Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sistem dan Aplikasi SCADA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sistem dan Aplikasi SCADA"— Transcript presentasi:

1 Sistem dan Aplikasi SCADA
By Umar Muhammad, MT.

2 Fungsi-fungsi utama dari SCADA adalah sebagai berikut:
Akuisisi data  merupakan proses penerimaan data peralatan di lapangan Konversi data  merupakan proses konversi data-data dari lapangan ke dalam format standar Pemrosesan data  menganalisa data yang diterima untuk dilaporkan kepada operator Supervisory control  yang memungkinkan operator untuk melakukan pengendalian pada peralatan-peralatan di lapangan Tagging  yang memungkinkan operator untuk melakukan pertukaran informasi tertentu pada peralatan tertentu. Ini adalah sebagai alat bertukar informasi sesama operator/ pemakai sistem SCADA Pemrosesan alarm dan event  yang menginformasikan kepada operator apabila ada perubahan di dalam sistem Post mortem review  yang membantu menentukan akibat pada sistem jika ada gangguan besar pada jaringan

3 Akuisisi Data Fungsi akuisisi data ini akan menerima data dari peralatan-peralatan di lapangan. Fungsi ini berkomunikasi dengan komputer front end communication. Telecommunication front end computer harus dapat melakukan komunikasi serentak dengan berbagai RTU dengan protokol yang berbeda

4 Pesan- pesan pada Telecommunication Front End
Akuisisi Data Terdapat beberapa jenis prosesing yang harus tersedia sebagai berikut: Permintaan Operator Permintaan Secara Periodis Pesan- pesan pada Telecommunication Front End Scan-scan Periodis Laporan dengan Pengecualian (Report by exception) Integrity Scaning Individual scans Permintaan Sinkronisasi RTU Communication equipment configuration Statistik-statistik GO

5 Akuisisi Data Permintaan Operator
Fasilitas ini akan memungkinkan operator untuk mengeluarkan atau mengendalikan peralatan komunikasi dari sistem BACK

6 Permintaan Secara Periodis
Akuisisi Data Permintaan Secara Periodis Sistem harus dimungkinkan untuk melakukan scan besaran-besaran analog atau data akumulator, percobaan pengganti link telekomunikasi, sinkronisasi waktu RTU atau informasi-informasi tentang permintaan-permintaan scanning. BACK

7 Pesan- pesan pada Telecommunication Front End
Akuisisi Data Pesan- pesan pada Telecommunication Front End Sistem harus bisa mengendalikan berbagai pesan yang berbeda-beda yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian (mismatch) antara server SCADA dan database telemetery front end (TFE) atau kesalahan kesalahan lainnya di dalam jaringan telekomunikasi BACK

8 Akuisisi Data Scan-scan Periodis
Periode scan harus dapat didefinisikan untuk scan status poin, analog scan dan status point yang lebih sering untuk memperoleh status hange of state sesegera mungkin. BACK

9 Laporan dengan Pengecualian (Report by exception)
Akuisisi Data Laporan dengan Pengecualian (Report by exception) Laporan perubahan data pengukuran baru akan dibuat apabila harga yang diukur melebihi batas yang telah ditentukan, sedangkan perubahan status dan pembacaan akumulator harus tetap dilaporkan. BACK

10 Akuisisi Data Integrity Scaning
Sistem harus dapat memungkinkan membuat laporan harga-harga yang di scan tanpa perlu adanya perubahan status dari peralatan sesuai dengan keadaan berikut: Pada waktu sistem dijalankan Setelah setiap hilangnya saluran komunikasi dengan host server Pada waktu running periodik BACK

11 Akuisisi Data Individual scans
Harus memungkinkan untuk membuat laporan tentang harga yang telah ditetapkan pada grup-grup titik pengamatan tertentu. Jenis scanning hanya dipakai bila diperlukan. BACK

12 Permintaan Sinkronisasi RTU
Akuisisi Data Permintaan Sinkronisasi RTU Sitem harus mempunyai kemampuan untuk melakukan singkronisasi Clock RTU dari control centre BACK

