Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB III STRUKTUR dan PROSES SOSIAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB III STRUKTUR dan PROSES SOSIAL"— Transcript presentasi:

1 BAB III STRUKTUR dan PROSES SOSIAL
STRUKTUR MASYARAKAT KELOMPOK SOSIAL Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada 4 kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut. a. Kelompok Formal-Sekunder (A). Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder, bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula. b. Kelompok Formal-Primer (B). Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara tegas. Kelompok ini memiliki struktur yang tegas walaupun fungsi-fungsi struktur-struktur itu diimplemantasikan secara guyub. c. Kelompok Informal-Sekunder (C). Adalah kelompok sosial yang umumnya informal namun keberadannya bersifat sekunder. Kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat dan tidak mengikat bahkan bisa terbentuk walaupun memilih tujuan-tujuan kurang jelas. d. Kelompok Informal-Primer (D). Adalah kelompok sosial yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formal-primer yang tidak adapt ditampung oleh kelompok formal-primer. Pada umumnya kelompok sosial diatas adalah kelompok sosial yang teratur, artinya mudah diamati dan memiliki struktur yang relatif jelas.

2 2. LEMBAGA (Pranata) SOSIAL Lembaga (pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyarakat. Dengan kata lain lembaga sosial digunakan untuk menciptakan ketertiban (order). Wujud konkret dari pranata sosial adalah aturan, norma, adat istiadat dan semacamnya yang mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan manusia, dengan kata lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah melembaga atau menajdi kelembagaan di suatu masyarakat. 3. STRATIFIKASI SOSIAL (Social Stratification) Stratifikasi atau strata sosial adalah struktur sosial yang berlapis-lapis di dalam masyarakat. Lapisan sosial menunjukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari yang terendah (Lower Class) sampai yang paling tinggi (Upper Class). Secara fungsional, lahirnya strata sosial ini karena kebutuhan masyarakat terhadap sistem produksi yang dihasilkan oelh masyarakat di setiap strata, di mana sistem produksi itu mendukung secara fungsional masing-maisng strata. Dasar pembentukan kelas sosial adalah : ukuran kekayaan, ukuran kepercayaan, besarnya kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan. 4. MOBILITAS SOSIAL (Social Mobility) Menurut Horton dan Hunt (Narwoko dan Suyanto, 2004:188), mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggotan kelompok. Secara umum ada 3 jenis mobilitas sosial, yaitu gerak sosial yang meningkat (social climbing), gerak sosial menurun (social sinking) dan gerak sosial horizontal. Ketiga jenis mobilitas sosial ini dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja sesuai dengan bagaimana seseorang mengekspresikan lingkungan sosial dan bagaimana lingkungan sosial mengekspresikan seseorang secara timbal balik.

3 B. PROSES dan INTERAKSI SOSIAL
5. KEBUDAYAAN Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian, maka kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakatnya. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddayah yang merupakan kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. (Koentjaraningrat, 1979:195). Koentjaraningrat (Soekanto, 2003:172) culture mempunyai kesamaan arti dengan kebudayaan yang berasal dari kata lain colore yang artinya mengolah atau mnegerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. B. PROSES dan INTERAKSI SOSIAL Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto, 2002:62). Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) adan adanya komunikasi (communication). 1. Kontak Sosial Menurut Soeryono Soekanto (2002:65), kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum (bersama-sama) dan tango (menyentuh), jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya. 2. Komunikasi Sosiologi menjelasakan bahwa komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (1) terhadap informasi, sikap dan perilaku orang (2) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang (1) membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yg pernah dia (1) alami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang digunakan, sehingga media kadang kala juga ikut memengaruhi isi informasi (1) dan penafsiran (2), bahkan menurut Marshall McLuhan (1999:7) bahwa media juga adalah pesan itu sendiri.

4 C. PROSES-PROSES INTERAKSI SOSIAL
PROSES ASOSIATIF Dimaksud dengan proses asosiatif adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. a. Kerjasama Gotong royong dan kerja bakti Bargaining Co-optation Coalition Joint-venture b. Accomodation Coersion Compromise Mediation Conciliation Toleration Stalemate Adjudication 2. PROSES DISOSIATIF Proses sosial disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara mereka apda suatu masyarakat. a. Persaingan (Competition) b. Controvertion c. Conflict


Download ppt "BAB III STRUKTUR dan PROSES SOSIAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google