Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SUMBERDAYA IKAN “Ikan Komersial”

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SUMBERDAYA IKAN “Ikan Komersial”"— Transcript presentasi:

1 SUMBERDAYA IKAN “Ikan Komersial”
Analisis Hasil Tangkapan Ikan (AHPI)

2 Definisi Ikan Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan (UU No. 31 Tahun 2004) Berdasarkan data Fishbase sampai tanggal 14 September 2016 ada spesies ikan yang di temukan di seluruh perairan di Indonesia 3637 merupakan marine fishes 702 merupakan ikan komersial, minor commersial, highly commersial, dan subsistence fisheries  Indonesia Bisa dilihat di wwww.fishbase.org Rumput laut, Eucheuma cottonii (Webber-van Bosse, 1913) dengan demikian, secara hukum bisa disebut ikan, atau, ialah komoditas perikanan. Secara ilmiah, definisi ini tentu saja tidak bisa diterima, dan bisa merubah sistem nomenklatur yang selama ini sudah disepakati secara global. Namun untuk kepentingan mengenal produk atau komoditas perikanan, kita akan menggunakan istilah ini. Pada sisi lain, kita juga tetap menggunakan pedoman dasar secara ilmiah bahwa ikan ialah semua hewan yang termasuk dalam klas Pisces

3 Kategori Ikan Ikan Bersirip (45 kategori)
Binatang Berkulit Keras (8 kategori) Binatang Berkulit Lunak (8 kategori) Binatang Air lain (4 kategori) Tanaman Air (1 kategori) Berdasarkan ketentuan statistik yang dikeluarkan Pemerintah, klasifikasi jenis hasil tangkapan dari perikanan laut dibedakan menurut kategori berikut:

4 Ikan Peperek, Slip Mouth/Pony Fish - Leiognathidae
Badan pipih, mulut dapat ditarik keluar Kepala bagian atas bergerigi Panjang umumnya mencapai 15 m Warna abu keperakan Banyak jenis – Leiognathus spp Demersal, dasar lunak Perairan pantai Utara Jawa, Kalimantan, Papua Trawl, Pukat pantai, Dogol Komersial, melimpah, harga murah Leiognathus bindus 1.4 Ikan Peperek, Slip Mouth/Pony Fish - Leiognathidae Karakteristik: bentuk badan sangat pipih (vertikal) dan tipis. Posisi mulut umumnya superior, mulut bisa ditarik keluar (protacted) dan ujung moncong pendek. Bagian kepala bergerigi, sedangkan pada nape (kuduk) terdapat duri-duri tidak teratur. Warna tubuh dominan abu-abu keperakan. Jenis ikan ini terdiri dari beragam spesies, yang paling umum adalah genus Leiognathus spp. Termasuk jenis omnivor, pemakan tanaman dan sisa organisme yang sudah mati (detritus). Tergantung jenisnya, ukuran ikan ini umumnya berkisar antara 15 – 20 cm. Nama lokal: Selangat, Petek, Kekek, Pepetek, Sekiki, Caria, Petah. Habitat: ikan Peperek termasuk jenis ikan demersal. Habitatnya adalah perairan pantai dengan tipe dasar lunak (pasir halus dan campuran lumpur) dari muara sungai. Perikanan: Ikan Peperek sangat sebagai produk perikanan skala kecil yang beroperasi di pantai. Perairan Utara Jawa dan kalimantan merupakan fishing ground utama dari perikanan ini. Alat tangkap yang paling umum dipakai adalah; Jaring Tarik (Beach Seine). Secara tidak sengaja ikan ini juga menjadi hasil samping dari alat Trawl dan Dogol (Danish Seine). Nama Daerah: Selangat, Petek, Kekek, Pepetek, Sekiki, Caria, Petah

5 Ikan Manyung, Marine Catfish, - Ariidae
Badan bulat memanjang, tanpa sisik Sirip punggung pertama berduri keras Sepasang sungut pada rahang atas dan bawah Panjang mencapai 100 cm Demersal, dasar lunak , lumpur Muara sungai & perairan pantai Utara Jawa, Kalimantan, Papua Trawl, Pukat Pantai, Pancing, Dogol, Gill Net 1.5 Ikan manyung, marine catfish - Ariidae Karakteristik: bentuk badan memanjang agak bulat, badan tidak bersisik dan mata relatif kecil. Sirip punggung pertama berduri keras, ujung sirip punggung umumnya memanjang. Sirip dada pertama juga berduri keras dan sering disebut patil karena bisa melukai tangan. Ciri lainnya adalah terdapatnya sepasang sungut pada rahang atas dan rahang bawah. Warna dominan adalah coklat kemerahan, sebagian berwarna abu-abu. Nama lokal: Keteng, Keting, Duri kerak, Pulutan, Utek. Habitat: ikan Manyung termasuk jenis ikan demersal. Habitatnya adalah perairan pantai dengan tipe dasar lunak seperti lumpur. Ikan ini paling banyak ditemukan pada muara sungai dekat hutan bakau, bahkan beberapa diantaranya sampai masuk ke sungai. Ikan Manyung termasuk predator dengan jenis makanan beragam (makrofauna). Fishing ground utama ikan ini adalah Utara Jawa, Sumatera dan kalimantan. Ikan ini juga banyak ditemukan di wilayah Papua Tenggara, namun nelayan lokal tidak tertarik untuk menangkap ikan ini di sana. Perikanan: Harga ikan ini relatif murah, sehingga kurang bernilai ekonomis. Ukurannya bervariasi, bisa mencapai panjang 100 cm. Alat tangkap yang paling umum dipakai adalah: jaring Insang (Gill net). Di Kalimantan dan Utara Jawa, ikan ini juga ditangkap dengan Dogol, Jaring Tarik, Mini-Trawl dan Pancing. Nama Daerah: Keteng, Keting, Duri kerak, Pulutan, Utek