13 Communication equipment configuration
Akuisisi Data Communication equipment configuration Sistem harus mempunyai falisitas untuk mengeluarkan perangkat komunikasi keluar dari sistem dan fasilitas untuk mengembalikan jaringan komunikasi tersebut kembali menghubungkan sistem dengan RTU. BACK

14 Akuisisi Data Statistik-statistik
Server SCADA akan menerima data-data statistik tentang kinerja sistem komunikasi untuk periode setiap jam dari peralatan telekomunikasinnya. BACK

15 Konversi Data-Data Sistem SCADA harus mempunyai fungsi konversi data untuk melaksanakan konversi data-data telemetri yang diterima dari T.F.E. dan merubah data-data tersebut dalam bentuk format standar untuk diproses lebih lanjut. Tipe-tipe konversi data paling tidak harus tersedia sesuai standar untuk proses lebih lanjut

16 Tipe-tipe konversi data paling tidak harus tersedia untuk:
Konversi Data-Data Tipe-tipe konversi data paling tidak harus tersedia untuk: Raw telemetered data Urutan-urutan kejadian Status Telemetering Pengukuran besaran analog Pengukuran Pulsa Akumulator Urutan Laporan Kejadian GO

17 Konversi Data-Data Raw telemetered data
Data-data ini (digital status poin, harga-harga analog dan harga-harga pulsa akumulator diterima dari telecommunication front end computer. BACK

18 Urutan-urutan kejadian
Konversi Data-Data Urutan-urutan kejadian Informasi tentang perubahan status peralatan harus lengkap dengan data waktu oleh RTU. Sistem host server secara periodik akan mensingkronisasi inter clock dari RTU. BACK

19 Konversi Data-Data Status Telemetering
Bit-bit masukan harus disimpan didalam modul perangkat lunak fungsi konversi sebelum melakukan data konversi yang sebenarnya. BACK

20 Pengukuran besaran analog
Konversi Data-Data Pengukuran besaran analog Bahan baku data-data yang diterima harus diubah menjadi data-data rekayasa dengan menggunakan translasi linier atau non linier BACK

21 Pengukuran Pulsa Akumulator
Konversi Data-Data Pengukuran Pulsa Akumulator Harga-harga pulsa akumulator harus disimpan sebagai floating point value dalam database. Konversi data jenis ini berbeda dengan konversi data analog bisa sebab data-data akumulator mengandung komponen data historis yang bukan hanya merupakan data hasil pembacaan. BACK

22 Urutan Laporan Kejadian
Konversi Data-Data Urutan Laporan Kejadian Urutan kejadian dari perubahan status divais harus dilaporkan dan diproses oleh host computer SCADA. Hasil proses data-data akan diperagakan pada operator. BACK

23 Data Processing Data processing adalah analisa data yang telah diubah dalam bentuk format standar tentang harga-harga batasnya. Data-data hasil pemrosesan akan dilengkapi dengan berbagai atribut proses atau perhitungan lebih lanjut yang diperlukan.

24 Beberapa sumber data SCADA sebagai berikut:
Data Processing Beberapa sumber data SCADA sebagai berikut: Data-data telemetri Data-data hasil perhitungan Data-data manual

25 Terdapat beberapa atribut data tentang :
Data Processing Terdapat beberapa atribut data tentang : quality status point analog special calculation accumulators. GO

26 Data Processing Kualitas Data-Data
Setiap data dalam database SCADA dilengkapi dengan flag yang menyatakan keabsahan data. Kegunaan dari flag tersebut terutama adalah untuk menentukan bagaimana data-data tersebut direpresentasikan pada layar man machine interface. Pemakaian dapat menentukan bagaimana dia menampilkan data-data tersebut dalam layar tampilan. Contoh dari flag ini antara lain adalah: Bad value: Harga yang tidak benar datang dari RTU dinyatakan sebagai bad data Converter over flow: Harga-harga yang diterima lebih besar atau lebih kecil dari harga batas maksimum dan minimum A/D converter. BACK

