Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Kematian Membebaskan Kehidupan
Diantara demikian banyak kejadian dalam kehidupan, mungkin kematian adalah kejadian yang paling ditakuti. Perpisahan, kesedihan, tangisan, ketidakpastian hanyalah sebagian hal yang bertanggung jawab terhadap amat ditakutinya kematian di zaman ini. Sehingga dengan berbagai cara, berusahalah manusia menjauhi kematian. Sayangnya sekeras apa pun manusia berusaha, sekencang apa pun ia berlari menjauh, tetap begitu saatnya datang, kematian akan menjangkau siapa saja yang sudah saatnya dijemput. Benar yang pernah dikatakan sejumlah guru, ketika kematian mengunjungi kehidupan orang lain, ia dianggap hanya akan datang pada kehidupan orang, tidak untuk diri sendiri. Inilah yang bertanggung jawab terhadap hilangnya demikian banyak kepekaan manusia. Sekaligus menjadi sebab dari tuli serta butanya manusia dari banyak sekali tanda-tanda kehidupan. Ketulian dan kebutaan ini juga yang menyebabkan kehidupan serba berwajah mendadak dan tiba-tiba. Mendadak kehidupan menjadi amat menyedihkan. Tiba-tiba kehidupan berwajah amat mengerikan. Padahal, dengan berbekalkan kepekaan semuanya penuh dengan tanda-tanda peringatan dini. Dari kesadaran seperti inilah, kemudian sejumlah murid penekun kehidupan memulai menekuni kematian. Tidak untuk gagah-gagahan, melainkan untuk belajar membuka jendela-jendela kepekaan. Sayangnya, pelajaran-pelajaran kepekaan tidak bisa dipelajari mendalam melalui buku, tulisan, radio, televisi, dan media tidak langsung lainnya. Memaksakan diri mempelajari kematian melalui buku saja misalnya, mirip dengan memuaskan rasa lapar hanya dengan memandang gambar pisang. Ini sebabnya, kenapa orang-orang yang belum mengalami sendiri secara langsung kematian orang-orang dekat, tidak bisa bergerak jauh dalam hal ini. Karena cerita dan pengalaman orang lain hanya gambar pisang. Tentu dari sini tidak disarankan untuk melakukan kesengajaan-kesengajaan berbahaya agar orang dekat meninggal, sekali lagi tidak disarankan. Ada hukum-hukum alami yang sebaiknya dibiarkan bekerja sempurna.
2
Bagi setiap sahabat yang pernah mengalami langsung kehilangan ibu, bapak, ibu mertua, dan orang-orang dekat lainnya, kemudian merenung dalam di depan kematian, akan memiliki banyak cerita tentang kematian. Bedanya dengan orang-orang kebanyakan yang takut kematian, penyelam-penyelam dalam di kolam kematian terakhir justru berterima kasih pada kematian. Hanya melalui kematian, kehidupan bisa dipahami secara mendalam. Salah satu penyelam dalam sekaligus mengagumkan dalam hal ini bernama Thich Nhat Hanh. Setelah mengalami sendiri banyak sekali orang dekat yang meninggal akibat ditembus peluru ketika perang Vietnam, serta menyelam dalam di kolam kematian, ia sampai dalam kesimpulan sederhana namun amat mendalam. Kehidupan mirip dengan gelombang di laut. Ada gelombang tinggi (baca: jabatan tinggi, kekayaan menggunung, nama terkenal), ada gelombang rendah (orang-orang biasa dan kebanyakan), namun keduanya akan berakhir ketika menyentuh bibir pantai. Kematian persis seperti gelombang yang menyentuh bibir pantai. Perwujudan luarnya memang menghilang. Namun bukan berarti ia menghilang. Ia kembali ke hakikat aslinya sebagai air lautan. Kesedihan, perpisahan, ketidakpastian serta atribut-atribut buruk yang melekat pada kematian muncul karena manusia amat melekat pada bentuk luar gelombang (baca: tubuh serta badan). Namun, belajar dari gelombang yang sudah menyentuh pantai, kematian hanya pergerakan kembali ke bentuk asal. Pemahaman sederhana sekaligus mendalam seperti ini tentu tidak menjadi monopoli Thich Nhat Hanh saja. Banyak sekali sahabat yang memiliki pemahaman serupa. Namun ada yang serupa diantara mereka: pernah mengalami kematian orang-orang dekat, sekaligus merenung dalam di kolam-kolam kematian. Dan banyak diantara mereka yang bertutur penuh antusias kalau kematian bukan perpisahan, ia hanyalah awal dari hubungan yang lebih murni. Ada juga yang mengungkapkan, awalnya kematian memang memproduksi kesedihan, namun setelah diselami ternyata ia menyediakan kebahagiaan yang berlimpah. Ada lagi yang menyebutkan, ketika pintu kematian terbuka bagi bagi orang-orang dekat, sepertinya memang banyak awan ketidakpastian yang muncul. Namun begitu kematian berlalu agak lama, ada kepastian-kepastian baru yang muncul.
3
Lebih dari sekadar terperangkap dalam makna-makna kematian seperti ini, kematian juga membukakan pintu bagi kehidupan yang lebih kokoh. Tanda-tanda di awal kematian seperti air mata, kesedihan, perpisahan, dan ketidakpastian salah-salah memang bisa menjadi racun kehidupan. Namun banyak sekali sahabat yang telah menyelam langsung di kedalaman kematian bertutur, “Tidak ada vitamin kehidupan yang lebih menyehatkan dibandingkan kematian. Ketegaran, kesabaran, ketekunan, kebijaksanaan hanyalah sebagian hal yang layak disebut sebagai ‘hadiah-hadiah’ pasca kematian”. Namun mirip dengan kotoran sampah, ia bisa menjadi sumber penyakit, bisa juga menjadi pupuk tanaman. Kematian juga serupa. Ia hanya bahan-bahan kehidupan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tanpa pengolahan melalui ketekunan, kesabaran, dan kebijaksanaan, kematian memang bisa memproduksi penyakit. Namun siapa saja yang mengolah kematian dengan ketekunan, kesabaran apalagi keikhlasan, kematian akan membawa manusia menyelam dalam di dalam kolam-kolam kehidupan. Ia lebih dari sekadar vitamin kehidupan, kematian bahkan dengan sabar membukakan rahasia-rahasia kehidupan. Dengan bekal pengertian seperti ini, bisa dipahami kalau seorang guru pernah berbisik pelan, “When you are doubtful thousand of holy scriptures are useless, when you are totally trust, even one word is too much“. Ketika manusia penuh keraguan, ribuan buku suci tidak akan memberi banyak bermanfaat. Namun begitu pintu keikhlasan terbuka, bahkan satu kata pun sudah terlalu banyak.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.