Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II"— Transcript presentasi:

1 Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II
D III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II RMIK 242 2 SKS Dr.Noor Yulia

2 PATOFISIOLOGI SISTIM PENGLIHATAN
Gangguan kelopak mata dan kelenjar lakrimal Gangguan konjungtiva Gangguan sklera, kornea , iris dan badan siliar Gangguan lensa Gangguan koroid dan retina Glaukoma Gangguan badan vitreus dan bola mata Gangguan saraf optik dan jalur visual Gangguan otot okular , gerakan binokular , akomodasi dan refraksi Gangguan visual dan kebutaan

3

4 Deteksi penyakit melalui kelainan mata
Kelainan kelopak mata: Kelopak mata menurun (kelainan saraf, usia tua, diabetes). Kelopak mata tidak menutup rapat (kelainan kelenjar gondok, kelainan saraf atau tumor). Kelopak mata bengkak (ginjal, jantung, alergi, dan sinusitis). Kelopak mata tidak dapat berkedip (lepra). Kelopak mata berkedip secara berlebihan (kelainan saraf/ otak). Mata juling : gangguan saraf , gangguan otak,stroke, DM , tumor dan struma Mata merah tanpa nyeri : cacingan, TBC, alergi , tiroid, HIV/AIDS, tumor nyeri hebat : reumatik , sifilis , sarkoidosis ,lupua DM Disertai kornea kering dan penebalan selaput lendir ; kekurangan vitamin A. Lingkaran putih disekeliling kornea pada usia muda : kadar kolesterol. tinggi Katarak pada usia dini (dibawah usia 61 tahun) menandakan kencing manis. Ibu hamil yang terinfeksi campak juga dapat menyebabkan anak lahir dengan katarak.

5 Gangguan orbita Acut inflamasi pada orbita dapat berupa : abses ,
selulitis , osteomyelitis , perioatitis tenonitis Pada kasus kronis inflamasi berupa granuloma Exophtlalmic orbita berupa : haemoragic dan edema Enophthalmos

6 Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta demam. Pada anak-anak,sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi berasal dari gigi. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, bisa berakibat fatal, seperti buta, infeksi otak atau pembekuan darah di otak. Terapi : Kasus ringan, dapat diberikan antibiotika secara oral. kasus berat berikan antibiotika IV atau pembedahan untuk mengeluarkan nanah atau mengeringkan sinus yang terinfeksi.

7 Endoftalmitis Disebabkan infeksi yang terjadi pada lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata mengeluarkan nanah Gejala : mata merah,nyeri, penglihatan mengalami gangguan Penyebab : rudapaksa mata tertusuk benda tajam seperti lidi atau benda tajam lainnya Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani -> bisa menimbulkan kebutaan. Terapi : antibiotika dan pembedahan untuk mengeluarkan nanah dalam bolamata

8 Gangguan konjungtiva Conjungtivitis Pterygium

9 Konjungtivitis Adalah iritasi atau peradangan akibat infeksi pada bagian selaput konjungtiva yang melapisi dan melindungi bola mata . Gejala ringan: mata memerah/hiperemia, terasa nyeri, mata berair, gatal, keluar kotoran (belekan) ,gejala berat dengan banyak sekret purulen kental, dan penglihatan (kabur). mudah menular disebabkan beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang. Terapi : kompres dengan air hangat dan beri salep mata antibiotika

10 Pembagian Konjungtivitis
Konjungtivitis Bakteri disebabkan oleh bakteri. Keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata dibagi menjadi empat bentuk, yaitu: Konjungtivitis bakteri hiperakut disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis Konjungtivitis bakteri Akut ,disebabkan oleh Streptococcus pneumonia Dan Haemophilus aegyptyus Konjungtivitis bakteri Subakut, penyebab yang paling sering adalah H influenza dan Escherichia coli Konjungtivitis bakteri Kronik. sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis .

