Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
2
PERBEDAAN PERSEPSI BENDA DENGAN PERSEPSI SOSIAL
Pada persepsi objek, stimuli ditangkap pancaindera melalui benda-benda fisik: gelombang, cahaya, gelombang suara, temperature. Sedangkan pada persepsi tentang orang, stimuli sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Pihak ketiga ini dapat mengurangi kecermatan persepsi kita.
3
persepsi tentang orang jauh lebih sulit daripada persepsi objek
persepsi tentang orang jauh lebih sulit daripada persepsi objek. Pada persepsi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek tersebut. Namun, pada persepsi tentang orang, kita mencoba memahami apa yang tidak ditangkap oleh alat indra kita. Kita mencoba memahami bukan saja perilaku orang, tetapi juga motif atau mengapa orang berperilaku. Itulah sebabnya kita perlu mempelajari atribusi.
4
saat melakukan persepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita
saat melakukan persepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita. Kita tidak memberikan reaksi emosional terhadap objek. Objek relative tetap, tetapi orang cenderung berubah-ubah.
5
INFERENSI SOSIAL Weber (1992) . Inferensi sosial berarti mengerti apa yang kita pelajari tentang orang atau orang-orang lain. Dengan kata lain, inferensi sosial berarti apa yang kita pelajari tentang orang atau orang-orang lain. Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial berupa: informasi sosial, penapilan fisik, isyarat-isyarat nonverbal, dan tindakan- tindakan orang lain.
6
Inferensi Sosial datang dari 4 sumber
1. Informasi Sosial Menurut pandangan Psikologi Kognitif, manusia adalah makhluk pengolah informasi (information processor). Informasi itu dibutuhkan sebagai suatu cara manusia bertahan hidup sebagai makhluk sisoal. Manusia akan berusaha untuk mencari informasi terbaru tentang orang yang ada disekitarnya. Informasi sosial ini ada beberapa bentuk, yaitu: SIFAT PEMBAWAAN, NAMA, STEREOTYPE
7
a. Trait (Sifat, Pembawaan)
Sifat yang dimiliki seseorang cenderung stabil dan mengacu pada pribadinya. Sifat ini dapat menjelaskan cara dan bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu. Trait ini merupakan suatu generalisasi tentang sikap seseorang. Mengenai nilai kebenaran yang ada didalamnya tentu tidak mutlak sepenuhnya. Bisa saja orang akan berperilaku berbeda saat menghadapi situasi dan keadaan yang berbeda pula.
8
b. Nama Setiap manusia memiliki nama yang membedakan dirinya dengan orang lain. Berbagai penelitian menunjukan bahwa ada beberapa nama yang memiliki daya tarik dan lebih mudah diingat daripada yang lain. Tentu hal ini sifatnya relative dan tergantung dari budaya dan kebiasaan tertentu. Nama yang cenderung lebih mudah diucapkan disatu daerah akan lebih populer dibandingkan nama yang relative sulit diucapkan. Sejumlah studi menunjukan bahwa nama memiliki asosiasi dengan sejumlah kualitas, seperti kecerdasan, daya tarik kekuatan, feminitas. Dalam kaitan ini, sejumlah nama bisa mendapat penilaian positif dibandingkan dengan yang lain.
9
c. Stereotype Secara definisi, stereotype merupakan satu generalisasi tentang kelompok tertentu yang dianggap sebagai suatu kebenaran. Misalnya, ada orang yang beranggapan bahwa orang yang bersuku Batak memiliki sifat dan karakteristik keras, selalu terburu-buru, dan tidak sabar. Hal itu dianggap sebagai suatu kebenaran meskipun nilai kebenarannya masih diragukan. Stereotype itu muncul karena dalam kepala kita sudah ada persepsi tentang karakter suatu kelompok tertentu dan hal itu diberlakukan untuk semua orang yang termasuk dalam kelompok itu.
10
Inferensi Sosial datang dari 4 sumber
2. Penampilan Penampilan fisik merupakan hal yang pertama kali diperhatikan saat kita bertemu dan bertatap muka dengan seseorang. Penamilan fisik seseorang bisa meningkatkan ketertarikan kita terhadapnya, dan begitu juga sebaliknya. Dari penampilan fisik seseorang kita juga bisa memperoleh data-data sosial yang penting tentang dirinya. hanya dari penampilan fisiknya saja, Anda bisa memperoleh data-data tentang pekerjaannya, usia, status, tingkat pendidikan, dan lainnya.
11
Inferensi Sosial datang dari 4 sumber
Petunjuk Nonverbal a. Ekspresi wajah Ekspresi wajah menampilkan suasana hati dan emosi seseorang yang tentunya amat berpengaruh saat berinteraksi. Diantara berbagai petunjuk nonverbal, petunjuk wajah adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan orang lain.
