Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Konsep dan Aplikasi Multimedia
Prodi D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Materi kuliah : Konsep dan Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna
2
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tujuan Perkuliahan : Mahasiswa mempunyai pemahaman mengenai konsep dan aplikasi multimedia serta komponen-komponen pembangun multimedia. Pada akhirnya, dengan menggabungkan semua yang telah dipelajarinya, mahasiswa mampu merancang aplikasi multimedia yang efektif dan interaktif. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 2
3
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Daftar Referensi : Multimedia Alat untuk Meningkatkan Kebutuhan Bersaing, M. Suyanto, Penerbit Andi Yogyakarta, 2003 Sistem Multimedia dan Aplikasinya, Tri Daryanto, Penerbit Graha Ilmu, 2005 Furht, S. Smoliar, and HJ Zhang, Image and Video Processing in Multimedia Systems , Kluwer Academic Publishers, 1995 Multimedia Communications: Applications, Networks, and Standards, Fred Halsall, Addison-Wesley, 2001 Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Hendrik Kusbandono, S.Kom Irfrans Kusmarna 3
4
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Daftar Referensi : Digital Multimedia, Nigel Chapman, Jenny Chapman, Wiley, 2004 Fundamentals of Multimedia, Mark S. Drew, Ze-Nan Li, Prentice Hall, 2003 Multimedia: Computing, Communications and Appications, Steinmetz & Ralf, Prentice Hall, 1995 Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 4
5
Konsep & Aplikasi Multimedia
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Konsep merupakan sebuah perancangan atau metode. Aplikasi merupakan penerapan dan penggunaan. Multimedia Media, merupakan satu bentuk interaksi manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan pemrosesan menggunakan komputer seperti video, audio, teks, grafik, animasi. Multi, merupakan gabungan beberapa media tersebut yang diintegrasikan dalam sistem atau aplikasi yang sama. Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna 5
6
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Kategori Multimedia Multimedia linier Suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna atau sekuensial (berurutan). Ex: TV dan film. Multimedia interaktif Suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Ex: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, internet, dll. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 6
7
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Definisi Multimedia Kombinasi dari 3 elemen (suara, gambar dan teks) [McCormick, 1996] Alat yg dpt menciptakan presentasi yg dinamis dan interaktif yg mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar [Robin dan Linda, 2001] Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dgn menggabungkan link dan tool yg memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomunikasi. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 7
8
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Sejarah Multimedia Istilah multimedia berawal dari teater yaitu pertunjukan yg memanfaatkan lebih dari 1 medium -> pertunjukan multimedia. Sistem multimedia dimulai thn 1980-an dgn diperkenalkannya HyperCard oleh Apple (1987) dan pengumuman IBM tentang perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adapter card bagi PS/2. Tahun 1994 diperkirakan lebih dari 700 produk dan sistem multimedia ada di pasaran. Output multimedia berbentuk citra digital -> gambar bergerak -> gambar tiga dimensi -> interaktif. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 8
9
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Komponen Multimedia Teks Grafik Sistem Multimedia Audio Video Animasi Komputer Interaktif Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 9
10
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Pantingya Multimedia Multimedia sebagai alat bersaing perusahaan (sarana promosi), serta meningkatkan efektivitas dari penyampaian suatu informasi. Dapat mendorong partisipasi, keterlibatan serta eksplorasi pengguna tersebut. Dapat meransang panca indera, karena dengan penggunaannya multimedia akan meransang beberapa indera penting manusia, seperti : Penglihatan, pendengaran, aksi maupun suara. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 10