11 2. Konjungtivitis Virus : Konjungtivitis viral
disebabkan oleh berbagai jenis virus, adenovirus (paling banyak) , herpes simplex(paling bahaya),virus Varicela zoster picorna virus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus dapat menular melalu di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang menyebarkan virus dan berada di kolam renang yang terkontaminasi Gejala klinis berbeda-beda sesuai dengan etiologinya keratokonjungtivitis epidemik : adenovirus : demam ,mata seperti kelilipan, mata berair berat , pseudomembran. infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan. Ada gejala pada saluran pernafasan atas , sakit kepala . konjungtivitis herpetic : virus herpes simpleks (HSV) , biasanya mengenai anak kecil ,dijumpai infeksi unilateral, iritasi,sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.

12 Konjungtivitis hemoragika akut : enterovirus dan coxsackie virus, klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing,hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva , kadang dapat terjadi kimosis 3. Konjungtivitis Jamur Paling sering disebabkan oleh Candida albicans Ditandai dengan adanya bercak putih 4. Konjungtivitis Parasit disebabkan oleh infeksi Thelaziacaliforniensis,Loa loa,Ascaris lumbricoides,Trichinella spiralis ,Taenia solium Konjungtivitis kimia atau iritatif terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis (asam, alkali, asap dan angin pemberian obat topikal jangka panjang : neomycin, dan obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi), Gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme.

13 6. Konjungtivitis Alergi
bentuk alergi pada mata yang paling sering disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun reaksi hipersensitivitas tipe 1 keluhan utama : gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat. Pada keratokonjungtivitis vernal mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. keratokonjungtivitis atopik : Sensasi terbakar, sekret mukoid , merah, dan fotofobia tepian palpebra eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, Konjungtiviitis giant papilar dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal .

14 Pterygium adalah pertumbuhan fibrovascular yang invasi
nya berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi ke arah kornea. Sinar Ultraviolet menyebabkan kerusakan pada barier stem sel limbus sehingga terjadi konjungtivalisasi pada kornea. Pertumbuhan progresif ,berulang Indikasi operasi : untuk rehabilitasi penglihatan jika menimbul kan keluhan kosmetik dan berpotensi mengganggu penglihatan, gangguan pergerakan bola mata, inflamasi yang rekuren, gangguan pada pemakaian lensa kontak, serta perubahan ke arah neoplasia pengobatan dengan antimetabolit , anti neoplasia dan tansplantasi konjungtiva Eksisi pterygium bertujuan untuk mencapai gambaran permukaan mata yang licin.

15 Xerophthalmia terjadinya kekeringan pada konjungtiva dan kornea.
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit buta malam, karena penderita tidak bisa melihat benda dengan jelas pada malam hari. Mata kering disebabkan kekurangan zat pelindung yang disebut retinol atau vitamin A. Akibat dari kekurangan vitamin A, selaput lendir mata jadi kering dan berlipat-lipat. Pada bagian kiri biji mata terlihat bintil-bintil putih mengkilat seperti sisik ikan.

16 Trachoma Adalah infeksi atau peradangan pada conjungtiva mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini sangat menular. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Dan sering menyerang anak-anak Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala : mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), bengkak kelopak mata dan kelenjar getah bening, kornea kelihatan keruh. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada kornea Penyebab utama terjadinya kebutaan

17 Gangguan sklera, kornea , iris dan badan siliar
Gangguan pada schlera Scleritis Episcleritis Gangguan pada cornea Keratitis Keratoconjunctivitis Pannus Bulous keratopathy Cornea degenerasi : arcus senilis , band keratopathy , herediter corneal dystrophy Keratoconus

18 Skleritis adalah radang kronis granulomatosa pada sklera yang ditandai dengan dekstrusi kolagen , infiltrasi sel dan vaskulitis. Biasanya bilateral , sering terjadi pada wanita disebabkan reaksi hipersensivitas tipe III dan IV yang berkaitan dengan penyakit sistemik Gejala sakit menyebar ke dahi,alis,dan dagu , mata merah berair, fotofobia ,dan penglihatan menurun . sklera bengkak,konjungtivita kemosis,injeksi sklera profunda, dan terdapat benjolan berwarna sedikit lebih biru jingga. Sering terjadi bersama iritis atau siklitis atau koroiditis anterior. Terapi : anti inflamasi non steroid sistemik (ibuprofen), obat imunosupresif , bila ada infeksi beri antibiotika Bila terjadi perforasi kornea dilakukan pembedahan