6 Ikan Beloso, Lizard Fishes - Synodontidae
Badan bulat memanjang, mulut leabr, gigi tajam Sirip punggung kedua kecil, lemah tidak berduri, terdapat adipose fin Panjang badan bisa mencapai 45 cm Demersal, dasar lunak , lumpur, perairan pantai dangkal Juga reef associated, makanan ikan, crustacea Utara Jawa, Kalimantan, Papua Trawl, Pukat Pantai, Payang, Dogol 1.6 Ikan Beloso, Lizard Fishes – Synodontidae Karakteristik: masih satu famili dengan ikan Nomei (Harpadon spp), bentuk badan bulat memanjang seperti cerutu, mulut sangat lebar dan bergigi tajam (villiform). Kepala gepeng dengan moncong relatif pendek. Warna punggung kecoklatan, warna perut sedikit keperakan (putih). Bagian punggung bercorak (gelombang) warna hitam. Ujung sirip punggung, perut dan ekor bagian bawah berwarna kehitaman. Tiga genus yang ditemukan di Indonesia adalah: Saurida spp, Synodus spp., dan Trachinocephalus myops. Nama lokal: Kadil, Kedel, Unduk, Buntut Kerbo, Mudin-Mudin, Bekut Laut, Belungkor, Chonor Habitat: ikan Beloso termasuk jenis ikan demersal (hidup di dasar). Habitatnya adalah perairan pantai dengan tipe dasar lunak seperti pasir sedikit lumpur. Ikan ini juga banyak ditemukan pada perairan pantai dekat dengan muara sungai atau di bagian luar terumbu karang (reef associated). Makanan utamanya adalah ikan kecil dan krustasea. Perikanan: nelayan sudah relatif jarang mendapatkan ikan ini dan harganya relatif murah. Ukurannya bervariasi, bisa mencapai panjang 60 cm namun lebih sering ditangkap pada ukuran 45 cm. Ikan ini merupakan hasil sampingan dari alat modifikasi Trawl maupun Dogol. Nelayan sering mendapatkan ikan ini pada operasi Jaring Tarik (Beach Seine). Nama Daerah: Kadil, Kedel, Unduk, Buntut Kerbo, Mudin-Mudin, Bekut Laut, Belungkor, Chonor

7 Ikan Biji Nangka, Goat Fishes - Mullidae
Badan tertutup sisik sampai di kepala Sepasang sungut pada rahang bawah Garis membujur berwarna kuning Panjang badan bisa mencapai 50 cm Demersal, dasar lunak , lumpur, perairan pantai dangkal, muara sungai Sungut sebagai peraba dalam mencari makan Predator macrofauna Utara Jawa, Kalimantan, Papua Trawl, Pukat Pantai, Payang, Dogol 1.7 Ikan Biji Nangka, Goat Fish – Mullidae Karakteristik: badan memanjang dan tertutup sisik sampai kepala, kecuali moncong sebelah depan. Mulut kecil dengan gigi yang lemah. Ciri khusus ikan ini adalah terdapat sepasang sungut pada rahang bawah dan garis membujur berwarna kuning pada sisi badan. Ciri ini dikombinasi dengan bentuk tubuh menjadi nama ikan ini terkenal dengan sebutan Biji Nangka. Secara keseluruhan ikan berwarna cerah. Genus yang sering ditemukan di Indonesia termasuk Mulloidichthy spp., Parupeneus spp., dan Upeneus spp. Nama lokal: Kakunir, Kunir, Kuniran, Butir Nangka Habitat: ikan Biji Nangka termasuk jenis ikan demersal (hidup dekat dasar), sungutnya berfungsi sebagai alat peraba. Habitatnya adalah perairan pantai dengan tipe dasar lunak seperti lumpur. Beberapa jenis dari ikan ini juga ditemukan di bagian luar terumbu karang (reef associated). Makanan utamanya adalah ikan kecil dan makrofauna lainnya (termasuk jenis predator). Perikanan: nelayan, terutama di wilayah Utara Jawa masih menjadikan ikan ini sebagai target, terutama dengan semakin berkurangnya hasil tangkapan udang. Alat yang biasa digunakan adalah Dogol dan Payang, termasuk Lampara. Nelayan skala kecil juga sering menangkap ikan ini dengan alat Jaring Tarik. Ikan ini sebenarnya bisa mencapai ukuran 60 cm, namun lebih sering tertangkap pada panjang sekitar 30 cm. Nama Daerah: Kakunir, Kunir, Kuniran, Butir Nangka

8 Ikan Merah/Bambangan, Red Snapper - Lutjanidae
Badan memanjang tapi pipih, sisik menutupi kepala, sirip dorsal menyatu Warna umumnya merah darah, merah kekuningan, coklat, coklat sampai pucat keperakan Panjang mencapai 100 cm Genus: Etelis, Lutjanus Demersal, perairan pantai dangkal, mangrove, berasosiasi dengan terumbu karang Predator : ikan dan makrofauna lainnya Indonesia Timur, perairan terumbu karang Pancing, Gill Net, Dogol 1.9 Ikan Merah/Bambangan, Red Snapper – Lutjanidae Karakteristik: badan memanjang dan tertutup sisik sampai kepala. Mulut sedang sampai besar, posisi mulut terminal. Terdapat tiga deretan sisik atau lebih pada keping tutup insang depan. Bentuk sirip ekor antara emarginate dan lunate. Sirip perut berada di bawah sirip dada. Ikan ini mempunyai banyak jenis. Genus Aphareus dan Aprion (Jobfish) digemari untuk spear-fishing, terutama oleh penyelam atau snorkeler. Termasuk genus yang komersial adalah Etelis spp., Lutjanus spp., dan Paracaesio spp. Nama lokal: Kerisi Basi, Ganrang Eca, Ungar, jenahak Mailah, Tanda-Tanda, Sendarat, Siakap Merah Habitat: hampir semua jenis dari ikan ini adalah penghuni laut (marine), namun beberapa spesies bisa bermigrasi ke air payau maupun sungai untuk mencari makan. Termasuk ikan demersal, ikan Bambangan tercatat bisa hidup sampai kedalaman 450 m. Semua jenis termasuk predator yang agresif. Makanan utamanya adalah ikan dan crustacea. Perikanan: Ikan ini umumnya ditangkap dengan menggunakan Gill net dan Muro Ami. Belakangan ikan ini sering ditangkap dengan menggunakan pancing. Untuk mempertahankan ikan tetap hidup setelah ditangkap dengan pancing, nelayan mengeluarkan gas pada gelmbung renang untuk mengurangi resiko kerugian. Ikan ini bisa mencapai ukuran 100 – 150 cm. Namun lebih sering ditangkap pada ukuran < 60 cm. Nama Daerah: Kerisi Basi, Ganrang Eca, Ungar, jenahak Mailah, Tanda-Tanda, Sendarat, Siakap Merah