27 Data Processing Prossesing Status Point
Status point harus dapat dinyatakan legal atau ilegal dan normal atau tidak normal. Status illegal: Cek pertama yang dilakukan pada data input baru adalah cek legalitas, bila status baru ini illegal, maka dengan tanda “oh” status lama tetap dipertahankan dalam database. Status abnormal: Bila status baru adalah legal, harus dicek apakah kondisi tersebut merupakan keadaan normal pada divais tersebut. Bila tidak status divais tersebut harus ditandai dengan abnormal yang akan muncul pada tampilan abnormal list. Pemeriksaan alarm: Setiap harga baru diperiksa apakah selama transisi perubahan status lama status baru perlu diberi alarm, bila ya dan bila semua berjalan dengan baik mata alarm harus dimunculkan. BACK

28 Data Processing BACK Prosessing Besaran-besaran analog
Besaran-besaran analog harus mempunyai satu atau lebih harga batas yang harus dicek setiap terjadi perubahan harga. Disini ada dua jenis limit harga yaitu pada besarnya harga tersebut dan kecepatan perubahan bilangan analog tersebut. Harga batas: Hal ini untuk mengecek apakah harga saat ini melebihi harga-harga batas. Harga batas harus selalu dua keadaan yaitu”high limit” dan “low limit”. Reasonability limit: Diluar dua harga batas yang “resonable” ada nilai yang tidak berarti atau bahkan tidak bisa dipercaya. Bila melampaui harga-harga batas maka harga-harga lama ditandai dengan “old value” yang akan dipertahankan dalam database. Forbidden range limit: batas larangan adalah batas larangan adalah daerah (range) yang dianggap dilebihi (violated) bila harga-harga analog berada dimana perlu dicegah beroperasi. Limit deadband: Untuk mengurangi siklus pembacaan diantara keadaan dilampaui (violated) dan nilai normal (unviolated) perlu dibuat deadband antara keadaan violated dan keadaaan unviolated. Deadband dapat dinyatakan secara spesifik dalam persen atau satuan norma. Rate of change limit: Setiap terjadinya perubahan harga maka terlebih dahulu akan dicek kecepatan perubahan harga tersebut. Terdapat dua cek yaitu positif limit dan negatif limit utnuk mengatasi perubahan kecepatan status harga yang melebihi normal. BACK

29 Prossesing Perhitungan Khusus
Data Processing Prossesing Perhitungan Khusus Sebagai tambahan nilai-nilai scan atau harga-harga secara manual, bebrapa harga didalam sistem harus secara otomatis dihitung oleh perangkat lain. Harga-harga yang dihitung disini dapat berupa bilangan digital, analog atau pulsa-pulsa akumulator. Perhitungan-perhitungan harus dilakukan berdasarkan atas syarat tertentu (exception) atau secara periodis. BACK

30 Prosessing Akumulator
Data Processing Prosessing Akumulator Sistem harus mampu menyimpan data historis akumulator. Ada dua cara untuk menyimpan nilai-nilai historis dari akumulator yaitu hanya menyimpan data tiap jam atau dengan menyimpan setiap data baru yang masuk setiap saat. Sistem harus memungkinkan penggunaan kedua metode diatas secara bersamaan sehingga diperoleh dua catatan data akumulator. BACK

31 Supervisi Perintah Kendali (Supervisory Control)
Pada umumnya pengendalian sistem tenaga listrik jarak jauh terdiri atas tiga macam pengendalian sebagai berikut: Pengendalian buka tutup perangkat pemutus daya, pemisah dan atau pengendalian start/stop sebuah generator. Pengendalian perangkat-perangkat regulator seperti menaikkan dan menurunkan posisi tap changer, pengaturan set point. Pengendalian yang dilakukan secara otomatis untuk keseragaman dan pengendalian perintah berurutan, misalnya merubah utilisasi keseluruhan konfigurasi bus-bar memasukkan atau mengeluarkan sesuatu ke atau dari jaringan pelayanan.