11
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Perkembangan Multimedia Perkembangan multimedia mengikuti perkembangan internet. Seiring dengan perkembangan CD-ROM drive dan DVD drive. Pada akhir abad 20, dua per tiga rumah tangga di Amerika telah memiliki komputer dan setengahnya terhubung ke internet. Adanya industri telekomunikasi -> multimedia mobile. Memudahkan perusahaan untuk melakukan merger dan aliansi. Multimedia mengubah tempat kerja (bisa mobile). Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 11
12
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Perkembangan Multimedia Multimedia mengubah cara orang berbalanja (teleshopping). Multimedia mengubah cara akses informasi (baca koran). Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 12
13
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Karir pada bidang Multimedia Bidang pemasaran, Animasi, Perekaman CD/DVD, Desain isi Multimedia, Electronic publishing, Editor elektronik, Desain game, Desain grafik, Desain interface, Perencanaan kontruksi Multimedia, Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 13
14
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Karir pada bidang Multimedia Pelayanan online, Desain presentasi, Modelling, Penulis naskah, Simulasi, Sound track, Special effects, Pelatihan, Produksi video, Webmaster, dll. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 14
15
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Teknologi Multimedia Teknologi Multimedia : implementasi teknologi multimedia tergantung pada teknologi seperti : Sistem perancangan grafis komputer Sistem operasi dan teknik implementasi Sistem Jaringan (network) CMS (Content Management Sytem) HCI (Human Computer Interaction) Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 15
16
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Aplikasi Multimedia Bidang Bisnis Presentasi Pemasaran (Telemarketing) Periklanan Demo produk Katalog, dll Bidang Pendidikan Tutorial Simulasi dan pelatihan E-Learning dll Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 16
17
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Aplikasi Multimedia Bidang Hiburan Games Video-on-demand (VOD) : Pengguna bebas mengakses data multimedia yang tersedia pada media server (dokumen berita, entertaintment, film, musik, dll). Bidang Virtual Reality Menggunakan elemen dasar multimedia seperti : imagery, suara dan animasi. Mengharuskan adanya umpan balik (feedback) dari user multimedia interaktif. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 17
18
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Hukum & Multimedia Multimedia berkait dgn hak paten, copyright, penggunaan yg adil, etika dan kejahatan. Hak paten yg menonjol dlm multimedia adalah hak paten data optis, hak paten Campton serta hak paten GIF dari UNISYS. Singapura sejak 1996 telah memiliki perangkat hukum berkaitan dgn pemanfaatan teknologi informasi. Malaysia sejak 1997 mengeluarkan hukum-hukum kriminalitas komputer, tanda tangan digital serta komunikasi dan multimedia. Bagaimana dengan Indonesia ??? Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 18
19
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Konsep Pengembangan Multimedia Menurut Suyanto (2003 : 353), tip tahapan pengembangan sistem multimedia, yaitu : 1. Mendefinisikan Masalah Mendefinisikan masalah sistem adalah hal yang pertama yang dilakukan oleh seorang analis sistem. 2. Studi Kelayakan Hal kedua yang dilakukan analis sistem adalah studi kelayakan, apakah pengembangan sistem multimedia layak diteruskan atau tidak. 3. Analisis Kebutuhan Sistem Menganalisis maksud, tujuan dan sasaran sistem merupakan hal yang dilakukan pada tahap ini. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 19
20
Konsep Pengembangan Multimedia
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Konsep Pengembangan Multimedia 4. Merancang Konsep Pada tahap ini, analisis sistem terlibat dengan user untuk merancang konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan isi dari aplikasi yang akan dibuat. 5. Merancang Isi Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, gaya dalam mengeksekusi pesan, nada dalam mengeksekusi pesan dan kata dalam mengeksekusi pesan. 6. Merancang Naskah Merancang naskah merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna 20