19 Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. gejala mata merah, berair, kelopak mata bengkak, gatal, dan adanya kotoran mata. Kadang mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea sehingga menyebabkan nyeri yang akut. merupakan peradangan yang berulang

20 Ulkus Kornea Adalah infeksi pada kornea bagian luar.
Etiologi : jamur, virus, protozoa atau bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. kadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea , kelainan letak iris dan kerusakan mata. Gejala: mata merah, nyeri, gatal, berair, belekan , fotophobia , Pada kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, gangguan penglihatan. Pemeriksaan : tes refraksi, tes air mata, pengukuran kornea,dan tes respons refleks pupil. Terapi : tetes mata antibiotika, anti virus atau anti jamur. Jika berat pembedahan untuk pencangkokan kornea.

21 Gangguan lensa Senile cataract Traumatic cataract Complikasi katarak
Aphakia

22 Katarak Lensa mata berselaput / kabut dengan keluhan rabun.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat penambahan cairan di lensa, pemecahan protein lensa, atau kedua-duanya. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembus masuk keretina , Penderita katarak akan mengalami penglihatan buram, ketajaman penglihatan berkurang, sensitivitas kontras hilang sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. merupakan penyebab kebutaan utama yang dapat diobati . Katarak yang timbul pada usia tua akibat pajanan terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi ultraviolet, peningkatan kadar gula darah disebut katarak senilis (katarak terkait usia).

23 Sejumlah kecil berhubungan dengan :
penyakit mata : glaukoma,ablasi,retinitis pigmentosa ,trauma, uveitis, miopia tinggi, tetes mata steroid,tumor intraokular penyakit sistemik spesifik : diabetes,galaktosemia,hipokalse mia , steroid atau klorpromazin sistemik, rubela kongenital, distrofi miotonik, dermatitis atopik , sindrom Down, katarak turunan, radiasi sinar X. Gejala utama: penglihatan berasap/berkabut, tajam penglihatan menurun / semakin kabur. penurunan tajam penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan katarak. Pada gejala awal penglihatan jauh kabur sedangkan penglihatan dekat sedikit membaik dibandingkan sebelumnya (second sight). Bila kualitas lensa memburuk/ terjadi kelelahan maka second sight ini akan menghilang. Gejala lain : penigkatan rasa silau/ glare . Pada lensa mata tampak bayangan putih. pandangan ganda, rabun senja dan kadang butuh cahaya terang untuk membaca. daya akomodasi berkurang

24 Terapi : bedah katarak , lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur : Ekstraksi intrakapsular (ICCE). Tehnik ini jarang dilakukan lagi sekarang. Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE). bagian depan kapsul dipotong dan diangkat, lensa dibuang dari mata, sehingga menyisakan kapsul bagian belakang. Lensa intraokuler buatan dapat dimasukkan ke dalam kapsul tersebut.  Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi. Merupakan teknik ekstrakapsular menggunakan getaran ultrasonik untuk mengangkat lensa melalui irisan yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca-operasi. -> kurang efektif pada katarak yang padat. Penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infeksi yang menghambat pemulihan daya pandang.