9 Ikan Kerapu, Groupers - Serranidae
Badan bulat panjang, sedikit pipih Duri keras pada tutup insang bagian atas Warna beragam, tergantung jenis, banyak jenis – perdgangan ikan karang hidup Genus: Plectropomus, Epinephelus Panjang mencapai > 100 cm Beberapa spesies sudah dibudidaya Komersial, harga tinggi untuk ikan hidup 1.10 Ikan Kerapu, Groupers – Serranidae Karakteristik: badan memanjang, beberapa agak pipih. Terdapat 1 – 3 duri keras pada tutup insang. Tutup insang sebagian atau seluruhnya bergerigi. Mulut sedikit superior. Rahang dilengkapi gigi taring (canine) yang kuat. Sirip ekor kebanyakan rounded atau truncate, jarang yang lunate atau forked. Warna tubuh sangat beragam, tergantung dari jenisnya. Beberapa spesies mempunyai sabuk yang berwarna lain. Jenis lainnya mempunyai beberapa totol/noda. Ikan ini mempunyai banyak jenis. Genus yang paling komersial sebagai produk dalam perdagangan ikan karang hidup adalah: Epinephelus spp., dan Plectropomus spp. Nama lokal berdasarkan jenis: Kerapu Macan, Sunu, bebek, Tikus, Lumpur, kerapu Batu, Kerapu Minyak, Balong, Ukon, Pertang, Kerapu Lilin, Kerapu Tutul, barong Putih, Belidra, Kerapu Bara, Kerapu Lodi Habitat: hampir semua jenis ikan Kerapu hidup pada habitat terumbu karang. Distribusinya mencapai wilayah dari daerah tropis sampai iklim sedang. Termasuk jenis ikan demersal, makanannya tergantung dari berburu ikan, walaupun ada beberapa jenis (non komersial) pemakan plankton. dari ikan ini adalah penghuni laut (marine), namun beberapa spesies bisa bermigrasi ke air payau maupun sungai untuk mencari makan. Termasuk ikan demersal, ikan Bambangan tercatat bisa hidup sampai kedalaman 450 m. Semua jenis termasuk predator yang agresif. Makanan utamanya adalah ikan dan crustacea. Perikanan: Ikan ini umumnya ditangkap dengan menggunakan Pancing atau jaring Muro Ami. Nelayan yang menangkap dengan pancing, bisa mempertahankan ikan tetap hidup dengan mengeluarkan gas dari gelembung renang, melalui anus. Mereka menggunakan ‘pentil’ karet berlobang untuk mengeluarkan gas. Beberapa nelayan juga menangkap ikan Kerapu dengan menggunakan racun terlarang seperti Potasium Sianida. Ikan kerapu pernah tercatat berukuran panjang 300 cm dengan berat mencapai > 200 kg. Demersal, terumbu karang Predator: ikan dan makrofauna lainnya Indonesia Timur, perairan terumbu karang yang masih bagus Pancing, potas Nama Daerah: Kerapu Macan, Sunu, bebek, Tikus, Lumpur

10 Ikan Kerapu, Brown-Marbled , Tiger Groupers - Serranidae
1.10 Ikan Kerapu Macan, Tiger Groupers – Serranidae Karakteristik: Sirip ekor bundar (rounded), badan berwarna coklat kekuningan (pucat), terdapat ‘blotch’ berwarna coklat tua pada seluruh tubuh secara tidak teratur. Bersama totol-totol atau bintik-bintik berwarna coklat tua pada seluruh tubuh dan sirip. Pada caudal peduncle terdapat noda (sadel) berwarna hitam. Spesies: Epinephelus fuscoguttatus. Nama lokal Kerapu Macan. Habitat: penghuni lereng terumbu karang bagian luar, terutama pada terumbu karang yang subur dan cerah. Aktif pada saat sore hari, sebagai predator dengan jenis makanan ikan, kepiting dan cephalopoda. Perikanan: ikan ini merupakan komoditas yang sangat terkenal di pasar Hongkong dalam perdagangan ikan karang hidup. Kebanyakan nelayan sudah memahami tingkah laku reproduksi ikan ini terkait dengan musim penangkapan. Alat tangkap utama adalah Pancing. Ikan yang tertangkap hidup, anusnya dimasukkan slang plastik untuk mengeluarkan gas dari gelembung renang. Dengan cara itu ikan bisa dipertahankan hidup. Nelayan juga sering menangkap ikan ini dengan menyemprotkan racun (Potasium Sianida) pada terumbu karang. Ikan ini bisa mencapai ukuran 120 cm, sering tertangkap pada ukuran sekitar 50 cm. Kerapu Macan, Tiger Grouper: Epinephelus fuscoguttatus

11 Ikan Kerapu, Groupers - Serranidae
1.10 Ikan Kerapu Sunu, Squareail Coral Grouper – Serranidae Karakteristik: Sirip ekor truncate atau sedikit emarginate. Kepala, badan dan sirip ditutupi oleh bintik-bintik (bentuk bundar atau oval) yang berwarna biru tua pada pinggirnya. Jarak antar bintik sama dengan besarnya diameter bintik tersebut. Posisi mulut sedikit superior, rahang dilengkapi dengan gigi taring (canine) yang tajam. Spesies: Plectropomus areolatus. Nama lokal: Kerapu Sunu. Habitat: terumbu karang bagian depan yang subur dan kecerahan tinggi. penghuni lereng terumbu karang bagian luar, terutama pada terumbu karang yang subur dan cerah. Termasuk predator dengan makanan utama ikan. Perikanan: kerapu Sunu termasuk jenis ikan pemalu, tidak liar seperti jenis kerapu lainnya. Dia menempati wilayah terumbu karang yang lebih dangkal dibandingkan ikan Kerapu Macan. Pemijahan umumnya terjada menjelang bulan purnama. Menjelang terjadinya pemijahan, ikan ini relatif agresif dan sangat responsif terhadap umpan. Tingkah laku reproduksi ini sudah diketahui oleh nelayan yang menjadi sebab utama menurunnya populasi belakangan ini. Kerapu Sunu termasuk salah satu komoditas paling menarik dalam perdagangan ikan karang hidup di Hongkong. Alat tangkap utama adalah Pancing. Ikan yang tertangkap hidup, anusnya dimasukkan slang plastik untuk mengeluarkan gas dari gelembung renang. Dengan cara itu ikan bisa dipertahankan hidup. Nelayan juga sering menangkap ikan ini dengan menyemprotkan racun (Potasium Sianida) pada terumbu karang. Ikan ini bisa mencapai ukuran 70 cm, sering tertangkap pada ukuran sekitar 40 cm. Kerapu Sunu, Squarre-tail Grouper:, Coral trout: Plectropomus areolatus

