Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“KOLABORASI STRATEGIS” DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“KOLABORASI STRATEGIS” DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA"— Transcript presentasi:

1 “KOLABORASI STRATEGIS” DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
PERTANIAN ARIF BUDISUSILO Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Seminar Nasional “Pengembangan Potensi Sumberdaya Pertanian dan Peternakan untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan” dalam rangka Dies Natalis ke-XXXIV, Universitas Islam Batik Surakarta, di Solo, 9 September 2017

2 Key Word: KOLABORASI

3 The Core of “RPJMN” Mandiri Energi: kelola energi dan sumber-sumber energi, sustainability Mandiri Pangan: produktivitas, stimulus bagi petani, infrastruktur dan teknologi Membangun Sektor Unggulan: industri dan pariwisata Konektivitas: poros maritim, tol laut, infrastruktur Kesejahteraan Rakyat: pertumbuhan, pemerataan, lapangan kerja, daya beli Sumber: Dokumen Nawa Cita

4 FACTS CHECK: Virtual Reality
Gaduh politik: Wait & see.  Tidak ada upaya TSM (terstruktur, sistematis, massive) untuk mengomunikasikan perubahan: “Short term pain, long term gain” Sektor pertanian (termasuk peternakan, perkebunan dan kehutanan dalam arti luas) masih menjadi bulan-bulanan isu publik dan tarik menarik antara stabilisasi harga (inflasi) dan kesejahteraan petani: Harga gula, daging, beras, cabai, bawang dll Kasus PT IBU

5 “SEKTOR PERTANIAN JALAN DI TEMPAT”
PERSEPSI UMUM “SEKTOR PERTANIAN JALAN DI TEMPAT” Porsi KONTRIBUSI terhadap GDP semakin menurun (dari sekitar 60% pada era an, menjadi tinggal 17% dewasa ini) Kian ditinggalkan oleh angkatan kerja muda, akibatnya sumberdaya manusia kurang produktif (AGING WORKFORCE) DATA misrepresent (gap lebar dlm identifikasi masalah dan solusi) Eksploitasi kapital yang intensif, persaingan bisnis pertanian yang UNFAIR bagi produsen (petani) “LACK OF TECHNOLOGY”, produktivitas pertanian kurang kompetitif Kurang terlihat terobosan dalam KOMUNIKASI PUBLIK, kerap menjadi ajang pertarungan hoax dan fake news (imbalance information bahkan disinformation) PARADOX: Kaya sumberdaya hayati dan konsumen (pasar), tetapi pertanian jalan di tempat, cenderung jadi KOMODITAS POLITIK

6 DATA & FAKTA Lebih dari separuh rumah tangga miskin di Indonesia bekerja di sektor pertanian (pada Maret 2017) Pekerjaan Rumah Tangga Miskin: Pertanian (50,84%) Sektor Industri (5,31%) Tidak Bekerja (14,59%) Sektor Lainnya (29,26%) Sumber: BPS

7 DATA & FAKTA Nilai Tukar Petani (NTP) cenderung rendah, termakan inflasi Sumber: BPS

8 DATA & FAKTA Penghasilan pekerja pertanian relatif rendah, nyaris hanya separoh upah buruh bangunan Sumber: BPS

9 DATA & FAKTA Produsen pertanian (tradisional) mendapatkan benefit komersial relatif “tidak lebih baik” ketimbang intermediary business (makelar) Sumber: BPS

10 DATA & FAKTA Porsi pekerjaan sektor pertanian cenderung terus tergerus (tinggal 23%), angkatan muda beralih ke sektor jasa Sumber: BPS

11 HUMAN CAPITAL: LINK & MATCH?
"Saya cek direksi-direksi perbankan, BUMN, banyak yang dari IPB, manajer tengah banyak yang dari IPB. Terus yang ingin jadi petani siapa?" kata Jokowi saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-54 IPB di Kampus IPB Darmaga, Bogor, Jawa Barat. (Detik.com, 6 Sep 2017) Hampir semua universitas memiliki Fakultas Pertanian, namun tidak tersedia data seberapa banyak lulusan pertanian bekerja di sektor pertanian…

12 PERCEPTION: NOT PROPERLY GUIDED
“Petani tidak mendapatkan clue, tentang komoditas yang ditanamnya.” Opini Dara Aziliya (Reporter desk agribisnis, journalist harian Bisnis Indonesia)

13 PERCEPTION: HIGH RISK, VOLATILE
Kurang mengacu best practices, ada kecenderungan policy gap, dan lemah dalam model bisnis Ketidakpastian pasar dan harga Kebijakan proteksi harga yang tidak konsisten Kebijakan subsidi “setengah hati”

14 PERCEPTION: LESS CAPITAL & TECHNOLOGY
Struktur Demografi: Petani Gurem/Buruh Tani lebih dominan akibat “extended family” dan alih-fungsi lahan produktif (produktivitas terus terancam) -> butuh Land Reform yang fair, rasional, & applicable Kurangnya campur tangan teknologi karena basis pertanian mikro yang tidak memiliki kekuatan modal memadai

15 NAWA CITA: KEMANDIRIAN PANGAN
Presiden JOKOWI: Indonesia harus swasembada pangan 2019, agar bisa jadi lumbung pangan Asia pada 2045 Menteri Pertanian AMRAN SULAEMAN: Swasembada jagung 2017, gula konsumsi dan kedelai 2019, 2025 gula industri, daging sapi, 2033 bawang putih ROAD MAP? KONSISTENSI?

