Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Invertebrata Porifera.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Invertebrata Porifera."— Transcript presentasi:

1 Invertebrata Porifera

2 Disusun oleh : Assyfaul Mukarromah ( ) Aulia Ainul Wardah ( ) Awi Jaya ( ) Deni Hamdani ( ) Elis Sulastri ( ) Fitriyani Elia Purwati ( ) Imas Fartilah ( )

3 Porifera Porifera atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons. Porifera hidup di air laut dan air tawar, tapi kebanyakan hidup di laut mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 5,5 km hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas.. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan bunga yang bersifat simetris radial. Di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang disebut spongosol. Hewan ini merupakan hewan multiseluler purba alias paling sederhana struktur tubuhnya ketimbang filum-filum hewan multi seluler yang lain.

4 Tubuh spons terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman lebih dari meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil.

5 3.1 Apa yang membedakan karakter spons?
Spons adalah binatang yg tidak bisa bergerak, mereka tidak memiliki sarap ataupun otot, mereka mempunyai kontraktil yg ramping atau kurus yg mengelilingi poripori yg lebih besar akan tetapi sanagt sempit, tipe tipe sel dari spons, adalah sel koral yg berbeda atau coanocites, pinatocinesis. Lendir yg mereka miliki dibutuhkan sebagai pelindung, berbeda dengan binatang yg lainnya, sel sel yg berdampingan tidak diikat secara bersamaan oleh besmenmembrane.

6 Poripori kecil melubangi seluruh tubuh (dinamai dengan phylum, porifera, berarti” bagian inti dari pori”) . air membawa partikel-partikel makanan masuk ke dalam tubuh oleh beberapa poripori yg kecil (ostia) kemudian dibawa kedalam oleh pergerakan flagella yg ada didalam sel sel koral bagian dalam. Sel-sel ini menggiring partikelpartikel makanan dari air yg kemudian di bawa keluar melalui poripori yg terbesar ‘oscula’. Struktur dari binatang tersebut menjadi berkembang seiring dengan evolusi. Susunan-susunannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembukaan exhalant. Skeleton dibuat dari beberapa spikula jenis chalcite atau sigcilica dengan atrau tanpa protein horni kolagens matriks. Penggunaan silica tersebut adalah merupakan hal yg unik (langka), sebuah benda yg lebar yg tidak biasanya dari jenis material skeletal terjadi diantara spesies spons yg berhubungan dekat. Binatang atau hewan skeleton baik itu jenisnya keras atau hidrostatik biasanya menjelaskan kontraksi otot menjadi pergerakkan, hewan spons tidak meiliki otot dan hanya memiliki tambahan skeleton yg ada untuk menghindari pergerakan yg terjadi. Spikula-spikula mempunyai fungsi yg sanagt penting untuk menjaga bentk dari spobs tersebut, menjaga dari poripori yg terbuka dan saluran2 inti.

7 3.2perbedaan dari jenis-jenis spons yg harus diketahui
Calcarea, dengan spikula berkapur. Mereka terjadi di perairan dangkaln (Kurang dari 100 meter). Contohnya adalah Leucosolenia dan Grantia (Gambar 3.2b, d).

8 Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.

9 Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella. Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer. Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid

10 3.3 Bagaimana spons bertahan hidup ?
Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.

11 Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian terbentuk individu baru. 2. Gemmulae (butir benih). Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air tawar. `Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut : Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru Sedangkan perkembangbiakan generatif berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet). Dari peleburan ini dihasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi larva bersilia.

12 Perubahan morfologi Ciri-ciri morfologinya antara lain: tubuhnya berpori (ostium) multiseluler tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan warnanya bervariasi tidak berpindah tempat (sesil) Ciri-ciri anatominya antara lain: memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

13 3.4.2 Perbedaan fisiologis Perbedaan tersebut dapat ditandai dan dapat dikorelasikan dengan berbagai ekologi relung. Dalam Demospongiae, misalnya, Mycale adalah generalis oportunis mudah menjajah situs baru tapi tidak pernah tumbuh dengan ukuran maksimum yang mungkin, sebagian besar energinya dikhususkan untuk cepat pertumbuhan dan reproduksi. Tethya sebaliknya bentuk permanen populasi individu yang besar di lingkungan yang kurang menguntungkan; energinya disalurkan untuk perlawanan fisik dan mereproduksihanya perlahan-lahan. Satu kelompok yang luar biasa dari spons telah menjadi karnivora: hidup di laut dalam habitat di mana makanan partikel kecil langka, mereka menangkap krustasea kecil dengan Velcro-spikula seperti ketagihan dibesarkan. Para krustasea menjadi terjerat, tumbuh lebih dan secara bertahap dicerna. Ini spons yang hydroid seperti dalam bentuk (lihat Bab 4) dan telah sepenuhnya kehilangan choanocytes, ostia, oscula dan saluran air. Mereka dapat diakui sebagai spons (Demospongiae) hanya dengan mereka spikula dan oleh sifat lapisan luar. Namun, bentuk umum dan fungsi hewan begitu banyak dibatasi oleh kesederhanaan struktural tidak memberikan seleksi alam sangat banyak untuk bekerja pada. Keanekaragaman ditampilkan jauh lebih kuat di biokimia tingkat.