12 Ikan Kerapu, Groupers - Serranidae
1.10 Ikan Kerapu Tikus, Mouse Grouper, Baramundi Cod – Serranidae Karakteristik: kepala bagian depan datar. Bentuk punggung cembung, dimulai dari bagian ‘nape’. Rahang dilengkapi dengan gigi bentuk villiform. Sirip ekor bundar (rounded). Tubuh berwarna coklat kehijauan. Kepala, badan dan sirip ditutupi noda hitam yang cukup jarang antara satu dengan lainnya. Noda hitam pada badan saling tumpang tindih dengan ‘blotch’ berwarna abu-abu (kotor). Spesies: Cromileptes altivelis. Nama lokal: Kerapu Bebek. Habitat: terumbu karang bagian depan yang subur dan kecerahan tinggi. penghuni lereng terumbu karang bagian luar, terutama pada terumbu karang yang subur dan cerah. Pertumbuhannya sangat lambat. Termasuk predator dengan makanan utama ikan dan crustacea. Perikanan: ikan kerapu Tikus termasuk jenis yang soliter menghuni terumbu karang. Alat tangkap utama adalah jenis perangkap (Bubu) dan Pancing. Kerapu Tikus juga termasuk salah satu komoditas paling menarik dalam perdagangan ikan karang hidup di Hongkong. Karena terbatasnya produksi hasil tangkapan (dan tidak bisa dipenuhi melalui budidaya), perdagangan jenis ikan ini terganggu. Ikan ini bisa mencapai ukuran 70 cm, namun banyak tertangkap pada ukuran sekitar 40 cm. Kerapu Tikus, Mouse Grouoer, Baramundi Cod, Humpback Grouper: Cromileptes altivelis

13 Ikan Kakap, Barramundi , Sea Bass - Centropomidae
Badan pipih, bulat panjang, KEPALA tipis melebar, moncong meruncing tertutup sisik Mulut besar, rahang bawah lebih panjang Sirip ekor bulat (rounded), sirip dada dan dubur membulat Warna coklat keemasan di atas, keperakan di bawah Panjang bisa mencapai 170 cm Spesies: Lates calcalifer, Kakap Putih Demersal, dasar lunak, berlumpur, bakau dan estuary Predator: ikan dan makrofauna lainnya Hampir seluruh perairan Indonesia Pancing, Trawl, Gill net dasar 1.12 Ikan Kakap, Baramundi, Sea Bass – Centropomidae Karakteristik: Badan pipih dan memanjang. KEPALA tipis dan datar, moncong runcing dan tertutup sisik, mulut besar dan RAHANG bawah lebih panjang (posisi mulut superior). Sirip ekor bundar, sirip dada dan dubur juga bulat. Warna tubuh coklat kemesan pada punggung dan keperakan di bagian perut. Dari seluruh Famili Centropomidae, hanya dua spesies yang banyak ditangkap di Indonesia, yaitu: Lates calcalifer dan Psammoperca waigiensis. Nama lokal: Kakap Putih, Petak, Pletekan, Tetahan, Kanja, Pica-Pica, Cukil, Cabik, Siakap , Selungsung, Ringan Habitat: Kakap Putih termasuk jenis ikan demersal dan soliter. Asosiasi habitat utamanya termasuk perairan pantai dangkal, bakau dan muara sungai dengan dasar lunak (berlumpur) – termasuk predator dengan makanan utama makrofauna. Fishing ground utama dari ikan kakap saat ini termasuk Sumatera, Kalimantan dan Papua (spesies Psammoperca waigiensis). Alat tangkap yang banyak digunakan terutama Gill Net dasar, Trawl dan Pancing. Ikan ini bisa mencapai panjang 200 cm, namun umumnya tertangkap pada ukuran < 150 cm. Nama Daerah: Kakap Putih, Petak, Pletekan, Tetahan, Kanja, Pica-Pica, Cukil, Cabik, Siakap , Selungsung

14 Ikan Kuwe, Trevallies/jacks - Carangidae
Badan lebar dan pipih, dua duri depan sirip dubur, dada tidak bersisik Duri lunak pada sirip punggung kedua panjang mencapai ekor Noda coklat atau hitam pada tutup insang Warna beragam: biru kehijauan bagian atas, kuning mas atau keperakan di bagian bawah Panjang beragam, tergantung spesies – ada yang mencapai 150 cm Habitat: perairan terumbu karang, pelagis, schooling, sebagian soliter, hampir seluruh perairan Indonesia Makanan: berburu ikan Komersial, cukup banyak didapat Alat tangkap: pancing, Purse Seine, Payang, Gill Net 1.24 Ikan Kuwe, Trevallies/Jacks - Carangidae Karakteristik: Badan pipih, punggung lebih CEMBUNG dibanding perut (khas untuk genus Caranx), terdapat scute pada ekor sebagai perpanjangan dari gurat sisi, sirip punggung kedua dan sirip dubur memanjang sampai ekor, dua duri keras didepan sirip dubur (umum untuk famili Carangidae) dan noda hitam pada tutup insang (khusus untuk spesies caranx papuensis, noda tersebut berwarna putih). Sirip dada panjang dan membentuk bulan sabit (falcate). Wara badan sangat bervariasi, tergantung spesies. Spesies Caranx ignobilis berwarna hitam sampai keperakan. Jenis Gnathanodon speciosus berwarna kuning dengan garis-garis vertikal berwarna hitam. Sedangkan Caranx melampygus berwarna abu kebiruan dengan totol-totol hitam pada punggungnya. Famili Carangidae terdiri dari 33 genus, tujuh genus termasuk dalam kategori ikan Kuwe, yaitu: Alectis, Alepes, Atropus, Atule, Carangoides, Caranx, Gnathanodon, Trachinotus dan Uraspis. Nama lokal: Languan, Putihan, Pulas Keladi, Cupak, Jamah, Repoh, Tai Ayam. Habitat: tergantung dari spesiesnya, habitat dari ikan Kuwe sangat beragam, dari pantai sampai laut lepas (oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar (demersal). Caranx dan Gnathanodon sangat khas sebagai penghuni terumbu karang (reef associated). Hampir semua ikan Kuwe mempunyai sifat bergerombol (schooling) dan bersifat carnivor. Makanan utamanya adalah ikan dan makrofauna lainnya. Perikanan: perikanan komersial dari ikan Kuwe sebagian besar ditujukan bagi jenis ikan yang bergerombol dan berada di luar habitat karang (laut lepas). Alat tangkap yang paling dominan adalah Purse Seine dan Gill Net (sebagian kecil). Untuk jenis ikan Kuwe yang terdapat di terumbu karang, alat tangkap paling dominan adalah Pancing dan jaring Muro Ami. Di Indonesia, produksi ikan Kuwe terutama dijual segar dan untuk pindang. Ukuran yang tertangkap sangat beragam, tergantung dari spesiesnya. Jenis perikanan ini sangat penting bagi nelayan untuk pasar lokal dan domestik. Nama Daerah: languan, Putihan, Pulas keladi, Cupak, Jamah, Repoh, Tai Ayam