25 Aphakia Aphakia adalah keadaan dimana mata tanpa lensa / mata tidak mempunyai lensa lagi Penderita aphakia mengalami gangguan penglihatan karena status refraksi berubah menjadi hypermetropia tinggi. Terapi : beri lensa berkekuatan plus (+) tinggi yang mampu mengganti kekuatan lensa yang diangkat. Ciri-ciri aphakia : Ada bekas irisan, COA (Camera oculi anterior) lebih dalam karena lensa mata tidak ada, Pupil tampak hitam , Iris tremulan. Jenis Aphakia Aphakia binokuler : aphakia bilateral : lensa tidak ada pada kedua bolamata Aphakia monokuler : aphakia unilateral : operasi katarak dilakukan pada satu mata

26 Luksasi lensa Putusnya penggantung lensa sehingga menyebabkan lensa masuk kedalam badan kaca. Menyebabkan COA lebih dalam, pupil hitam, dan lensa tidak ada (aphakia) Terapi : koreksi dengan lensa plus (+) berkekuatan tinggi untuk menggantikan lensa mata yang telah diambil waktu operasi katarak. Akomodasi juga menjadi hilang, untuk penglihatan jarak dekat : koreksi dengan lensa Spheris plus (+) 3.00 dioptri.

27 Gangguan koroid dan retina ,Glaukoma
Chorioretinal inflamasi Fokal : chorioretinitis, choroiditis, reinitis , retinochoroiditis Disseminated : chorioretinitis, choroiditis, reinitis , retinochoroiditis Posterior cyclitis Harada diasease Chorioretinal scars Degenerasi choroidal Herediter choroid dystrophy Choroidal detachment Retinal detachment Retinoschisis Retinal cyst Retinal vascular occlution premature retinopthy

28  Koloboma lubang yang terdapat pada struktur mata, seperti lensa mata, kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus. telah ada sejak lahir ( bawaan lahir ) disebabkan adanya jarak antara dua struktur di mata yang gagal menutup sebelum bayi dilahirkan. Koloboma dapat terjadi pada satu atau kedua mata.  Kloboma mempengaruhi pandangan, tergantung dari tingkat keparahan sesuai dengan ukuran dan lokasi. Misalnya, bila hanya sebagian kecil dari iris yang rusak, pandangan mungkin saja normal. Namun bila terjadi pada retina atau saraf optik, maka pandangan pasien akan rusak dan sebagian besar lapangan pandang akan hilang.

29 Retinopathy adalah kerusakan pada retina Dibagi menjadi :
Retinopathy Hipertensi : Hypertensive Retinopathy : kerusakan pada retina sebagai akibat tekanan darah tinggi. Pemeriksaan ophthalmoscope : pembengkakan pada bagian depan saraf mata. Retinopathy diabetika : disebabkan oleh komplikasi diabetes mellitus, hasil dari perubahan retina mikro vaskuler , membuat pembuluh darah retina menjadi lebih permeabel dapat menyebabkan kebutaan.

30 Glaukoma Glaukoma adalah kerusakan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata. Disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. Tanda -tanda : penglihatan mulai kabur dan sulit melihat benda dari samping mata. Penanganannya harus cepat karena dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada retina dan syaraf -> bisa berakibat buta.

31 Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak.
Kebutaan karena Glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus Glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita Glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh Glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin. Faktor Resiko : Riwayat Glaukoma di dalam keluarga, Tekanan bola mata tinggi, Miopia (rabun jauh), Diabetes , Hipertensi , Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk), Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya, Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama,

32 Glaukoma Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)
Jenis Glaukoma : Glaukoma Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma) tipe yang yang paling umum dijumpai. bersifat turunan,resiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurun kan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

33 Glaukoma Sudut-Tertutup Akut ( Acute Angle-Closure Glaucoma)
lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah : sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Glaukoma Sekunder (Secondary glaucoma) disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis , operasi mata sebelumnya , pemakaian Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata.

34 Congenital Glaucoma (Glaukoma Kongenital)
ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan mata (duktus lakrimalis) tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Diagnosa Pemeriksaan mata secara teratur dan deteksi dini Tonometer digunakan untuk mengukur tekanan pada mata

35 Laser Trabeculoplasty (LTP) untuk menangani Glaukoma sudut-terbuka.
Terapi : Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi akibat Glaukoma, pada kebanyakan kasus Glaukoma dapat dikendalikan. Semakin dini deteksi Glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan. tujuan terapi untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. obat tetes mata Laser Trabeculoplasty (LTP) untuk menangani Glaukoma sudut-terbuka. Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy),untuk membuat saluran baru yang akan memudahkan cairan mata keluar dari mata.