32 Supervisi Perintah Kendali (Supervisory Control)
Perintah kendali digital Perintah kendali set Point Prosessing Perintah Kendali Berurutan (Multiple Control Processing)

33 Supervisi Perintah Kendali (Supervisory Control)
Perintah kendali digital Pilih sebelum kerja (SBO). Karena adanya beberapa rele yang terlibat dalam mengoperasikan circuit breaker maka prosedur SBO ini harus dilaksanakan dengan “multi step procedure” Direct Operate adalah perintah langsung dari SCADA ke RTU untuk mengantisipasi divais yang dipilih sekaligus dengan satu perintah. Pulse width output. Perintah ini dikirim ke divais atau rele yang bekerja berdasarkan atau lebar pulsa. Lebar pulsa yang dibutuhkan untuk mengantisipasi divais tersebut selama periode waktu sesuai deng lebar pilsa Pilse train output. Perintah jenis ini dikirimkan sama seperti jenis perintah diatas namun disini perintah kendali dilengkapi dengan perintah atau tanda berapa kali divais harus bekerja secara berturut-turut.

34 Supervisi Perintah Kendali (Supervisory Control)
Perintah kendali set Point Sama seperti dalam proses pengendalian digital pengaturan ini dikirimkana dari control center melalui remote terminal unit ke perangkat pengatur gardu induk pembangkit tenaga listrik. Pemilihan unit pengatur dan permintaan set point diberikan dalam besaran tampilan man-machine interface. Data atau harga baru nilai set point diberikan dalam bersamaan numeris seperti MW, KW dan lain sebagainya yang akan menghasilkan keluaran remote terminal unit ke rangkaian luar pengaturan dalam bentuk nilai digital ataupun nilai analog. Sebelum perintah ini betul-betul dilakukan maka beberapa pengecekan terbatas dilakukan terlebih dahulu misalnya kondisi “set point is in service” Masukan nilai set point yang melebihi nilai batas yang telah ditetapkan sebelumnya biasanya tidak akan diproses dengan memperagakan pesan error tertentu pada layar tampilan namun demikian proses pelaksanaan tidak perlu dimulia dari semula sebab umumnya koreksi dapat dilakuan langsung dengan memberikan nilai yang sesuai dengan harga batas tersebut.

35 Supervisi Perintah Kendali (Supervisory Control)
Prosessing Perintah Kendali Berurutan (Multiple Control Processing) : Kontrol terhadap divais dummy. Perangkat dummy adalah merupakan bagian dari divais yang sebenarnya, maka untuk setiap divais yang akan dikontrol harus ada check completion untuk masing-masing divais tersebut. Jadi harus ada mekanisme kerja yang harus disediakan bagi operator untuk melompat satu atau lebih perintah kontrol dalam grup perintah-perintah ganda. A Control on a real point. Sistem SCADA harus mampu mengendalikan dan mengidentifikasikan keluaran RTU untuk menghasilakan beberapa perubahan status divais sebagai akibat perintahperintah yang diberikan. Seperti urutan proses pengeluaran atau pemasukan perangkat pemisah dan pemutus daya suatu feeder dari atau ke busbar.

36 Post Mortem Review Sistem harus dirancang untuk mempunyai fungsi “post mortem review” yaitu untuk menganalisa akibat dari gangguan gangguan. Sistem harus dapat menganalisa kembali kejadian yang lewat dengan membangun kembali keadaan normal sebelum gangguan, analisa dikenal sebagai “after the fact analysis”. Agar dapat memenuhi kebutuhan ini maka sistem harus secara konsisten mempunyai data-data kejadian sebelum gangguan.

37 Post Mortem Review Post mortem review ini setidak-tidaknya harus mempunyai dua fungsi berikut: Historical Data Recording Rekonstruksi

38 Post Mortem Review Historical Data Recording
Historical Data Recording (HDR) berfungsi untuk mencatat secara tetap otomatis semua perubahan data pada pre selected data. Disini jumlah data yang akan diamati tidak boleh dibatasi. Kehilangan perubahan data akibat skema periode record tidak dapat dibenarkan. Lebih jauh sistem harus mempunyai kinerja yang cukup tinggi untuk menangani situasi-situasi dimana terjadi begitu banyak perubahan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini sistem harus dapat mengendalikan ruangan dalam disk yang akan teralokasi untuk kebutuhan diatas. Arsip data ini harus merupakan data-data histori yang lengkap dari keseluruhan operator sistem tenaga lisktik yang dipantau.

