Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehUtami Setiabudi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PEMISAHAN KIMIA DAN ANALISIS Kimia SMK
KELAS XII SEMESTER 1 SMKN 7 BANDUNG
2
Isi dengan Judul Halaman Terkait
SK DAN KD Standar Kompetensi : Melakukan pemisahan dan Analisis Kompetensi Dasar : Memisahkan zat dari campuran Menentukan kadar suatu zat, Unsur atau senyawa secara gravimetri, volumetri dan teknik lainnya Hal.: 2 Isi dengan Judul Halaman Terkait
3
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat melakukan pemisahan campuran dengan cara maserasi, ekstraksi, destilasi, sentrifugasi, kristalisasi dan filtrasi Siswa dapat menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dengan berbagai tehnik Hal.: 3 Isi dengan Judul Halaman Terkait
4
Isi dengan Judul Halaman Terkait
PEMISAHAN Dalam kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan satu atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Hal.: 4 Isi dengan Judul Halaman Terkait
5
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TEKNIK PEMISAHAN Pengayakan Filtrasi Kristalisasi Destilasi Sentrifugasi Hal.: 5 Isi dengan Judul Halaman Terkait
6
Isi dengan Judul Halaman Terkait
PENGAYAKAN Pengayakan merupakan proses pemisahan yang didasari atas perbedaan ukuran partikel di dalam campuran tersebut Hal.: 6 Isi dengan Judul Halaman Terkait
7
Isi dengan Judul Halaman Terkait
FILTRASI Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel‐partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel‐partikel padat. Hal.: 7 Isi dengan Judul Halaman Terkait
8
Isi dengan Judul Halaman Terkait
FILTRASI Pemisahan dengan cara meningkatkan tekanan Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan(adanya grafitasi) Hal.: 8 Isi dengan Judul Halaman Terkait
9
Isi dengan Judul Halaman Terkait
KRISTALISASI Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Contoh : Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses penguapan seperti pada proses pembuatan garam. Hal.: 9 Isi dengan Judul Halaman Terkait
10
Isi dengan Judul Halaman Terkait
DESTILASI Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair dari masing‐masing zat penyusun dari campuran homogen Hal.: 10 Isi dengan Judul Halaman Terkait
11
Isi dengan Judul Halaman Terkait
GAMBAR ALAT DESTILASI Alat destilasi sederhana Destilasi secara bertahap dari minyak bumi Hal.: 11 Isi dengan Judul Halaman Terkait
12
Isi dengan Judul Halaman Terkait
SENTRIFUGASI Teknik Sentrifugasi yaitu metode untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel‐partikelnya. Hal.: 12 Isi dengan Judul Halaman Terkait
13
Isi dengan Judul Halaman Terkait
ANALISIS KUANTITATIF Cara menetapkan berat atau volume dari sebuah senyawa yang ingin kita ketahui dikenal dengan istiliah analisis kuantitatif Dalam melakukan analisis kuantitatif terdapat empat tahapan yang harus dikerjakan secara hati‐hati: 1. Sampling 2. Pelarutan Sampel 3. Pengukuran 4. Perhitungan Hal.: 13 Isi dengan Judul Halaman Terkait
14
Isi dengan Judul Halaman Terkait
GRAVIMETRI Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui penghitungan berat zat Produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat kelarutannya atau melihat harga dari hasil kali kelarutan atau Ksp. Hal.: 14 Isi dengan Judul Halaman Terkait
15
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TAHAPAN GRAVIMETRI Reaksi pembentukan endapan Pencucian endapan, dengan menyaring endapan, dilanjutkan membilasnya dengan air. Memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada didalam sampel, pemanasan atau mengeringkan dalam oven. Penimbangan sampel dengan timbangan analitis Hal.: 15 Isi dengan Judul Halaman Terkait