21
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Konsep Pengembangan Multimedia 7. Merancang Grafik Dalam merancang grafik, analis memilih grafik yang sesuai dengan dialog. 8. Memproduksi Sistem Dalam tahap ini, komputer mulai digunakan secara penuh, untuk merancang sistem, dengan menggabungkan ketujuh tahap yang telah dilakukan. 9. Mengetes Sistem Pengetesan merupakan langkah setelah aplikasi multimedia selesai dirancang. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Hendrik Kusbandono, S.Kom Irfrans Kusmarna 21
22
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Konsep Pengembangan Multimedia 10. Menggunakan Sistem Implementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses apakah sistem multimedia mampu beroperasi dengan baik. 11. Memelihara Sistem Setelah sistem digunakan, maka sistem akan dievaluasi oleh user untuk diputuskan apakah sistem yang baru sesuai dengan tujuan semula dan diputuskan apakah ada revisi atau modifikasi. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 22
23
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Konsep Pengembangan Multimedia 10. Menggunakan Sistem Implementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses apakah sistem multimedia mampu beroperasi dengan baik. 11. Memelihara Sistem Setelah sistem digunakan, maka sistem akan dievaluasi oleh user untuk diputuskan apakah sistem yang baru sesuai dengan tujuan semula dan diputuskan apakah ada revisi atau modifikasi. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 23
24
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo TEKS (TEXT) Jenis-jenis Teks Plain Text (Unformatted Text) Teks merupakan data dalam bentuk karakter, Teks dalam hal ini adalah kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) dan ASCII extension seperti UNICODE murni, Tiap-tiap karakter direpresentasikan oleh 7 bit “binary digit” (desimal = 0-127), Contoh plain text adalah disaat mengetik dengan menggunakan notepad (.txt) Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 24
25
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jenis-jenis Teks Formatted Text (Rich Text Format) Serangkaian karakter format yang telah didefinisikan. Contoh rich text adalah pada saat kita mengetik dengan menggunakan Wordpad (.rtf) dll. Pada Wordpad plain teks telah diformat sedemikian rupa dengan menggunakan aturan (tag/tanda) tertentu sehingga teks tersebut dapat dibold, italics, underline, diwarna, diganti font, dan lain-lain. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 25
26
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jenis-jenis Teks Hypertext Diperkenalkan oleh Ted Nelson (1965), Hypertext adalah teks yang memiliki fasilitas linking. Contoh hypertext : HTML (Hypertext Markup Language) XML (eXtensible Markup Language) Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 26
27
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo HTML (Hypertext Markup Language) Merupakan standard bahasa yang digunakan untuk menampilkan document web. Yang dapat dilakukan dengan HTML : Mengontrol tampilan dari web page dan contentnya, Mempublikasikan document secara online sehingga bisa di akses dari seluruh dunia, Membuat online form yang bisa di gunakan untuk menangani pendaftaran, transaksi secara online, Menambahkan object-object seperti image, audio, video, flash dan juga java applet dalam document HTML. Mendukung link (sebuah hubungan dari satu dokumen ke dokumen lain) antar dokumen, Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 27
28
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo XML (eXtensible Markup Language) HTML berkembang ke XHTML Strukturnya lebih jelas dan punya arti, Intelligence, karena XML mampu menangani berbagai komplesitas markup bertingkat-tingkat, Portable, karena memisahkan data dan presentasi, Extensible, dapat ditukar/digabung dengan dokumen XML lain, Maintenance, XML mudah untuk diatur dan dipelihara, Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 28
29
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo GAMBAR / IMAGE Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D, Gambar digital merupakan suatu fungsi dengan nilai-nilai yang berupa intensitas cahaya pada tiap-tiap titik pada bidang yang telah diquantisasikan (diambil sampelnya pada interval diskrit), Titik dimana suatu gambar di-sampling disebut picture element (pixel), Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 29