14 3.4.3 Biokimia spons Spons laut memiliki potensi bioaktif yang sangat besar. Selama 50 tahun terakhir telah banyak kandungan bioaktif yang telah ditemukan. Kandungan bioaktif tersebut dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu antiflammantory, antitumor, immunosuppessive, antivirus, antimalaria, antibiotik, dan antifouling Spons merupakan biota laut potensial untuk menghasilkan senyawa bioaktif. Porifera mampu menyaring bakteri untuk dimanfaatkan sebagai makanan dan dicerna secara enzimatik. Senyawa bioaktif yang dimiliki oleh porifera kemungkinan bermanfaat dalam proses pencernaan, sehingga senyawa bioaktif yang diperoleh diperkirakan bervariasi sesuai dengan kebiasaan makan masing-masing jenis porifera. Porifera menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder sebagai hasil dari proses metabolisme. Pembentukan metabolit ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana diasumsikan bahwa pada kondisi lingkungan yang berbeda, spesies yang sama belum tentu memiliki kandungan metabolit yang sama. Metabolit ini memiliki manfaat yaitu sebagai chemical defense untuk melindungi dirinya terhadap serangan lingkungannya, dengan kata lain untuk mempertahankan hidupnya dari serangan predator. Manfaat untuk manusia, sebagai substansi bioaktif untuk obat-obatan, makanan kesehatan dan kosmetik.

15 Porifera memiliki potensi yang bermanfaat bagi kehidupan dari kandungan kimia yang dimiliki oleh tubuhnya. Beberapa bahan kimia ini telah ditemukan memiliki efek farmasi bermanfaat bagi manusia, termasuk senyawa untuk obat pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal, anti inflamasi, antitumor, dan antibiotik. Setiap jenis porifera juga tersusun oleh kandungan kimia yang berbeda. Misalnya Porifera kapur, Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal zat kapur atau CaCO3 dan Porifera silikat, Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat H2 Si3 O7, kristal-kristal yang berbentuk seperti duri, bintang, mata kail, jangkar dan lain-lain yang biasa disebut specula itu merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel scleroblast. Spon laut Acanthodendrilla sp. Tergolong dalam filum: porifera, kelas: demospongiae, ordo: dictyoceratida, family: irciniidae, genus: Acanthodendrilla. Kandungan kimia dari spon laut Acanthodendrilla sp adalah Acanthosterol, terdapat 10 derivat Acanthosterol yang merupakan steroid sulfat dan berkhasiat sebagai anti mikroba.

16 Spons dapat memproduksi racun dan senyawa lain yang digunakan untuk mengusir predator, kompetisi dengan hewan sesil lain  dan untuk berkomunikasi dan melidungi diri dari infeksi.  Lebih dari 10 % spons memiliki aktifitas citotoksik yang dapat yang berpotensial untuk bahan obat-obatan. Pada spons juga telah ditemukan berbagai senyawa yang dapat digunakan sebagai campuran obat seperti senyawa antitumor, antivirus, antibakteri, antijamur, antifouling, antimalaria dan lain-lain. Pada spons terdapat populasi mikroorganisme simbion. Simbion tersebut seperti  archaea bakteria, sianobakteri, dan mikroalgae. Mikrooranisme tersebut merupakan sumber metabolit sekunder. Sebagai contoh, antibiotik polybrominated biphenyl ether yang diisolasi dari Dysidea herbacea sebenarnya dihasilkan oleh endosimbiotik sianobakterium. Fungi yang berasosiasi dengan spons diketahui pula menghasilkan senyawa bioaktif. Pada beberapa jenis spons dari genus Aaptos mengandung metabolit sekunder dari golongan alkaloid yaitu aaptamine dan aaptosin pada fraksi methanol. Secara umum pada spons ditemukan kelompok senyawa pada fraksi non polar seperti senyawa terpenoid, senyawa steroid, dan asam lemak. Spons Aaptos Sp. Pada fraksi polar banyak mengandung senyawa alkaloid yang memiliki aktivitas antitumor, antimicrobial, antivirus, dan lain-lain. Spons dari jenis Heliclona Sp. Pada fraksi n-Heksana banyak mengandung senyawa dari golongan steroid. Steroid dari sponge merupakan kelompok bahan senyawa bahan alam yang di biosintesis melalui jalur asam mevalonat sebagai hasil modifikasi senyawa triterpen.

17 Terima kasih …. Wassalamu’alaikum WR. WB


Download ppt "Invertebrata Porifera."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google