Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSudomo Kusuma Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KOMUNIKASI DATA TEMA : PHYSICAL LAYER SUBTEMA : TRANSMISI DIGITAL BAHASAN : PENGKODEAN SKEMA BLOCK CODING OLEH : DANNY KURNIANTO, S.T.,M.Eng SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO
2
Skema Block Coding Block coding di desain untuk menyediakan redundancy yang digunakan untuk sinkronisasi dan deteksi error. Secara umum, block coding mengubah blok m bit menjadi blok n bit, dimana n lebih besar dari m. 3 langkah skema block coding, yaitu : pembagian atau pemisahan, subtitusi, dan kombinasi. Pada tahap pembagian, urutan bit akan dibagi kedalam beberapa grup m bit. Pada tahap subtitusi, sebuah grup m bit disubtitusikan untuk sebuah grup n bit. Contoh, encoding 4B/5B artinya berarti grup 4 bit disubtitusikan ke grup 5 bit. Pada tahap kombinasi, grup-grup n bit akan dikombinasikan menjadi deretan bit . Deretan bit baru ini akan mempunyai jumlah bit yang lebih banyak dari pada deretan bit asli.
3
Skema block coding
4
Pengkodean 4B/5B Pada skema 4B/5B ini, digunakan kombinasi dengan NRZ-I. Masalah sinkronisasi yang ada pada NRZ-I karena adanya deretan bit 0 yang panjang dapat diatasi dengan 4B/5B. Pada sisi penerima , pertama kali akan dilakukan pengkodean kembali sinyal digital dg NRZ-I lalu redundancy nya dihilangkan.
5
Pada 4B/5B, 5 bit output menggantikan 4 bit input yang mempunyai bit 0 tidak lebih dari 1 di sebelah kiri(depan) dan mempunyai bit 0 tidak lebih dari 2 di sebelah kanan(belakang). Maka saat grup-grup yg berbeda berkombinasi membentuk deretan bit baru, tidak akan mempunyai deretan bit 0 yang lebih besar dari 3. Pada tabel disamping, kolom pertama menunjukkan 4 bit input dengan 16 kombinasi. Pada kolom kedua, menunjukkan 5 bit output dengan 32 kombinasi. Ini berarti bahwa terdapat 16 grup kombinasi output yang tidak digunakan pada pengkodean 4B/5B. 16 grup yg tidak dipakai pada pengkodean, sebagiannya dipakai untuk pengendalian seperti yg ditunjukan pada kolom 3 dari tabel disamping. Skema 4B/5B mampu mengatasi masalah sinkronisasi dan defisiensi NRZ-I, tetapi meningkatkan signal rate. Signal rate-nya masih kurang dari skema biphase yg mempunyai signal rate 2x dari NRZ-I. Skema 4B/5B tidak dapat mengatasi masalah DC component.
7
Skema Scrambing Skema biphase cocok untuk dedicated link antara station di dalam jarinagn LAN, tetapi tdak cocok untuk komunkasi jarak jauh dikarenakan kebutuhan bandwidth yg besar. Kombinasi block coding dan NRZ line coding tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh karena adanya masalah DC component. Pengkodean bipolar AMI memiliki bandwidth yang sempit dan tidak ada DC component, tetapi deretan bit 0 yang panjang akan mengganggu sinkronisasi. Untuk mengatasi masalah pada AMI tersebut, maka di desain teknik pengkodean Scrambling.
8
Pengkodean B8ZS Bipolar with 8-zero substitution, 8 bit 0 digantikan oleh deretan bit 000VB0VB. V notasi dari violotion adalah level bukan 0 yang tidak sesuai dg aturan AMI (polaritasnya berlawanan dari sebelumnya). B notasi dari bipolar adalah level bukan 0 yang sesuai dengan aturan AMI Tidak mengubah bit rate Teknik penyeimbangan level tegangan positif dan negatif seperti DC balance.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.