30
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Gambar / Image Nilai intensitas warna pada suatu pixel disebut gray scale level 1 bit : binary-valued image (0 - 1) 8 bits : gray level ( ) 16 bits : high color (2^16) 24 bits : 2^24 true color 32 bits : true color (2^32) 8 bits = 1 byte Format gambar digital memiliki 2 parameter : Spatial resolution pixels X pixels Color encoding bits / pixel Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 30
31
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Gambar / Image Misal: terdapat gambar berukuran 100 pixels x 100 pixels dengan color encoding 24 bits dengan R=8bits, G=8bits, B=8bits per pixel Maka color encoding akan mampu mewakili (mewakili 16 juta warna) Ruang disk yang dibutuhkan = 100 * 100 * 3 byte (karena RGB) = bytes = 30KB atau 100 * 100 * 24bits = bits 1 KB = 1000 bytes Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 31
32
Standard Resolusi Warna Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tabel Resolusi Display & Kebutuhan Memory Standard Resolusi Warna Kebutuhan memory / frame (bytes) VGA 640 x 480 8 bit 307.2 KB XGA 1024 x 768 16 bit 614.4 KB KB SVGA 800 x 600 24 bit 960 KB KB Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 32
33
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Gambar / Image Jika suatu gambar disimpan maka yang disimpan adalah array 2D, Dimana masing-masing merepresentasikan data yang berhubungan dengan pixel tersebut. Array[x,y] = warna pixel, Setiap pixel dapat mempunyai informasi tambahan yang berhubungan dengan pixel tersebut, Masing-masing gambar juga memiliki informasi tambahan seperti lebar X panjang gambar, kedalaman gambar, pembuat, dll. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 33
34
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo GRAFIK (GRAPHICS) Ada 2 jenis grafik: Raster : dimana setiap pixel didefinisikan secara terpisah (Bitmap Graphic) Vector : dimana formula matematika digunakan untuk menggambar graphics primitives (garis, kotak, lingkaran,elips, dll) dan menggunakan attributnya (Vector Graphic) Gambar vektor biasanya berukuran lebih kecil, gambar tidak pecah, semua manipulasi dilakukan melalui rumus. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 34
35
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Grafik (Graphics) Grafik tidak hanya terdiri dari gambar-gambar statis. Grafik dapat dimanipulasi secara dinamis : Motion dynamics : obyek / background bergerak Update dynamics : obyek berubah bentuk, warna, dll Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 35
36
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo Format File Gambar Bitmap (.BMP) Format gambar yang paling umum dan merupakan format standar Windows. Ukuran filenya sangat besar karena bisa mencapai ukuran Megabytes. File ini merupakan format yang belum terkompresi dan menggunakan sistem warna RGB (Red, Green, Blue) dimana masing-masing warna pixelnya terdiri dari 3 komponen, R, G, dan B yang dicampur menjadi satu. File BMP dapat dibuka dengan berbagai macam software pembuka gambar seperti ACDSee, Paint, IrvanView dll. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 36
37
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo FORMAT FILE GAMBAR Joint Photographic Expert Group (.JPEG/JPG) Format JPG merupakan format yang paling terkenal sekarang ini. Hal ini karena sifatnya yang berukuran kecil (hanya puluhan/ratusan KB saja), dan bersifat portable. File ini sering digunakan pada bidang fotografi untuk menyimpan file foto. File ini bisa digunakan di web (internet). Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 37
38
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo FORMAT FILE GAMBAR Graphics Interchange Format (.GIF) Format GIF ini berukuran kecil dan mendukung gambar yang terdiri dari banyak frame sehingga bisa disebut sebagai gambar animasi (gambar bergerak). Format ini sering sekali digunakan di internet untuk menampilkan gambar-gambar di web. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 38
39
Hendrik Kusbandono, S.Kom
