C, dan harus dijaga tetap dalam kondisi bersih agar terhindar dari kontaminasi.
60
Penumpukan (stuffing)
a. Pengecekan kebersihan container dan temperatur refrigerator dilakukan oleh staf quality control. b. pengambilan sampling setiap lot untuk mengecek jenis produk, ukuran, warna, kode produksi, tanggal produksi, dan suhu produk dilakukan oleh staf quality control. c. Penumpukan dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
61
Departemen Sanitasi dan Pengolahan Limbah.
Proses pengendalian kualitas pada departemen sanitasi dari pengolahan limbah meliputi : penggunaan air dan es dalam proses produksi udang beku, tata letak ruang pemrosesan dan peralatan, pakaian karyawan, kontaminasi silang yang dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya kontaminasi silang antara air yang digunakan untuk proses produksi dengan sistem pengolahan sampah limbah, bahan kimia dan sanitasi, dan pengolahan limbah sisa produksi udang beku yang meliputi limbah cair dan limbah padat (udang dan kulit udang).
62
j. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas
a. Bahan baku b. Manusia c. Pengangkutan/pemindahan barang d. Mesin
63
Hasil Penelitian Dari gambar diatas tampak bahwa no sampel ke 16 berada di luar batas pengendali atas (UCL). Artinya ada produk yang berada diluar standar yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan perlu memperbaiki proses produksi untuk mengurangi cacat yang terjadi. sehingga perlu adanya perbaikan/revisi terhadap garis pusat dan batas-batas pengendali
64
Hasil Penelitian Dari grafik diatas terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar batas pengendali atas maupun bawah. Ini berarti bahwa analisis proses produksi udang beku PND Vanamei 1,8 Kg sudah berada dalam batas pengendali statistik (in statistical control) dengan melakukan satu kali revisi.
65
Hasil Penelitian
66
Hasil Penelitian
67
Kelebihan Jurnal / Skripsi
Memberikan gambaran yang jelas mengenai proses pada PT. Istana Cipta Sembada Memberikan pengertian dan tahapan proses pengendalian kualitas statistik yang cukup lengkap
68
Kekurangan Hingga saat ini kekurangan yang kami dapati ialah pada jurnal tidak memberikan gambar yang jelas pada proses Selain itu juga tidak memberikan keterangan pada grafik yang lengkap
69
Kesimpulan Pengendalian Kualitas Statistik merupakan salah satu metode pengendailan kualitas produk yang paling baik. Hal ini memaparkan setiap proses dan statistik dengan cermat. SQC memberikan pemahaman pengontrolan kualitas yang cukup sederhana tetapi mudah dimengerti. Pada PT. Istana Cipta Sembada juga sudah menerapkan SQC dengan cukup baik sehingga mutu produknya dapat terjaga dengan baik.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.