36 Bufthalmus Penyakit mata dengan tekanan bola mata yang meninggi sejak lahir. Akibat tekanan bola mata yang meninggi, ukuran bola mata bayi sangat besar sehingga mengganggu kornea mata. penderita takut melihat cahaya, timbul gangguan kelopak mata, kornea membengkak, dan warna kornea menjadi keruh.  Untuk mengurangi bendungan cairan bola mata, yang membuat tekanan bola mata yang meninggi dilakukan operasi sayatan (goniotomy) sesegera mungkin agar perkembangan mata dan ketajaman penglihatan anak tidak sampai terganggu.

37 Ruptur bulbi putusnya Integritas dari membran luar mata Etiologi :
Cedera tumpul pada kecelakaan , olah raga atau trauma lain Penetrasi atau perforasi bulbi akibat luka tembak / luka tusuk Gejala : Nyeri mata yang hebat,Penurunan ketajaman penglihatan, Keluar cairan atau darah dari mata, Nyeri wajah, Pembengkakan wajah, di sekitar mata, Mata memar, Penglihatan ganda, ketika melihat keatas, Pupil abnormal , Gejala hifema; perdarahan di dalam mata, darah menutup pupil. Mata merah; perdarahan menutup conjunctiva bulbi Riwayat trauma, jatuh, atau adanya benda asing yang masuk kedalam bulbi.

38 Gangguan badan vitreus dan bola mata
Prolapse vitreus Vitreus haemorrhage Purulen endophthalmitis Degenerative makula Hypotony pada mata Haemopthalmos

39 Degenerasi makula Di mana pusat dari lapisan dalam mata= daerah Makula dari retina, mengalami penipisan, atrofi, dan dalam beberapa kasus terjadi perdarahan. Mengakibatkan hilangnya penglihatan sentral, ketidakmampuan untuk melihat rincian halus, membaca, mengenali wajah Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada kedua mata. orang dewasa , usia lanjut Penyebab : usia , faktor keturunan , trauma , infeksi , radang

40 Gangguan saraf optik dan jalur visual
Optic neuritis Papil oedema Optic atrophy Neurosensoris pada retina tidak memberikan suplai sensibel , sehingga kelainan2 yang terjadi pada retina tidak menimbulkan nyeri akibat tidak adanya saraf sensoris pada retina.

41 Papilitis (Neuritis Optikus)
adalah peradangan pada ujung saraf optik yang masuk ke dalam mata. Palpitis bisa terjadi akibat berbagai keadaan, meskipun penyebabnya yang pasti tidak dapat ditentukan. Papilitis bisa terjadi karena virus dan penyakit kekebalan. Biasanya hanya menyerang satu mata, tetapi tidak tertutup kemungkinan kedua mata akan terkena. Gejala berupa penurunan fungsi penglihatan, bervariasi mulai dari bintik buta yang kecil sampai kebutaan total yang terjadi dalam waktu 1-2 hari. Penderita bisa merasakan nyeri atau tidak sama sekali. Pemeriksaan : pemeriksaan lapang pandang, olftalmoskop , respon refleks pupil , CT scan , MRI mata. Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. pengobatan awal sering diberikan Kortikosteroid

42 Papil oedema adalah suatu pembengkakan yang bersifat non-inflamasi pada diskus optikus, akibat kelainan yang letaknya di dalam tengkorak (cranium), atau orbita pembengkakan diskus optikus dengan elevasi lebih dari 2 Dioptri  kenaikan tekanan intra kranial. Diskus optikus (papilla N. Opticus) merupakan bagian dari nervus optikus yang terdapat intra okuler Pemeriksaan dengan alat Ophthalmoscope Penyebab Peningkatan tekanan intra kranial , karena : Tumor otak ( tumor cerebellum ) tumor pada ventrikel IV , tumor pada fossa cranii anterior dan medius, craniopharyngioma Hipertensi intra kranial benigna / pseudotumor Penyakit Pada Orbita : tumor dari nervus optikus,thyroid ophthal mo pathy. Penyakit Pada Mata : glaucoma akut, hypotoni karena rudapaksa, operasi atau uveitis. Penyakit Sistemik : hypertensi maligna,blood dyscrasia, anaemia dan pulmonary insufficiency.