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Ponorogo FORMAT FILE GAMBAR Portable Network Graphics (.PNG) Format yang standar dan sering digunakan di internet untuk menampilkan gambar atau pengiriman gambar. Ukuran file ini cukup kecil dan setara dengan ukuran gif dengan kualitas yang bagus. Namun tidak mendukung animasi (gambar bergerak). Format gambar bentuk lain seperti TIFF (Tagged Image File Format), ICO (Icon), EMF (Enchanced Windows Metafile), PCX, ANI (Animation), CUR (Cursor), WBMP (WAP BMP), PSD (Adobe Photoshop Document), CDR (Corel Draw), dll. Konsep & Aplikasi Multimedia Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna Hendrik Kusbandono, S.Kom 39
40
Pengertian Teknik Kamera
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Pengertian Teknik Kamera Teknik Kamera adalah cara atau metode dalam pengambilan sebuah gambar video, sehingga hasilnya nanti terlihat menarik dan saling terkait antar frame Dalam pengambilan gambar sebuah video diperlukan beberapa teknik yang bisa menentukan baik buruknya sebuah gambar video Teknik tersebut diantaranya adalah Camera Angle, Type of Shot dan Moving Camera Teknik-teknik tersebut merupakan saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga dalam operasionalisasinya diperlukan penggabungan dari ke tiga unsur tersebut Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna
41
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Camera Angle Camera Angle adalah sudut pengambilan gambar yang menggambar kan posisi kamera dalam membidik obyek Camera Angle diperlukan dalam pengambilan sebua gambar video,denganharapan gambar yang tercipta mempunyai nilai berdasarkan karakter yang dibawahnya Setiap Angle yang tercipta mempunyai makna atau nilai yang akan menghidupkan obyek sasaran menjadi lebih menarik dan dramatis Diperlukan kepakaan estetis dalam menerapkan berbagai macam angle sesuai dengan karakter obyek yang dibidiknya Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna
42
Berikut ini adalah penjelasan beberapa Camera Angle : Top Angle
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA Berikut ini adalah penjelasan beberapa Camera Angle : Top Angle Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera berada tepat diatas obyek (menurut arah jarum jam menunjukkan jam ) Teknik ini hasilnya akan terlihat seperti kita melihat suatu gambar peta yang nampak jelas dari atas Teknik ini berfungi mengecilkan bentuk visual obyek dimana obyek akan tertekan Teknik ini akan lebih hidup jika digabungkan dengan Moving Camera Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna
43
High Angle (Bird Eye View )
Jurusan D3 Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau TA High Angle (Bird Eye View ) Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera berada diatas sekeliling obyek (menurut arah jarum jam menunjukkan jam ) Pengertian lain menjelaskan bahwa High Angle bisa diciptakan dengan posisikamera diatas obyek dengan sudut kemiringan anatara 45 derajat – 80 derajat Penggunaan teknik ini membuat obyek menjadi dramatik dan seakan-akan merasa tertekan Teknik ini cocok untuk kategori film “action” atau “horor”, terlebih lagi jika digabung dengan teknik Moving Camera Konsep & Aplikasi Multimedia Irfrans Kusmarna
44
Dalam teknik pengambilannya bisa dilakukan dengan menggunakan alat jimmy Jip, Crane, tangga atau memanjat tembok-pohon dan atap rumah/gedung
45
Eye Level Angle Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera berada sejajar dengan mata antara pembidik dengan obyek (menurut arah jarum jam menunjukkan jam atau atau sebesar sudut 90 derajat) Penggunaan teknik ini membuat obyek menjadi terlihat normal atau sesuatu aktifitas biasa Teknik ini cocok untuk kategori film segala genre atau karya audio visual lainnya yang menjelaskan aktifitas normal/kegiatan sehari-hari Dalam pengadegannya teknik ini lebih sering diterapkan dalam dialog pembicaraan 2 orang atau lebih dan bisa juga dengan group shot
46
Dalam teknik pengambilannya bisa dilakukan dengan menggunakan alat tripod atau dengan menyanggah kamera pada posisi di atas pundak
47
Low Angle Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera berada di bawah sekeliling obyek (menurut arah jarum jam menunjukkan jam atau – 17.30) Penggunaan teknik ini membuat obyek menjadi terlihat menjadi macho atau kuat hingga hasil gambar obyek lebih dinamis dan dramtik kekuatannya Teknik ini cocok untuk kategori film bergenre “action” atau “horor” sehingga gambar yang tercipta menimbulkan kesan kuat (Action) dan kesan seram untuk (horor) Teknik ini akan lebih hidup jika dipadu dengan Moving Camera