12
Petunjuk Nonverbal b. Kontak mata
Kontak mata menunjukan seberapa intim kita dengan lawan bicara. Saat berinteraksi dengan orang yang tidak kita kenal biasanya kita akan menghindari kontak mata yang terlalu sering dengan mereka. Sebaliknya, kalau sedang berinteraksi dengan orang yang amat kita senangi kontak mata akan dilakukan sesering mungkin. Bentuk dan cara seseorang menggunakan matanya itu bisa menunjukan ekspresi dan perhatian tertentu.
13
Petunjuk Nonverbal c. Gesture
Gerak tubuh (gesture) yang kita lakukan memiliki makna atau arti tersendiri. Gerakan disini bisa berupa gerakan tangan, jari, lengan maupun kepala. Petunjuk gesture dianggap sangat penting dalam proses komunikasi karena gerakan tubuh sangat susah dikontrol atau dikendalikan secara sadar oleh orang.
14
Petunjuk Nonverbal d. Suara
Suara yang kita keluarkan bisa memberikan pengaruh yang besar dalam menunjukan emosi dan perasaan. Cara kita menggunakan bahasa (yang tertulis maupun yang terucapkan) disebut dengan paralanguage.
15
Inferensi Sosial datang dari 4 sumber
Tindakan Dalam membentuk persepsi interpersonal, manusia sering kali memfokuskan atau memberi perhatian pada bagaimana cara seseorang bertindak terhadap orang lain. Ia akan mencoba mengerti dan memahami alas an atau penyebab mengapa orang lain melakukan suatu tindakan.
16
PEMBENTUKAN KESAN Para peneliti mengidentifikasikan tiga jenis proses yang terjadi ketika menerapkan pesepsi interpersonal: (1) pembentukan konsep sosial, (2) pengorganisasian kesan, dan (3) pengolahan informasi sosial.
17
1. Pembentukan Konsep Sosial
Konsep itu bisa berupa kelompok usia, ras, gender, dan hubungan keluarga, yang nantinya akan membedakan kita antara teman dan musuh, lelaki dan perempuan, dan perbadaan lainnya yang menentukan bagaimana kita akan berperilaku dan menilai orang lain.
18
Konsep sosial terbentuk melalui sebagai berikut:
Pengalaman Melalui pengalaman hidupnya, manusia mengembangkan cara untuk membedakan diantara berbagai kategori manusia yang ditemuinya. Belajar Konsep sosial juga dipelajari melalui asosiasi, peneguhan, dan pengujian hipotesis. Bahasa Beberapa kata bisa secara spesifik menjelaskan seseorang daripada kalau kita menggunakan objek atau peristiwa tertentu.
19
Saat konsep-konsep itu sudah mulai terbentuk maka terciptalah suatu label yang dilekatkan pada orang- orang tertentu. Ada beberapa criteria labeling itu tercipta. Di antaranya: • Melalui kemiripan atau kesamaan • Motivasi • Konteks
20
Pengorganisasian Kesan
Pembentukan kesan yang lain berfokus pada kuantitas dan keberagaman informasi sosial yang harus dipahami secara keseluruhan. Manusia merupakan makhluk pengolah informasi dan mengorganisasikan kesan berdasarkan proses tertentu sehingga saat kesan itu dibentuk, ada suatu proses kognitif dalam setiap individu.
21
Strategi yang digunakan untuk mengorganisasikan kesan
Centrality Salah satu studi klasik psikologi sosial dari Solomon Asch menunjukan beberapa sifat pribadi mempengaruhi cara menginterpretasikan orang lain. Para peneliti lain menyebutkan bahwa segala karakter (trait) dapat dibedakan dalam dua dimensi, yaitu berdasarkan nilai karakternya (baik atau buruk) dan orientasi atau hakikat karakternya (sosial atau intelektual). Jadi, karakter sentral adalah salah satu yang memberikan konteks tambahan untuk pembentukan kesan.
22
b. Primacy versus Recency
Urutan informasi yang diterima seseorang dapat mempengaruhi kesan yang terbentuk. Sebagian besar penelitian pada persepsi seseorang dan komunkasi persuasive menyebutkan bahwa kesan pertama meninggalkan kesan yang amat penting
23
Salience Salience merupakan hal-hal yang paling dapat dilihat atau diketahui (noticeability), terutama dalam konteks tertentu. Kondisi yang membentuk rangsangan sosial ini diantaranya adalah kejelasan (brightness), keras tidaknya suara (noisiness), gerakan (motion), dan kebaruan (novelty). Segala hal yang membuat seseorang terlihat berbeda dalam konteks sosial membuatnya lebih dikenal atau diketahui daripada yang lain. Ia akan lebih menarik perhatian daripada suasana atau situasi yang ada disekitarnya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.