43 PAPILLITIS ,NEURITIS RETROBULBER
Biasanya terjadi unilateral. Tajam penglihatan sangat terganggu secara cepat dan berat, adaptasi sinar sangat terganggu/reaksi pupil terganggu. adanya perivascular sheath dan elevasi papil kurang dari 3 Dioptri. Blind spot melebar dan terdapat central scotoma. Didapatkan juga mild hyperfluorescein dengan atau tanpa kebocoran.

44 Gangguan otot okular , gerakan binokular , akomodasi dan refraksi
Paralytic strabismus Heterophoria Internuclear opthalmoplegia Hypermetropia myopia Astigmatism presbyopia

45 REFRAKSI Kelainan refraksi adalah akibat kerusakan pada akomodasi visual , dapat akibat perubahan bentuk bola mata maupun kelainan bentuk pada lensa .

46 Hipermetropia : mata jauh = Rabun Dekat
cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Disebut juga rabun dekat : gangguan mata karena tidak dapat melihat dekat ,penderita hanya mampu melihat jelas pada jarak yang jauh disebabkan karena lensa mata terlalu pipih Penderita tidak dapat melihat benda yang jaraknya dekat Terapi : diberikan kacamata dengan lensa positif ( lensa cembung ) , sinar yang jatuh di belakang retina akan dikembalikan tepat pada retina.

47 2. Miopia : mata dekat = Rabun Jauh
Cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Disebut juga rabun jauh : gangguan mata karena tidak dapat melihat jauh dikarenakan lensa mata terlalu cembung Penderita hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat Terapi : diberikan kacamata lensa negatif : lensa cekung Lensa cekung akan menempatkan bayangan tepat pada retina

48 3. Hemeralopia : rabun senja
cacat mata yang disebabkan karena kekurangan vitamin A Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan

49 4. Presbiopia : Mata Tua adalah kelainan pada mata yang disebabkan oleh faktor usia sehingga daya akomodasi matanya berkurang Penderita tidak dapat melihat benda dekat dan tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. cacat mata disebabkan oleh usia lanjut , dikarenakan lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Terapi : memakai kacamata berlensa rangkap. cekung dan cembung sekaligus. Di bagian atas kacamata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.

50 5. Astigmatisma : cacat mata/ gangguan mata disebabkan oleh kecembungan permukaan kornea atau permukaan lensa mata tidak rata sehingga sinar-sinar yang masuk tidak terpusat sempurna. Ketidak teraturan lengkung - lengkung permukaan bias mata sehingga cahaya sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik retina(bintik kuning). Akibatnya, benda yang dilihat ada bayangannya Terapi : pakai kacamata lensa silindris / Operasi refraktif.

51 Gangguan visual dan kebutaan
Amblyopia Anopsia Asthenopia Photophobia : peka terhadap cahaya Visual halo Diplopia Scotoma Colour blindness Night blindness Nystagmus Anomaly pupilary function

52 Colour blindness = Buta warna
merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Disebabkan oleh tidak ada atau tidak berfungsinya sel yang sensitif dengan warna di lapisan retina Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu :warna merah, hijau, atau biru Buta warna disebabkan oleh faktor turunan, penyakit umur, & kecelakaan Sebagian besar penderita buta warna adalah laki-laki Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan

53 Ablasio Retina = retinal detachment
adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina lepasnya syaraf sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Bruch. Mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap Akibat yang bisa muncul karena ablasio retina terkoyak-koyak, disebut ablasio retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal Detachment). Gejala yang muncul saat mengalami penyakit ini adalah, penglihatan mulai kabur dan berangsur menghilangkan objek pandangan.