48
Dalam teknik pengambilannya bisa dilakukan dengan menggunakan alat tripod yang lebih rendah posisinya atau dengan kamera digantung mengarahkan kamera ke arah obyek (lensa kamera ke arah atas)
49
Frog Angle Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera berada sejajar dengan alas kamera (bisa tanah atau meja) Penggunaan teknik ini membuat obyek menjadi terlihat menjadi makain lama membesar, terutama cocok untuk adegan lari pada kategori film action Teknik ini juga cocok untuk penggadegan aktor yang lagi sedih dengan wajah di tarh diatas meja (pada posisi melamun), sehingga gambar yang dihasilkan lebih dramatik Teknik ini juga bisa untuk pengambilan detil obyek dari berbagai macam posisi keliling obyek
50
Dalam teknik pengambilannya bisa dilakukan dengan menggunakan alat tripod yang lebih rendah posisinya atau dengan kamera digantung pakai tangan (Posisi sejajar dengan alas)
51
4.3 Type of Shot Type of Shot adalah sudut pengambilan gambar dalam bentuk frame Bentuk-bentuk frame inilah yang akan menjelaskan berbagai makna yang ada di dalamnya dalam deretan gambar yang saling berkesinambungan berdasarkan rancangan cerita Banyak bentuk frame yang mengandung makna berdasarkan karakter yang dibawahnya Setiap frame merupakan bentuk dari shot yang mempunyai aturan ukuran dan fungsinya Berikut ini adalah macam-macam type of shot atau bentuk frame :
52
Extreme Clouse Up (ECU)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan sangat dekat dengan obyek, sehingga gambarnya nampak hanya sebagian saja Ukuran yang ditampilkan adalah sebagian saja dari obyek misalnya mata, kuping atau hidung Fungsinya adalah untuk memperjelas detik dari obyek yang ditampilkan, sehingga karakter dari obyek nampak jelas
53
Big Close Up (BCU) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan dekat dengan obyek, mulai dari kepala hingga dagu obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan wajah seseorang Fungsinya adalah untuk menampilkan ekspresi wajah dari seseorang sedih, marah, ceriah , cemberut atau yang lainnya
54
Close Up (BCU) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, mulai dari kepala hingga dada obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan wajah seseorang Fungsinya adalah untuk menampilkan ekspresi wajah dari seseorang sedih, marah, ceriah , cemberut atau yang lainnya
55
Medium Close Up (MCU) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, mulai dari kepala hingga ulu hati obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan wajah seseorang, teknik ini akan hidup jika digabung dengan Moving Camera Fungsinya adalah untuk menampilkan karakter dari sikap obyek pada waktu melakukan aktifitasnya
56
Medium Shot (MS) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, mulai dari kepala hingga pinggang obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan aktifitas seseorang, teknik ini akan lebih hidup jika digabung dengan Moving Camera Fungsinya adalah untuk menampilkan kegiatan aktifitas manusia atau aktifitas formal terutama adegan dialog
57
Knee Shot (KS) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, mulai dari kepala hingga lutut obyek atau pada ukuran ¾ obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan gaya seseorang atau aktifitas khusus dengan atribut yang menyertainya Fungsinya adalah untuk mempertegas profesi dari obyek atau aktor yang ditampilkan
58
Full Shot (FS) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, mulai dari kepala hingga mata kaki obyek Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan gaya seseorang atau aktifitas khusus lengkap dengan atribut serta posisinya Fungsinya adalah untuk mempertegas profesi serta posisi aktifitas dari obyek
59
Long Shot (LS) Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kedekatan dengan obyek, menampilkan obyek berada ditengah frame Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan kejauan dari seseorang, teknik ini akan hidup jika digabung dengan Moving Camera Fungsinya adalah untuk memperlihatkan aktifitas obyek dari kejauhan
60
Extreme Long Shot (ELS)
Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan sesuatu yang sangat jauh dengan obyek, hingga obyeknya terasa kecil Secara umum teknik ini dipakai untuk mevisualisasikan kejauhan dari seseorang, teknik ini akan hidup jika digabung dengan Moving Camera Fungsinya adalah untuk memperlihatkan aktifitas obyek dari kejauhan
61
4.4 Teknik Shot Karakter Obyek
Ada beberapa teknik shot diciptakan guna mendapatkan karakter khusus dari obyek yang ditampilkan Gambar-gambar yang diciptakan akan memperkuat karakter dari aktor yang akan beracting di depan kamera Beberapa shot tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
62
Back Light Shot Angle (BS)
Teknik pengambilan gambar yang diambil dari depan obyek dengan latar belakang yang terang Teknik ini akan menghasilkan gambar detil obyek menjadi tersembunyi atau juga dapat dikatakan seperti karya siluete Fungsi dari teknik ini adalah untuk menyembunyikan identitas obyek
63
Reflection Shot Angle (RS)
Teknik pengambilan gambar dengan cara melalui pencerminan terhadap obyek , bisa dengan menggunakan kaca ataupun air Teknik ini akan menghasilkan gambar obyek melalui pencerminan yang dihasilkan Fungsi dari teknik ini adalah untuk mendapatkan gambar secara khusus terhadap obyek guna mendramatisir suasana
64
Door Frame Shot Angle (DFS)
Teknik pengambilan gambar dengan cara melalui perekaman diluar lokasi obyek , biasanya diluar pintu Teknik ini akan menghasilkan gambar yang di dahului dengan halangan pintu , sehingga obyek terlihat lebih kecil dan bahkan tersembunyi Fungsi dari teknik ini adalah untuk mendapatkan gambar dengan menyembunyikan obyek terlebih dahulu
65
PROFIL SHOT ANGLE Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan sudut datar tetapi dipadu dengan sudut kemiringan tertentu sehingga terkesan dinamis Dalam teknik pengaplikasiannya posisi kamera berada di samping kiri obyek Fungsi teknik ini untuk menonjolkan karakter dari obyek yang lagi sedih
66
OVER SHOULDER ANGLE Teknik pengambilan gambar dari sudut belakang bahu lawan obyek bicara Teknik ini biasanya dipakai dalam adegan dialog yang dilakukan oleh dua orang Fungsi dari teknik ini adalah untuk adegan dialog terutama untuk dua orang dengan harapan terlihat lebih dramatik
67
WALKING SHOT ANGLE Teknik pengambilan gambar yang menggambarkan seseorang sedang bekerja pada suatu lokasi tertentu Pada teknik pengambilannya, posisi kamera merekam kakinya terlebih dahulu secara perlahan-lahan mengikuti alur jalannya. Fungsi teknik ini adalah untuk mendramtisir pekerjaan atau aktifitas obyek dengan karakter yang di bawahnya
68
FAST ROAD EFFECT ANGLE Teknik pengambilan gambar yang mengikuti arah pergerakan obyek. Pada teknik pengambilannya, posisi kamera merekam gerakan dari aktifitas obyek secara perlahan-lahan mengikuti alurnya Fungsi teknik ini adalah untuk mendramtisir pekerjaan atau aktifitas obyek dengan karakter yang di bawahnya
69
ARTIFICIAL SHOT ANGLE Teknik pengambilan gambar yang dalam operasionalnya memberi sesuatu benda di depan lensa kamera, biasanya dipakai dalam merekam obyek di lapangan Pada teknik ini hasil gambar terlihat di halangi oleh benda yang ada di depannya Funsi teknik ini adalah hasil gambar yang terjadi dapat dapat mendramatisir suasana
70
4.5 Bentuk Shot Berdasarkan Jumlah Obyek
Dalam pengambilan gambar, obyek yang akan dibidik dapat dibedakan berdasarkan jumlahnya Hasil pengambilan gambarnya nanti akan terukur pada framenya berdasarkan jumlah obyek yang dituju. Berikut ini adalah pembedaan pengambilan gambarnya seperti dalam contoh berikut ini :
71
1 S (One Shot) Teknik pengambilan gambar yang ditujukan pada satu objek atau obyek tunggal (single). Teknik ini berfungsi memperlihatkan obyek atau “seseorang” dengan karakteristik yang dibawahnyanya
72
2 S (Two Shot) Teknik pengambilan gambar yang ditujukan pada dua objek atau doble Teknik ini berfungsi memperlihatkan dua obyek yang sedang pelakukan aktifitas, misalnya percakapan .
73
3 S (Three Shot) Teknik pengambilan gambar yang ditujukan pada tiga objek. Fungsi three shot untuk memperlihatkan adegan tiga orang sedang beraksi
74
G S (Group Shot) Teknik pengambilan gambar yang ditujukan pada sekelompok orang atau banyak orang. Fungsi group shot untuk memperlihatkan adegan beberapa orang yang sedang beraksi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.