39 Post Mortem Review Rekonstruksi
Fungsi rekontroksi diperlukan untuk mampu membangun konfigurasi sistem yang telah berlalu dengan menyiapkan overview status-status dari sistem pada data-data historis setiap divais. Rekontruksi ini akan membangun kembali sebagaian database SCADA yang diambil dari data-data histori HDR. Pembangunan data-data dibuat dengan menyediakan fasilitas-fasilita tertentu bagi operator untuk dapat menampilkan gambar tampilan-tampilan berikut: Pada single line diagram SCADA Pada data-data tabular SCADA Pada tampilan khusus yang ada pada fungsi rekontruksi Setelah pembangunan kembali database selesai maka operator harus dapat melakukan hal-hal berikut: Membangun data untuk keperluan lain waktu Melangkah ke waktu lain dimana terdapat perubahan harga pengukuran Mengekspor data untuk keperluan penerapan aplikasi perangkat lunak, misalnya data-data yang direkontruksi harus dapat digunkaan untuk menjalankan perangkat lunak state estimator

40 Tagging Untuk keperluan penandaan yang berguna bagi operator mengidentifikasi keadaan-keadaan tertentu biasanya dirancang suatu sistem fasilitas yang dapat memungkinkan operator mampu untuk menempatkan suatu tanda (tag) pada perangkat divais tertentu. Tag atau tanda tersebut diperlukan untuk menginformasikan kepada operator bahwa pada lokasi/ divais terhindar dari kekeliruan melaksanakan tindakkan perintah buku/ tutup yang dpata membahayakan orang yang sedang bekerja.

41 Definisi Tagging Fungsi defenisi tagging dimaksudkan agar sistem analis dapat menentukan jenis tag yang akan digunakan. Jenis tag ini akan menentukan akibat-akibat yang timbul bila tanda tersebut ditempatkan pada divais tertentu. Karakteristik-karakteristik tag dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melakukan satu atau lebih dari fungsi-fungsi yang diperlukan sebagai berikut ini: Melarang perintah buka atau tutp pada divais bersangkutan Tag yang bisa ditempatkan pada divais yang sedang terbuka atau sedang tertutup saja Setiap tag diatas biasanya dilengkapi dengan fasilitas tertentu yang dapat digunakan untuk memperlihatkan dan menandakan tingkat prioritasnya secara unik pada single line diagram sistem SCADA.

42 Penempatan Tag Fungsi tag plancement adalah untuk memungkinkan operator untuk menempatkan tag pada divasi yang dipilih. Begitu divais diberi tag maka semua usaha untuk membuka atau menutup divais tersebut haruus selalu gagal. Bagi operator yang memberikan tag maka dia harus mampu untuk menulis informasi-informasi tambahan sekitar tag, sehingga operator berikutnya dapat mengetahui alasan pemberian tag tersebut.

43 Menghapus Tag Fungsi tag removal adalah untuk memungkinkan operator menghapus tag dari divais yang ditandai. Meskipun sudah terhapus sistem SCADA harus teteap menyimpan data-data tentang tag tersebut bersama-sama semua informasi yang terkandung didalam tag tersebut.