16 INOVASI dan IMPROVISASI
Perlu langkah TEROBOSAN untuk menarik kembali tenaga muda ke sektor pertanian: Income attractiveness (profitability) Fasilitasi & pembiayaan (added value) Akses pasar (logistik, supply chain, & infrastructure) Policy affirmation (subsidi, tata niaga) etc

17 BUT, CONSIDER THE “NEW PUBLIC BEHAVIOR”
In the last three years, the media environment and public behavior changing dramatically. Social media drive conventional media: the way the media produce info and pass through the public or readers. *About 139 million Indonesians are smartphone users

18 Key Word: RELEVANSI & VALUE
Niat untuk membangun strategi kolaborasi sudah ada, tetapi tidak cukup kuat. Masih cenderung jalan sendiri-sendiri. Diperlukan “key messages” yang kuat. Penting untuk mebangun strategi komunikasi guna mengedukasi masyarakat tentang “relevansi dan value” dari pembangunan industri pertanian domestik berbasis riset dan pengembangan sendiri. Perlu melakukan penguatan dan reaktivasi “concerted effort” untuk mendorong urgensi aksi kolaborasi yang lebik spesifik di sektor pertanian, maupun riset pangan aplikatif dengan pemberian insentif. Penting untuk menunjukkan setiap aktivitas pengembangan sumberdaya pertanian memiliki relevansi yang tinggi dan benefit (value) yang tinggi terhadap kehiduopan masyarakat sehari-hari.

19 WE NEED A NEW MODEL OF COLLABORATION
Untuk “mengedukasi, mempersuasi, dan melibatkan” masyarakat perihal pentingnya pembangunan pertanian, pengembangan produk dan persaingan yang kini terjadi dalam memperebutkan pangan dunia Perlu aksi kolaboratif antara PRAKTISI, KONSUMEN, REGULATOR, ELITE POLITIk dan … MEDIA

20 ENGAGE YOUNG TALENTS Digital Media Activation: Seperti inisiatif global Syngenta untuk mendorong pendekatan baru dalam peningkatan produktivitas pertanian “Inovation challenges and competition” untuk ahli dan peneliti pertanian, utamanya talenta muda Tema utama: Penggunaan big data untuk mengatasi tantangan yang dihadapi petani

21 Kolaborasi Korporasi & Kampus

22 INISIATIF PENTAHELIX Indonesia adalah negara kaya sumberdaya (agricultural resources), tetapi belum benar-benar serius mempromosikan riset dan pengembangan manajemen dan nilai tambah produk pertanian… Mengoptimalkan komunikasi publik secara berkesinambungan kepada masyarakat: menekankan “cost and benefit (added value)” dalam setiap kebijakan terkait dengan sektor pertanian (serta hasil-hasil riset di bidang pertanian). “Hand-in-hand” dengan pembuat opini serta elite politik. Terus menerus mengedukasi masyarakat dan media agar lebih peduli terhadap urgensi dalam mendukung “kepentingan nasional”, terutama hal-hal yang terkait dengan isu pertanian Kita membutuhkan “Inisiatif Pentahelix”, untuk mempromosikan kapasitas, produktivitas, profitabilitas sektor pertanian dalam arti luas dengan multi- approach mulai dari kebijakan fiskal, tataniaga, solusi moneter, R&D, supply-chain dan adopsi teknologi.

23 COLABORATION cum STRATEGIC COMMUNICATION
Pertanian terkait hajat hidup orang banyak, mudah dipolitisasi. Krn itu mutlak diperlukan upaya nyata dalam meng-engage sumberdaya manusia agar lebih suportif kepada sektor pertanian. Keberpihakan POLICY yang jelas: subsidi tepat sasaran, proteksi, land reform Memperkuat upaya edukasi publik dengan menekankan “VALUE dan RELEVANSI” “Collaborative effort” bisa lebih kuat dengan DUKUNGAN MEDIA, sehingga masyarakat luas dapat memperoleh pemahaman terhadap produk dan hasil riset pertanian, sekaligus “benefit dan relevansi” hasil riset dan kebijakan pertanian terhadap kehidupan sehari-hari.

24 CLOSING STATEMENT: REVOLUSI MENTAL
Orientasi pada SOLUSI bukan MASALAH INOVATIF, KREATIF, PANTANG MENYERAH Indonesia sangatlah kaya (natural resources, domestic financial resources), TETAPI belum benar2 terlihat upaya2 sungguh- sungguh untuk menciptakan NILAI TAMBAH (termasuk di sektor pertanian)

25 “ROSH GADOL” MENTALITY
We have to embrace: “CAN DO” SPIRIT & “ROSH GADOL” MENTALITY

26 WASSALAM ::My contact:: News Director of Bisnis Indonesia Group
COO of Bisnis.com Director of Bisnis Indonesia Intelligence Unit Journalist since 1993… ::My contact:: @absusilo arif budisusilo (62)


Download ppt "“KOLABORASI STRATEGIS” DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google