15 Ikan Tetengkek, Hardtail Scad - Carangidae
Badan terpedo, ada 6-9 finlet di belakang sirip punggung dan dubur Terdapat scute sepanjang gurat sisi. Ekor keras dan langsing. Sirip ekor forked. lTerdapat noda hitam pada tutup insang. Warna: atas biru kehijauan, bawah putih keperakan Panjang bisa mencapai 37 cm, umumnya 25 cm Habitat: hampir seluruh perairan pantai Indonesia , pelagis, schooling Makanan: terutama ikan Alat tangkap: pancing tonda, gill net, payang, purse seine Komersial – untuk ikan pindang 1.25 Ikan Tetengkek, Hardtail Scad, Torpedo Scad - Carangidae Karakteristik: badan bulat memanjang, bagian belakang agak pipih. Di belakang sirip punggung kedua dan di belakang sirip dubur terdapat 7 – 10 finlet yang terpisah satu sama lain. Gurat sisi membentuk kurva di bagian depan badan dan berbelok pada duri keras ke-lima dari sirip punggung pertama. Setelah itu gurat sisi membentuk scute. Kepala dan punggung berwarna abu kebiruan sampai hijau, bagian perut keperakan. Pada operculum terdapat noda berwarna hitam yang berukuran cukup besar dan jelas. Ujung sirip ekor berwarna gelap. Spesies yang paling umum ditemukan dari hasil tangkapan di Indonesia adalah Megalaspis cordyla. Nama lokal: Cengkurungan, Kacangan, Panga, Sarisi, Selar Tengkek, Kerongan, Cencaru, Keras Ekor, Habitat: Ikan ini tersebar pada hampir seluruh wilayah perairan Indonesia, termasuk jenis ikan pelagis dan bergerombol (schooling). Jenis makanannya adalah ikan-ikan kecil. tergantung dari spesiesnya, habitat dari ikan Kuwe sangat beragam, dari pantai sampai laut lepas (oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar (demersal). Alat tangkap yang paling sering digunakan adalah Purse Seine, Payang dan Pancing Tonda. Ikan ini sebenarnya bisa mencapai panjang 70 cm. Namun lebih sering tertangkap pada ukuran 25 – 35 cm. Sayangnya ikan ini sudah mulai jarang didapat oleh nelayan di Indonesia. Nama Daerah: Cengkurungan, Kacangan, Panga, Sarisi, Selar Tengkek, kerongan, Cencaru, Keras Ekor,

16 Ikan Lemuru, Indian Oil sardine, Bali Sardinella – Clupeidae
Badan memanjang, sisik halus, keping tutup insang bawah menyudut, keping tutup insang antara berbentuk setengah lingkaran Bagian bahu ada noda kuning kehijauan Warna: punggung gelap, perut keperakan Panjang: umur deawsa ditangkap pada ukuran 15 cm Hanya dua spesies: Sardinella lemuru dan S. longiceps 1.35 Ikan Lemuru, Indian Oil Sardine, Bali Sardinella – Clupeidae Karakteristik: badan memanjang agak bulat, sisik lebih halus (dibanding famili Clupeidae lainnya), tutup insang bagian bawah membentuk sudut, keping insang antara berbentuk setengah lingkaran. Di belkang tutup insang ada noda kuning kehijauan diikuti dengan garis berwarna kekuningan pada gurat sisi (lateral line). Pungung berwarna gelap, sedangkan perut berwarna keperakan. Ikan ini terdiri dari dua spesies: Sardinella lemuru dan S. longiceps. Nama lokal: Kucingan, Protolan, Semenit, Seroi, Tembang Mata Kucing, Tembang Moncong. Habitat: Ikan Lemuru termasuk jenis ikan pelagis yang membentuk gerombolan sangat besar. Penyebarannya terutama di wilayah perairan pantai. Selat Bali adalah salah satu habitat ikan Lemuru yang dianggap paling besar di wilayah Samudera Indonesia, dengan tipologi pantai yang sering membentuk up-welling. Makanan utamanya adalah fitoplankton dan zooplankton, terutama copepods. Perikanan: Perikanan Lemuru di perairan Selat Bali mulai terkenal sebagai wilayah penangkapan terbesar setelah diperkenalkannya alat tangkap Purse Seine pada tahun Sebelumnya ikan ini ditangkap dengan alat tangkap Payang. Purse Seine dengan ukuran mata jaring ½ inci mampu menangkap ikan Lemuru pada berbagai ukuran. Berdasarkan kategori ukuran, nama ikan ini di Muncar diberi nama berbeda – Semenit (ukuran < 6 cm), protolan (6 – 12 cm), Kucing (12 – 15 cm) dan lemuru (> 15 cm). Hasil tangkapan terutama diolah untuk ikan kaleng, sebagian lagi dijadikan pindang. Habitat: perairan pantai, pelagis, schooling, Selat Bali Makanan plankton Alat tangkap: Purse Seine (lampu), Payang, Dogol dan Bagan Nama Daerah: Kucingan, Protolan, Semenit, Seroi, Tembang Mata Kucing, Tembang Moncong