16
Isi dengan Judul Halaman Terkait
VOLUMETRI / TITRASI Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui perhitungan volume. Alat pengukur volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini digunakan buret. Hal.: 16 Isi dengan Judul Halaman Terkait
17
Isi dengan Judul Halaman Terkait
PERHITUNGAN TITRASI Perhitungan atau penetapan analit didasari pada keadaan ekivalen dimana ada kesetaraan zat antara analit dengan pereaksi, sesuai dengan koefisien reaksinya. Hal.: 17 Isi dengan Judul Halaman Terkait
18
Isi dengan Judul Halaman Terkait
PENGGOLONGAN TITRASI Titrimetri dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang didasari pada jenis reaksinya : Titrasi Asam-Basa Titrasi Redoks (Permanganometri, Iodometri, Iodimetri) Titrasi Pengendapan(Argentometri) Titrasi Nitrimetri Hal.: 18 Isi dengan Judul Halaman Terkait
19
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TITRASI ASAM-BASA 1. Asidimetri Kegunaan : Menetapkan kadar basa Larutan baku : Asam, misal HCl 0,1N Indikator : Indikator Asam-basa, misal metil jingga, metil merah Reaksi : Netralisasi Asam-Basa 2. Alkalimetri Kegunaan : Menetapkan kadar asam Larutan baku : Basa, misal NaOH 0,1 N Indikator : Indikator Asam-Basa, misal fenolftalein Reaksi : Netralisasi Asam-Basa Hal.: 19 Isi dengan Judul Halaman Terkait
20
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TITRASI REDOKS 1. Iodometri Kegunaan : Menetapkan kadar oksidator Larutan baku : Larutan Natrium Thiosulfat Indikator : Larutan kanji/Amylum Reaksi : Iodium hasil reaksi KI dg zat uji/ oksidator bereaksi dg Natrium Thiosulfat ,suasana asam 2. Iodimetri Kegunaan : Menetapkan kadar reduktor Larutan baku : Larutan Iodium Indikator : Larutan kanji/Amylum Reaksi : Iodium bereaksi langsung dg reduktor/zat uji, suasana asam Hal.: 20 Isi dengan Judul Halaman Terkait
21
Isi dengan Judul Halaman Terkait
TITRASI REDOKS 3. Permanganometri Kegunaan : Menetapkan kadar reduktor Larutan baku : Larutan Kalium Permanganat Indikator : Tidak diperlukan Reaksi : Larutan Kalium Permanganat bereaksi dengan reduktor/zat uji dalam suasana asam. Hal.: 21 Isi dengan Judul Halaman Terkait
22
Isi dengan Judul Halaman Terkait
ARGENTOMETRI 1. Metode Mohr Kegunaan : Menetapkan kadar garam halida, kec.I Larutan baku : Larutan Perak Nitrat Indikator : Larutan Kalium Kromat Reaksi : Terbentuk endapan merah bata/Perak Kromat pd titik akhir titrasi, suasana netral 2. Metode Fajans Kegunaan : Menetapkan kadar garam halida Larutan baku : Larutan Perak Nitrat Indikator : Larutan Eosin, Fluorescein Reaksi : Di sekeliling endapan AgCl jd merah akibat adsorpsi indikator, suasana asam Hal.: 22 Isi dengan Judul Halaman Terkait
23
Isi dengan Judul Halaman Terkait
ARGENTOMETRI 3. Metode Volhard Kegunaan : Menetapkan kadar garam halida dg titrasi kembali Larutan baku : Larutan Perak Nitrat dan Amonium/Kalium Thiosianat Indikator : Lar.Feriamoniumsulfat Reaksi : Larutan zat uji ditambahkan Perak Nitrat berlebih. Kelebihan Perak Nitrat dititrasi kembali dengan Kalium/Amonium Thiosianat suasana asam. Hal.: 23 Isi dengan Judul Halaman Terkait
24
Isi dengan Judul Halaman Terkait
NITRIMETRI Kegunaan : Menetapkan kadar Amin Aromatik Primer Larutan baku : Larutan Natrium Nitrit Indikator : Campuran Tropeolin-00 dan metilen blue (ind.dalam) atau Pasta KI-Kanji (ind.luar) Reaksi : Terbentuk Garam Diazonium pada suhu <15ºC dari reaksi Amin Aromatik Primer/Zat Uji dg Asam Nitrit yg berasal dari Natrium Nitrit yg bereaksi dg HCl. Hal.: 24 Isi dengan Judul Halaman Terkait
25
Isi dengan Judul Halaman Terkait
Terimakasih Hal.: 25 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.