54 ada 3 bentuk ablasio retina :
Ablasio retina regmatogenosa: terjadi akibat adanya robekan pada retina bagian perifer,(jarang pada makula), Miopia tinggi, afakia, degenerasi lattice dan trauma mata Ablasio retina traksional (tarikan) : akibat adanya Jaringan fibrosis/ jaringan parut pada badan kaca menyebabkan retina terangkat dari epitel pigmennya , dapat disebabkan oleh retinopati diabetik proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, trauma mata, dan perdarahan badan kaca akibat pembedahan Ablasio retina eksudatif / serosa , adanya penimbunan cairan eksudat di bawah retina (subretina) akibat ekstravasasi cairan dari pembuluh retina dan khoroid akan mengangkat retina , , misalnya pada penyakit epitel pigmen retina dan koroid. Penyakit degeneratif, kelainan kongenital, tumor pada koroid, miopia tinggi , vaskulopati , inflamasi dan infeksi pada jaringan uvea

55 Gangguan lain pada mata dan adnexa
Nystagmus Iregular eye movement Ocular pain Anomali pupillary function

56 NYSTAGMUS Nistagmus adalah gerakan ritmik pada mata yang terdiri dari tremor kecil yang cepat ke satu arah dan yang lebih besar, lebih lambat, berulang-ulang ke arah yang berlawanan. Nistagmus bisa horizontal, vertikal, atau berputar.

57 Strabismus : juling adalah gangguan visual di mana mata tidak sinkron dan titik fokus menuju ke arah yang berbeda. kadang, hanya satu mata yang terkena dengan pandangan balik ke dalam ( esotropia) , pandangan ke luar (eksotropia) atau ke bawah, sedangkan mata yang lain mengarah lurus ke depan. Strabismus adalah kondisi umum pada anak-anak dimana posisi normal kedua mata selama masa anak-anak memungkinkan otak untuk memadukan dua gambar menjadi sebuah gambar 3-dimensi tunggal. Strabismus dapat menghalangi perkembangan visual normal dan menyebabkan ambliopia (pandangan berkurang pada satu mata) Jika visi berkurang, otak hanya akan belajar untuk mengenali gambar yang lebih kuat dan mengabaikan gambar dari mata yang lebih lemah (ambliopik) -> menyebabkan hilangnya persepsi kedalaman

58 jika tidak diobati sebelum usia 6-7 tahun, dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan permanen pada mata yang terkena. Jika strabismus berkembang pada orang dewasa, pasien sering mengalami penglihatan ganda karena otak telah terlatih untuk menerima bayangan dari kedua mata. Penyebab strabismus : Faktor keturunan, Kelainan refraksi mata , Kelainan dalam otak, Lumpuh saraf, Kelainan otot luar bola mata, Kelainan dalam bola mata

59 Diagnosa penunjang Pemeriksaan visual acuity Inspeksi eksternal
Pemeriksaan slit lamp ophthalmoscopy USG pemeriksaan radiologi. CT SCAN MRI

60 Pemeriksaan retina Untuk melihat fungsi retina dilakukan pemeriksaan subyektif retina seperti : Tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapangan pandang. Pemeriksaan obyektif dengan : Elektro retino gram (ERG), Elektro –okulo gram (EOG), dan Visual evoked respons (VER) Untuk mengetahui keutuhan retina : pemeriksaan funduskopi.

61 Tindakan - tindakan Enukleasi mata : pengambilan bola mata : adalah operasi pengangkatan bola mata dikarenakan mata terkena cederayang ganas , sakit mata dengan kebutaan Pencangkokan kornea : dilakukan untuk menggantikan kornea yang tidak bening lagi atau terjadi parut , kornea diambil dari mata yang telah di enukleasi atau donor yang baru saja meninggal sehingga penerima dapat melihat lagi dengan jelas Reseksi sklera , diatermi Cryosurgery

62 LANJUT KULIAH MENDATANG
PATOLOGI PANCA INDRA TELINGA


Download ppt "Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google