17 Ikan Tengiri Batang, Indo-Pacific King Mackerel – Scombridae
Badan memanjang dan pipih seperti papan Mulut lebar terletak diujung moncong Badan tanpa sisik, terdapat 8-9 finlet di belakang sirip punggung dan dubur Noda-noda bulat mulai sisip dada mengikuti gurat sisi ke ekor. Sirip punggung gelap Warna: punggung biru, bawah keperakan Panjang: umumnya 60 cm (bisa 100 cm) Spesies: Scomberomorus guttatus 1.39 Ikan Tengiri Papan, Indo-Pacific King Mackerel - Scombridae. Karakteristik: badan memajang dan pipih (tipis) seperti papan. Mulut lebar dan terletak diujung moncong (terminal). Badan tanpa sisik, terdapat 8-9 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur. Terdapat noda-noda (bulat) berwarna hitam dimulai dari sirip dada, mengikuti gurat sisi ke arah ekor. Pada sisi ekor terdapat tiga keel. Warna punggung biru, bagian perut keperakan. Jenis yang tertangkap di Indonesia adalah Scomberomorus guttatus. Nama lokal: Ayong-Ayong, Usek-Usek, Tandang, Tandau, Luding, Tohok. Habitat: jenis ikan pelagis, hidup di daerah pantai dari kedalaman 15 – 200 m, sering didapat dalam gerombolan (schooling) kecil. Makanan utama adalah mencari gerombolan ikan-ikan kecil (Clupeidae dan Engraulidae), Cumi-Cumi dan Crustacea. Alat tangkap utama untuk menangkap ikan ini adalah pancing Tonda dan Gill Net. Ikan ini dijual dalam bentuk segar dan beku. Sebagian menjadi komoditas pasar ekspor. Ikan Tengiri Papan bisa mencapai panjang 75 cm, sering tertangkap pada panjang 60 cm. Habitat: pelagic oseanik, kadang ke terumbu karang, kadang membentuk schooling kecil Makanan: ikan-ikan kecil Alat tangkap: Purse Seine, Pancing Tonda Nama Daerah: Ayong-Ayong, Usek-Usek, Tandang, Tandau, Luding, Tohok

18 Ikan Tengiri Papan, Narrow Barred Spanish Mackerel – Scombridae
Badan bulat panjang seperti cerutu. Mulut besar terletak diujung moncong Badan tanpa sisik, terdapat 8-10 finlet di belakang sirip punggung dan dubur Gari-garis bengkok melintang tubuh. Gurat sisi menurun pada akhir sirip punggung kedua Warna: punggung biru abu-abu, bawah keperakan. Panjang: umumnya 70 cm (bisa 100 cm) Spesies: Scomberomous commerson 1.40 Ikan Tengiri, narrow Barred Spanish Mackerel - Scombridae. Karakteristik: Badan bulat panjang sepeti cerutu, tapi juga sedikit pipih. Badan tanpa sisik dan terdapat 8 – 11 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan di belakang sirip dubur. Gurat sisi melengkung turun pada akhir sirip punggung kedua. Terdapat garis-garis bengkok secara melintang pada sisi tubuh. Pada individu muda noda-noda hitam tersebut berbentuk bulat. Spesies yang ditangkap di Indonesia adalah Scomberomorus commerson. Nama lokal: Calong, Iyot, Luding, Tengiri Batang, T. Bunga, T. Dengkek, Tohok Langi. Habitat: termasuk ikan pelagis yang menempati perairan pantai pada kedalaman 15 – 200 m. Kadang ikan ini ditemukan membentuk gerombolan kecil dan lebih banyak menghabiskan waktu pada habitat terumbu karang bagian luar. Jenis makanannya adalah ikan-ikan pelagis kecil seperti famili Clupeidae (Tembang, lemuru) dan Engraulidae (Teri). Perikanan: Ikan tengiri terutama tertangkap dengan alat Pancing Tonda, Pancing Ulur (Hand Line) dan Gill Net. Kadang-kadang dia juga tertangkap bersama ikan pelagis kecil dengan alat tangkap Purse Seine. Ikan ini bisa mencapai panjang > 100 cm dan umumnya tertangkap pada panjang sekitar 70 cm. Belakangan, ikan Tengiri jenis ini sering ditangkap dengan menggunakan spear gun. Hasil tangkapan umumnya dijual segar maupun beku untuk memenuhi pasar ekspor. Habitat: pelagic, perairan pantai terumbu karang (reef associated), soliter Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing Tonda, Gill Net Nama Daerah: Calong, Iyot, Luding, Tengiri papan, T. Bunga, T. Dengkek, Tohok Langi

19 Ikan Layur, Hairtails – Trichiuridae
Badan panjang dan pipih, meruncing di bagian belakang seperti buntut Mulut besar dan lebar. Moncong tumpul, rahang bawah lebih menonjol ke depan Sirip punggung bersambung dari kepala sampai ekor Warna: putih keperakan Panjang: bisa mencapai 110 cm Habitat: bathydemersal, perairan pantai Indonesia Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing dasar (ulur) 1.41 Ikan Layur, Hairtails, Cutlassfishes - Trichiuridae. Karakteristik: Badan memanjang dan pipih (tipis) seperti pita. Mulut lebar dan besar dengan gigi taring yang kuat, rahang bawah lebih kedepan (posisi mulut superior). Sirip punggung bersambung dari kepala sampai ekor, Sirip dubur berupa tonjolan duri-duri yang terpisah, sirip ekor meruncing (pointed) pada genus Tentoriceps dan tidak ada pada genus Trichiurus. Tidak mempunyai sirip perut, tidak bersisik, tapi terdapat gurat sisi (lateral line). Warna abu-abu keperakan. Jenis yang paling umum tertangkap di Indonesia terdiri dari: Tentoriceps cristatus, Trichiurus auriga dan T. lepturus. Nama lokal: Jogor, Lajuru, Selayar, Tetimah Layor, Selayur, Timah. Habitat: Layur termasuk jenis ikan benthopelagic berada pada wilayah paparan benua, pada kedalaman 350 m atau lebih. Namun pada malam hari sering bermigrasi ke perairan yang lebih dangkal. Ikan muda memangsa larva-larva crustacea. Namun setelah besar memakan ikan seperti Teri. Perikanan: Ikan Layur dulunya merupakan hasil samping dari alat tangkap Trawl. Pada saat itu ikan Layur hampir tidak mempunyai nilai ekonomis. Belakangan ini, ikan Layur ditangkap dengan Pancing Ulur (Pancing Dasar). Hasil tangkap dijual segar (es) dan diekspor ke Jepang. Kualitas kedua biasanya dijual di pasar domestik. Spesies: Trichiurus auriga dan T. lepturus Nama Daerah: Jogor, Lajuru, Selayar, Tetimah