44 Prosessing Alarm Dan Event-Event
Alarm-alarm maupun event-event yamg tejadi pada suatu sistem tenaga listrik yang berada dalam daerah pemantauan dan pengawasan suatu sistem pengendalian merupakan informasi-informasi penting yang berguna bagi para operator untuk mengantisipasi keadan sehingga dapat diambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengamankan operasi sistem pengendalian tersebut. Metode memperingatkan operator untuk alarm yang muncul akibat berubahnya status divais-divais pada sistem. Peringatan-peringatan ini harus disertai tanda-tanda visual dan bunyi suara tertentu yang terus memberi tanda hingga alarm tersebut di acknowlege oleh operator. Daerah tampilan khusus untuk indikasi visual harus dapat berhubungan dengan tambahan lainnya dengan menggunakan poke point yang akan memberikan lebih banyak informasi tentang alarm tersebut

45 Untuk keperluan tersebut harus ada fasilitas-fasilita sebagai berikut:
Akses pada alarm yang belum di acknowledge Opearor harus dimungkinkan untuk mengacknowledge atau menghapus alarm-alarm tersebut satu per satu atau sekaligus pada alarm-alarm yang ada pada setiap halaman daftar alarm Adanya mekanisme kerja untuk mendiamkan bunyi suara Arsip rekaman urutan-urutan kejadian dari alarm yang bisa di kopi pada media penyimpanan untuk waktu yang lama. Fasilitas untuk menformat dan untuk mencetak status kejadian-kejadian.

46 Daftar Alarm Substantion
Sistem menajemen alarm dirancang untuk mempunyai kemampuan membuat ringkasan tentang alarm termasuk daftar semua alarm yang sudah di acknowledge atau yang belum di acknowledge untuk masing-masing substation. Daftar-daftar alarm tersebut dirancang dengan mengikuti aturan-aturan dan berbagai pertimbangan dengan menggunakan beberapa kriteria menurut fungsi serta urgensi dari informasi berdasarkan atas kedudukan alarm tersebut pada skema prioritasnya.

47 Ringkasan-ringkasan alarm perlu dibuat untuk perangkat-pertangkat yang berada dalam kondisi sebagai berikut-berikut ini: Semua divais yang keluar dari sistem Semua divais yang tidak boleh diakses Semua divais yang dipaksa kerja secara manual Semua divais yang kerja pada kondisi normalnya.

48 Annotating Logs Operator dalam hal tertentu perlu menandai alarm yang akan memudahkan mengklasifikasikan keadaan, dalam hal ini mereka memerlukan akses pada sistem log sheet alarm untuk memungkinkan mereka memberikan catatan-catatan atau menambah komentar-komentar pada alarm-alarm di dalam dokumentasi tersebut.

49 Distribusi Alarm Event logging adalah suatu cara tradisional untuk mempertahankan data-data dari event-event kejadian yang telah berlalu. Adta-data ini dapat juga digunakna sebagai file cadangan dari semua kejadian yang tersimpan dalam memori komputer yang digunkan untuk keperluan peragaan pada layar tampilan. Untuk mendapatkan suatu sistem alarm yang aman terutama dalam kejadian-kejadian yang tidak normal maka suatu sistem SCADA biasanya dilengkapi dengan beberapa logger. Saat inimpusat pengendalian yang cukup besar dilengkapi paling sedikit mempunyai lima (5) logger yang berbeda-beda.

50 Unack Bila divais menjadi abnormal atau kembali pada keadaan normalnya tidak di-acknowledge maka divais tersebut akan tetap pada posisi alarm sampai operator melakukan acknowledge. Abnormal Counting Bila divais menjadi abnormal maka alarm akan muncul, tapi bila abnormal counting di inhibit maka alarm tidak akan muncul meskipun divais tersebut menjadi abnormal. Indikasi Abnormal Bila divais menjadi abnormal maka akan ada indikasi dari database flag. Tetapi bila indikasi abnormal ini di inhibit maka flag akan di set demikian sehingga divais tersebut terlihat sebagai normal meskipun sebenarnya berada dalam kondisi abnormal.

51 Tone Audible alarm adalah salah satu cara untuk memberikan atau mengingatkan operator akan terjadi perubahan keadaan pada jaringan sistem yang bisa berasal dari jaringan sistem tenaga atau darai jaringan perangkat-perangkat sistem pengendaian tersebut. Sistem audible alarm dapat dirancang dengan menggunakan suatu bel untuk setiap konsol yang akan bekerja pada setiap kejadian sesuai dengan penunjukan tugas masing-masing konsol atau satu bel yang berlaku umtum untuk semua konsol dalam ruanng pengendalian tersebut.

