Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHendra Tedjo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN "PUSAT LABA"
Oleh : Tommy Kuncara UNIVERSITAS GUNADARMA 2016
2
Pusat Laba - Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut pusat laba (profit center). Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba a) Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa. b) Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifitasnya suatu trade- off (pertimbangan atau pilihan) yang dibuat oleh manajer, Langkah utama untuk membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.
3
Kelaziman Suatu Pusat Laba
Sistem-sistem pengandalian finansial juga mendapat banyak kritik selama lebih dari 20 tahun. Meski demikian, perusahaan tidak mengabaikan sistem-sistem tersebut dan tetap menggunakannya sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi. C. Manfaat Pusat Laba Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan dibuat oleh manajer yang paling dekat dengan titik keputusan. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkosentrasi pada hal-hal yang lebih luas. Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen maka pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mmendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang lebih tinggi. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggungjawab atas laba selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
4
D. Kesulitan dengan Pusat Laba
Selain manfaat yang diperoleh, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa kesulitan: Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen danbukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetinsi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer lain. Dalam situasi ini seorang manajer dapat saja gagal untuk memberikan potensi penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya
5
Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer bertanggung jawab atas unut tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi hingga pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas “laba bersih”. Batasan Atas Wewenang Unit bisnis Batasan dari Unit Bisnis Lain Batasan dari Manajemen Korporat
6
Pusat Laba Lainnya Unit-unit fungsional Perusahaan muultibisnis biasanya terbagi kedalam unit-unit bisnis, dimana setiap unit diperlakukan sebagai suatu unit penghasil laba yang independen. Tetapi, subunit yang ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisasi secara fungsional. Pemasaran Manufaktur Unit Pendukung dan Pelayanan B. Organisasi lainnya Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau pembelian, profitabilitasnya sering kali merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik
7
Mengukur Profitabilitas Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba. Pengukuran Kinerja Manajemen Pengukuran Kinerja Ekonomis Jenis-jenis Ukuran Kinerja Kinerja ekonomis suatu pusat labaselalu diukur dari laba bersih. Namun, hanya manajer pusat laba yang bisa dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas: a) Margin Kontribusi b) Laba Langsung c) Laba yang Dapat Dikendalikan d) Laba Sebelum Pajak e) Laba bersih
8
CONTOH KASUS “AMAX AUTOMOBILE” Profil Amax Automobile Amax Automobile merupakan perusahaan mobil dengan tiga lini produk. Lini A ditujukan untuk segmen masyarakat tingkat atas, Lini B untuk tingkat menengah ke atas, dan Lini C adalah segmen untuk masyarakat banyak. Setiap lini produk dijual dengan merek yang berbeda dan menggunakan sistem distribusi yang berbeda. Lini A, B, dan C masing-masing dijual oleh Divisi A, B, dan C. Beberapa komponen merupakan komponen umum bagi ketiga divisi tersebut. Komponen ini diperoleh dari luar perusahaan, dan sisanya diproduksi oleh perusahaan. Selain itu, ada pertukaran teknologi dan metodologi produksi di antara divisi-divisi tersebut. Khususnya dalam hal inovasi produk, di mana Divisi A memberikan input bagi Divisi B dan C. Di lain pihak, inovasi proses dihasilkan oleh Divisi C dan diadopsi oleh Divisi A dan B. Permasalahan dan Solusi Amax Automobile Permasalahan yang muncul dalam Amax Automobile adalah bagaimana sebaiknya AMAX diorganisasikan dan dikendalikan? Dengan adanya suatu divisionalisasi, yang merupakan proses pemberian wewenang dalam bidang produksi dan pemasaran produk tertentu kepada suatu pusat pertanggungjawaban atau proses pembentukan pusat-pusat laba atau melimpahkan kewenangan yang lebih luas kepada manajer-manajer yang beroperasi, yaitu memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan pemasaran. Berfokus pada pusat laba (profit center) yang memberikan informasi siap pakai bagi manajemen atas (top management) mengenai profitabilitas. Berfokus pada margin laba yang memacu para manajer untuk memperkenalkan produk-produk baru. Berfokus pada bottom line (laba/rugi akhir) yang memacu para manajer untuk menghasilkan keuntungan yang maksimum dari produk yang sekarang. Mengukur kinerja proses manufaktur seperti pengendalian kualitas,penjadwalan produk, dan keputusan membuat atau membeli. Mengukur profitabilitas dengan cara mengukur kinerja manajemen yang digunakan untuk perencanaan, koordinasi, dan mengontrol kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi manajer. Solusi untuk AMAX Automobile Sebaiknya Amax Automobile diorganisasikan dan dikendalikan dengan cara menerapkan sistem divisionalisasi namun harus ada batasan wewenang pada unit bisnis. Selain itu, Amax sebaiknya mengukur kinerja mnajemen dan kinerja ekonomis. Yang terakhir berfokus pada margin kontribusi
9
KESIMPULAN Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat, antara lain: Batasan dari unit bisnis lain; Batasan dari manajemen korporat; dan Batasan Atas Wewenang Unit Bisnis. Pusat laba lainnya terdiri dari pemasaran, manufaktur, unit pendukung dan pelayanan, dan organisasi lainnya. Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba, yaitu pengukuran kinerja manajemen dan pengukuran kinerja ekonomis.
10
SEKIAN & TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.