20 Ikan Tuna, Tunas – Scombridae, Istiophoridae, Xiphidae
Scombridae genus Thunnus disebut Tuna Badan terpedo dan padat. Terdapat 8-10 finlet, sirip ekor bercabang dalam sekali (forked). Sirip dada memanjang Pada tulang ekor terdapat keel. Warna: punggung hitam kebiruan, putih di bawah. Sirip berwarna kekuningan. Panjang: bisa mencapai cm (umumnya cm) Spesies: Thunnus albacares, T. alalunga, T. maccoyii, T. obesus, T. tonggol 1.42 Ikan Tuna – Scombridae. Sebutan ikan Tuna di Indonesia umumnya terdiri dari tiga famili, yaitu Scombridae, Istiophoridae (Layaran) dan Xiphidae (Pedang). Famili Scombridae dari genus Thunnus umum disebut Tuna. Karakteristik: Badan terpedo dan padat. Terdapat 7 – 10 finlet di belakang sirip punggung kedua dan di belakang sirip dubur. Sirip ekor bercabang dalam (forked) dan pada ekor terdapat 3 pasang keel. Warna punggung hitam kebiruan, perut berwarna putih keperalan dan sirip umumnya berwarna kekuningan. Jenis yang ditemukan di Indonesia terdiri dari spesies: Thunnus albacares, T. alalunga, T. maccoyii, T. obesus dan T. tonggol. Nama lokal: Abu-Abu, Tongkol Hitam, Tongkol kayu, Bakulan, Gelang Kawung. Habitat: Ikan Tuna jenis Thunnus spp. Termasuk ikan pelagis bermigrasi secara oseanik. Dia menyenangi berada pada kedalaman di sekitar thermocline. Ikan sering didapatkan bergerombol berdasarkan ukuran. Ikan ukuran lebih besar bergerombol mengikuti objek seperti debris yang melayang dekat permukaan. Tingkah laku ini dimanfaatkan nelayan melalui rumpon. Makanan utamanya adalah ikan, crustacea dan cumi-cumi. Termasuk ikan yang sensitif terhadap konsentrasi oksigen rendah, dia jarang berada pada kedalaman lebih dari 250 m. Perikanan: Ikan jenis Thunnus spp. paling sering ditangkap dengan menggunakan alat Pancing Tuna (Tuna Longline). Pada lokasi-lokasi tertentu seperti selatan Jawa, penangkapan dilakukan dengan menggunakan rumpon, sedangkan alat tangkapnya adalah Pancing Ulur (Handline). Hasil tangkapan ikan ini sering disimpan sementara dengan menggunakan es atau dibekukan sementara pada palka dengan suhu -40 oC. Hasil tangkap kualitas terbaik dijual dalam bentuk beku (frozen) untuk pasar ekspor. Panjang bisa mencapai ukuran 230 cm, dan sering tertangkap pada ukuran 150 cm. Termasuk komoditas ekonomis penting terutama bagi perikanan skala menengah dan besar. Habitat: pelagik oseanik, soliter – Samudera Indonesia dan Pasifik Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing LongLine, Pancing Tonda Nama Daerah: Abu-Abu, Tongkol Hitam, Tongkol kayu, Bakulan, Gelang Kawung,

21 Ikan Tuna – Layaran, Sailfish , Marlin – Istiophoridae
Badan bulat panjang, moncong memanjang membentuk pedang Sirip punggung dimulai dari kepala, kadang sangat besar seperti layar Sirip perut memanjang seperti cambuk. Setiap sisi tualng ekor terdapat 2 keel Warna: punggung biru abu-abu (hampir hitam), perut putih Panjang bisa mencapai 190 cm, umumnya 150 cm 1.42 Ikan Tuna, Layaran, Sailfish, Marlin – Scombridae. Ikan Layaran atau Marlin juga termasuk dalam kategori ikan Tuna. Karakteristik: Badan bulat memanjang, moncong memanjang membentuk seperti pedang. Sirip punggung dimulai dari atas kepala. Pada beberapa jenis, sirip punggung sangat lebar seperti layar. Sirip perut memanjang seperti cambuk dan pada setiap sisi tulang ekor terdapat 2 keel. Warna punggung biru abu-abu (hampir hitam), sedangkan perut berwarna putih. Jenis spesies yang tertangkap di Indonesia terdiri dari: Istiophorus platypterus, Macaira mazara. Nama lokal: Jangilus, Jegan, Klayar, Lanjareng, Marsuji. Habitat: Ikan Layaran termasuk jenis ikan dengan penyebaran oseanik dan epipelagic, lebih sering ditangkap pada kedalaman di atas thermocline. Distribusinya lebih sering pada wilayah perairan dekat pantai dan pulau-pulau; membentuk gerombolan berdasarkan ukuran. Makanan utamanya adalah ikan, crustacea dan cephalopoda. Ikan ini ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama Samudera Indonesia, Ambon, Banda dan Sulawesi. Perikanan: seperti jenis Thunnus sp., ikan ini juga tertangkap dengan alat tangkap Tuna Longline dan handline dengan menggunakan alat bantu Rumpon. Namun dia juga banyak tertangkap dengan menggunakan Pancing Tonda (untuk ukuran yang lebih kecil). Hasil produksi umumnya disimpan dengan es atau dibekukan sementara pada suhu -40 oC. Produksi biasanya dijual dalam bentuk beku untuk konsumsi ekspor. Ikan layaran bisa mencapai panjang maksimum > 300 cm, lebih banyak tertangkap pada ukuran 250 cm; termasuk komoditas ekonomis penting bagi perikanan skala kecil, juga menengah dan besar. Habitat: pelagik oseanik, soliter – Samudera Indonesia dan Pasifik Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing LongLine, kadang Pancing Tonda Nama Daerah: Jangilus, Jegan, Klayar, Lanjareng, Marsuji