52 Audible Alarm Tone Jenis-jenis tone dirancang sedemikian rupa sehingga dapat di set atau dideginisikan dan masing-masing konsol operator. Dua macam jenis tone yaitu tone dengan tipe continues dan tipe non continues harus tersedia pada setiap operator konsol.

53 Logging Kejadian-kejadian yang terjadi pada jaringan sistem tenaga listrik mampu pada jaringan sistem pengendalian itu sendiri harus di registrasi sebagai event massage dan harus disimpan dalam sistem database dalam urutan kronologis. Kejadian-kejadian tersebut ditampilkan pada layar tampilan baik dalan event list atau event massage display

54 Kejadian-kejadian tersebut biasanya disertai dengan informasi-informasi sebagai berikut:
Waktu terjadinya kejadian Peralatan yang mengalami kejadian Penjelasan tentang kejadian Parameter-parameter lainnya.

55 Jenis-jenis kejadian yang perlu di log adalah semua kejadian yang menyangkut hal-hal mengenai kejadian-kejadian berikut ini: Kejadian-kejadian pada sistem tenaga Kejadian pada sistem data processing, telekontrol dan hal-hal yang terjadi pada sistem telekomunikasi Laporan-laporan dan log-log periodik Meskipun setiap logger di set mengenai kejadian-kejadian dan laporan tertentu namun bila logger tersebut rusak maka semua pesan-pesan yang di log pada logger tersebut harus bisa diahlikan pada logger lainnya.

56 Aplikasi SCADA Bagian utama dari sistem manajemen jaringan SCADA adalah fungsi dasar sistem, sistem manajemen sumber data, Human Machine Interface dan sub sistem komunikasi. Dengan aplikasi SCADA, semua fungsi secara bersamaan yang diperlukan digolongkan untuk supervisi dan pengendalian sistem tenaga listrik.

57 Aplikasi SCADA berisi fungsi:
Telesinyal. Telemeter. Telekontrol. Load Frequency Control (LFC). Tap changer. Monitoring. Pembacaan parameter proteksi Pembacaan meter transaksi energi

58 Pengendalian Jaringan
Sistem kontrol jaringan yang modern dapat mengurangi waktu eksekusi dan dapat meningkatkan keandalan operasional. Pengendalian jaringan dapat dilakukan oleh dispatcher melalui jaringan komunikasi manapun yang telah dipersiapkan. Untuk meyakinkan keandalan, konsep pengendalian jaringan meliputi beraneka ragam fasilitas keamanan tambahan seperti : Pengecekan aneka kondisi interlock. Monitoring keandalan jaringan pada operasi switching yang direncanakan. Monitoring terhadap perubahan jaringan selama operasi switching.

59 Manajemen Prosedur Switching
Manajemen prosedur switching memungkinkan pengguna di ruang control center mempunyai peralatan lengkap untuk menciptakan, memeriksa dan mengeksekusi operasi switching di jaringan (dalam mode proses dan mode studi).

60 Akuisisi Data Gangguan
Dengan menggunakan akuisisi data gangguan, personel pada control center atau enjiner sistem dapat menganalisa perilaku sistem dalam jaringan suplai energi sebelum dan sesudah terjadi gangguan

61 Data berikut ini dapat disimpan dalam analisa tersebut :
Tampilan sesaat (snapshots). Trend data. Perubahan status.

62 Analisa Topologi Pencarian topologi secara interaktif dapat dilakukan dispatcher untuk mendefinisikan peralatan yang terhubung dalam jaringan listrik tegangan di atas 70 kV. Fungsi pewarnaan jaringan mengatur warna tampilan dari peralatan bergantung pada berbagai keterangan dari item atau peralatan tertentu. Bagian jaringan, grup jaringan (misalnya level tegangan), atau kondisi operasi sistem (misalnya mati, di-ground-kan, tidak terdefinisi, dan sebagainya) dapat dibedakan dalam warna yang berbeda.

63 Sekian


Download ppt "Sistem dan Aplikasi SCADA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google