22 Ikan Cakalang, Skipjack Tuna – Scombridae
Badan terpedo, gemuk, padat. Terdapat 8 finlet di belakang sirip punggung dan 7 di belakakng sirip dubur. Terdapat 2 keel (masing-masing sisi) tulang ekor Bagian bawah terdapat 4-6 garis membujur Warna: punggung gelap, perut cerah Panjang bisa mencapai 90 cm, umumnya 40 – 60 cm 1.43 Ikan Cakalang, Skipjack Tuna – Scombridae. Karakteristik: Badan terpedo, gemuk, padat dan bulat memanjang. Badan tanpa sisik kecuali untuk gurat sisi (lateral line). Di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 8 sirip tambahan (finlet) yang terpisah satu sama lain. Pada masing-masing sisi tulang ekor terdapat 2 keel. Bagian bawah (perut) terdapat 4 – 6 garis membujur yang berwarna kehitaman. Punggung berwarna dominan gelap, sedangkan bagian perut berwarna cerah. Jenis di Indonesia hanya satu spesies, yaitu: Katsuwonus pelamis. Nama lokal: Wandan, Cakalang Merah, Cakalang Lelaki, Perempuan, Tongkok, Tongkol Jepun. Habitat: ditemukan pada perairan lepas pantai dan mempunyai tingkah laku membentuk gerombolan yang sangat besar, berasosiasi dengan burung, objek yang bergerak di permukaan, Cucut dan Paus, dan mempunyai tingkah laku meloncat-locat di atas permukaan. Jenis makanannya adalah ikan, crustacea, cephalopoda dan moluska. Dia juga mempunyai tingkah laku kanibal (saling memakan diantara kelompoknya). Perikanan: ikan Cakalang tersebar terutama di perairan Sulawesi, Ambon, Banda dan Arafura. Dulunya ikan ini lebih banyak ditangkap dengan alat Huhate (Pole and Line). Saat ini, nelayan skala kecil mengembangkan alat Pancing Tonda dengan menggunakan perahu < 5 GT. Di Sulawesi alat ini disebut Kedo-Kedo, sedangkan di Ambon dan banda disebut Buru Cakalang. Hasil tangkapan Pole and Line umumnya bisa disimpan dalam es atau dibekukan sementara pada suhu -40 oC, dijual beku untuk kualitas ekspor. Hasil tangkapan Kedo-Kedo dan Buru Cakalang umumnya dijual beku untuk kebutuhan pasar domestik. Ikan Cakalang bisa mencapai panjang 90 cm, namun lebih bayak tertangkap pada ukuran sekitar 40 – 60 cm; termasuk jenis ikan ekonomis penting untuk nelayan skala kecil, menengah dan besar. Habitat: pelagik oseanik, schooling, terkenal di bagian Timur Indonesia Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing Huhate (Pole and Line), kadang Pancing Tonda Nama Daerah: Wandan, Cakalang Merah, Cakalang lelaki, perempuan, Tongkok, Tongkol Jepun

23 Ikan Tongkol, Eastern Little Tuna – Scombridae
Badan bulat seperti cerutu dan padat. Terdapat 8 finlet di belakang sirip punggung dan 7 di belakakng sirip dubur. Terdapat 1 keel keras diantara 2 keel kecil pada tulang ekor Punggung gelap, bergaris tidak teratur Warna: punggung gelap, perut cerah Panjang bisa mencapai 100 cm, umumnya 50 – 60 cm Habitat: pelagik oseanik, juga pantai, schooling, terkenal di bagian Timur Indonesia Makanan: predator makrofauna Alat tangkap: Pancing Huhate (Pole and Line), kadang Pancing Tonda 1.44 Ikan Tongkol, Eastern Little Tuna – Scombridae. Karakteristik: badan bulat seperti cerutu dan padat. Terdapat 8 sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur dan pada ekor terdapat satu keel diantara 2 keel pada setiap sisi tubuh. Punggung berwarna gelap dengan garis tidak teratur berwarna biru kehitaman. Sedangkan perut berwarna cerah. Jenis yang paling umum tertangkap di Indonesia adalah Euthynnus affinis. Nama lokal: Tongkol Komo, mangkok, Ambu-Ambu, Tongkok Kurik, Sembak Habitat: termasuk ikan yang hidup pada perairan laut epas namun dekat dengan garis pantai. Ikan-ikan muda sering masuk ke dalam teluk atau pelabuhan. Gerombolannya terbentuk bersama spesies lain, terdiri dari 100 sampai ekor. Termasuk predator oportunistik dengan jenis makanan dari ikan kecil (Clupeidae dan Engraulidae), cumi-cumi, crustacea sampai zooplankton. Perikanan: Ikan Tongkol biasa ditangkap dengan Huhate (Pole and Line). Untuk mempertahankan ikan tetap dalam gerombolan disekitar perahu, nelayan melemparkan ikan Teri hidup ke dalam air. Belakangan ini ikan Tongkol juga ditangkap dengan Pancing Tonda yang diisi dengan umpan bulu. Seperti Ikan Cakalang, armada Tonda yang terkenal adalah kedo-Kedo dan Buru Cakalang. Ikan Tongkol bisa dijual dalam bentuk pindang dan ikan kaleng. Jenis ini termasuk komoditas ekonomis penting bagi nelayan skala kecil dan menengah. Ikan Tongkol bisa mencapai ukuran 100 cm, dan lebih sering tertangkap pada ukuran 40 – 60 cm. Nama Daerah: Tongkol Komo, mangkok, Ambu-Ambu, Tongkok Kurik, Sembak

24 Tugas! Cari 20 jenis ikan komersial dan non komersial lain yang ditangkap oleh nelayan di Indonesia! Sebutkan nama ilmiah, nama lokal, dan habitat, biologi ikan, daerah penyebarannya! Sebutkan harga ikan-ikan komersial tersebut Format : Tugas1_NIM_KELAS.docs 

25 TERIMA KASIH


Download ppt "SUMBERDAYA IKAN “Ikan Komersial”"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google